Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI KARBOHIDRAT

Hari/Tanggal : Kamis/17 Desember 2020

Nama : Dini Tri Wulansari Instruktur: Ayu Rastikasari, S.TP.

NIM : 201810220311233 Asisten : Teguh Setyawan

PENDAHULUAN

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan dan tumbuh-tumbuhan. Bentuk molekul karbohidrat
yang paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Karbohidrat yang berasal
darimakanan, akan mengalami perubahan atau metabolisme di dalam tubuh. Hasil metabolisme
karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,sedangkan glikogen adalah
karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai
sumber energy. Melalui mekanisme kerja hormone dan aktivitas enzim, glikogen diperoleh
menjadi unit-unit glukosa. Berdasarkan monomer penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi
tiga kelompok yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat
sendiri terbagi menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Peran
karbohidrat bagi tubuh yaitu sebagai bahan makanan penting sumber tenaga atau energy. Selain
sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam
tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dan pembentuk struktur sel. Berdasarkan
pentingnya peran karbohidrat bagi makhluk hidup, maka dilakukan analisis karbihidrat secara
kualitatif. Analisis karbohidrat pada suatu bahan perlu dilakukan untuk mengetahui kadar dan
jenis karbohidrat yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum
pengujian karbohidrat untuk mengetahui sifat-sifat dan jenis-jenis karbohidrat.

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu
bahan dan sifat-sifatnya, untuk mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi
karbohidrat, untuk mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat dan kadar gula pereduksi dalam
suatu bahan.

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat berasal dari kata karbo yang artinya unsur karbon dan hidrat yang artinya air
(H2O) dengan rumus kimia (CH2O)n. Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau
polihidroksi keton, atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Berdasarkan sifat reaksi kimia,
karbohidrat dibagi menjaddi dua yaitu sifat mereduksi dan pembentukan fulfural (Handito dkk,
2014). Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi yang utama. Sebagian besar makanan
terdiri atas karbohidrat, maka karbohidratlah yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh.
Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa
senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Molekul karbohidrat terdiri atas
atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.. Pada umumnya buah-buhan mengandung
monosakarida seperti fruktosa dan glukosa. Disakarida banyak terdapat pada batang tebu dalam
air susu (laktosa). Beberapa oligosakarida terdapat pada roti dan bir, sedangkan polisakarida
seperti pati banyak ditemui di serealia dan umbi-umbian (Harini,noor et. al., 2019). Analisis
karbohidrat terbagi menjadi dua tujuan yaitu, analisis kualitatif dan analisis kuantitaif. Analisis
kualitatif untuk menentukan Secara alami ada tiga bentuk senyawa karbohidrat yang terpenting
yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah satuan
karbohidrat yang sederhana, yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang
lebih kecil. Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dimilikinya antara
lain adalah triosa (mengandung 3 atom karbon), tetrasa (empat atom karbon), pentosa (lima atom
karbon) dan seterusnya (Winarno, 2010). Oligosakarida adalah produk dari penggabungan tiga
sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam
tubuh manusia (Murray, et al 2010). Polisakarida menghasilkan lebih dari enam monosakarida
pada hidrolisis. Contoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati dan dekstrin

Penentuan karbohidrat dalam suatu bahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu uji
kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualitatif bertujuan untuk menentukan jenis karbohidrat
sedangkan uji kuantitatif untuk menentukan kadar atau jumlah karbohidrat pada bahan pangan.
Analisis atau uji kualitatif terdiri dari uji Molisch, uji Anthrone, uji Seliwanoff, uji Benedict, uji
Barfoed, uji Fehlings dan uji Iodin. Kemudian uji kuantitatif terdiri dari cara kimiawi, enzimatis,
fisis dan kromatografi. Uji Molisch bertujuan untuk menentukan keberadaan karbohidrat dengan
terbentuknya warna ungu. Uji Seliwanoff bertujuan untuk membedakan jenis monosakarida
ketosa dan aldose dengan menunjukkan hasil positif bewarna merah (Harini,Noor, dkk.,2019).
Uji benedict untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi yang memiliki gugus aldehida/keton
bebas ditandai dengan munculnya endapan merah dan uji barfoed bertujuan membedakan antara
gula pereduksi monosakarida dan gula pereduksi disakarida dengan hasil uji positif endapan
merah.

ALAT, BAHAN, DAN METODE

Alat yang digunakan dalam praktikum uji karbohidrat kali ini yaitu tabung reaksi, rak
tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, api bunsen, penangas air, aluminium voil, penjepit tabung,
gelas beker, lemari asam, dan alat pengatur waktu. Bahan yang digunakan sebagai sampel adalah
sukrosa, fruktosa, glukosa, laktosa dan dektrin. reagen yang digunakan adalah pereaksi Molisch,
larutan iodium, pereaksi Barfoed, pereaksi Benedict dan pereaksi Seliwanoff (Ayu Diawi dkk,
2020).

Uji Molisch

2 Tetes sampel

Masukkan ke 3 tetes pereaksi


tabung reaksi molisch

Tabung reaksi
dimiringkan

Dinding tabung reaksi


dialiri H2SO4 pekat

Amati warna yang


terbentuk
Uji Iodium

2 tetes sampel

Masukkan ke dalam 2 Tetes


tabung reaksi larutan
iodium

Amati warna yang


terbentuk

Uji Benedict

5 Tetes sampel

Masukkan ke dalam 15 Tetes pereaksi


tabung reaksi benedict

Didihkan diatas api


kecil t= 2 menit

Dinginkan perlahan

Perhatikan warna/
endapan yang terbentuk
Uji Barfoed

2 Tetes sampel

Masukkan ke dalam 10 Tetes


tabung reaksi pereaksi barfoed

Didihkan diatas api


kecil t= 1 menit

Perhatikan warna/
endapan yang terbentuk

Uji Seliwanoff

5 Tetes sampel

Masukkan ke dalam 15 Tetes pereaksi


tabung reaksi seliwanoff

Didihkan diatas api


kecil t= 30 detik

Perhatikan warna yang


terbentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum uji karbohidrat secara kualitatif


menggunakan uji Molisch, uji iodium, uji Barfoed, uji Benedict dan uji Seliwanoff. Maka dapat
dihasilkan dalam bentuk tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Karbohidrat Secara Kualitatif

METODE SAMPEL HASIL REAKSI KETERANGAN


Sukrosa Cincin merah agak pudar (+) Karbohidrat
Glukosa Cincin ungu pudar (+) Karbohidrat
Fruktosa Cincin ungu sangat pekat (+) Karbohidrat
Uji Molisch Laktosa Cincin ungu agak kemerahan (+) Karbohidrat
Dekstrin Cincin berwarna ungu pekat (+) Karbohidrat
Sukrosa Bening (-) Pati/amilum
Glukosa Bening (-) Pati/amilum
Fruktosa Bening (-) Pati/amilum
Uji Iodium Laktosa Bening (-) Pati/amilum
Dekstrin Merah kecoklatan samar (+) Pati/amilum
Sukrosa Biru pekat (-) Gula reduksi
Glukosa Biru kehijauan sedikit endapan (+) Gula reduksi
merah
Uji Benedict
Fruktosa Bening dengan endapan merah (+) Gula reduksi
Laktosa Kemerahan (+) Gula reduksi
Dekstrin Hijau pekat (-) Gula reduksi
Sukrosa Biru bening, tanpa endapan (-) Monosakarida
Glukosa Biru bening, tanpa endapan (-)Monosakarida
Fruktosa Biru bening, endapan merah (+)Monosakarida
Uji Barfoed Laktosa Biru bening, endapan merah (+)Monosakarida
Dekstrin Biru bening, tanpa endapan (-)Monosakarida
Sukrosa Bening, tidak ada endapan (-) Ketosa
Glukosa Bening, tidak ada endapan (-) Ketosa
Fruktosa Bening, tidak ada endapan (-) Ketosa
Uji Seliwanoff Laktosa Bening, tidak ada endapan (-) Ketosa
Dekstrin Bening, tidak ada endapan (-) Ketosa
Berdasarkan tabel hasil praktikum uji karbohidrat secara kualitatif menggunakan uji
Molisch menggunakan larutan sukrosa, glukosa, fruktosa, laktosa dan dekstrin. Masing-masing
larutan gula ditambahkan larutan α-naftol yang berwarna coklat sehingga menghasilkan larutan
bening ada coklatnya. Kemudian masing-masing ditambahkan H2SO4 pekat melalui dinding
tabung reaksi. Penambahan H2SO4 pekat untuk mengkatalis sehingga mempercepat reaksi. Hasil
menunjukkan bahwa semua sampel baik sukrosa, glukosa, fruktosa, laktosa dan dekstrin terjadi
perubahan warna menjadi ungu kemerahan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh sampel
mengandung karbohidrat. Menurut (Irvandi et al.,2014) uji Molisch didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang bewarna ungu. Adanya kandungan
karbohidrat atau reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan antara
lapisan asam dan sampel yang dikarenakana adanya reaksi kondensasi antara furfural dengan α-
naftol.

Reaksi yang terjadi yaitu :

Uji iodium bertujuan untuk mengetahui kandungan polisakarida dan berfungsi untuk
mendeteksi kandungan amilosa atau amilum yang ditandai dengan terbentuknya warna biru.
Berdasarkan hasil uji dari 5 sampel hanya dekstrin yang menghasilkan warna samar merah
kecoklatan dimana menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida. Sedangkan
sukrosa, glukosa, fruktosa dan laktosa menandakan hasil negative terhadap kandungan
polisakarida. Menurut (Sirajuddin,S dan Najamuddin, 2011) terbentuknya warna biru disebabkan
molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan
iodium. Oleh karena itu, monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang
spesifik karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

Uji Benedict bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi yang memiliki
gugus aldehida atau keton bebas. Prinsip pada uji Benedict yaitu gula reduksi mengalami reaksi
redoks dengan reagen Benedict (campuran kuprisulfat, natrium sitrat dan natrium karbonat)
menghasilkan endapan merah dari kuprooksida. Uji Benedict terjadi dalam suasana basa atau
alkalis karena gula mereduksi dala suasana basa. Berikut persamaan reaksi pada uji Benedict :

Berdasarkan hasil uji pada 5 sampel didapatkan bahwa glukosa, fruktosa, laktosa dan dekstrin
bereaksi positif terhadap uji Benedict. Glukosa bereaksi positif disebabkan mampu mereduksi
senyawa pengoksidasi dimana pereduksinya adalah ujung mengandung aldehida. Hal ini sesuai,
menurut literature (Anam,dkk., 2013) bahwa gula reduksi yaitu bahwa gula reduksi adalah
monosakarida, glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dan mengendap sebagai Cu2O yang berwarna
merah bata.. Kemudian contoh dari gula pereduksi adalah dari golongan monosakarida (glukosa,
fruktosa dan galaktosa) dan disakarida (laktosa dan maltose) kecuali sukrosa dan pati. Hasil
praktikum ini sesuai menurut (Sumardjo, 2010) yang menyatakan bahwa pemanasan karbohidrat
dengan pereaksi Benedict akan terjadi perubahan warna dari biru  hijau  kuning 
kemerahan  dan terbentuknya endapan merah bata.

Uji selanjutnya yaitu uji Barfoed dimana bertujuan untuk mengetahui gula reduksi dan
membedakan monosakarida dengan disakarida ditandai terbentuknya endapan merah bata. Suatu
monosakarida dapat diamati dari terbentuknya endapan merah pada fruktosa dan laktosa,
sedangkan sampel uji lainnya tidak terbentuk endapan merah bata maka dianggap sebagai
disakarida. Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel sukrosa, glukosa dan dektrin
menunjukkan hasil negative, sedangkan fruktosa dan laktosa menunjukkan hasil positif yang
ditandai dengan adanya endapan merah. Menurut (Sukatiningsih, 2010) endapan merah bata
terbentuk didasarkan pada kecepatan gula pereduksi yang dioksidasi oleh ion Cu2+ membentuk
asam karboksilat dan endapan Cu2O akibat tereduksi oleh gula pereduksi serta ikatan peptide
saling berikatan satu sama lain sehingga menunjukkan rekasi positif. Dalam suasana asam gula
reduksi yang termasuk disakarida akan lambat bereaksi dengan larutan Barfoed karena
disakarida harus mengalami transformasi dengan penambahan asam menjadi monosakarida
untuk bereaksi dengan reagen Barfoed sehingga tidak terbentuk endapan merah kecuali apabila
pemanasan dilakukan lebih lama. Reaksi percobaan uji Barfoed yaitu :
Uji yang terakhir yaitu Seliwanoff dimana sebuah uji kimia yang digunakan untuk
membedakan jenis monosakarida aldose dan monosakarida ketosa. Prinsip uji tersebut dengan
terjadinya reaksi dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih cepat dibandingkan
dehidrasi monosakarida aldose. Apabila terjadi pemanasan maka karbohidrat yang mengandung
monosakarida keton akan menghasilkan warna merah pada larutannya sedangkan jika tidak
bewarna merah artinya mengandung monosakarida aldose. Berdasarkan hasil uji pada sampel
yang direaksikan dengan reagen Seliwanoff didapatkan seluruh sampel yaitu sukrosa, glukosa,
fruktosa, laktosa dan dekstrin tidak bewarna merah sehingga termasuk dalam monosakarida
aldose. Menurut (Sudarmadji, 2010) adanya warna merah dikarenakan aldose sebelum
mengalami dehidrasi lebih dahulu mengalami tranformasi menjadi ketosa sehingga aldose
bereaksi negative pada uji Seliwanoff. Furfural yang terbentuk dari dehidrasi tersebut bereaksi
dengan resorcinol membentuk senyawa kompleks bewarna merah. Adapun reaksi yang terjadi
sebagi berikut:

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum uji karbohidrat secara kualitatif yang telah dilakukan


menggunakan sampel sukrosa, glukosa, fruktosa, laktosa dan dekstrin. Pengujian dilakukan
dengan metode uji Molisch, uji iodium, uji Benedict, uji Barfoed dan uji Seliwanoff. Hasil uji
Molisch seluruh sampel terindikasi mengandung adanya karbohidrat dengan terbentuknya cincin
bewarna ungu kemerahan. Uji iodium hanya sampel dekstrin yang positif pati atau amilum
dengan terbentuknya warna merah kecoklatan. Pada uji Benedict untuk mendeteksi adanya gula
reduksi dan sampel glukosa, fruktosa dan laktosa dengan terbentuk endapan bewarna merah. Uji
Barfoed hanya fruktosa dan laktosa yang mengandung monosakarida. Uji seliwanoff seluruh
sampel tidak mengandung ketosa tetapi termasuk jenis monosarida aldose karena tidak adanya
endapan bewarna merah.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, C., Riyadi, NH., Andhita, NS. 2013. Aplikasi Edible Coating Pada Ubi Kayu Dalam
Pembuatan Permen Saga (Adenantera Pavonina) Terhadap Karakteristik Sensoris, Umur
Simpan Dan Kimia. Jurnal Teknosains Pangan. 2 (3) : 8

Bintang M. 2012. Biokimia Teknik Penelitian . Erlangga, Jakarta.

Irvandi, A., et al., 2014. Uji biokimia karbohidrat. Jurusan biologi FMIPA. Institut Pertanian
Bogor

Iswari R.S dan A Yuniastuti. 2006. Biokimia .Graha Ilmu,Yogyakarta

Murray, Robert K. 2012. Biokimia Harper Edisi 29. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta

Noor, Harini et al. 2019. Analisa Pangan. Zifatama Jawara. Sidoarjo

Riswiyanto. 2009. Biokimia. Graha Ilmu, Jakarta

Sirajuddin, Saifuddin, 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan
Antropometeri. Makassar : Universitas Hasanuddin

Sudarmadji,S., Haryono, B., dkk. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty
Yogyakarta

Sumardjo, D., 2010. Pengatur Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program
Strata 1. Fakultas Bioksata. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Winarno, F.G. 2010. Enzim Pangan. M-Brio Press. Bogor

LAMPIRAN
Gambar 1. Hasil uji Molisch
Gambar 2. Hasil uji Iodin

Gambar 3. Hasil uji Benedict Gambar 4. Hasil uji Barfoed

Gambar 5. Hasil uji Seliwanoff

Anda mungkin juga menyukai