Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM BIOKIMIA B-1

KARBOHIDRAT
“UJI PENGENALAN KARBOHIDRAT”

OLEH :

ANGGOTA KELOMPOK 6

1. Himmatut Thoyyibah 10119080

2. Indah Permatasari 10119083

3. Intan Rahmadhani 10119087

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
KARBOHIDRAT

UJI PENGENALAN KARBOHIDRAT

I. Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian kualitatif karbohidrat adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat
2. Untuk menunjukkan adanya karbohidrat
3. Untuk menunjukkan adanya gula pereduksi
4. Untuk membedakan golongan monosakarida dan golongan disakarida
5. Untuk menunjukkan adanya ketosa pada fruktosa

II. Dasar Teori


Karbohidrat merupakan senyawa Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dengan
perbandingan empiris unsur-unsurnya (CH2O)n. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka (Poedjiadi, 2006). Nama
karbohidrat berasal dari karbon + hidrat. Pada senyawa yang termasuk karbohidat
terdapat gugus fungsi yaitu gugus gugus hidroksi (–OH), gugus aldehid (–CHO), atau
gugus keton (–CO–). Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, Monosakrida
digolongkan menurut jumlah karbon yang ada dan gugus fungsi karbonilnya yaitu
aldehid (aldosa) dan keton (ketosa). Glukosa, galaktosa, dan deoksiribosa semuanya
adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa adalah ketosa (Fessenden, 1982).
Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan
oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul unit monosakarida
yang saling berhubungan melalui ikatan glikosida. Karbohidrat merupakan sumber
energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilo joule) energy
pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan
dalam tubuh, karohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh
protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein (Fessenden, 1990). Adanya karbohidrat dapat
diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode uji kualitatif
karbohidrat yang dilakukan pada praktikum kali ini diantaranya adalah Uji Molisch, Uji
Iodium, Uji Benedict, Uji Barfoed, dan Uji Seliwanoff.
III. Alat dan Bahan
 Alat :
1. Beaker Glass
2. Tabung Reaksi
3. Pipet Tetes
4. Kapas
5. Kawat kasa
6. Lampu Spiritus
7. Korek Api
8. Rak Tabung Reaksi

 Bahan :
Sampel
1. Larutan Amilum 1% 6. Larutan Fruktosa 1%
2. Larutan Maltosa 1% 7. Larutan Galaktosa 1%
3. Larutan Laktosa 1% 8. Larutan Arabinosa 1%
4. Larutan Sukrosa 1% 9. Aquadest
5. Larutan Glukosa 1% 10. H2SO4 Pekat

Pereaksi

1. Pereaksi Molish
2. Pereaksi Iodium
3. Pereaksi Barfoed
4. Pereaksi Benedict
5. Pereaksi Seliwanoff
IV. Cara Kerja

1. Uji Molish

Larutan Sampel

- Diambil 10 tetes
- Dimasukkan ke tabung reaksi
- Ditambahkan 10 tetes reagen molish
- Dikocok
- Dialiri asam sulfat melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan
(jangan dikocok)
- Diamati

Hasil Percobaan

2. Uji Iodium

Larutan Sampel

- Diambil 3 tetes
- Dimasukkan ke tabung reaksi
- Ditambahkan 1 tetes larutan iodium
- Diamati (Jika larutan berubah warna menjadi biru maka larutan
mengandung amilum dan jika larutan berwarna merah anggur maka
mengandung dekstrin).

Hasil Percobaan

3. Uji Benedict

Larutan Sampel

- Diambil 5 tetes
- Dimasukkan ke tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes larutan benedict
- Dikocok
- Dididihkan larutan ke dalam penangas air selama 5 menit
- Diamati

Hasil Percobaan
4. Uji Barfoed

Larutan Barfoed

- Diambil 5 tetes
- Dimasukkan ke tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes larutan sampel
- Dipanaskan diatas api selama 1 menit (bila dalam penangas air
pemanasan tidak boleh dilakukan lebih dari 3 menit)
- Diamati (Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya endapan CuO
yang berupa endapan merah bata

Hasil Percobaan

5. Uji Seliwanof

Pereaksi seliwanof

- Diambil 5 tetes
- Dimasukkan ke tabung reaksi
- Ditambahkan 1 tetes larutan sampel
- Dididihkan diatas api selama 20 detik
- Diamati (Hasil positif untuk fruktosa akan memberikan warna orange.
Jika pemanasan terlalu lama maka sukrosa juga akan menghasilkan
warna orange.

Hasil Percobaan
V. Tabel Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan
No. Jenis Uji Gambar Hasil Percobaan
Sebelum Sesudah
Glukosa Glukosa
1. Uji Molish Bening Endapan putih (-)

Galaktosa Galaktosa
Bening Endapan putih (-)

Fruktosa Fruktosa
Bening Endapan putih (-)

Maltosa Maltosa
Bening Endapan putih (-)

Laktosa Laktosa
Bening Endapan putih (-)

Amilum Amilum
Bening Endapan putih (-)

2. Uji Iodium Amilum Amilum


Putih keruh Biru keunguan (+)

Glukosa Glukosa
3. Uji Benedict Bening Endapan biru (+)
Galaktosa Galaktosa
Bening Endapan biru (+)
Fruktosa Fruktosa
Bening Endapan biru (+)
Maltosa Maltosa
Bening Endapan biru (+)
Laktosa Laktosa
Bening Endapan biru (+)
Glukosa
Glukosa
4. Uji Barfoed Endapan merah bata
Bening
(+)
Galaktosa
Galaktosa
Endapan merah bata
Bening
(+)
Fruktosa
Fruktosa
Endapan merah bata
Bening
(+)

5. Uji Seliwanof Fruktosa Fruktosa


Bening Merah oranye/ceri
(+)
V. Pembahasan

Karbohidrat merupakan salah satu senyawa makromolekul dimana banyak


terdapat dalam kehidupan sehari-hari serta banyak jenisnya sehingga untuk lebih
mengetahui jenis-jenis tersebut maka dilakukan uji kualitatif pada karbohidrat.
Terdapat 5 pengujian yang dilakukan dalan analisis kualitatif ini, antara lain uji
molisch, uji iodium, uji barfoed, uji benedict dan uji seliwanoff. Masing-masing
pengujian yang dilakukan didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang dihasilkan, sifat
mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugus hidroksil.

1. Uji Molisch
Uji molisch adalah uji pendahuluan terhadap karbohidrat secara umum, apakah
terdapat karbohidrat ataupun tidak. Reaksi ini terjadi antara sampel dengan
pereaksi molisch dimana didalam pereaksi ini terdapat α-naftol 5% yang dilarutkan
didalam metanol 95%. Adapun reaksi yang terjadi antar sampel dan perekasi bisa
digambarkan seperti berikut

Karbohidrat → Hidroksi metil Fulfural


𝐻2𝑆𝑂4

Hidroksi metil fulfural + α-naftol → Senyawa kompleks

Dimana asam sulfat (H2SO4) akan menghidrolisis karbohidrat menjadi


monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi (pelepasan air
dari molekul pereaksi) menjadi fulfural. Fulfural dengan α-naftol akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Namun, hasil
percobaan yang telah dilakukan tidak menunjukkan kesesuaian antara teori dengan
hasil percobaan yang telah dilakukan. Hal ini disebabkan semua sampel
menunjukkan hasil negative yaitu berupa endapan putih. Hal ini dikarenakan
kurangnya penambahan asam sulfat.

2. Uji Iodium
Uji Iodium adalah uji yang yang digunakan untuk membuktikan adanya
karbohidrat golongan polisakarida. Uji ini didasari pada penambahan iodium (KI
kristal yang dilarutkan dalam aquadest) pada suatu karbohidrat dimana
mengandung polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi
berwarna spesifik. Sehingga hanya amilum saja yang menunjukkan hasil positif
dengan berwarna biru kehitaman karena amilum merupakan polisakarida yang
dibagi atas amilosa (monosakarida) dan amilopektin (polisakarida) dimana terdapat
unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk rantai heliks ini menyebabkan
amilum dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin yang dapat masuk ke
dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
Hanya sampel amilum bereaksi positif dengan menunjukkan perubahan warna
menjadi biru keunguan.

3. Uji Benedict
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kandungan karbohidrat pereduksi meliputi
semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida. Gugus aldehid atau keton
bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari
CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O,
suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na Sitrat yang terdapat pada reagen
benedict. Adapun hasil percobaan ini semua sampel menunjukkan reaksi negatif
dengan adanya endapan berwarna biru kecuali golongan polisakarida (amilum).

4. Uji Barfoed
Uji ini dilakukan untuk membedakan karbohidrat golongan monosakarida dan
disakarida dengan menggunakan campuran dari kupri asetat (Tembaga II Asetat)
dan asam asetat glasial (CH3COOH) yang dilarutkan didalam aquadest. Pereaksi
barfoes akan bereaksi dengan sampel dimana gugus karbonil bebas pada sampel
akan mereduksi ion cu2+ dari kupri asetat menjadi ion cu+. Proses reduksi ini terjadi
dalam suasana asam sehingga reaksi beralngsung dengan cepat dengan
menghasilkan reaksi positif berupa endapan kupro oksida berwarna merah bata.
Sehingga, dapat dibedakan bahwa monosakarida terjadi dalam suasana asam
dengan reaksi yang berlangsung cepat, sedangkan disakarida sebaliknya. Hasil
reaksi positif ditunjukkan oleh golongan monosakarida (glukosa, fruktosa dan
galaktosa) dengan terbentuk endapan merah bata.

5. Uji Seliwanoff
Uji ini dilakukan untuk membedakan karbohidrat berdasarkan gugus fungsinya
yaitu aldehida (aldehid) atau ketosa (keton). Reaksi ini diawali dengan HCl yang
terdapat didalam pereaksi seliwanof mendehidrasi gula menjadi fulfural, yang
kemudian bereaksi dengan resorcinol (pereaksi seliwanof) yang akhirnya
menghasilkan warna merah ceri/oranye. Sehingga didapatkan hasil reaksi positif
yaitu gugus keton dan reaksi negative adalah gugus aldehid. Hal ini dikarenakan
ketosa lebih cepat terdehidrasi dibanfingkan aldose. Hasil reaksi positif
ditunjukkan oleh gugus keton yang terdapat didalam fruktosa.
VI. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan yang dilakukan, antara lain :

 Prinsip uji molisch adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dengan
alfa naftol. Semua sampel bereaksi negatif dengan menunjukkan perubahan
warna menjadi putih, hal ini disebabkan kurangnya penambahan asam sulfat
pada saat percobaan.
 Prinsip uji iodium adalah reaksi antara pereaksi iodium yang mengandung
kristal KI dengan polisakarida yang terdapat pada karbohidrat (sampel)
sehingga akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Hasil reaksi
potsitif hanya ditunjukkan oleh amilum dengan menunjukkan perubahan warna
menjadi berwarna biru keunguan.
 Prinsip uji benedict adalah reaksi reduksi antara monosakarida dan gula
pereduksi yang terdapat dalam sampel dengan gugus aldehida/keton bebas yang
terdapat pada pereaksi benedict. Hasil percobaan ini menunjukkan reaksi positif
dengan adanya endapan berwarna biru.
 Prinsip uji barfoed adalah dengan mereduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi
barfoed oleh gugus pereduksi pada monosakarida dalam suasana asam. Reaksi
positif ditunjukkan dengan sampel golongan monosakarida dengan terbentuk
endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
 Prinsip uji seliwanoff adalah pereaksi seliwanoff yang akan mendehidrasi gula
(sampel) menjadi fulfural dan selanjutnya bereaksi dengan resorcinol
membentuk reaksi positif menghasilkan senyawa berwarna merah ceri/merah
oranye yang ditunjukkan oleh sampel yang mengandung gugus fungsi ketosa
(keton).
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., (1982). Kimia Organik, diterjemahkan oleh
Pudjaatmakan, A. H., Edisi Ketiga, Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Fessenden, dan Fessenden, (1990. Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 1, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Nisa, Fauziah Khoirun. (2017). LAPORAN BIOKIMIA ‘PRAKTIKUM KARBOHIDRAT’


Uji Molisch, Uji Benedict, Uji Seliwanoff, Uji Iodine dan Uji Karbohidrat
Buah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Poedjiadi, Anna. (2006). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia PRESS.

Anda mungkin juga menyukai