Anggota Kelompok :
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
UJI MOLISC
Tujuan : Untuk mengetahui adanya senyawa Karbohidrat.
UJI BENEDICT
Tujuan :Untuk membedakan adanya gugus aldehid dan Keton.
UJI BARFOED
Tujuan : Untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
UJI SELIWANOF
Tujuan : Untuk membedakan kategori golongan ketosa atau aldosa.
UJI OSAZON
Tujuan : Untuk mengetahui pembentukan kristal osazon.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada uji Seliwanoff, jika gula tersebut mempunyai gugus keton disebut ketosa.
Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Prinsip dari uji ini adalah
dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dengan penambahan
resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk kompleks berwarna merah oranye. Uji ini
didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada
aldosa. Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa
menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa.
Hasil menunjukan positif mengandung gula pereduksi dengan adanya endapan merah pada
larutan. (Kusbandari. Aprilia, 2015).
Uji Seliwanoff bertujuan untuk membedakan adanya ketosa pada monosakrida atau
disakarida berdasarkan perubahan warn larutan. Prinsip dari uji seliwanoff adalah jika setelah
pencampuran larutan antara pereaksi Seliwanoff dan sampel, lalu dilakukan pemanasan selama
60 detik, maka sakarida yang tergolong ketosa adalah yang berwarna merah (Page, 1989).
BAB III
METODE KERJA
UJI MOLISH
+ 1 ml H2SO4 pekat
Diamati
UJI BENEDICT
+2 ml pereaksi benedict
+ 5 tetes lar. Karbahiarat
UJI BARFOED
+ 2 mL pereaksi barFoed
+ 0,5 mL sampel karbohidrat
Dipanaskan 5 menit
+ 1 mL lar. Karbahidrat
+ 5 mL reagen seliwanof
Dikocok perlahan dan dipanaskan.
UJI OSAZON
+ Fenilhidrazin
+ Na asetat kering
+ 2 mL lar. Sampel
3.2 Reaksi
Uji Molish
Uji Benedict
Uji Barfoed
Uji Seliwanof
Uji Osazon
BAB IV
5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan uji pada sampel karbohidrat dengan beberapa
metode yaitu metode dengan uji molish, uji benedict, uji barfoed, uji seliwanof dan uji
osazon. Sampel yang digunakan yaitu galaktosa, fruktosa, arabinosa, glukosa, sukrosa dan
amilum. Karbohidrat secara definisi yaitu segolongan besar senyawa kimia yang paling
banyak terdapat di bumi yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.
Pada uji pertama yaitu dilakukan uji molish pada hasil yang diperoleh hasil positif pada
setiap sampelnya, hasil positif pada uji molish yaitu terbentuknya cicin ungu/berwarna
ungu. Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam sulfat pekat
akan dihidrolisa menjadi monosakarida, lalu monosakarida tersebut mengalami dehidrasi
oleh asam sulfat menjadi furfural. Jika senyawanya berupa heksosa-heksosa maka
senyawa yang terbentuk berupa hidroksimetil furfural. Furfural tersebut dengan adanya a-
naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. maka dapat
dilihat bahwa semua sampel yang digunakan merupakan senyawa karbohidrat.
Pada uji kedua yaitu dilakukan uji pada benedict dengan sampel yang sama dengan hasil
positif adanya endapan berwarna merah. reaksi benedict larutan CuSO4 dalam suasana
basa direaksikan dengan gugus gula pereduksi akan mereduksi CuO menjadi Cu2O.
Pada sampel amilum dan sukrosa reaksinva negatif karena tidak mengalami endapan.
Sedangkan pada sampel lainnya mengalami Reaksi positif ditandai dengan adanya
endapan berwarna merah bata. Tapi intensitas warna larutan atau endapan berwarna merah
bata antar sampel berbeda, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi
yang dikandung oleh tiap-tiap sampel uji. Maka dapat disimpulkan bahwa amilum dan
sukrosa tidak memiliki gula pereduksi (gugus aldehid atau keton bebas).
Pada uji ketiga yaitu uji barfoed hasil negatif yang ditunjukan yaitu pada sampel sukrosa
dan amilum karna pada prinsipnya monosakarida dan disakarida pereduksi apabila
dicampur dengan reagen barfoed kupri asetat dan asam asetat dalam keadaan asam akan
mereduksi reagen barfoed sehingga terbentuk endapan Cu2O berwarna merah bata namun
sukrosa dan amilum tidak menunjukan adanya endapan merah. Sukrosa dan amilum
harusnya bereaksi negatif, karena larutan tersebut termasuk disakarida yang tidak akan
bereaksi dengan pereaksi Barfoed.
Uji keempat yaitu uji seliwanof, prinsip uji pada seliwanof yaitu jika setelah
pencampuran larutan antara pereaksi Seliwanoff dan sampel, lalu dilakukan pemanasan
selama 60 detik, maka sakarida yang tergolong ketosa adalah yang berwarna merah. Pada
percobaan hanya fruktosa dan sukrosa yang menghasilkan hasil postif, sedangkan gula
aldosa seperti glukosa akan memberikan hasil negatif dengan tidak muncul warna merah
pada larutan. Namun apabila pemanasan tidak sesuai dengan prosedur (lebih dari 5 menit),
gula aldosa kadang akan menghasilkan warna merah muda. Sedangkan sukrosa (gabungan
antara fruktosa dan glukosa) akan menghasilkan warna merah ceri karena adanya fruktosa
di dalamnya. maka hasil negatif pada sampel uji kali ini yaitu galaktosa, arabinosa,
glukosa, amilum sampel ini dapat disimpulkan mengandung aldosa.
Uji akhir pada praktikum kali ini yaitu uji osazon dengan proses pemanasan paling lama
diantara uji lain dan juga dilakukan uji pada alat microskop untuk melihat kristal yang
terbentuk pada setiap sampel yang digunakan. Hasil yang diperoleh galaktosa, arabinosa,
sukrosa dan amilum memberikan hasil negatif. Uji Osazon memiliki prinsip yaitu proses
pemanasan karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida atau keton dengan fenilhidrazin berlebih akan menghasilkan
hidrazon atau osazon. Osazon akan membentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Monosakarida pada uji Osazon tidak akan larut dalam air mendidih. Sedangkan disakarida
pada uji Osazon akan larut dalam air dan akan terbentuk kembali saat didinginkan, kecuali
sukrosa. Hal ini dikarenakan oleh gugus aldehida dan keton yang terikat pada monomer
yang tidak bebas. namun sukrosa, galaktosa, amilum, arabinosa tidak membentuk osazon
karena gugus aldehida dan keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.,
sebaliknya osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
Hasil positif diandai dengan pembentukan kristal. Ada tiga jenis Kristal yang dapat
terbentuk saat uji Osazon, yaitu bentuk jarum, sunflower - shaped dan cotton - ball -
shaped. Laktosa menunjukan hasil kristal berbentuk seperti bunga matahari, sedangkan
maltose, glukosa dan fruktosa menunjukkan hail Kristal berbentuk arum. Sukrosa tidak
membentuk kristal dikarenakan sukrosa merupakan gula dengan daya reduksi yang sangat
lemah sehingga sulit bereaksi dengan pereaksi Osazon (Nigam dan Ayyagari 2008).
Pengujian Osazon didasari oleh adanya reaksi aldosa maupun ketosa dengan
fenilhidrazin dan didihkan akan membentuk kristal bila didinginkan dalam waktu yang
cepat. Fenilhidrazin akan bereaksi dengan gula pereduksi pada suhu titik didih membentuk
osazon. Fenilhidrazin (NH2- NH - C6Hs) bereaksi dengan gugus karbonil pada kondisi
netral maupun sedikit asam untuk menghasilkan phenilhidrazone, yang sangat mudah larut
dalam air. Kemudian hidrazone bereaksi lagi dengan fenilhidrazin, dan berekondensasi
membentuk produk yang sulit larut, osazon, yang dapat dipresipitasikan menjadi kristal.
Saat larutan uji bereaksi dengan phenilhidazin, masing-masing gula pada larutan uji
membentuk kristal osazon yang berbeda-beda (Nigam dan Ayyagari 2008).
Osazon terbentuk dari reaksi bertahap antara monosakarida atau disakarida dan
fenilhidrazin dengan bantuan panas membentuk kristal berwarna kuning. Osazon
merupakan nama umum, jika gula pereduksi pembentuknya adalah glukosa maka namanya
glukosazon, bila fruktosa maka namanya fruktosazon.
Pati atau amilum digunakan dalam percobaan, pati atau amilum adalah karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati
merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber
energi yang penting. Dalam beberapa uji percobaan amilum memberikan hasil negatif yang
artinya amilum merupakan senyawa karbohidrat saja karna hanya positif pada uji molish.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali tentang “ Uji Karbohidrat” ini dapat disimpulkan bahwa:
Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida.
Amilum merupakan senyawa karbohidrat karna hanya positif pada uji molish.
Sukrosa tidak membentuk kristal mungkin dikarenakan sukrosa merupakan gula dengan daya
reduksi yang sangat lemah sehingga sulit bereaksi dengan pereaksi Osazon.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Eaton,David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book Company. New
york.
Kusbandari, Aprilia. 2015. ANALISIS KUANTITAIF KAANDUNGAN SAKARIDA DALAM
TEPUNG DAN PATI UMBI GANYONG.
journal.uad.ac.id/index.php/PHARMACIANA/article/download/2284/1452. Diakses 1 juni
2022.
Nigam A, Ayyagari A. 2008. Lab Manual in Biochemitry, and Biotechnologi. New York
(US): McGraw-Hill.
Lehninger, Albert L.1970. Biochemistry 2nd Edition. New York; Worth Publisher, INC.
Page, David S.1989. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Sudarmadji, Slamet.2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta; Yogyakarta
Liberty.
Razuna, (2010). Karbohidrat. Jakarta.
LAMPIRAN