Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN BIOKIMIA

Kelas : P22B Kelompok : 2

Anggota :

1.ANNAS AFIQSA (P22059)

2.ARDILA DESTIYANI (P22064)

3.CINDY CITRA ENDARU (P22069)

4.DEVANI AULIA N.S (P22074)

5.FIONA ADHELIA R (P22079)

6.ILHAM SEJATI (P22084)

7.MAULIDAH N.A (P22089)

8.NAVISA GITA H.D (P22094)

9.RENITA P.H (P22099)

10.SHIFA NIRMALA (P22104)

11.VIONA CANTIKA ANGGRAINI (P22109)

D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2022
PRAKTIKUM I

KARBOHIDRAT
A. Tujuan
Menentukan senyawa-senyawa karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif
B. Dasar Teori
Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa yang unsurunsurnya terdiri dari karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), dengan perbandingan empiris unsur-unsurnya (CH2O)n.
senyawa karbohidrat dibagi dalam tiga golongan utama yang terdiri dari monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida.Monosakarida merupakan suatu senyawa polihidroksi
aldehid (aldosa) dan polihidroksil keton. Pada umumnya monosakarida bersifat optis aktif,
mudah larut dalam air, berupa zat padat putih, bila dipanaskan akan berbau karamel dan
mempunyai sifat mereduksi. Contoh dari senyawa monosakarida yaitu glukosa, galaktosa,
fruktosa, dan sebagainya. Oligosakarida terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosida. Senyawa tersebut dapat dihidrolisa dalam suasana
asam menghasilkan monosakarida. Contoh dari senyawa ini antara lain adalah sukrosa,
laktosa, dan maltosa. Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida. Contoh dari
monosakarida antara lain amilum, selulosa, dan glikogen. Amilum merupakan zat tepung
dalam tumbuhan yang dapat dijumpai pada beras, gandum, maupun umbi-umbian. Amilum
terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa mengandung 300 unit glukosa dengan ikatan
α-1,4 glikosidik, sedangkan amilopektin terdiri dari 1000 unit glukosa yang bergabung
membentuk rantai lurus dengan ikatan α-1,6 glikosidik.

C. Prinsip Percobaan

1. Uji Molisch

Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur dengan
pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati melalui dinding tabung agartidak
bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas
antara kedua lapisan.

2. Uji Iodium

Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan larutaniodium.


Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna biru, dan dekstrindengan iodium
berwarna merah anggur.
3. Uji Benedict

Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi
Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknyaendapan berwarna
biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.

4. Uji Barfoed

Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan ujidicampurkan


dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkandengan monosakarida
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

5. Uji Seliwanoff

Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkandengan


pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan
berwarna merah orange.

D. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Hotplate Glukosa
Tabung reaksi Fruktosa
Rak tabung Sukrosa
Beaker glass Laktosa
Spatula Maltosa
Penjepit Bextrim
Tabung Amilum
Pencatat Molish
Pensil Lodium
Tissue Benedict
Pipet ukur 1ml Barfut
Keypad Seliwanoff
Buku panduan H2SO4 peka
Pipet tetes

E. PROSEDUR

1. Uji Molish :

1. Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan larutan molish sebanyak 3 tetes


3. Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 1ml melalui dinding tabung menggunakan pipet
ukur 1ml

2. Uji Lodium

1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan larutan lodium 2 tetes reagen ke masing masing larutan uji

3. Uji Benedict

1. Masukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan larutan reaksi benedict sebanyak 15 tetes

3. Masukkan larutan ke dalam penanas air selama 5 menit

4. Uji Barfoed

1. Masukkan 10 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan larutan barfoed sebanyak 10 tetes (1%)

3. Masukkan larutan ke dalam penanas air selama 5 menit

5. Uji Seliwanoff

1. Masukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan larutan Seliwanoff 15 tetes (1%)

3. Masukkan larutan ke dalam penanas air selama 1menit

F. HASIL PERCOBAAN

SAMPEL Molisch Iodium Benedict Barfoed Seliwanoff Keterangan

glukosa ungu biru merah bata merah bata merah orange +; - ; + ; + ; -

fruktosa ungu biru merah bata merah bata merah orange +;-;+;+;+

sukrosa ungu biru merah bata biru biru +;-;+;+;-


laktosa ungu biru merah bata biru biru +;-;-;-;-

maltosa ungu biru merah bata biru biru +;-;+;-;-

dekstrin ungu merah biru biru biru +;+;-;-;-


anggur

amilum ungu biru biru biru biru +;+;-;-;-

G. DISKUSI

1. Uji Molish

Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa semua larutan uji ketika direaksikan dengan
pereaksi Molish dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan
adalah glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, bextrim, amulim semuanya menunjukan hasil
positif dengan ditunjukkan terbentuknya cincin ungu. Hal ini membuktikan adanya suatu
karbohidrat.

2. Uji Iodium

Pada percobaan ini, auatu polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya kompleks adsorpsi
yang spesifik pada setiap jenis polisakarida ini.. Dimana amilum dengan yodium menghasilkan
solusi berwarna biru pekat dan dekstrin yang menghasilkan warna solusi merah anggur yang
menandakan hasil positif terhadap isi polisakarida tetapi untuk solusi uji monosakarida dan
disakarida tidak menghasilkan warna solusi yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan
negatif.

3. Uji Benedict

Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna
merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna
merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap-tiap larutan uji. Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya
senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata
dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa
tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil
yang negatif.

4. Uji Barfoed
Pada percobaan ini,diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan dengan disakarida
yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa,galaktosa,
fruktosa dan arabinosa, sedangkan pada zat uji lainnya tidak terbentuk endapanmerah bata,
sehingga dianggap sebagai disakarida. Sama halnya dengan pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed
ini juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Pada dasarnya, monosakaridadapat mereduksi
lebih cepat dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasirendah tidak
memberikan hasil positif oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna merah
orange pada percobaan ini.

5. Uji Seliwanoff

Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan warna larutan yangspesifik
yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosadalam
karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoffini
mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalamikondensasi
setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange.Hal ini tidak
dialami oleh zat uji yang lain di mana sukrosa, galaktosa, glukosa, dan arabinosamenunjukkan
hasil negatif terhadap adanya ketosa. Akan tetapi sukrosa apabila dipanaskanterlalu lama dapat
menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal initerjadi karena adanya
pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkanfruktosa dan glukosa
sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksiSeliwanoff menghasilkan
larutan berwarna merah orange.

H. KESIMPULAN

1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu padaamilum,
dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa.
2. Polisakarida dibuktikan dengan terbentuknya kompleks berwarna spesifik, amilum berwarna
biru dan dekstrin berwarna merah anggur sehingga menandakan polisakarida.
3. Gula reduksi pada suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan
berwarnamerah bata pada maltosa, galatosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa, hijau kekuningan
padadekstrin, dan jingga pada maltosa.
4. Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya endapan merah bata
padamonosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk endapan merah bata.
I. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7472662/Laporan_Praktikum_Uji_Karbohidrat
LAPORAN BIOKIMIA

Kelas : P22B Kelompok : 2

Anggota :

1.ANNAS AFIQSA (P22059)

2.ARDILA DESTIYANI (P22064)

3.CINDY CITRA ENDARU (P22069)

4.DEVANI AULIA N.S (P22074)

5.FIONA ADHELIA R (P22079)

6.ILHAM SEJATI (P22084)

7.MAULIDAH N.A (P22089)

8.NAVISA GITA H.D (P22094)

9.RENITA P.H (P22099)

10.SHIFA NIRMALA (P22104)

11.VIONA CANTIKA ANGGRAINI (P22109)

D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2022
PRAKTIKUM II
UJI XANTOPROTEIN

A. Tujuan

Uji xantoprotein digunakan untuk mengetahui adanya asam amino yang


memiliki cincin aromatic

B. Dasar Teori
Uji xantroprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk
menunjukkan keberadaan cicin benzet. Asam amino yang mengandung cincin
aroumatic membentuk turunan nitro yag berwarna kuning pada pemanasan
dengan asam netrat pekat. Garam-garam dari turunan berwarna jingga (orange).
Asam amino yang menunjukkan reaksi positif uji ini adalah glisin,beta
alanine,alfa alanine,asam amino, dan phenol sebagai pembading.

C. Prinsi Percobaan
Reaksi yag mendasari pada uji xantoprotein adalah adanya reaksi inti benzet
yang terdapat pada molekul protein sehingga menghasilkan senyawa kompleks
berwarna jingga (orange).

D. Alat dan Bahan

Bahan Alat

Glisin Tabung reaksi

Beta alanin Pipet tetes

Alfa alani Rak tabung reaksi

phenol Gelas kimia

HNo3 pekat Pembakar spirtus

NaoH 10M Gelas kimia

Penangas air
Ketas putih

E. Prosedur
1) Uji molish :
1. Ambil bahan uji sebanyak 0,5 ml (glisin,asam amino tirosin,beta
alanine,alfa alanine,phenol)
2. Tambahkan 5 tetes HNo3 pada masing-masing bahan uji ( hati-hati dalam
penambahan HNo3 karena berbahaya)
3. Kemudian panaskan bahan uji selama 5 menit di panangas,setalh 5 menit
angakat dan dinginkan selama 3 menit
4. Setelah dipanaskan selama 10 menit, ambil bahan dan dinginkan dalam air
5. Tambahkan NaoH 10M sebanyak 10 atau 20 tetes
6. Kemudian amati perubahan yang terjadi

2) Hasil : dari hasil uji coba yang memiliki perubahan yaitu asam amino
tirosin dan phenol(sebagai pembanding) yang memiliki struktur cncin
benzet karena memberikan reaksi positif dengan indikator adanya endapan
berwarna jingga (orange)

F. Hasil Percobaan

Sampel Warna keterangan

Phenol Orange +(sebagai pembanding)

Asam amino tirosin Orange (pekat) +

Alfa alanin Tidak berwarna orange -

Beta alanin Tidak berwarna orange -

Glisin Tidak berwarna orange -

G. Diskusi
Pada uji sampel yang menunjukkan hasil positif asam amino tirosin dan
phenol (sebagai pembanding) yang membentuk cincin berwarna orange dimana
asam amino yang terkandung pada sampel itu memiliki inti benzet yang dapat
bereaksi dengan asam alani, beta alani, glisin menunjukkan hasil negative pada uji
tersebut dikarenakan pada alfa alanin,beta alanine,glisin kandungan asam amino
yang memiliki inti benzet lebih sedikit atau rendah.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari lima sampel yang positif mengandung
asam amino aromatic adalah sampel asam amino tirosin dan phenol (sebaagi
pembanding) yang ditandai adanya perubahan warna setelah penambahan NaoH
10M mejadi warna jingga (orange) sedangkan pada sampel alfa alanine,beta
alanin,glisin tidak terdapat asam amino aromatic karena tidak ada perubahan
warna jingga (orange).

I. Daftar Pustaka
https://youtu.be/2lhKrg0flgU
https://www.academia.edu/19716985/LAPORAN-PRAKTIKUM-BIOKIMIA-
PROTEIN
LAPORAN BIOKIMIA

Kelas : P22B Kelompok : 2

Anggota :

1.ANNAS AFIQSA (P22059)

2.ARDILA DESTIYANI (P22064)

3.CINDY CITRA ENDARU (P22069)

4.DEVANI AULIA N.S (P22074)

5.FIONA ADHELIA R (P22079)

6.ILHAM SEJATI (P22084)

7.MAULIDAH N.A (P22089)

8.NAVISA GITA H.D (P22094)

9.RENITA P.H (P22099)

10.SHIFA NIRMALA (P22104)

11.VIONA CANTIKA ANGGRAINI (P22109)

D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2022

PRAKTIKUM III

UJI MILON
A. Tujuan
Uji millon digunakan untuk menguji asam amino yang memiliki gugus
hidroksi benzen

B. Dasar Teori
Pengertian uji millon merupakan uji atau analisis pada makromolekul protein
berupa derivate monofenol yaitu tirosin. Dalam uji millon digunakan suatu
pereaksi yang akan mendeteksi keberadaan protein terlarut. Pereaksi ini
disebut sebagai pereaksi millon. Pereaksi millon adalah pereaksi yang terdiri
dari larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat dengan cara
melarutkan logam raksa (Hg) dalam asam nitrat (HNO3) lalu diencerkan
dengan air.

C. Prinsip Percobaan
Reaksi yang mendasari pada uji millon adalah protein yang ditambahkan
garam merkuri maka akan terjadi koagulasi. Dengan adanya pemanasan reaksi
akan berlangsung lebih cepat dan endapan akan berubah menjadi senyawa
kompleks apabila adanya gugus aromatik dalam sampel protein. Tirosin
merupakan asam amino yang mengandung gugus fenol pada rantai
sampingnya (gugus R).

D. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Pipet tetes Tirosin
Tabung reaksi Glisin
Penangas air Alfa
Volumetrik Beta asam amino
Bulb Air
Gelas piala Natrium Nitrit
Stopwatch

E. PROSEDUR
1.Uji Molish :
1. Ambil bahan uji sebanyak 1 ml ( tirosin,glisin, dan beta
asam amino)
2. Tambahkan 5 tetes milon pada masing-masing bahan uji(
hati-hati dalam penambahan milon karena berbahaya)
3. Kemudian panaskan bahan uji selama 10 menit di penangas
4. Setelah dipanaskan selama 10 menit, ambil bahan dan
dinginkan dalam air
5. Tambahkan natrium nitrit 10 sampai 20 tetes
6. Kemudian amati perubahan yang terjadi

2.Hasil : dari hasil uji coba yang memiliki perubahan yaitu asam amino
tirosin, asam amino tirosin memiliki gugus hidroksi benzen. Karena
memberikan reaksi positif dengan indikator adanya endapan berwarna
merah

F. HASIL PERCOBAAN

SAMPEL WARNA KETERANGAN

Berubah (+)
warna menjadi
Tirosin
merah

Tidak terjadi
perubahan (-)
Glisin
warna
Tidak terjadi
peubahan (-)
Beta Asam
warna
Amino

G. DISKUSI
Menjelaskan hasil percobaan pada tiap tiap sampel dan uji , merujuk pada
dasar teori dan prinsip percobaan.

H. KESIMPULAN
Dari 4 percobaan yang memiliki gugus hidroksi benzen adalah asam amino
tirosin (reaksi positif) dengan indikator menunjukkan warna merah.

I. DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/dLrtWLLO3Oo
https://www.noorkhafidzin.com/2021/06/uji-milon-pengertian-prinsip-kerja-
uji.html?m=1
LAPORAN BIOKIMIA

Kelas : P22B Kelompok : 2

Anggota :

1.ANNAS AFIQSA (P22059)

2.ARDILA DESTIYANI (P22064)

3.CINDY CITRA ENDARU (P22069)

4.DEVANI AULIA N.S (P22074)

5.FIONA ADHELIA R (P22079)

6.ILHAM SEJATI (P22084)

7.MAULIDAH N.A (P22089)

8.NAVISA GITA H.D (P22094)

9.RENITA P.H (P22099)


10.SHIFA NIRMALA (P22104)

11.VIONA CANTIKA ANGGRAINI (P22109)

D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2022

PRAKTIKUM IV

UJI ASAM AMINO & PROTEIN


DENGAN BIURET
J. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida dalam suatu sampel,uji
positif ditandai dengan terbentuknya kompleks ungu yaitu pada sampel susu dan albumin.
K. Dasar Teori
Protein adalah makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebihdari
setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makromolekul, protein
merupakansenyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara
beberapa ribusampai jutaan dan tersusun dari C,H,O dan N serata unsur lainnya seperti S
yang membentukasam-asam amino (Patong. Dkk. 2012)Pembagian tingkat organisasi
protein ada empat yaitu: struktur primer yaitu ikatan antarasam amino hanya ikatan peptida
(ikatan kovalen), pada struktur sekunder dimana rantaiasam amino bukan hanya
dihubungkan oleh ikatan peptida tetapi juga diperkuat oleh (ikatanhidrogen) dan pada
struktur tersier terbentuk karena terjadinya polipeptida (folding) dan yangterahir pada
struktur kuartener juga terbentuk tersier dan bisa terdiri dari prometer yang samaatau
berlainan (Katili, 2009).Kemudian melalui reaksi hidrolisis protein telah di dapatkan 20
macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya berikut dijabarkan penggolongan
tersebut. Asam amino nonpolardengan gugus R yang dihidrofolik antra lain: alanin, valin,
leusin, isoleusin, prolin,fenilalanin, triptofan, dan metionin. Asam amino polar tanpa
muatan pada gugus R yang beranggotakan: lisin, serin, treonin, sistein, trirosin, asparagin,
dan glutamin (Samadi, 2012)
L. Prinsip Percobaan

1. Uji Fanilalanin : cairan biuret dimasukan kedalam fanilalanin kemudian dihomogenkan


larutan berwarna ungu menunjukan adanya ikatan peptida.
2. Uji Susu : cairan biuret dimasukan kedalam susu kemudian dihomogenkan larutan
berwarna ungu menunjukan adanya ikatan peptida.
3. Uji Alanin : cairan biuret dimasukan kedalam alanin kemudian dihomogenkan tidak
terjadi perubahan warna pada larutan, menunjukan hasil negatif.
4. Uji Albumi : cairan biuret dimasukan kedalam albumi kemudian dihomogenkan tidak
terjadi perubahan warna pada larutan menunjukan hasil negatif.

M. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Pipet Tetes Asam Amino dan Protein
Tabung Reaksi dan Rak Reaksi Biuret
Labu Erlenmeyer 250Ml Albumim
Gelas Kimia 50Ml Susu
Gelas Ukur 50Ml Fenilalanin

Alanin

N. PROSEDUR
3. Uji Fanilalanin : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan cairan
fanilalanin kemudian ambil cairan biuret dengan pipet tetes lalu dihomogenkan
menghasilkan larutan berwarna ungu menunjukan adanya ikatan peptida.
4. Uji Susu : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan susu kemudian ambil
cairan biuret degan pipet tetes lalu dihomogenkan menghasilkan larutan berwarna ungu
menunjukan adanya ikatan peptida.
5. Uji Alanin : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan cairan alanin
kemudian ambil cairan biuret dengan pipet tetes lalu dihomogenkan dan tidak terjadi
perubahan warna pada larutan menunjukan hasil negatif.
6. Uji Albumi : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan cairan albumi
kemudian ambil cairan biuret dengan pipet tetes lalu dihomogenkan dan tidak terjadi
perubahan warna pada larutan menunjukan hasil negatif.

O. HASIL PERCOBAAN

SAMPEL Biuret Keterangan

Fanilalanin Ungu Positif


Susu Ungu Positif

Alanin Tidak berubah Negative

Albumi Tidak berubah Negative

P. DISKUSI
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil kadar protein ikan lele yang
didapatkan yaitu sebesar 5,6% tidak sesuai dengan teori kadar ikan lele yang sebesar
17,7% (Astawan, 2008) dikarenakan jenis dari ikan lele yang berbeda dan metode dalam
pengukuran kadar protein yang berbeda. Pada percobaan ini menggunakan metode yang
mudah dan praktis dengan metode biuret sedangkan

pada teori menggunakan metode yang lain sehingga hasil yang diperoleh berbeda.Sampel
yang digunakan dalam percobaan terlalu sedikit hanya satu gram karena seharusnya
dalam peercobaan penentuan kadar, sampel yang digunakan dalam skala yang besar
seperti 100 gram hingga 1 kilogram. Hal-hal tersebut menjadi faktor yang menyebabkan
hasil dari penelitian yang dilakukan berbeda dengan dari teori yang ada.

Q. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa : Uji biuret
adalah uji umum pada protein untuk semua senyawa yang memiliki ikatan peptida. Protein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur atom C,H,O dan N yang tidak memiliki
lemak dan karbohidrat. Tabung yang berisi kristal urea adalah sebagai blanmko atau sebagai
pembanding bagi larutan albumin. Tabung yang berisi larutan albumin 2% adalah menunjukkan
reaksi (+) karena pada larutan tersebut terdapat senyawa tembaga natrium kompleks. Tabung
yang berisi kristal urea menunjukkan reaksi negatif (-) dan berwarna pink pudar. Warna ungu
yang timbul pada larutan albumin disebabkan terbentuknya senyawa kompleks tembaga
natrium biuret.

R. DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M. 2008. Jeroan bagi kesehatan. Jakarta: PT. Dian Rakyat Girindra, A. (1986),
Biokimia I. Jakarta: PT. Gramedia.

Harmita, Hayun, Hariyant., Herman S., Nelly D.L, Sabarijah W. Umar M... 2006. Analisis
Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Depok:
Departemen Farmasi FMIPA UL.

Jubaidah, S. 2016. Penetapan Kadar Protein Tempe Jagung (Zea Mays L.) Dengan Kombinasi
Kedelai (Glycine Max (L) Merill) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak Jurnal Ilmiah
Manuntung, Vol. 2, pp. 111-119.

Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia Edisi Kedua, Jakarta: UI Press.

Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Ubadillah. A. 2010. Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Nugget Rajungan Dengan Subtitusi
Ikan lele (Clarias gariepinus). Jurnal Pangan dan Gizi. Vol. 01, No.2.

https://www.academia.edu/9328176/UJI_KUALITATIF_PROTEIN_DAN_ASAM_AMINO_
UJI_BIURET_Cut_Anisa.

Anda mungkin juga menyukai