Anggota :
2022
PRAKTIKUM I
KARBOHIDRAT
A. Tujuan
Menentukan senyawa-senyawa karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif
B. Dasar Teori
Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa yang unsurunsurnya terdiri dari karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), dengan perbandingan empiris unsur-unsurnya (CH2O)n.
senyawa karbohidrat dibagi dalam tiga golongan utama yang terdiri dari monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida.Monosakarida merupakan suatu senyawa polihidroksi
aldehid (aldosa) dan polihidroksil keton. Pada umumnya monosakarida bersifat optis aktif,
mudah larut dalam air, berupa zat padat putih, bila dipanaskan akan berbau karamel dan
mempunyai sifat mereduksi. Contoh dari senyawa monosakarida yaitu glukosa, galaktosa,
fruktosa, dan sebagainya. Oligosakarida terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosida. Senyawa tersebut dapat dihidrolisa dalam suasana
asam menghasilkan monosakarida. Contoh dari senyawa ini antara lain adalah sukrosa,
laktosa, dan maltosa. Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida. Contoh dari
monosakarida antara lain amilum, selulosa, dan glikogen. Amilum merupakan zat tepung
dalam tumbuhan yang dapat dijumpai pada beras, gandum, maupun umbi-umbian. Amilum
terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa mengandung 300 unit glukosa dengan ikatan
α-1,4 glikosidik, sedangkan amilopektin terdiri dari 1000 unit glukosa yang bergabung
membentuk rantai lurus dengan ikatan α-1,6 glikosidik.
C. Prinsip Percobaan
1. Uji Molisch
Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur dengan
pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati melalui dinding tabung agartidak
bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas
antara kedua lapisan.
2. Uji Iodium
Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi
Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknyaendapan berwarna
biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
4. Uji Barfoed
5. Uji Seliwanoff
E. PROSEDUR
1. Uji Molish :
2. Uji Lodium
3. Uji Benedict
4. Uji Barfoed
5. Uji Seliwanoff
F. HASIL PERCOBAAN
fruktosa ungu biru merah bata merah bata merah orange +;-;+;+;+
G. DISKUSI
1. Uji Molish
Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa semua larutan uji ketika direaksikan dengan
pereaksi Molish dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan
adalah glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, bextrim, amulim semuanya menunjukan hasil
positif dengan ditunjukkan terbentuknya cincin ungu. Hal ini membuktikan adanya suatu
karbohidrat.
2. Uji Iodium
Pada percobaan ini, auatu polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya kompleks adsorpsi
yang spesifik pada setiap jenis polisakarida ini.. Dimana amilum dengan yodium menghasilkan
solusi berwarna biru pekat dan dekstrin yang menghasilkan warna solusi merah anggur yang
menandakan hasil positif terhadap isi polisakarida tetapi untuk solusi uji monosakarida dan
disakarida tidak menghasilkan warna solusi yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan
negatif.
3. Uji Benedict
Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna
merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna
merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap-tiap larutan uji. Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya
senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata
dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa
tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil
yang negatif.
4. Uji Barfoed
Pada percobaan ini,diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan dengan disakarida
yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa,galaktosa,
fruktosa dan arabinosa, sedangkan pada zat uji lainnya tidak terbentuk endapanmerah bata,
sehingga dianggap sebagai disakarida. Sama halnya dengan pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed
ini juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Pada dasarnya, monosakaridadapat mereduksi
lebih cepat dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasirendah tidak
memberikan hasil positif oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna merah
orange pada percobaan ini.
5. Uji Seliwanoff
Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan warna larutan yangspesifik
yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosadalam
karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoffini
mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalamikondensasi
setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange.Hal ini tidak
dialami oleh zat uji yang lain di mana sukrosa, galaktosa, glukosa, dan arabinosamenunjukkan
hasil negatif terhadap adanya ketosa. Akan tetapi sukrosa apabila dipanaskanterlalu lama dapat
menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal initerjadi karena adanya
pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkanfruktosa dan glukosa
sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksiSeliwanoff menghasilkan
larutan berwarna merah orange.
H. KESIMPULAN
1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu padaamilum,
dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa.
2. Polisakarida dibuktikan dengan terbentuknya kompleks berwarna spesifik, amilum berwarna
biru dan dekstrin berwarna merah anggur sehingga menandakan polisakarida.
3. Gula reduksi pada suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan
berwarnamerah bata pada maltosa, galatosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa, hijau kekuningan
padadekstrin, dan jingga pada maltosa.
4. Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya endapan merah bata
padamonosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk endapan merah bata.
I. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7472662/Laporan_Praktikum_Uji_Karbohidrat
LAPORAN BIOKIMIA
Anggota :
2022
PRAKTIKUM II
UJI XANTOPROTEIN
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Uji xantroprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk
menunjukkan keberadaan cicin benzet. Asam amino yang mengandung cincin
aroumatic membentuk turunan nitro yag berwarna kuning pada pemanasan
dengan asam netrat pekat. Garam-garam dari turunan berwarna jingga (orange).
Asam amino yang menunjukkan reaksi positif uji ini adalah glisin,beta
alanine,alfa alanine,asam amino, dan phenol sebagai pembading.
C. Prinsi Percobaan
Reaksi yag mendasari pada uji xantoprotein adalah adanya reaksi inti benzet
yang terdapat pada molekul protein sehingga menghasilkan senyawa kompleks
berwarna jingga (orange).
Bahan Alat
Penangas air
Ketas putih
E. Prosedur
1) Uji molish :
1. Ambil bahan uji sebanyak 0,5 ml (glisin,asam amino tirosin,beta
alanine,alfa alanine,phenol)
2. Tambahkan 5 tetes HNo3 pada masing-masing bahan uji ( hati-hati dalam
penambahan HNo3 karena berbahaya)
3. Kemudian panaskan bahan uji selama 5 menit di panangas,setalh 5 menit
angakat dan dinginkan selama 3 menit
4. Setelah dipanaskan selama 10 menit, ambil bahan dan dinginkan dalam air
5. Tambahkan NaoH 10M sebanyak 10 atau 20 tetes
6. Kemudian amati perubahan yang terjadi
2) Hasil : dari hasil uji coba yang memiliki perubahan yaitu asam amino
tirosin dan phenol(sebagai pembanding) yang memiliki struktur cncin
benzet karena memberikan reaksi positif dengan indikator adanya endapan
berwarna jingga (orange)
F. Hasil Percobaan
G. Diskusi
Pada uji sampel yang menunjukkan hasil positif asam amino tirosin dan
phenol (sebagai pembanding) yang membentuk cincin berwarna orange dimana
asam amino yang terkandung pada sampel itu memiliki inti benzet yang dapat
bereaksi dengan asam alani, beta alani, glisin menunjukkan hasil negative pada uji
tersebut dikarenakan pada alfa alanin,beta alanine,glisin kandungan asam amino
yang memiliki inti benzet lebih sedikit atau rendah.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari lima sampel yang positif mengandung
asam amino aromatic adalah sampel asam amino tirosin dan phenol (sebaagi
pembanding) yang ditandai adanya perubahan warna setelah penambahan NaoH
10M mejadi warna jingga (orange) sedangkan pada sampel alfa alanine,beta
alanin,glisin tidak terdapat asam amino aromatic karena tidak ada perubahan
warna jingga (orange).
I. Daftar Pustaka
https://youtu.be/2lhKrg0flgU
https://www.academia.edu/19716985/LAPORAN-PRAKTIKUM-BIOKIMIA-
PROTEIN
LAPORAN BIOKIMIA
Anggota :
PRAKTIKUM III
UJI MILON
A. Tujuan
Uji millon digunakan untuk menguji asam amino yang memiliki gugus
hidroksi benzen
B. Dasar Teori
Pengertian uji millon merupakan uji atau analisis pada makromolekul protein
berupa derivate monofenol yaitu tirosin. Dalam uji millon digunakan suatu
pereaksi yang akan mendeteksi keberadaan protein terlarut. Pereaksi ini
disebut sebagai pereaksi millon. Pereaksi millon adalah pereaksi yang terdiri
dari larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat dengan cara
melarutkan logam raksa (Hg) dalam asam nitrat (HNO3) lalu diencerkan
dengan air.
C. Prinsip Percobaan
Reaksi yang mendasari pada uji millon adalah protein yang ditambahkan
garam merkuri maka akan terjadi koagulasi. Dengan adanya pemanasan reaksi
akan berlangsung lebih cepat dan endapan akan berubah menjadi senyawa
kompleks apabila adanya gugus aromatik dalam sampel protein. Tirosin
merupakan asam amino yang mengandung gugus fenol pada rantai
sampingnya (gugus R).
E. PROSEDUR
1.Uji Molish :
1. Ambil bahan uji sebanyak 1 ml ( tirosin,glisin, dan beta
asam amino)
2. Tambahkan 5 tetes milon pada masing-masing bahan uji(
hati-hati dalam penambahan milon karena berbahaya)
3. Kemudian panaskan bahan uji selama 10 menit di penangas
4. Setelah dipanaskan selama 10 menit, ambil bahan dan
dinginkan dalam air
5. Tambahkan natrium nitrit 10 sampai 20 tetes
6. Kemudian amati perubahan yang terjadi
2.Hasil : dari hasil uji coba yang memiliki perubahan yaitu asam amino
tirosin, asam amino tirosin memiliki gugus hidroksi benzen. Karena
memberikan reaksi positif dengan indikator adanya endapan berwarna
merah
F. HASIL PERCOBAAN
Berubah (+)
warna menjadi
Tirosin
merah
Tidak terjadi
perubahan (-)
Glisin
warna
Tidak terjadi
peubahan (-)
Beta Asam
warna
Amino
G. DISKUSI
Menjelaskan hasil percobaan pada tiap tiap sampel dan uji , merujuk pada
dasar teori dan prinsip percobaan.
H. KESIMPULAN
Dari 4 percobaan yang memiliki gugus hidroksi benzen adalah asam amino
tirosin (reaksi positif) dengan indikator menunjukkan warna merah.
I. DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/dLrtWLLO3Oo
https://www.noorkhafidzin.com/2021/06/uji-milon-pengertian-prinsip-kerja-
uji.html?m=1
LAPORAN BIOKIMIA
Anggota :
2022
PRAKTIKUM IV
Alanin
N. PROSEDUR
3. Uji Fanilalanin : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan cairan
fanilalanin kemudian ambil cairan biuret dengan pipet tetes lalu dihomogenkan
menghasilkan larutan berwarna ungu menunjukan adanya ikatan peptida.
4. Uji Susu : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan susu kemudian ambil
cairan biuret degan pipet tetes lalu dihomogenkan menghasilkan larutan berwarna ungu
menunjukan adanya ikatan peptida.
5. Uji Alanin : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan cairan alanin
kemudian ambil cairan biuret dengan pipet tetes lalu dihomogenkan dan tidak terjadi
perubahan warna pada larutan menunjukan hasil negatif.
6. Uji Albumi : siapkan tabung reaksi dan rak tabung reaksi diisi dengan cairan albumi
kemudian ambil cairan biuret dengan pipet tetes lalu dihomogenkan dan tidak terjadi
perubahan warna pada larutan menunjukan hasil negatif.
O. HASIL PERCOBAAN
P. DISKUSI
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil kadar protein ikan lele yang
didapatkan yaitu sebesar 5,6% tidak sesuai dengan teori kadar ikan lele yang sebesar
17,7% (Astawan, 2008) dikarenakan jenis dari ikan lele yang berbeda dan metode dalam
pengukuran kadar protein yang berbeda. Pada percobaan ini menggunakan metode yang
mudah dan praktis dengan metode biuret sedangkan
pada teori menggunakan metode yang lain sehingga hasil yang diperoleh berbeda.Sampel
yang digunakan dalam percobaan terlalu sedikit hanya satu gram karena seharusnya
dalam peercobaan penentuan kadar, sampel yang digunakan dalam skala yang besar
seperti 100 gram hingga 1 kilogram. Hal-hal tersebut menjadi faktor yang menyebabkan
hasil dari penelitian yang dilakukan berbeda dengan dari teori yang ada.
Q. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa : Uji biuret
adalah uji umum pada protein untuk semua senyawa yang memiliki ikatan peptida. Protein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur atom C,H,O dan N yang tidak memiliki
lemak dan karbohidrat. Tabung yang berisi kristal urea adalah sebagai blanmko atau sebagai
pembanding bagi larutan albumin. Tabung yang berisi larutan albumin 2% adalah menunjukkan
reaksi (+) karena pada larutan tersebut terdapat senyawa tembaga natrium kompleks. Tabung
yang berisi kristal urea menunjukkan reaksi negatif (-) dan berwarna pink pudar. Warna ungu
yang timbul pada larutan albumin disebabkan terbentuknya senyawa kompleks tembaga
natrium biuret.
R. DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2008. Jeroan bagi kesehatan. Jakarta: PT. Dian Rakyat Girindra, A. (1986),
Biokimia I. Jakarta: PT. Gramedia.
Harmita, Hayun, Hariyant., Herman S., Nelly D.L, Sabarijah W. Umar M... 2006. Analisis
Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Depok:
Departemen Farmasi FMIPA UL.
Jubaidah, S. 2016. Penetapan Kadar Protein Tempe Jagung (Zea Mays L.) Dengan Kombinasi
Kedelai (Glycine Max (L) Merill) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak Jurnal Ilmiah
Manuntung, Vol. 2, pp. 111-119.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Ubadillah. A. 2010. Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Nugget Rajungan Dengan Subtitusi
Ikan lele (Clarias gariepinus). Jurnal Pangan dan Gizi. Vol. 01, No.2.
https://www.academia.edu/9328176/UJI_KUALITATIF_PROTEIN_DAN_ASAM_AMINO_
UJI_BIURET_Cut_Anisa.