A. UJI MOLISCH
Uji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. Identifikasi
karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh asam sulfat pekat yang
menghasilkan monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat
menghasilkan furfural. Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh asam sulfat pekat
menjadi hidroksi-metil furfural. Pereaksi molisch terdiri atas alfa-naftol dalam alkohol akan
bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Pereaksi Molisch
B. UJI IODIUM
Uji Iodium
Larutan Iodium 0,01 M dibuat dengan melarutkan 1,26 gram iod (I ) dan 2-2,5
2
Prosedur Kerja
1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2 tetes larutan iodium
3. Amati warna spesifik yang muncul
C. UJI BENEDICT
Uji Benedict
Penilaian
-
Konsentrasi
-
+1
Kuning
Kehijauan/
Kuning Keruh
+2
0,5 - 1,0%
Jingga
+3
1,0 - 2,0%
Merah Bata
+4
Lebih dari 2%
Pereaksi Benedict dibuat dengan melarutkan 173 gram kristal natrium sitrat dan
100 gram natrium karbonat anhidrous di dalam 800 mL air. Aduklah, lalu saring. Kemudian,
ke dalamnya ditambahkan 17,3 gram tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 mL air.
Buat volume total 1 liter dengan penambahan air.
Prosedur Kerja
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dengan 15 tetes pereaksi benedict. Campulah dengan baik
2. Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih
selama 2 menit
3. Dinginkan perlahan-lahan
4. Perhatikan warna yang terbentuk
(Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning, atau
merah bata terkandung kadar gula pereduksi yang ada. Uji benedict dapat pula
digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif)
D. UJI BARFOED
Uji Barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Dasar
dari pengujian ini adalah ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi
lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan
Cu2O berwarna merah bata.
Pereaksi Barfoed
Prosedur Kerja
1. Masukan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi barfoed
2. Campurlah dengan baik dan panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 1 menit
atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 3 menit
3. Perhatikan warna yang terbentuk
(Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah bata)
E. UJI BIAL
Uji Bial
bertujuan membuktikan adanya pentosa. Dasar teori dari uji bial adalah
dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol
(3,5-dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Pereaksi Bial dibuat dengan melarutkan 5,0 gram orsinol dalam alkohol 95% sampai
volume 100 mL
Prosedur Kerja
1. Masukan ke dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi bial
2. tambahkan HCl pekat campurlah dengan baik
3. Panaskan dalam api kecil sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan
4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk
(terbentuknya warna biru menunjukkan adanya pentosa)
F. UJI SELIWANOFF
Uji seliwanoff
Pereaksi Seliwanoff
Prosedur Kerja
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi seliwanoff ke dalam tabung reaksi
2. Didihkan dalam api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1
menit
3. Hasil positif dengan ditandainya terbentuk warna merah oranye
G. UJI OSAZON
Uji Osazon
Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
Semoga
bermanfaat.....
Daftar
Pustaka
Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, CV. Andi Offset, Yogyakarta,
2006
1. Tes Iodium
Tes iodium bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida pada suatu zat yang
ditandai dengan pembentukan warna spesifik akibat penambahan iodium. Reaksi positifnya
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru untuk amilum dan merah anggur
untuk dekstrin.
2. Tes Molisch
Tes molisch dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat pada suatu zat. Reaksi
positifnya ditandai dengan adanya cincin yang berwarna ungu ketika zat direksikan dengan
pereaksi molisch.
Identifikasi karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh asam sulfat
pekat yang menghasilkan monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam
sulfat pekat menghasilkan furfural. Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh asam sulfat
pekat menjadi hidroksi-metil furfural. Pereaksi molisch terdiri atas alfa-naftol dalam alkohol
akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Berdasarkan percobaan, tes molisch memberikan hasil positif pada semua karbohidrat yang
diuji (glukosa, sukrosa, kanji 1%, dan selulosa dalam air).
3. Tes Benedict
Tes benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid atau keton dalam suatu
larutan karbohidrat.
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium
sitrat. Berdasarkan hasil percobaan, glukosa yang mempunyai gugus aldehida atau keton
bebas dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+, kemudian mengendap
sebagai Cu2O (Kupro Oksida) berwarna merah bata.
4. Tes Barfoed
Tes barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Larutan barfoed
(campuran cupri asetat dengan asam asetat)akan bereaksi dengan gula reduksi
(monosakarida) sehingga dihasilkan endapan merah kuprooksida. Dalam suasana asam gula
reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat
dengan larutan barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah. Uji ini untuk
penunjukkan gula reduksi monosakarida.
Berdasarkan percobaan didapat bahwa yang termasuk glukosa adalah monosakarida.
5. Tes Seliwanoff
Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton, adanya gugus keton tersebut dapat dibuktikan
melalui uji seliwanoff. Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan
seliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagai reaksi positifnya.
Dasar teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural
dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna merah.
Berdasarkan hasil percobaan didapat bahwa pada fruktosa dan sukrosa terdapat gugus keton.
Sukrosa mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa sehingga memberikan reaksi
positif.