Anda di halaman 1dari 51

KARBOHIDRAT

 Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksiketon atau


polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen.
 Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya.
 Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat
adalah tipe molekulnya.
 Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai
berat molekul yang berbeda yaitu dari senyawa yang
sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000
bahkan lebih.
 Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga
golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan
polisakarida.
2 Almawati Situmorang-Kuali5
Karbohidrat adalah merupakan hasil kondensasi dari oksi aldehid
atau oksi keton alifatis.

Berdasarkan dari asalnya :


1. Karbohidrat alam ( gula alam )
2. Karbohidrat sintetis ( gula buatan )

Penggolongan karbohidrat :
1. Monosakarida
2. Disakarida
3. Polisakarida

3 Almawati Situmorang-Kuali5
1. Monosakarida, karbohidrat yang sederhana, dalam arti
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan
tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak
menjadi karbohidrat lain. Contoh: glukosa, fruktosa, pentosa
2. Disakarida, Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai
molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua
molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Contoh: Sukrosa, Laktosa,
maltosa

4 Almawati Situmorang-Kuali5
 Urutan tingkat rasa manis pada beberapa mono dan disakarida

5 Almawati Situmorang-Kuali5
3. Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks daripada mono dan oligosakarida, Molekul polisakarida
terdiri atas banyak molekul monosakarida.

Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut


homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida.

Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak


berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat
mereduksi.
Contoh: Amilum, Glikogen, Dekstrin, Selulosa

6 Almawati Situmorang-Kuali5
Berdasarkan sifat inversinya :
1. Gula terbuka, terbagi lagi menjadi
a. Monosa, dibagi lagi menjadi :
1) Aldosa terbagi lagi :
a) Aldopentosa, contohnya : arabinosa, xylosa, rhamnosa
b) Aldohexosa, contohnya : glukosa, galaktosa, mannosa
2) Ketosa : ketohexosa, contohnya : fruktosa
b. Biosa :
1) Mereduksi fehling, contohnya : laktosa, maltosa
2) Tidak mereduksi fehling, contohnya : sakarosa
c. Polisakarida, terbagi menjadi :
1) Larut dalam air, contohnya : amilum, dextrin,
glikogen, inulin
2) Tidak larut dalam air, contohnya : selulosa
2. Gula tertutup, merupakan lendir tumbuhan, contohnya : gom arab,
tragacant
7 Almawati Situmorang-Kuali5
REAKSI PENGGOLONGAN
1. Reaksi Molish untuk identifikasi gula alam
2. Reaksi Luff dan Fehling untuk identifikasi gula terbuka
3. Reaksi Barfoed untuk identifikasi monosa
4. Reaksi Riegler untuk identifikasi aldosa

Untuk gula terbuka reaksi Fehling positif, tapi reaksi Luff lebih
baik.

Karbohidrat yang mereduksi Fehling dapat membentuk kristal


dengan Fenil hidrazin

Gula tertutup diinversi dahulu dengan asam lalu reaksi monosa


8 Almawati Situmorang-Kuali5
REAKSI WARNA
1 Molish 6 Selliwanof
2 Luff 7 Tollens
3 Fehling 8 Bials
4 Barfoed 9 Biuret
5 Benedict 10 Iodine
Tugas : cari gunanya, komposisi
reagensnya, cara melakukan dan reaksi
dan hasil positifnya
9 Almawati Situmorang-Kuali5
REAKSI KRISTAL
Hidrazon/osazon
Cara : 100 mg gula + 200 mg fenilhidrazin HCl + 300 mg Na
asetat kristal + 2 ml air → dipanaskan/dimasak di wb sampai
terjadi endapan, kemudian endapan diamati di bawah mikroskop.
Lakukan blangko

Prinsip: Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa


maupun ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan fenilhidrazin,
lalu dipanaskan maka akan terbentuk kristal yangberwarna
berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (osazon).
larutan dekstroksa ditambah dengan larutan 2-fenilhirazin akan
dihasilkan dekstrosazon , 2H2O dan CO2).

10 Almawati Situmorang-Kuali5
Uji Molisch
Hasil Uji
Bahan Uji warna
(+/-)
glukosa + Cincin Ungu
Fruktosa + Cincin Ungu
Sukrosa + Cincin Ungu
Laktosa + Cincin Ungu
Maltosa + Cincin Ungu
Pati + Cincin Ungu
11 Almawati Situmorang-Kuali5
Uji Benedict
Hasil Uji
Bahan Uji warna Endapan
(+/-)
glukosa + Hijau -kuning Merah bata
Fruktosa + Hijau -kuning Merah bata
Sukrosa - Biru -
Laktosa + Hijau -kuning Merah bata
Maltosa + Hijau -kuning Merah bata
Pati - Biru -
12 Almawati Situmorang-Kuali5
Uji Barfoed
Hasil Uji
Bahan Uji warna
(+/-)
glukosa + Biru Tua ( +++ )
Fruktosa + Biru Tua ( +++ )
Sukrosa + Biru Tua ( +++)
Laktosa + Biru Tua ( ++ )
Maltosa + Biru Muda ( ++ )
Pati + Biru Muda ( + )
13 Almawati Situmorang-Kuali5
Uji Seliwanoff
Hasil Uji
Bahan Uji warna
(+/-)
glukosa - Tidak Berwarna
Fruktosa + Jingga
Sukrosa + Jingga
Laktosa + Jingga
Maltosa - Tidak Berwarna
Pati - Tidak Berwarna
14 Almawati Situmorang-Kuali5
Uji Fenilhidrazin
Hasil Uji Banyaknya
Bahan Uji kekeruhan
(+/-) Endapan
glukosa + + ++++
Fruktosa + +++ ++++
Sukrosa + ++ +++
Laktosa + ++ ++
Maltosa + +++ +
Pati - +++ -
Ket ++++ Banyak endapan +++ keruh
+++ Endapan sedang ++ Kurang keruh
++ Sedikit endapan + Sedikit keruh
+ Endapan kurang
- Tidak ada endapan
15 Almawati Situmorang-Kuali5
Uji Iodium
Hasil Uji
Bahan Uji
(+/-)
glukosa -
Fruktosa -
Sukrosa -
Laktosa -
Maltosa -
Pati +
16 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT
Amilum Arabinosa
 Serbuk halus, putih, tidak berbau, • Rasa manis
tidak berasa • Larut dalam air dan etanol 80%
 Sukar larut dalam air, larut dalam • Reaksi umum terhadap pentosa :
air panas  reaksi Furfural-Schiff →
 Molish → positif merah
 Larutan kanji + aqua iod → biru  reaksi Bial → biru hijau
 Miroskopis dalam air  reaksi Tollens → merah ungu
• Luff → positif
• Molish → lama terjadi cincin
ungu, dikocok → merah muda

17 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT
Dextrin
• Serbuk putih kekuningan
• Tidak higroskopis
• Mudah larut dalam air
• Molish → positif ( lemah )
• Luff → positif
• Barfoed → negatif
• Cuprifil → positif
• Dipanaskan dalam air → berbusa
• Zat + aqua iod → merah ungu / merah coklat
 Miroskopis dalam air sama dengan amilum
18 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT
Glukosa Sacharosa / gula
• Kristal putih • Kristal putih
• Larut dalam air • Larut dalam air
• Molish → positif • Fehling → negatif
• Fehling → positif • Barfoed → negatif
• Luff → positif • Osazon → negatif
• Barfoed → positif • Mollish → positif ( rosa )
• Pinnoff → ungu muda • Seliwanoff → positif
• Riegler → merah
• Osazon → positif setelah 2
menit
19 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT
Laktosa Glikogen
• Molish → positif • Serbuk putih
• Fehling → positif • Larut dalam air
• Luff → positif • Zat + iodium → coklat
• Barfoed → positif ( lama ) violet
• Osazon → positif setelah • Zat + Pb-asetat →
30 menit, amati di mengendap
mikroskop
• Larutan zat + 5 ml NH4OH
→ dipanaskan → merah

20 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT
Perbedaan gom arab dan tragacant :

21 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT
Maltosa Mannosa
• TL 195 - 200°C
• Molish → positif
• Riegler → positif
• Fehling → positif • Osazon → positif setelah 15
• Luff → positif menit
• Barfoed → negatif, dimasak
lama → positif
• Osazon → positif setelah 15
– 30 menit

22 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT
Perbedaan sakarin dan dulcin :

23 Almawati Situmorang-Kuali5
IDENTIFIKASI MASING – MASING ZAT

24 Almawati Situmorang-Kuali5
A. Metode Analisis Kualitatif Karbohidrat
1. Test Molish
Prinsip:
Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat membentuk
senyawa furfural atau turunannya.
Furfural dan turunannya akan berkondensasi dengan alfa-naftol
(molish) membentuk cincin furfural yang berwarna ungu atau
merah ungu pada bidang batas antara larutan karbohidrat dan
H2SO4 pekat.

25
1. Test Molish…..
 Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans
Molisch, seorang ahli botani dari Australia.
 Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch,
yaitu α – naphthol yang terlarut dalam etanol
 Setelah pencampuran atau homogenisasi , H2SO4
pekat perlahan –lahan dituangkanmelalui dinding
tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan
larutan atau hanya membentuk lapisan.

26
27
[

2. Uji Luff
Uji Luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus
aldehid (-CHO). Komponen utama reagent Luff adalah CuO. Uji ini
dilakukan dengan menambahkan reagen luff pada sampel, kemudian
dipanaskan. Reaksi positif pada uji Luff ditandai dengan adanya endapan
merah.
Reaksi yang terjadi adalah:

Pada reaksi tersebut terjadi reduksi CuO menjadi Cu2O. Cu2O ini
kemudian membentuk endapan merah bata.
Salah satu manfaat praktis uji luff adalah mengetahui adanya gula pereduksi
atau aldosa (contohnya sukrosa), yang memiliki gugus aldehid.
28 Almawati Situmorang-Kuali5
3. Metode Fehling
Prinsip dari metode fehling yaitu menggunakan
gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa
Cu2SO4 menjadi Cu2O (endapan berwarna
merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa
(Benedict dan Fehling) atau asam (Barfoed) dengan
ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti
Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
 Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah
Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan
K-Na tartrat).
29
3. Metode Fehling……………….
 Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida
pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan
ion OH- membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan
merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari
reaksi pembentukan asam karboksilat.
 Apabila digunakan larutan glukosayang lebih encer ,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
 Reaksi yang terjadi adalah:

30
4. Test Barfoed
 tes dilakukan untuk membedakanMonosakarida dan
disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu
pemanasan
 Prinsipnya berdasarka reduksi Cu2+ dalam suasana asam
lemah (CH3COOH) menjadi Cu+, menghasilkan endapan
yang berwarna merah bata dari Cu2O.
 Sampel monosakarida mempunyai waktu yang lebih cepat
membentuk merah bata

31
4. Test Barfoed
 tes dilakukan untuk membedakanMonosakarida dan
disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu
pemanasan
 Prinsipnya berdasarka reduksi Cu2+ dalam suasana asam
lemah (CH3COOH) menjadi Cu+, menghasilkan endapan
yang berwarna merah bata dari Cu2O.
 Sampel monosakarida mempunyai waktu yang lebih cepat
membentuk merah bata

32
5. Test Benedict
 uji ini untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi
semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa
 Prinsip: Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan
direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid
sehingga CuO atau kupri tereduksi menjadi Cu2O
yang berwarna merah bata (endapan).

33
34
6. Test Selliwanof
Prinsip: Perubahan fruktosa oleh HCl panas menjadi
levulinat dan hidroksimetil furfural, selanjutnya kondensasi
hidroksimetil dengan resorsinol akaan menghasilkan senyawa
sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa akan
member reaksi positif berwarna oranye.

35
7. Metode Tollens
 Prinsip: Tollen terdiri dari Ag2SO4 yang bila ada gula pereduksi Ag
akan direduksi menjadi Ag+ yang akan membentuk cincin
perak.
 Pereaksi tollens merupakan suatu oksidator / pengoksidasi lemah
yang digunakan untuk mengoksidasi gugus aldehid, -CHO
menjadi asam karboksilat, -COOH.
 Senyawa-senyawa yang mengandung gugus aldehid dapat dikenali
melalui uji tollens. Contoh senyawa yang sering diuji adalah
formalin, asetaldehid, dan glukosa.
 Kelemahan dari reaksi Tollen adalah dia bukan cuma bereaksi
dengan gula pereduksi tetapi juga bereaksi dengan senyawa keton
yang mempunyai gugus metil.

36
7. Metode Tollens….
 Pereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat,
AgNO3.
 Mula-mula larutan ini direaksikan dengan basa kuat, NaOH(aq),
kemudian endapan coklat Ag2O yang terbentuk dilarutkan
dengan larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak
amoniakal, Ag(NH3)2+(aq).

37
7. Metode Tollens….
 Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi
tollens; yang penting larutan ini harus mengandung perak
amoniakal.
 Larutan kompleks perak beramoniak inilah yang dapat
mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan
timbulnya cermin perak. Oleh sebab itu, larutan perak
amoniakal ini sering ditulis secara sederhana sebagai larutan
Ag2O.

38
39
8. Uji Bials

40
9. Uji Bials

41
10. Uji Tollen
Pereaksi tollens merupakan suatu oksidator / pengoksidasi lemah yang
dapat digunakan untuk mengoksidasi gugus aldehid, -CHO menjadi asam
karboksilat, -COOH. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus aldehid
dapat dikenali melalui uji tollens.
Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan
mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa
keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan senyawa
aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji Fehling dan Uji Benedict.

Uji Tollen adalah, dimana ion kompleks perak ammonia mudah direduksi
oleh aldehida menjadi logam perak. Perak hidroksida tidak larut dalam air,
sehingga ion perak harus dikompleks oleh ammonia dalam suasana basa agar
tetap larut. Persamaan untuk reaksi dapat ditulis

42 Almawati Situmorang-Kuali5
10. Uji Tollen

Pereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat,


AgNO3. Mula-mula larutan ini direaksikan dengan basa kuat,
NaOH(aq), kemudian endapan coklat Ag2O yang terbentuk
dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk
kompleks perak amoniakal, Ag(NH3)2+(aq).
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)

Ag2O(s) + 4NH3(aq) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) →Ag(NH3)2NO3(aq) + 2NaOH(aq)

43 Almawati Situmorang-Kuali5
9. Biuret Test
Uji untuk mengetahui adanya ikatan peptida dari
suatu sampel
Prosedur Kerja
a. Sebanyak 3 mL larutan protein ditambah 1 mL
NaOH 10% Dan dikocok.
b. Ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.
c. Diamati timbulnya warna
Ion Cu2+ akan membentuk ikatan
kompleks berwarna ungu dengan peptida
pada kondisi Alkali

44 Almawati Situmorang-Kuali5
Senyawa berwarna biru-violet
45 Almawati Situmorang-Kuali5
2. Test Moore
Prinsip:
Uji Moore menggunakan NaOH (alkali) yang berfungsi sebagai
ion OH- yang akan berikatan dengan rantai aldehid yang
membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol)
yang berwarna kekuningan. Pemanasan bertujuan untuk
membuka ikatan karbon dengan hydrogen dan menggantikannya
dengan gugus –OH.

46
9. Metode iodine
 Prinsipnya uji iodium digunakan untuk medeteksi adanya pati ( suatu
polisakarida).
 Amilum atau pati akan menghasilkan warna biru. Hasil yang postif hanya
pada penambahan air dan HCl dengan iodine. Iodin yang ditambahkan
berfungsi sebagai indikator suatu senyawa polisakarida.
 Uji Iodin dalam percobaan dilakukan dengan 3 kondisi yaitu kondisi,
netral,asam dan basa,yaitu pada masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes
air pada tabung I ( netral ), 2 tetes HCl pada tabung II ( asam ) dan 2 tetes
NaOH pada tabung III (basa).
 Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan, setelah dipanaskan pada tabung
I dengan kondisi netral diperoleh (+2 tetes air) tidak terjadi perubahan
warna, dengan basa (+ 2 tetes NaOH) tidak mengalami perubahan warna
(warna tetap keruh) atau dengan kata lain tidak terbentuk ikatan koordinasi
antara ion iodida pada heliks.

47
9. Metode iodine….
Hal ini disebabkan karena dengan basa I2 akan mengalami reaksi
sebagai berikut:
3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
 Sehingga pada larutan tidak terdapat I2 yang menyebabkan tidak
terjadinya ikatan koordinasi sehingga warna tetap keruh,
sedangkan dengan kondisi asam (+ 2 tetes HCl) terjadi
perubahan warna dari keruh menjadi bening.
Pada kondisi asam NaI dan NaIO3 diubah menjadi I2 kembali
oleh asam klorida . Jadi pada kondisi asam-lah memberikan hasil
uji terbaik. Dengan reaksi:
5 NaI + NaIO3 + 6 HCl → 3 I2 + 6 NaCl + 3 H2O

48
7. Metode Osazon
Prinsip: Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa
maupun ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan
fenilhidrazin, lalu dipanaskan maka akan terbentuk kristal
yangberwarna berwarna kuning yang dinamakan hidrazon
(osazon).
larutan dekstroksa ditambah dengan larutan 2-fenilhirazin akan
dihasilkan dekstrosazon , 2H2O dan CO2).

49
TUGAS PRESENTASI SETELAH UTS
BUAT PRESENTASI BERUPA POWER POINT, DENGAN
MATERI
1. ANALISA KUANTITATIF /VOLUMETRI
2. TITRASI ASAM BASA
3. KOMPLEKSOMETRI
4. TITRASI BEBAS AIR
5. TITRASI REDOKS
6. NITRIMETRI
PANDUANNYA LIHAT PADA RPS MATA KULIAH ANFAR,
TUGAS SAUDARA MEMBAHAS KAJIAN APA SAJA
50 Almawati Situmorang-kuali4
51 Almawati Situmorang-Kuali5

Anda mungkin juga menyukai