Oleh:
1. Muhammad Nawwaf Haidar 110115279
2. Ni putu Deananda P 110115141
3. Halimah Firdausa 110115233
4. Ferlinda Septiana 110116119
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan isolasi senyawa di dalam tanaman dengan cara yang
sesuai.
B. Latar Belakang
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub-kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L.
Bahan :
1. Simplisia temu kencur
2. Etanol 95%
3. Aquadem
4. Silika gel GF254
5. diklorometan
6. Benzena
7. Reagen vanilin – asam sulfat pekat
C. Skema Kerja
1. Isolasi
Residu Filtrat
- Memekatkan
perkolat dengan
etanol sampai 10
ml.
- Mendinginkan
perkolat sambil
diaduk-aduk.
- Membiarkan selama
beberapa menit.
Kristal
Residu Filtrat
Kristal
Kristal yang
terbentuk
Larutan
Melakukan analisis spektro Lempeng KLT yang telah Menentukan titik lebur
ditotolkan.
HASIL
Pemerian ekstrak
− Aroma : khas aromatik
− Warna : kuning kecoklatan
− Bentuk/tekstur : cairan
Pemerian kristal
− Bentuk : kristal
− Warna : putih
5cm
1cm
RF sample
Harga RF : jarak senyawa
Jarak pelarut
: 1
5
: 0,2
Hasil titik leleh kristal
− Hasil teoritis : 37-50°c
− Hasil pengamatan : 50°c
Dokumentasi
Hasil analisis spektrofotometri
Dokumentasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Etil p-metoksisinamat diekstraksi dari rimpang kencur dengan cara perkolasi. Perkolasi
merupakan teknik ekstraksi diskontinu atau bertahap dengancara merendam suatu bahan
dengan pelarut yang sesuai sehingga substansi yang terkandung dalam bahan tersebut
tertarik ke dalam pelarut. Perendaman bertujuan untuk merusak dinding sel rimpang
kencur sehingga pelarut dapat berdifusi kedalam sel dan menarik substansi keluar dari
dalam sel. Semakin lama perendaman, maka semakin banyak pula substansi yang tertarik
ke dalam pelarut.
Di peroleh perkolat sebanyak 200ml , lalu dipekatkan dengan rotary evaporator untuk
menghilangkan sebagian besar pelarut sampai volumenya 10 ml . Larutan ekstrak kencur
yang diperoleh berwarna kuning . Larutan ekstrak kencur kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang berisi butiran es yang ditambahkan sedikit air, yang bertujuan untuk
mempercepat terbentuknya kristal. Akan tetapi pada percobaan ini hanya sedikit kristal
yang terbentuk, hal ini disebabkan ekstrak kencur yang diperoleh hanya sedikit dan waktu
untuk perendaman ekstrak kencur pada air es hanya beberapa menit sehingga kristal yang
terbentuk hanya sedikit .Kemudian Setelah kristal terbentuk,disaring dengan corong
Buchner lalu dikeringkan dengan vacum kemudian di larutkan dalam etanol dan di tangas
air pada suhu 70-80°C untuk melarutkan kembali kristal yang di dapat . Penambahan air es
bertujuan untuk proses rekristalisasi dengan menurunkan kelarutan. Penurunan suhu dalam
suhu ruangan terlebih dahulu dilakukan dengan tujuan agar proses pembentukan kristal etil
p-metoksisinamat dapat berlangsung dengan baik. Jika penurunan suhu langsung dengan
pemberian air es, maka akan mengakibatkan laju pembentukan kristal lebih cepat dari pada
pembentukan inti kristal sehingga kristal yang terbentuk akan banyak. Sedangkan
penambahan campuran air-etanol untuk melarutkan berbagai macam zat pengotor yang
bersifat polar agar terlepas dari kristal.Campuran air-etanol digunakan karena etil p-
metoksisinamat larut dalam pelarut etanol sedangkan dalam air tidak larut sempurna
sementara air dan etanol dapat saling bercampur, sehingga campuran air-etanol merupakan
pelarut yang baik untuk proses kristalisasi etil p-metoksisinamat. Hasil praktikum
didapatkan kristal asam p-metoksisinamat berwarna kuning pucat dengan jarak lebur .
Kristal asam p-metoksisinamat seharusnya berwarna putih, tetapi kristal yang didapatkan
ternyata berwarna kuning pucat. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pencucian
pada kristal untuk menghilangkan pelarut ataupun senyawa-senyawa hasil samping. Titik
leleh Kristal yang kami dapatkan adalah 50°C (menurut literatur, titik leleh kristal asam p-
metoksisinamat adalah 47-50°C ), panjang gelombang 210 nm , 226nm dan 309 nm (
literatur : 200-400 nm ) dan Absorbasinya sebesar 0,347 ; 0,383 dan 0,829 (literature: ) .
Hasil praktikum menunjukkan warna yang tidak sesuai dengan literatur yaitu berwarna
putih , maka kristal yang kami dapatkan adalah asam p-metoksisinamat yang belum dapat
di katakan murni.
BAB IV
KESIMPULAN
Caeseria, Cindy, Dkk. 2009. Isolasi Etil p-Metoksisinamat Dari Rimpang Kencur
(Kamepferia galanga L) Dan Identifikasinya Dengan Kromatografi
Gas Spektroskoi Massa. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.