Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

ISOLASI ETIL p-METOKSISINAMAT dari RIMPANG KENCUR


( Kaempferia galanga)

Oleh:
1. Muhammad Nawwaf Haidar 110115279
2. Ni putu Deananda P 110115141
3. Halimah Firdausa 110115233
4. Ferlinda Septiana 110116119

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu melakukan isolasi senyawa di dalam tanaman dengan cara yang
sesuai.

B. Latar Belakang

Kencur (Kaempferia galanga L) adalah terna aromatik yang tergolong


famili Zingiberaceae, adapun klasifikasi kencur sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub-kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L.

Kencur (Kaempferia galanga) banyak digunakan sebagai bahan baku obat


tradisional (jamu), fitofarmaka, kosmetika, penyedap makanan dan minuman,
rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Secara
empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat
batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri
didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat
yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat
asma dan anti jamur. Kandungan kimia rimpang kencur sebagai berikut : (1) etil
sinamat, (2) etil p-metoksisinamat, (3) p-metoksistiren, (4) karen, (5) borneol, (6)
paraffin.
Rimpang kencur memiliki berbagai macam fungsi salah duanya adalah
sebagai lotion pelindung kulit dari sengatan cahaya sinar matahri dan sebagai
antibakteri. Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi
rimpang kencur (Kaempferia galangal L.) tergolong fenilpropanoid. Biosintesis
senyawa ini mengikuti jalur sinamat dan digunakan sebagai antifungi, analgesik
dan antipiretik. EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester yang mengandung
cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat non-polar sehingga dalam
ekstraksinya dapat menggunakan pelarut – pelarut yang mempunyai variasi
kepolaran yaitu etanol, etil asetat,metanol, air dan heksana (Asyharist, 2011).
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen – komponen atas dasar perbedaan migrasi
dan distribusi senyawa atau ion – ion dalam fasa yang berbeda. KLT biasanya
menggunakan lempeng gelas atau lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan
serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan
pertama pada pemisahan dengan kromatografi karena prosesnya yang mudah dan
cepat.
Biasanya pelat KLT menggunakan bahan indicator fluoresens yang dapat
memancarkan warna biru keunguan di bawah lampu UV pada panjang gelombang
254 nm. Senyawa yang akan diuji dan ditotolkan pada pelat KLT, yang menyerap
sinar UV pada panjang gelombang tersebut akan memberikan penampakan noda
di bawah lampu UV. Cara lain untuk melihat penampakan noda adalah
memasukkan pelat KLT ke dalam wadah yang berisi iod padat yang akan
menyublim dan mengabsorbsi molekul organik pada fasa gas, sehingga akan
terbentuk noda keclokatan.Selain berfungsi sebagai analisis kualitatif, KLT juga
menyediakan gambaran kuantitatif kromatografik yang disebut nilai Rf. Nilai Rf
adalah ”retardation factor” atau nilai “ratio-to-front” yang diekspresikan sebagai
fraksi desimal.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Alat Dan Bahan
Alat :
1. Timbangan gram
2. Alat perkolator
3. Water bath
4. Rotary evaporator
5. Alat-alat gelas
6. Eksikator
7. TLC chamber
8. Spektofotometer UV-Vis
9. Fisher-john melting point apparatus

Bahan :
1. Simplisia temu kencur
2. Etanol 95%
3. Aquadem
4. Silika gel GF254
5. diklorometan
6. Benzena
7. Reagen vanilin – asam sulfat pekat

C. Skema Kerja
1. Isolasi

Serbuk rimpang Kemncur


100 gram

- Menimbang serbuk rimpang


kencur sebanyak 100 gram.
- Memasukan serbuk rimpang
kencur dalam tabung maserasi.
- Membasahi dengan etanol dan di
diamkan selama 3 menit
- .

Rimpang Kencur yang telah


di maserasi
- Memasukkan kedalam perkolator
- Menambahkan etanol hingga
serbuk terendam.
- Hasil perkolat 200 ml.

Residu Filtrat

- Memekatkan
perkolat dengan
etanol sampai 10
ml.
- Mendinginkan
perkolat sambil
diaduk-aduk.
- Membiarkan selama
beberapa menit.

Kristal

Kristal yang terbentuk

- Melarutkan kristal dengan etanol sampai larut.


- Memanaskan kristal yang telah la rut dengan
etanol di atas tangan air dengan suhu 70°C-
80°C.
- Menambahkan air sedikit demi sedikit sambil
diaduk.
- Penambahan segera dihentikan saat tepat
terjadi kekeruhan.
- Menyaring larutan.

Residu Filtrat

- Mendinginkan filtrat sambil


diaduk- aduk.

Kristal
Kristal yang
terbentuk

- Menambahkan pelarut etanol ad larut

Larutan

Menotolkan pada lempeng


Klt dengan jarak penotolan
1 cm

Melakukan analisis spektro Lempeng KLT yang telah Menentukan titik lebur
ditotolkan.

- Meng eluasi lempeng KLT yang telah


ditotol dengan fase gerak yang sesuai.

Lepmeng kLT yang telah


di eluasi

- Mengeringkan pada suhu kamar

Lempeng KLT yang


Diamati noda dengan penampak
kering
noda dan uv 254.

Menghitung nilai Rf.


BAB III

HASIL

Nama simplisia : Temu kencur(kaempferia galanga.)


Metode ekstraksi : perkolasi
Jumlah pelarut yang digunakan : 200 ml
Hasil perkolat : 200 ml
Hasil pemekatan : 10 ml

Pemerian ekstrak
− Aroma : khas aromatik
− Warna : kuning kecoklatan
− Bentuk/tekstur : cairan
Pemerian kristal
− Bentuk : kristal
− Warna : putih

Hasil pengamatan dengan kromatografi


− Fase diam : silika gel GF 254
− Fase gerak : diklorometan di lanjut benzen
− Deteksi : UV 365

Perhitungan fase gerak


Diklorometan 15ml
Benzen 15ml
UV 254

5cm

1cm

foto hasil praktikum

RF sample
Harga RF : jarak senyawa
Jarak pelarut
: 1
5
: 0,2
Hasil titik leleh kristal
− Hasil teoritis : 37-50°c
− Hasil pengamatan : 50°c

Dokumentasi
Hasil analisis spektrofotometri

− Panjang gelombang maksimum teorititis : 228 nm


− Panjang gelombang maksimum pengamatan : 309 nm

Dokumentasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Etil p-metoksisinamat diekstraksi dari rimpang kencur dengan cara perkolasi. Perkolasi
merupakan teknik ekstraksi diskontinu atau bertahap dengancara merendam suatu bahan
dengan pelarut yang sesuai sehingga substansi yang terkandung dalam bahan tersebut
tertarik ke dalam pelarut. Perendaman bertujuan untuk merusak dinding sel rimpang
kencur sehingga pelarut dapat berdifusi kedalam sel dan menarik substansi keluar dari
dalam sel. Semakin lama perendaman, maka semakin banyak pula substansi yang tertarik
ke dalam pelarut.

Untuk ekstraksi etil p-metoksisinamat digunakan etanol 95% sebagai pelarut.Pemilihan


etanol 95% sebagai pelarut dalam perkolasi didasarkan pada kelarutan etil p-
metoksisinamat yang tinggi dalam etanol. Metode perkolasi dipilih berdasarkan sifat etil p-
metoksisinamat yang thermolabil ,tidak stabil dengan adanya pemanasan. Reaksi
pembentukan asam p-metoksisinamat dari etil p-metoksisinamat tidak dapat langsung
dilakukan dalam satu tahap. Gugus etoksi yang terikat pada gugus karbonil memiliki ikatan
yang sangat kuat sehingga dia sulit melepaskan gugus karbonilnya.

Di peroleh perkolat sebanyak 200ml , lalu dipekatkan dengan rotary evaporator untuk
menghilangkan sebagian besar pelarut sampai volumenya 10 ml . Larutan ekstrak kencur
yang diperoleh berwarna kuning . Larutan ekstrak kencur kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang berisi butiran es yang ditambahkan sedikit air, yang bertujuan untuk
mempercepat terbentuknya kristal. Akan tetapi pada percobaan ini hanya sedikit kristal
yang terbentuk, hal ini disebabkan ekstrak kencur yang diperoleh hanya sedikit dan waktu
untuk perendaman ekstrak kencur pada air es hanya beberapa menit sehingga kristal yang
terbentuk hanya sedikit .Kemudian Setelah kristal terbentuk,disaring dengan corong
Buchner lalu dikeringkan dengan vacum kemudian di larutkan dalam etanol dan di tangas
air pada suhu 70-80°C untuk melarutkan kembali kristal yang di dapat . Penambahan air es
bertujuan untuk proses rekristalisasi dengan menurunkan kelarutan. Penurunan suhu dalam
suhu ruangan terlebih dahulu dilakukan dengan tujuan agar proses pembentukan kristal etil
p-metoksisinamat dapat berlangsung dengan baik. Jika penurunan suhu langsung dengan
pemberian air es, maka akan mengakibatkan laju pembentukan kristal lebih cepat dari pada
pembentukan inti kristal sehingga kristal yang terbentuk akan banyak. Sedangkan
penambahan campuran air-etanol untuk melarutkan berbagai macam zat pengotor yang
bersifat polar agar terlepas dari kristal.Campuran air-etanol digunakan karena etil p-
metoksisinamat larut dalam pelarut etanol sedangkan dalam air tidak larut sempurna
sementara air dan etanol dapat saling bercampur, sehingga campuran air-etanol merupakan
pelarut yang baik untuk proses kristalisasi etil p-metoksisinamat. Hasil praktikum
didapatkan kristal asam p-metoksisinamat berwarna kuning pucat dengan jarak lebur .
Kristal asam p-metoksisinamat seharusnya berwarna putih, tetapi kristal yang didapatkan
ternyata berwarna kuning pucat. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pencucian
pada kristal untuk menghilangkan pelarut ataupun senyawa-senyawa hasil samping. Titik
leleh Kristal yang kami dapatkan adalah 50°C (menurut literatur, titik leleh kristal asam p-
metoksisinamat adalah 47-50°C ), panjang gelombang 210 nm , 226nm dan 309 nm (
literatur : 200-400 nm ) dan Absorbasinya sebesar 0,347 ; 0,383 dan 0,829 (literature: ) .
Hasil praktikum menunjukkan warna yang tidak sesuai dengan literatur yaitu berwarna
putih , maka kristal yang kami dapatkan adalah asam p-metoksisinamat yang belum dapat
di katakan murni.

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum kami, terbentuk kristal berwarna kuning. Hasil


identifikasi dengan KLT didapat satu noda dengan nilai Rf 0,1875 . Penentuan titik lebur
dari etil-p-metoksisinamat yang didapat yaitu pada 50⁰C dan absorbansi sebesar 0.829
dengan panjang gelombang 309.4 nm
DAFTAR PUSTAKA
Hostettmann, K., Dkk.1995. Cara Kromatografi Preparatif. Penerbit ITB.
Sujadi. 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Anneahira. 2011. Manfaat Kencur. (http://www.anneahira.com). Diakses pada 21


Januari 2011.

Fareza et al. 2017. Transformasi Etil p-Metoksisinamat Menjadi Asam p-


Metoksisinamat Dari Kencur (Kaempferia galanga L) Beserta Uji
Aktifitas Antibakterinya. UNSOED.

Caeseria, Cindy, Dkk. 2009. Isolasi Etil p-Metoksisinamat Dari Rimpang Kencur
(Kamepferia galanga L) Dan Identifikasinya Dengan Kromatografi
Gas Spektroskoi Massa. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai