Anda di halaman 1dari 46

S E R I P S I K I AT R I

Last update: January 2021

Neurotransmitter
FRANCISCUS CAHYO KRISTIANTO
Outline

› Komunikasi saraf

› Neuron dan sinaps

› Neurotransmitter

› Obat dan modifikasi transmisi sinaps

2
Komunikasi Saraf
Komunikasi Saraf

› TUBUH manusia akan selalu dijaga dalam keadaan homeostasis.

› Tubuh akan melakukan regulasi melalui SARAF dan HORMON.

› Regulasi Saraf dijalankan dengan bantuan NEURON sehingga menghasilkan


kendali yang cepat terhadap otot tubuh dan sekresi eksokrin:

› Sinyal listrik

› Sekresi neurotransmiter

› Zat kimia perantara (messenger)

4
Komunikasi Saraf

› Regulasi hormon akan dijalankan oleh HORMON untuk mengatur metabolisme,


keseimbangan air-elektrolit, pertumbuhan:

› Zat kimia perantara jarak jauh

› Disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah.

5
Komunikasi Saraf

› Terdapat DUA jenis sel, yaitu: Sel Otot dan Sel Saraf.

› Kedua macam sel tsb merupakan jaringan yang “peka rangsang”, karena dapat
menghasilkan “sinyal listrik” ketika tereksitasi.

› Sinyal istrik ada dua macam:

› Potensial Berjenjang: sebagai sinyal jarak dekat.

› Potensial Aksi: sebagai sinyal jarak jauh.

6
Komunikasi Saraf
› Neuron menggunakan sinyal listrik tsb untuk mengelola pesan,
mulai dari:

› Menerima

› Memproses

› Menginisiasi, dan

› Mengirim pesan

› Sedangkan sel Otot menggunakan sinyal listrik untuk


mencetuskan kontraksi.

7
Komunikasi Saraf
› Sinyal listrik dihasilkan oleh perubahan perpindahan ion menembus
membran plasma.

› Tidak semua ion bisa larut/ menembus membran plasma.

› Ion larut-air (Na+, K+, Cl-) bertanggungjawab untuk membawa


muatan yang tidak dapat menembus lapis-ganda lipid membran
plasma: muatan ini dapat menembus membran hanya melalui
“kanal-kanal spesifik” (kanal berpintu) atau melalui transpor
diperantarai pembawa.

8
Potensial membran:
› Pemisahan muatan positif dan
negatif di kedua sisi membran.
› Perubahan potensial: 
› Polarisasi
› Depolarisasi
› Repolarisasi
› Hiperpolarisasi

9
10
Neuron dan Sinaps
Neuron

› Neuron terdiri dari 3 bagian:


› Badan sel (cell body)
› Dendrite
› Axon
› Satu neuron bisa memiliki hingga
400.000 dendrite.

12
Neuron
› Zona Input (dendrit): menerima sinyal dari sel lain.

› Zona Pemicu (Badan Sel) : memicu potensial aksi.

› Zona Penghantar (Axon) : menghantarkan


potensial aksi.

› Zona Output (Terminal Axon): melepas


neurotransmiter yang mempengaruhi sel lain.

13
Sinaps
› Neuron dapat berakhir di salah satu dari 3 struktur:
1. Otot
2. Kelenjar
3. Neuron lain.

› Sinaps adalah tautan antara 2 neuron.

› Pada umumnya tautan antara neuron pra sinaps dan pasca sinaps.

14
Sinaps
› Berdasarkan Informasi yang ditransfer, ada dua jenis sinaps:
› Sinaps Listrik: jarang terdapat pada manusia.
› Sinaps Kimia:
• Sebagian besar sinaps dalam sistem saraf manusia
adalah sinaps kimia.
• Ujung neuron pra sinaps mengandung vesikel sinaps
yang menyimpan zat kimia perantara spesifi k, yaitu:
neurotransmiter yang telah disintesis dan dikemas oleh
neuron pra-sinaps.

15
16
Sinaps
› Satu neuron prasinaps umumnya
hanya melepas satu macam
neurotransmiter.

› Neuron yang berbeda


membebaskan neurotransmiter
yang beda pula.

17
Neurotransmitter
Neurotransmitter
› Acetylcholine (ACh)

› Dopamine (D)

› Norepinephrine (NE) atau Noradrenaline

› Serotonin (5-HT)

› Glutamic acid

› Gamma-aminobutyric acid (GABA) and glycine

› Other transmitters: histamine, purine, nitric oxide

19
Acethylcholine
› Jalur cholinergik
› Dianggap terlibat dalam fungsi kognitif (khususnya
memori) dan siklus tidur/ bangun kita
› Sistem saraf parasimpatis mengatur fungsi tubuh seperti
detak jantung, pencernaan, sekresi fungsi air liur dan
kandung kemih.
› Penyakit Alzheimer dan myathesia gravis (kelemahan otot
rangka)
› Efek anti-kolinergik oleh antidepresan (ex. Mulut kering)

20
Dopamine
› Gerakan dan kognisi yang kompleks

› Respons emosional seperti euforia atau kesenangan


(terlihat dalam penggunaan amfetamin / kokain).

› Peran penting dalam pengendalian motor

› Efek Samping Ekstrapiramidal

21
Noradrenaline
› Perhatian, kewaspadaan dan gairah

› Tingkat NE berfluktuasi dengan tidur dan


terjaga dan perubahan dalam perhatian dan
kewaspadaan

› Mood, keadaan afektif dan kecemasan

› Antidepresan (SNRI/ MAOI)

22
Serotonin
› Pengaruh besar pada perilaku, mood, › Menyebabkan Gangguan depresi dan
proses berpikir. kecemasan

› Kadar serotonin rendah dikaitkan dengan › Delusi (waham), halusinasi (LSD)


agresi, bunuh diri, pola makan impulsif dan › Gejala negatif skizofrenia
perilaku seksual yang tidak dihambat › Serotonin memiliki 15 macam reseptor.

› Memodulasi tingkat aktivitas umum SSP,


khususnya onset tidur.

23
Neurotransmiter Monoamina

24
Glutamate
› Glutamat ditemukan di semua sel tubuh

› Kontrol pembukaan saluran ion yang memungkinkan kalsium


masuk ke sel saraf yang menghasilkan impuls

› Pemblokiran reseptor glutamat menghasilkan gejala seperti


skizofrenia

› Paparan neuron yang berlebihan terhadap glutamat


menyebabkan kematian sel seperti terlihat pada stroke.

25
GABA

› Memiliki efek inhibisi dan jalurnya hanya didapatkan di dalam SSP.

› Mengendalikan neurotransmitter eksitatorik di otak dan


mengendalikan refleks spinal dan serebral

› Gangguan kecemasan

› Menurunnya GABA dapat menyebabkan kejang-kejang.

› Benzodiazepines dan barbiturates bekerja pada reseptor GABA.

26
Sinaps Eksitatorik - Inhibitorik

› Berdasarkan perubahan Permeabilitas Ion yang ditambahkan, sinaps dibedakan


menjadi 2 jenis:

› Sinaps Eksitatorik

› Sinaps Inhibitorik

27
Sinaps Eksitatorik
› Kanal reseptor berupa kation non-spesifik
yang mengijinkan lewatnya ion Na+ dan K+.

› Membuat bagian dalam membran sedikit


kurang negatif saat potensial istirahat:
depolarisasi kecil

› Kondisi ini membuat neuron lebih peka-


rangsang.

28
Sinaps Inhibitorik
› Kanal reseptor meningkatkan
permeabilitas sub sinaps terhadap ion K+
dan Cl-

› Perpindahan ion yang dihasilkan


meyebabkan hiperpolarisasi kecil pada
neuron pasca sinaps (bagian dalam
membran lebih negatif)

› Kondisi ini membuat neuron menjadi


kurang peka-rangsang.

29
EPSP vs IPSP
› Glutamat:
› Neurotransmiter eksitatorik paling umum di otak
› Pada umumnya menghasilkan EPSP (excitatory
post-synaptic potential)
› GABA:
› Neurotransmiter inhibitori utama di otak
› Selalu memicu IPSP (inhibitory post-synaptic
potential)
› NE:
› Bisa menimbulkan EPSP dan IPSP di tempat yang
berbeda.
› Glisin & GABA:
› Bisa dilepaskan dari satu terminal axon yang sama
dan sama-sama menimbulkan respons inhibitorik.
30
Inaktivasi Neurotransmiter

› Tujuan inaktivasi: supaya neuron pasca sinaps siap


untuk menerima pesan berikutnya dari masukan pra
sinaps yang sama atau lainnya.

› Neurotransmiter harus dibersihkan dari celah sinaps


usai menimbulkan respons yang sesuai di neuron
pasca sinaps.

31
Inaktivasi Neurotransmiter
Beberapa mekanisme untuk membersihkan
neurotransmiter:

› Neutransmiter berdifusi menjauhi celah sinaps.

› Diinaktifkan oleh enzim spesifik pada membran sub


sinaps.

› Masuk kembali secara aktif ke dalam terminal axon


melalui mekanisme transpor di membran sinaps:
untuk disimpan kembali dan dibebaskan di lain
waktu (daur ulang).

32
Inaktivasi Neurotransmiter

33
Obat dan Modifikasi
Transmisi Sinaps
Obat dan Modifikasi Transmisi Sinaps

› Sebagian besar obat yang mempengaruhi sistem saraf


bekerja dengan mengubah mekanisme di sinaps.

› Obat-obat tsb dapat:

› Menghambat efek yang tidak diinginkan, atau

› Meningkatkan efek yang diinginkan.

35
Obat dan Modifikasi Transmisi Sinaps

Kemungkinannya:

› Mengubah sistesis, penyimpanan/ pelepasan neurotransmiter.

› Memodifikasi interaksi neurotransmiter dengan reseptor pasca sinaps.

› Mempengaruhi ambilan-kembali atau destruksi neurotransmiter.

› Mengganti neurotransmiter yang kurang dengan transmiter pengganti.

36
Obat dan Modifikasi Transmisi Sinaps

37
Obat dan Modifikasi Transmisi Sinaps

38
Obat dan Modifikasi Transmisi Sinaps

39
40
Obat dan Modifikasi Transmisi Sinaps

41
Obat dan Modifikasi Transmisi Sinaps

42
Contoh: Kokain

› Bekerja dengan menghalangi ambilan kembali neurotransmiter


dopamin di terminal pra sinaps.

› Dopamin berada di celah sinaps lebih lama dan terus berinteraksi


dengan reseptor pasca sinaps.

› Kondisi ini menyebabkan terjadinya aktivasi berkepanjangan jaras-


jaras saraf terutama jaras yang berperan dalam sensasi nikmat.

43
Contoh: Kokain

› Menyebabkan toleransi:

› Setelah dirangsang terus dalam jangka panjang, sel-sel pasca


sinaps tidak mampu lagi menyalurkan impuls secara normal
tanpa meningkatkan dosis.

› Reseptor dopamin di otak berkurang sebagai respons atas


berlimpahnya zat yang disalahgunakan: desensitisasi.

› Gejala putus obat

› Kecanduan.

44
Referensi
1. Sherwood L. (2013).Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
2. Puri, B., & Treasaden, I. (2010). Psychiatry: An Evidence-Based Text. London:
Edward Arnold.
3. Stahl, S. M. (2013). Stahl's Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis
and Practical Application. 4th Edition. New York: Cambridge University Press.
4. Rice, J.R. (2013) Understanding Drug Action: An Introduction to Pharmacology.
American Pharmacists Association.
5. Trevor, A.J., Katzung, B.G., Kruidering-Hall, M. (2015). Pharmacology
Examination and Board Review, 11th Edition. McGraw Hill.

45
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai