KARBOHIDRAT II
Kelompok 2
Nisrina Rafifah J3L118003
Dony Abram S. J3L118007
Yosef Paskah H. J3L118019
Fira Sukmagustin J3L118021
Istiani J3L118035
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah glukosa 1%, fruktosa 1%,
suksosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, pereaksi selliwanof, pereaksi
osazon, pereaksi tauber, larutan iod encer, arabinosa, gum arab, tepung pati,
tepung glikogen, tepung gum arab, tepung agar-agar, tepung inulin dan aquades.
Alat yang digunakan selama praktikum adalah penangas air, mikroskop, papan uji,
dan alat-alat gelas.
Prosedur Penelitian
Uji Selliwanoff
Tabung Reaksi dimasukkan 10-20 tetes bahan dan 2,5 mL Pereaksi
Selliwanoff kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 30 detik. Setelah
itu, diamati perubahan yang terjadi.
Uji Osazon
Sebanyak 5 mL Fruktosa dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian
dimasukkan campuran fenil hidrazin Na asetat lalu diaduk kemudian dipanaskan
dengan penangas air 30 menit. Apabila belum ada endapan yang terbentuk,
dipanaskan dengan api langsung sampai terbentuk endapan dan diperiksa dengan
mikroskop.
Uji Iod
Plat tetes disiapkan sebagai papan uji kemudian diteteskan tepung bahan
uji dan iod encer dan ratakan amati perubahan yang terjadi.
Uji Selliwanoff
Uji selliwanoff adalah uji yang bertujuan untuk membedakan adanya ketosa
pada monosakarida atau disakarida berdasarkan perubahan warna larutan. Prinsip
uji selliwanoff yaitu terjadi setelah pencampuran larutan antara pereaksi
selliwanoff dan sampel lalu dilakukan pemanasan selama 60 detik, maka sakarida
yang tergolong ketosa berwarna merah (Page 1989). Berikut ini reaksi yang
terjadi
Gambar 1. Reaksi uji selliwanoff
Sukrosa akan memberikan hasil yang sama bila diuji dengan uji
selliwanoff, karena sukrosa akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan
fruktosa. Fruktosa inilah yang akan memberikan warna merah pada sukrosa. Uji
selliwanoff hanya positif pada karbohidrat yang mengandung monosakarida
dengan jumlah enam atom C yang disebut heksosa dan mengandung gugus keton.
Pada percobaan, maltosa, pati, dan laktosa tidak menghasilkan uji positif pada uji
selliwanoff karena saat seluruhnya mengalami hidrolisis tidak satupun yang
mengandung fruktosa sedangkan glukosa merupakan monosakarida yang
mengandung gugus aldehid sehingga tidak akan menghasilkan uji positif pada uji
selliwanoff.
Larutan warna merah terjadi karena proses pendidihan. Proses pendidihan
terjadi dua tahap reaksi, yaitu dehidrasi ketosa oleh asam kuat (HCl) yang
terkandung dalam pereaksi selliwanoff membentuk hidroksi metil fulfural dan
kondensasi hidroksi metil fulfural yang terbentuk dengan resorsinol membentuk
senyawa berwarna merah (Murray et al 2009). Berdasarkan hasil percobaan,
diperoleh hasil bahwa fruktosa dan sukrosa menunjukan hasil positif terhadap uji
selliwanoff yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah.
Pengujian dilakukan pemanasan pada larutan, pemanasan akan membantu
proses hidrolisis disakarida yang akan menghasilkan monosakarida ketosa, dan
kemudian memberikan warna. Pemberian selliwanoff akan bereaksi positif pada
saat sukrosa mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Reagen yang
digunakan pada pengujian selliwanoff adalah reagen selliwanoff yang terbuat
dari 0,5 % resorsinol di dalam 12 mL HCl pekat. Pada dasarnya uji ini memiliki
dua tahapan penting yang harus dilewati pada pendidihan yaitu proses dehidrasi
yang dalam fruktosa oleh reagen selliwanoff yang menghasilkan pembentukan
hidoksi multi furfural dan kondensasi hidroksi metil furtural dengan resorsinol
sehingga membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah.
Tabel 1. Hasil pengamatan uji selliwanoff
Perubahan
Sampel Hasil Gambar
Warna
Glukosa - Tidak terjadi
perubahan warna
Tidak
Fruktosa +
berwarna – merah
Tidak
Sukrosa +
berwarna – merah
Tidak terjadi
Laktosa - perubahan warna
-
Pati Tidak terjadi
perubahan warna
Perubahan
Sampel Hasil Gambar
Warna
Tepung Pati + putih – biru ungu
Pati terdiri atas dua jenis, yang dibedakan berdasarkan reaksinya terhadap
iodium, yaitu amilosa berwarna biru, sedangkan amilopektin bewarna kemerahan.
(Hartati dan Prana 2003). Serta, Amilosa memiliki struktrur lurus yang dominan
dengan ikatan α-(1,4)-D-glukosa, sedangkan amilopektin mempunyai cabang
dengan ikatan α-(1,6)-D-glukosa (Winarno 2008). Komposisi tepung pati
(amilum) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis)
dalam jangka panjang.
Larutan pati atau glikogen yang struktur makromolekulnya berbentuk
heliks dengan larutan iodium akan berwarna merah, biru sampai dengan biru tua.
Ada teori yang mengatakan bahwa larutan akan berwarna merah, biru sampai biru
tua disebabkan molekul iod terperangkap dalam heliks rantai polimer karbohidrat.
Sehingga ketika larutan pati dipanaskan terus-menerus kemudian diuji iod akan
menunjukkan hasil yang negatif ketika suhu larutan pati masih panas dan
menunjukkan hasil yang positif setelah suhu pada larutan pati menjadi normal
kembali. Hasil dari literature lain pada uji Iod dengan menggunakan inulin maka
didapatkan hasil warna merah keunguan yang bernilai positif. (Hawab 2004)
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di
Sudan dan Senegal. Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-
satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa. Berat
molekulnya antara 250.000-1.000.000. Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air
dibanding hidrokoloid lainnya. Pada olahan pangan yang banyak mengandung
gula, gum arab digunakan untuk mendorong pembentukan emulsi lemak yang
mantap dan mencegah kristalisasi gula (Tranggono et al 1991). Sedangkan
komposisi dari tepung Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya
berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Agar-agar sebenarnya adalah
karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia
tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari
monomer galaktosa.
Uji osazon
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA