Hari/Tanggal
PJP
Asisten
KARBOHIDRAT II
(Uji Seliwanoff, Uji Osazon, Uji Iod)
Kelompok 3
Agustina Tri Puspita Sari
Margareta
Saepul Rahmat
Nuke Annisa Nasution
Roazah Grammy Lestari
G84120023
G84120004
G84120029
G84120042
G84120074
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Karbohidrat pada umumnya didasarkan atas kompleksitas struktur kimia.
Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibedakan atas karbohidrat sederhana,
yang lebih dikenal sebagai monosakarida, dan karbohidrat majemuk yang meliputi
oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang banyak mengandung gugus
hidroksil dan mempunyai gugus formil atau gugus aldehida dikenal
sebagai polihidroksi aldehida atau aldosa, sedangkan karbohidrat yang banyak
mengandung gugus hidroksil dan mempunyai gugus karbonil atau gugus keton
dikenal sebagai polihidroksi keton atau ketosa (Sumardjo 2006). Aldosa yang
paling sederhana adalah gliseraldehida, ketosa yang paling sederhana adalah
dihidroksi-aseton. Aldosa dan ketosa dapat dibedakan melalui uji Selliwanoff.
Polisakarida atau karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang
terbentuk oleh hampir lebih dari 20.000 unit molekul monosakarida terutama
glukosa. Poliskarida dapat dibagi dalamdua kelompok yaitu heteropolisakarida dan
homopolisakarida. Heterosakarida terdiri dari dua jenis atau lebih monosakarida
sedangkan homopolisakarida tersusun dari satu jenis monosakarida. Contoh
polisakarida yang terdapat di alam adalah pati, kitin, glikogen dan selulosa. Pati
umumnya terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan
amilopektin (Hart 2003). Bahan yang digunakan pada percobaan uji iod adalah pati,
gum arab, dan tepung agar-agar. Pati tersusun atas amilosa dan amilopektin.
Struktur amilosa dn amilopektin dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang
sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang
bercabang-cabang. Amilosa membangun 20% pati, sedangkan amilopektin
membangun 80% pati. Gum arab merupakan kompleks heteropolisakarida yang
terdiri dari L-arabinosa, L-ramnosa, Dgalaktosa, dan D-asam glukoronat (Gambar
3) (Hart 2003). Tepung agar-agar merupakan polisakarida yang tersusun dari
monomer-monomer galaktosa.
fakta ketika dipanaskan ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Reaksi pada
uji Selliwanoff bergantung pada pembentukan 4-hidroksi-metil-furfural dan reaksi
dengan resorsinol (1,3-dididroksi benzena) yang membentuk kompleks berwarna
merah (positif). Warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang
sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksimetil furfural yang berasal dari
konversi fruktosa oleh HCl panas, kemudian menghasilkan asam levulinat dan
hidroksimetil furfural. Uji ini spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus
ketosa (Bintang 2010).
Tabel 1 Hasil Uji Seliwanoff
Larutan uji
Glukosa
Hasil (+/-)
-
Warna
Tak berwarna
Fruktosa
Merah muda
Sukrosa
Merah muda
Maltosa
Tak berwarna
Laktosa
Tak berwarna
Pati
Tak berwarna
Keterangan:
Gambar
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Sukrosa1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Pati 1%
Foto
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Gambar 4. Kristal osazon dari: glukosa (a), fruktosa (b), suktosa (c), laktosa (d), dan
maltosa (e) (Bintang 2010)
Hasil
-
Warna Akhir
Kuning seulas
Tepung pati
Biru kehitaman
Tepung agar-agar
Coklat kemerahan
Keterangan:
(+) polisakarida
(-) bukan polisakarida
Gambar
Dasar dari uji iod yaitu karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan
reaksi dengan larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis
karbohidratnya. Warna tersebut terbentuk karena iod masuk ke dalam kumparan
molekul polisakarida. Senyawa ini hanya stabil dalam larutan dingin. Ketika terjadi
pemanasan, warna biru akan hilang karena molekul polisakarida meregang,
sehingga iod lepas dari kumparan molekul, tetapi warna akan kembali apabila
didinginkan (Bintang 2010).
Hasil uji iod yang diperoleh, pada tepung gum arab dan tepung agar-agar
memberikan hasil uji negatif, sedangkan pada pati hasil uji yang diperoleh positif
(Tabel 3). Pati yang berikatan dengan iod akan menghasilkan warna biru. Sifat ini
dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Struktur molekul iod
menyebabkan terbentuknya warna biru. Ketika pati dipanaskan, spiral merenggang,
molekul-molekul iod terlepas sehingga warna biru menghilang (Winarno 2004).
Amilosa dengan iod akanmenghasilkan warna biru, amilopektin dengan iod akan
memberikan warna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iod akan
berwarna merah coklat (Poedjiadi dan Supriyanti 2007). Amilosa merupakan bahan
yang menyusun sekitar 20% dari pati, unit glukosa (50 sampai 300) membentuk
rantai sinambung, dengan tautan-1,4 (Hart 2003). Kandungan amilosa dalam pati
inilah yang menyebabkan warna biru ketika pati bereaksi dengan iod.
Uji kualitatif lain untuk karbohidrat dapat dilakukan melalui uji asam musat
dan uji asam pikrat. Uji Asam Musat dilakukan pada galaktosa, glukosa dan
fruktosa. Setelah larutan-larutan tersebut diberi asam nitrat dan dipanaskan sampai
tersisa setengahnya. Setelah didinginkan, dari ketiga larutan yang diuji tidak
ditemukan adanya hablur yang keras seperti pasir atau hasil percobaaan ini adalah
negatif. Uji asam pikrat dilakukan untuk menunjukkan adanya karbohidrat
pereduksi. Reaksi yang terjadi adalah oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam
onat dan reduksi asam pikrat yang berwarna kuning menjadi asam pikramat yang
berwarna merah (Sumardjo 2006). Apabila dibanding dengan uji Selliwanoff dan
Osazon, kedua uji ini kurang spesifik dalam membedakan gula aldosa dan ketosa.
SIMPULAN
Uji Seliwanoff dilakukan untuk menguji adanya gugus keton pada
karbohidrat. Hasil yang diperoleh, larutan sukrosa dan fruktosa mengandung gugus
keton ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi merah. Semua karbohidrat
yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk osazon bila
dipanaskan bersama fenilhidrazina berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai
bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat sesuai
dengan penyusunnya. Uji iod yang dilakukan memberikan hasil positif pada tepung
pati karena mengandung amilosa sehingga menghasilkan warna biru.
DAFTAR PUSTAKA
Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID): Erlangga.
Hart H. 2003. Organic Chemistry. Jakarta (ID): Erlangga.
Poedjiadi A., dan Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press
Sumardjo D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta (ID): EGC
Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia.