Anda di halaman 1dari 12

ACARA PRAKTIKUM KE-V

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

I. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasi karbohidrat baik secara umum maupun untuk


karbohidrat yang memiliki gugus pereduksi dengan reaksi warna.

II. METODE PENELITIAN

2.1 Alat

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Bunsen
5. Penjepit
6. Korek api

2.2 Bahan

1. Sukrosa
2. Asam sulfat
3. α-Naphtol
4. Larutan fruktosa 20%
5. Larutan glukosa
6. Reagen seliwanoff
7. Reagen benedict
8. Reagen fehling A dan B

2.3 Cara Kerja

2.3.1 Uji Molisch

2.3.2 Uji Benedict

2.3.3 Uji Fehling


2.3.4 Uji Osazon

2.3.5 Uji Seliwanoff

III. HASIL PENGAMATAN

No Nama Uji Sampel Hasil Percobaan

1 Uji Molisch Sukrosa Perubahan warna yang


terjadi (posirif/negatif)

2 Benedict Glukosa Perubahan warna yang


terjadi (posirif/negatif)

3 Fehling Sukrosa Perubahan warna yang


terjadi (posirif/negatif)

4 Fehling Glukosa Perubahan warna yang


terjadi (posirif/negatif)

5 Fehling Fruktosa Perubahan warna yang


terjadi (posirif/negatif)

6 Osazone Glukosa Bentuk kristal yang


teramati

7 Osazone Fruktosa Bentuk kristal yang


teramati

8 Seliwanoff Fruktosa Perubahan warna yang


terjadi (posirif/negatif)

IV. LEMBAR PENGESAHAN


LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA

DASAR

ACARA PRAKTIKUM KE-V

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

Nama :

NIM :

Kelompok :

Hari, tanggal :

Asisten :

LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI

PROGAM STUDI BIOTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2023
ACARA V

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengidentifikasi karbohidrat baik secara umum maupun untuk
karbohidrat yang memiliki gugus pereduksi dengan reaksi warna.

II. TINJAUAN PUSTAKA (beri sitasi maksimal 2013 dari jurnal/buku/skripsi)

2.1 Karbohidrat
Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton. Dapat disebut juga zat-
zat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut. Suatu kharbohidrat
tergolong aldehida ( CHO ) jika oksigen karbonil berikantan dengan suatu atom karbon terminal. Selain
itu, suatu keton ( C = O ) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Pada umumnya
karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut
dalam air. (Wibawa 2017).
Karbohidrat merupakan makromolekul yang penting bagi tongkat kehidupan mahluk
hidup. karbohidrat berfungsi sebagai bahan bakar yang akan digunakan oleh tubuh.Senyawa karbohidrat
menyumbangkan 70 – 80% sumber energi untuk aktivitas manusia. Sebagian besar karbohidrat dengan
berat melekul yang rendah, manis rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang
tergolong karbohidrat. (Wibawa 2017).

2.1.1 Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula
yang lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada dua yaitu aldosa yang
memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki gugus fungsi keton. Berdasarkan jumlah atom
karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa. Monosakarida atau gula
sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakharida aldehida atau keton. D-glukosa adalah
monosakarida yang paling banyak dijumpai di alam. (Wibawa 2017).
Monosakarida sering disebut gula sederhana (Simple Sugars). Karbohidrat jenis ini
tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Monosakarida biasanya tidak
berwarna, berupa padatan kristal, larut dalam air dan sulit larut dalam larutan nonpolar. Struktur
monosakarida terdiri dari gugus aldehid atau keton dengan dua atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida
yang memiliki gugus fungsional aldehid disebut dengan aldosa sedangkan yang memiliki gugus keton
disebut ketosa. (Wibawa 2017).

2.1.2 Disakarida
disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan mnosakarida.
Gula jenis ini dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari satu satuan ke suatu OH
satuan lain. Suatu cara ikatan yang lazim ialah suatu ubungan glikosida α atau β dari satuan pertama ke
gugus 4-hidroksil dari satuan kedua. Seperti halnya monosakarida, senyawa ini larut dalam air, sedikit
larut dalam alcohol, dan praktis tidak larut dalam eter dan pelarut oerganik non-olar. Contoh dari
disakarida adalah maltose, sukrosa, dan laktosa. (Fitri, 2020).
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri atas 2 unit gula atau 2 molekul
monosakarida. Ikatan antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik. Disakarida dibedakan
menjadi dua macam. Disakarida dengan gugus hemiasetal bebas merupakan senyawa dengan satu unit
glikosil. Kemudian, Disakarida tanpa gugus hemiasetal bebas merupakan senyawa yang dibentuk
dengan reaksi dua glikosidik gugus hidroksi. (Fitri, 2020).

2.2 Identifikasi Karbohidrat


Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan objek atau individu dalam
sebuah kelas sesuai dengan karakteristik tertentu. identifikasi juga merupakan tindakan yang
akan dilakukan dengan beberapa proses seperti mencari, menemukan, meneliti, mencatat data
serta informasi tentang seseorang atau sesuatu. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh manusia dengan tumbuhan sebagai produsennya. Proses terbentuknya karbohidrat pada tumbuhan
adalah dari proses fotosintesis dimana klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari dan
karbondioksida yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karbohidrat sederhana glukosa dan oksigen yang
dilepas ke udara merupakan hasil dari proses fontosintesis tersebut. (Septiani, 2020).
Identifikasi pada karbohidrat kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan
monosakarida dengan gugus fungsi ketonik. Identifikasi karbohidrat bertujuan agar mengetahui
apakah bahan makanan tersebut memiliki kandungan karbohidrat atau tidak. Selain itu,
identifikasi Karbohidrat bertujuan untuk mengklasifikasikan bahan-bahan makanan dan dijadikan
sebagai sumber karbohidrat dengan mengamati perubahan warna pada bahan yang diujikan. Identifikasi
karbohidrat pada suatu bahan dapat dilakukan dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau
biokimiawi dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan
mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran (Septiani, 2020).

2.2.1 Uji Molisch


Uji Molisch adalah pengujian untuk semua jenis karbohidrat. Pada pengujian ini, Monosakarida,
disakarida, dan polisakarida akan memberikan hasil positif. Akan timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish.
uji Molisch untuk membuktikan adanya kandungan karbohidrat secara umum pada larutan. Prinsip
reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. (Rahmi, 2021)
Uji Molisch dinamai sesuai dengan penemunya, yaitu hans Molisch yang berasal dari Australia.
Pengujian ini di dasari oleh reaksi dehidrasi karbohidratoleh asam sulfatmembentuk cincin furfural yang
berwarna ungu. Sampel yang biasa diuji dengan reagen Molisch adalah alpha-napthol. Uji molisch
adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat.
Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil positif. (Adisendjaja, (2014).

2.2.2 Uji Fehling


Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan adanya
karbohidrat pereduksi. Hasil uji menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan gula yang dapat
mereduksi larutan fehling dan sebagai karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa golongan
karbohidrat monosakarida dan disakarida positif terhadap kegiatan mereduksi larutan fehling tersebut.
Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai siat mereduksi, juga dapat
direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan
fehling B. (Fitri, 2020).
Test Fehling bertujuan untuk mengetahui apakah hidrolisis berlangsung
dengan baik. Reaksi akhir yang menunjukkan positif adalah terbentuknya endapan merah bata.
Pada percobaan ini akan didapatkan sampel sukrosa dan amilum menunjukkan hasil positif.
Larutan Fehling digunakan untuk menguji kandungan gula tereduksi (monosakarida atau
disakarida) dalam suatu sampel. Pengujian secara kualitatif ini berdasarkan keberadaan gugus
aldehida atau keton yang bebas. (Fitri, 2020).

2.2.3 Uji Benedict


Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan
gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Uji Benedict
dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang mengandung
glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. (Maulana, 2014)
uji benedict merupakan Proses pengujian yang digunakan untuk
memperlihatkan adanya monosakarida dan gula pereduksi. Sesuai dengan namanya proses ini
pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Amerika Serikat, Stanley
Rossiter Benedict. Dalam proses pengujian ini, semua jenis monosakarida akan memperlihatkan
hasil positif. Larutan benedict mengandung ion-ion tembaga (II) yang kompleks di dalam
sebuah larutan basa. Larutan reaksi uji benedict juga kompleks dengan ion-ion sitrat dalam
larutan karbonat. ((Santoso, 2022).
2.2.4 Uji Osazon
merupakan uji karbohidrat yang bertujuan untuk membedakan bermacam
macam karbohidrat dari bentuk struktur kristalnya. Osazon yang terjadi
mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari
disakarida akan larut dalam air mendidih dan akan terbentuk kembali bila
didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus
aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
Sebaliknya, osazon dari monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
(mareta,2021)
Secara umum, semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan dengan
fenilhidrazin berlebih. Uji osazon dilakukan untuk mengidentifikasi jenis
karbohidrat melalui pembentukan kristal osazon. Fenilhidrazin dalam asam
asetat bila direbus dengan gula pereduksi membentuk fenilhidrazon diikuti
dengan pembentukan osazon. Dua karbon pertama (C1 dan C2) terlibat
dalam reaksi ini. Uji Osazon bertujuan mendeteksi karbohidrat berdasarkan
gugus fungsinya. (Nurprialdi, 2023).
2.3 Identifikasi Khusus Fruktosa
Fruktosa, atau gula buah, adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis
tumbuhan. Fruktosa juga merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama
dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama
pencernaan. Gula jenis ini adalah jenis gula paling sederhana dibandingkan sukrosa.
Fruktosa merupakan mono sakarida, Ini jenis gula yang paling kecil dan tidak dapat
dipecah lagi.(Barret, 2013)
Identifikasi merupakan kegiatan proses untuk membuktikan sesuatu. Selain itu,
identifikasi adalah tindakan mengenali dan memberi penamaan terhadap
seseorang atau sesuatu. Dalam kbbi. Identifikasi berartu penentu atau
penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya. Identifikasi fruktosa
dapat diartikan dengan kegiatan menentukan sifat yang ada pada fruktosa.
Identifikasi ini hampir sama dengan identifikasi karbohidrat, tetapi identifikasi
fruktosa menentukan sifat yang lebih spesifik. (Barret, 2013)
2.3.1 Uji Seliwanoff
Uji seliwanof akan bernilai positif terhadap monosakarida yang memiliki
gugus ketosa, misal fruktosa. Akan tetapi, uji ini menghasilkan nilai negatif
terhadap aldosa. Pereaksinya dapat dibuat dengan mencampurkan resorsinol
dengan HCl pekat kemudian diencerkan dengan akuades. Uji ini dilakukan
dengan menambahkan larutan sampel ke dalam pereaksi lalu dipanaskan
dalam air mendidih. Adanya warna merah menunjukkan bahan makanan itu
mengandung gugus ketosa. (mareta,2021)
Uji Selliwanoff dari karbohidrat bertujuan untuk mengetahui
karbohidratyang memiliki gugus ketosa. Reaksi yang menghasilkan warna
merah kecoklatan dihasilkan dari perubahan fruktosa menjadi hidroksilmetil
furfural. Reaksi Uji Selliwanoff akan memperlihatkan hasil positif pada
sukrosa dan fruktosa yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah.
Sedangkan pada pati, glukosa, maltosa dan laktosa, hasil yang didapatkan
negatif ditunjukkan dengan warnanya yang putih kekuningan. Hal ini
membuktikan bahwa sukrosa dan fruktosa merupakan golongan ketosan
sedangkan pati, glukosa, maltosa danlaktosa merupakan golongan aldosa.
(marfira, 2018)

III. METODE PENELITIAN (sama seperti lapsem)


3.1 Alat
3.2 Bahan
3.3 Cara Kerja
IV. HASIL PENGAMATAN (sama seperti lapsem)
V. PEMBAHASAN
Praktikum Kimia Dasar Acara ke… yang berjudul… memiliki tujuan… Praktikum ini
dilaksanakan secara luring di…. pada hari, tanggal… Alat yang digunakan…. Bahan
yang digunakan….
5.1 Uji Molisch
- Pengertian, cara kerja + referensi
Uji Molisch adalah pengujian kadar yang mengandung karbohidrat yang
hasil positifnya menghasilkan cincin merah ungu. Prosedur cara kerja menurut
maulana (2014) yang pertama yaitu 5 tetes pereaksi Molish ditambahkan pada
masing-masing 2 ml larutan sampel karbohidrat, lalu diaduk. Kemudian Tabung
reaksi dimiringkan dan 2 ml asam sulfat pekat (H2SO4) dituangkan dengan hati-
hati melalui dinding tabung sehingga terbentuk dua lapisan. Tahap terakhir
yaitu Warna yang terjadi pada batas kedua lapisan diamati.

- Fungsi penambahan reagen + referensi


Pada pengujian ini, reagen berfungsi untuk mereaksikan dan
membuktikan bahwa sampel benar-benar mengandung karbohidrat. Menurut
maulana (2014) menerangkan bahwa reagen ditambahkan ke dalam larutan
glukosa, kemudian ditambah asam sulfat H2SO4 pekat agar terbentuknya dua
lapisan zat cair yang menandai adanya karbihidrat.

- Prinsip kerja reagen yang digunakan + referensi


Reagen yang digunakan pada pengujian kali ini adalah alpha-napthol.
Maulana (2014) menerangkan bahwa Reagen ini akan membuat batas antara
kedua lapisan itu dan akan terbentuk cincin warna ungu akibat terjadi reaksi
kondensasi antara a–naftol dan furfural. furfural sendiri terbentuk akibat
dehidrasi glukosa oleh asam sulfat.

- Hasil yang terjadi (positif/negatif, jadi warna apa), jika gagal cari faktor yang
menyebabkan kegagalan + referensi
5.2 Uji Fehling
- Pengertian, cara kerja + referensi
Tes fehling adalah pengujian untuk menunjukkan sifat khusus
karbohidrat dengan menunjukkan hasil positif berupa endapan merah bata.
Prosedur kerja menurut ngamput (2019) yang pertama yaitu 1 ml larutan hasil
hidrolisis tiap perlakuan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian 1 ml
dari Larutan Fehling A dan Fehling B ditambahkan ke masing-masing tabung
reaksi. Lalu sampel uji dipanaskan hingga mendidih air selama 1 menit. Tahap
terakhir Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat.
- Fungsi penambahan reagen + referensi
Larutan Fehling dikenal sebagai larutan tembaga sulfat dicampur dengan alkali
dan kalium natrium tartrat (garam Rochelle). Menurut pendapat fitri (2020)
Larutan Fehling digunakan untuk menguji kandungan gula tereduksi
(monosakarida atau disakarida) dalam suatu sampel.

- Prinsip kerja reagen yang digunakan + referensi


- Hasil yang terjadi (positif/negatif, jadi warna apa), jika gagal cari faktor yang
menyebabkan kegagalan + referensi
5.3 Uji Benedict
- Pengertian, cara kerja + referensi
Uji benedict merupakan uji kimia yang digunakan untuk membuktikan kandungan gula
pereduksi. Prodesur cara kerja menurut maulana (2014) yang pertama adalah 2 ml benedict
dituangkan kedalam tabung reaksi. Kemudian 7 tetes karbohidrat diteteskan pada masing-
masing tabung reaksi. Lalu Larutan dididihkan selama 5 menit. Tahap terakhir yaitu Warna dari
endapan yang dihasilkan larutan tersebut diamati.

- Fungsi penambahan reagen + referensi


Uji benedict membutuhkan penambahan Reagan agar memberikan hasil positif yang
berupa Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Menurut
maulana (2014) reagen Benedict dapat berfungsi untuk uji glukosa dalam urine dibandingkan
reagen Fehling. Jika dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, senyawa ini dapat mereduksi
Fehling, tetapi dengan pereaksi Benedict tidak terjadi reduksi.
- Prinsip kerja reagen yang digunakan + referensi
Pada pengujian kali ini, reagen akan mereaksikan sampel yang
mengandung gula pereduksi. Prinsip kerja reagen menurut maulana (2014)
bahwa Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid,
kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena
itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus
alpha hidroksiketon, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannose
dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.

- Hasil yang terjadi (positif/negatif, jadi warna apa), jika gagal cari faktor yang
menyebabkan kegagalan + referensi
5.4 Uji Osazon
- Pengertian, cara kerja + referensi
Menurut marfita, 2018. Ke dalam tabung reaksi, di masukkan campuran
fenil hidrazin Na asetatkering sebanyak bagian bundar tabung. Sebanyak 5mL
ditambahkan ke dalamtabung lalu dilakukan pengocokan kemudian dipanaskan
dalam penangas airselama 30 menit. Endapan dibiarkan beberapa saat sampai
mendingin kemudiandiamati dibawah mikroskop
- Fungsi penambahan reagen + referensi
Uji osazon dilakukan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat melalui
pembentukan kristal osazon. Menurut marfira 2018, penambahna reagen
berfungsi untuk semua karbohidrat yang bergugus aldehida atau keton bebas
yang kemudian akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan dengan
fenilhidrazin.
- Prinsip kerja reagen yang digunakan + referensi
Pada pengujian osazon, osazon dari disakarida akan larut dalam air
mendidih dan terbentuk Kembali bila didinginkan. Menurut Nurprialdi 2023,
prinsip kerja reagen fenilhidrazin dalam asam asetat bila direbus dengan gula
pereduksi akan membentuk fenilhidrazon dikiuti dengan pembentukan osazon.

- Hasil yang terjadi (positif/negatif, jadi warna apa), jika gagal cari faktor yang
menyebabkan kegagalan + referensi
Pada penelitian ini, hasil positif yang diberikan adalah munculnya
kristal pada larutan. Menurut Nurprialdi 2023, Osazon muncul sebagai
kristal berwarna kuning dengan karakteristik bentuk, kelarutan, titik leleh,
dan struktur yang berbeda.

5.5 Uji Seliwanoff


- Pengertian, cara kerja + referensi
Uji seliwanof adalah uji untuk mengetahui karbohidrat yang memiliki gugus
ketosa. Menurit marfira, 2018. Sebanyak 5 mL pereaksi dicampur dengan
beberapa tetes sampel.Campuran didihkan selama 30 detik dan perubahan yang
terjadi diamati.
- Fungsi penambahan reagen + referensi
uji Seliwanoff berfungsi untuk mengetahui adanya gugus keton pada
karbohidrat. Menutrut denis 2018, Penambahan reagen berfungsi untuk penentu
hasil positif atau negative suatu larutan. Hasil positif di tandai dengan
berubahnya warna sampel menjadi merah.
- Prinsip kerja reagen yang digunakan + referensi
hasil uji Selliwanofpada sampel fruktosa membentuk warna merah tua
yang membuktiksan adanya gugus keton pada fruktosa.Menurut denis (2018) Prinsip kerja uji
Selliwanof yaitu reaksi Selliwanof (lar. Resorsinol dlm alkohol) akan mengubah fruktosa
menjadi hidroksimetil furfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinolmembentuk senyawa
berwarna merah.
- Hasil yang terjadi (positif/negatif, jadi warna apa), jika gagal cari faktor yang
menyebabkan kegagalan + referensi
Pada pengujian yang dilakukan, hasil yang diberikan pada sampel fruktosa
memberikan hasil positif. Hal itu ditandai dengan berubahnya warna sampel
menjadi orange kemerahan. Sementara itu pada sampel glukosa tidak terjadi
perubahan apapun. Menurut barret 2013, uji seliwanof termasuk kedalan uji
identifiksi khusus fruktosa, karena itu hanya fruktosa saja yang berhasil.

VI. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y. H. (2014). Pelatihan Pengembangan Pengetahuan


tentang Hakikat Sains dan Inkuiri serta Implikasinya. Jurnal ilmiah.
Universitas Pendidikan Indonesia, bandung.

Barret, J.S. 2013. Fructose and lactose testing. Scientific Journal. Vol. 41, No.
5, : 293-296.
Denis, C. 2018. Uji Karbohidrat. jurnal ilmiah. Universitas gajah mada,
Yogyakarta.

Fitri, A.S., Fitriana, Y.A.R. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
Jurnal SAINTEKS. Vol. 17 No 1. (45 – 52)

Hanum, G.R. 2017. BIOKIMIA DASAR. Jurnal ilmiah. Universitas


Muhammadiyah Sidoarjo, Sioarjo.

Maulana, A. 2014. Identifikasi karbohidrat. Jurnal ilmiah. Universitas


Sumatera Utara, Medan.
Mareta, R. 2021. Biokimia. Jurnal ilmiah. UNIVERSITAS ISLAM RADEN
INTAN LAMPUNG, lampung.
NgampuT, H.M.A., Herrani, R. 2019. The Effect of Differentiation of
Hydrolysis Time towards Ethanol Levels Produced Through Ulva Lactuca
Fermentation. Journal of Physics. Vol. 1 (2). :1-8.
Nurprialdi, R., Halda, S., Pratama, P.A., 2023. IDENTIFIKASI
KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT PADA PRODUK
YOGURT KOMERSIAL. Indoneisan Journal Pharmacy Research. Vol.2
(2) : 11-21.

Rahmi, C.S.R. 2021. Reaksi Uji Karbohidrat ( Uji Molisch ). Jurnal ilmiah. Syah
Kuala university, Kuala lumpur, Malaysia.
Santoso, W. (2022). Uji benedict. Jurnal ilmiah. Sampoerna university,
Jakarta.
Septiani. 2020. BIOKIMIA, Jurnal ilmiah. Universitas binawan, Jakarta.

Wibawa, P.P. 2017. Biokimia. Jurnal ilmiah. Universitas Udayana, Bali.

HALAMAN PENGESAHAN
LAMPIRAN (berupa dokumentasi praktikum + ss halaman awal jurnal minimal 1
nasional & 1 internasional)

Gambar 2.1 karbohidrat. Gambar 2.2 identifikasi karbohidrat gambar 2.2.3 uji benedict
(putri, 2022) (rosdiana,2021) (alex, 2020)

Gambar 2.1.1 monosakarida gambar 2.2.1 molsch gambar 2.2.4. uji osazon
(rachmawati, 2019) (Nugroho,2014) (Guntur,2020)

Gambar 2.1.2 disakarida gambar 2.2.2 uji fehling gambar 2.3 identfiksi fruk
(rachamawati,2019) (akhirudin, 2017) (alisa,2020)

Gambar 2.3.1 uji seliwanoff


(Armando, 2019)

LAMPIRAN
Uji Molisch sukrosa Uji Molisch glukosa
(Dokumentasi pribadi, 2023) (Dokumentasi pribadi, 2023)

Uji Molisch fruktosa Uji benedict fruktosa


(Dokumentasi pribadi, 2023) (Dokumentasi pribadi, 2023)

Uji benedict glukosa Uji benedict sukrosa


(Dokumentasi pribadi, 2023) (Dokumentasi pribadi, 2023)

Anda mungkin juga menyukai