DI SUSUN OLEH :
NAMA
: LALA
NOVELA (1900068)
KELAS
: D-III
2B
KELOMPOK : 3 (B4)
2020
6. Uji osozon : semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas
membuntuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin.
7. Uji asam musat : dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa.
1) Monosakarida yang terdiri atas jumlah atam C yang sama dengan molekul air,
2) Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida dimana untuk tiap 12 atom C ada 11
molekul air
4) Glikosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan
fruktosa
Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas
monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis,
sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus
hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya
yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah.
Identifikasi Karbohidrat
1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji Molisch
2. Tes Iodin, yang akan memberikan perubahan warna bila bereaksi dengan
beberapa polisakarida. Pati meberikan warna biru gelap, dextrin memberikan
warna merah, glikogen memebrikan warna coklat kemerahan. Selulosa,
disakarida dan monosakarida tidak memberikan warna dengan iodine.
3. Tes Benedict, yang biasa digunakan sebagai uji aldehid. Tes ini dapat juga
digunakan untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi dari
yang tidak mengandung gugus reduksi. Reagen ini mengandung CuSO4,
Natrium sitrat dan natrium karbonat dan didalam alkalin, larutan tersebut tidak
mengkatalisis reagen benedict menunjukkan tes positif.
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah
pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat untuk
mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji
Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada
ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi
dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural,sedangkan
aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol
menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida
yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri
pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang
dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri
oksida lebih cepat dibanding disakarida
Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan gula bebas,
alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion kupriCu2+ direduksi menjadi Cu2O dalam
larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari
pengurangan menjadi hitam, larutan CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada
larutan asam lemah. Secara praktek, dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat
pada larutan asam lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa.
Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih cepat dibanding aldosa. Lebih
jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat
perkembangan warna dan resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat
pada gula
A. Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Plat tetes
Penangas air
Spatel
B. Bahan
Glukosa 1%
H2SO4
Pereaksi molisch
Larutan iodium
Pereaksi benedict
Pereaksi bial
Pereaksi seliwanoff
Natrium asetat
Peraksi osazon
Fenilhidrazin-HCl
HCl
Air panas atau mendidih
V. CARA KERJA
1. Uji molisch
Masukan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi tambahkan 3 tetes pereaksi
molisch sampai tercampur keduanya. tambahkan 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding
tabung. Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua
lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
2. Uji iodium
Masukan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau lempeng tetes porselin,
tambahkan 2 tetes larutan iodium amati warna spesifik yang terbentuk
3. Uji benedict
Masukkan 3 tetes larutan uji dan 3 tetes pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi,
campurkan dengan baik. Didihikan di atas api kecil selama 2 menit atau masukan ke
dalam penangas air mendidih selama 5 menit, dinginkan perlahan-lahan perhatikan
warna dan endapan yang terbentuk.
4. Uji barfoed
Masukkan 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi barfoed kedalam tabung reaksi.
Campurkan dengan baik. Didihkan diatas api kecil selama 1 menit atau masukkan ke
dalam penamgas air mendidih selama 5 menit. Dinginkan perlahan lahan. Perhatikan
warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya
endapan merah bata
5. Uji bial
Masukkan 5ml larutan uji dan tambahkan 10 tetes pereaksi bial dan 3 ml HCl pekat
kedalam tabung reaksi. Campurlah dengan baik. Panaskan diatas atas api kecil sampai
timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Perhatikan warna atau
endapan yang terbentuk. Terbentuknya warna biru menujukkan adanya pentosa.
6. Uji seliwanoff
Masukkan 5 tetes larutan uji dan tambahkan 15 tetes pereaksi selliwanoff kedalam
tabung reaksi. Didihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air
selama 1 menit. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwrna merah
jingga.
7. Uji osazon
Masukkan 2 ml larutan kedalam tabung reaksi. Tambahkan seujung spatel
fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium asetat. Panaskan kedalam penangas air
mendidih selama beberapa menit (lebih kurang 30 menit). Dinginkan perlahan-lahan
di bawah air kran. Dan perhatikan kristal yang terbentuk dan indentifikasi dibawah
mikroskop.
VI. HASIL
Sampel: Glukosa 1%
A. Organoleptik
Warna: putih
Bau:
Rasa: manis
B. Reaksi golongan
Glukosa 1% + pereaksi uji molisch + H2SO4 = terbentuk cincin berwarna ungu.
Hasil karbohidrat yang dihasilkan positif (+)
Glukosa 1%+pereaksi uji iodium = terbentuk warna kuning. Hasil polisakarida
negatif (-)
Glukosa 1%+pereaksi uji benedict+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil gula reduksi positif (+)
Glukosa 1%+pereaksi uji barfoed+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil monosakarida positif (+)
Glukosa 1%+pereaksi uji bial+HCl pekat= bening. Hasil pentosa negatif (-)
Glukosa1%+pereaksi seliwanoff , didihkan selama 30 detik atau selama 1 menit=
bening. Hasil ketosa negatif (-)
Glukosa 1%+pereaksi uji osazon+fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium
asetat selama +30 menit= terbentuk kristal. Hasil bentuk kristal seperti pagar
C. Reaksi penegasan:
Glukosa 1% + pereaksi uji molisch + H2SO4 = terbentuk cincin berwarna ungu.
Hasil karbohidrat yang dihasilkan positif (+)
Glukosa 1%+pereaksi uji iodium = terbentuk warna kuning. Hasil polisakarida
negatif (-)
Glukosa 1%+pereaksi uji benedict+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil gula reduksi positif (+)
Glukosa 1%+pereaksi uji barfoed+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil monosakarida positif (+)
Glukosa 1%+pereaksi uji bial+HCl pekat= bening. Hasil pentosa negatif (-)
Glukosa1%+pereaksi seliwanoff , didihkan selama 30 detik atau selama 1 menit=
bening. Hasil ketosa negatif (-)
Glukosa 1%+pereaksi uji osazon+fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium
asetat selama +30 menit= terbentuk kristal. Hasil bentuk kristal seperti pagar
D. Kesimpulan
Glukosa 1% terdapat karbohidrat pada uji molisct
Glukosa 1% tidak terdapat polisakarida pada uji iodium
Glukosa 1% terdapat gula reduksi pada uji benedict
Glukosa 1% terdapat monosakarida pada uji barfoed
Glukosa 1% tidak terdapat pentosa pada uji bial
Glukosa 1% tidak terdapat ketosa pada uji saliwanoff
Glukosa 1% terdapat bentuk kristal pada uji osazon
VII. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan berbagai uji tersebut maka akan diketahui apakah amilum
mengandung karbohidrat atau yang lain. Adapun reaksi umum untuk golongan
karbohidrat adalah uji molisch, uji iodium, dan uji benedict.
Percobaan pertama yaitu uji molisch, uji molisch ini merupakan uji umum untuk
karbohidrat, untuk mengetahui sifat-sifat karbohidrat terhadap beberapa reaksi. Pada
uji moliscg ini semua bahan di tetesi 5 ml kemudian ditambah dengan reagen molisch
sebnyak 2 atau 3 tetes diaduk, kemudian ditetesi dengan H2SO4. Kemudian diamati.
Pada uji molisch ini, dilakukan untuk menentukan ada dan tidak adanya karbohidrat
yang terdapat didalamnya. Pada percobaan uji molisch ini terdapat karbohidrat.
Karena pada pengujian didapatkan hasil terbentuk cincin berwarna ungu, dan berarti
hasil karbohidratnya positif(terdapat karbohidrat) di dalam glukosa 1% pada uji
molisch.
Selanjutnya pada uji iodium, pada pengujian ini didapatkan hasil uji iodiumnya
terbentuk warna kuning dan hasil polisakarida nya negatif berarti pada pengujian ini
tidak terdapat polisakarida. Sedangkan hasil pada positifnya akan terbentuk warna
biru tua atau merah kecoklatan.
Pada uji benedict gula pereduksi dapat dibuktikan dengan uji benedict. Arutan uji
dicampurkan dengan pereaksi benedict kemudian dipanaskan, hasil positif pada
pengujian ini di tunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Pada
pengujian ini didapatkan hasil uji terbentuk endapan merah bata dan hasil gula
sakaridanya positif. Berarti pada percobaan uji benedict terdapat gula sakarida pada
glukasa 1%.
Selanjunya pada uji bial, pada pengujian didapatkan hasil negatif berwana
bening. Jadi pada pengujian tersebut tidak terdapat pentosa pada glukosa 1%.
Sedangkan pada hasil pengujian yang positf akan berwarna biru.
VIII. KESIMPULAN
1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
glukosa
2. Dalam uji benedict, glukosa menunjukkan reaksi positif yang terdapat endapan merah
bata
3. Dalam uji barfoed glukosa menghasilkan reaksi positif yang menghasilkan endapan
merah bata
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi., 2004, Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian, Liberty Yogyakarta