Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

PERCOBAAN II IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT

DI SUSUN OLEH :

NAMA
: LALA
NOVELA (1900068)

KELAS
: D-III
2B

KELOMPOK : 3 (B4)

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SELASA

DOSEN PENGAMPU : EMMA SUSANTI, M. Farm.Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020

PERCOBAAN II IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT


I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan

2. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat

3. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat

4. Untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif

II. PRINSIP PRAKTIKUM

1. Uji molisch : dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif.

2. Uji iodium : dilakukan untuk menentukan polisakarida

3. Uji benedict : dilakukan untuk membedakan adanya gula pereduksi

4. Uji borfoed : dilakukan untuk membedakan antara monosakarida

5. Uji seliwanoff : dilakukan untuk membuktikan adanya kentaso (fruktosa)

6. Uji osozon : semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas
membuntuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin.

7. Uji asam musat : dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa.

8. Uji hidrolisis pati : untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum.

9. Uji hidrolisis sukrosa : untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa

III. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan persenyewaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang


terdapat di alam dengan rumus empiris. Rumus empiris tersebut, maka senyawa ini pernah
di duga sebagai “hidrat dari karbon” sehingga disebut sebagai karbohidrat.
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada
molekul karbohidrat yang gugus fungsinya karbinil(aldehid dan keton). Karbohidrat
sederhana terdiri atas:

1) Monosakarida yang terdiri atas jumlah atam C yang sama dengan molekul air,

2) Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida dimana untuk tiap 12 atom C ada 11
molekul air

3) Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida

4) Glikosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan
fruktosa

Beberapa sifat karbohidrat antara lain:


1. Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh gugus
hidroksilnya, oleh karena itu golongan ini disebut gula.
2. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air)
dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alcohol) dan kemudian
dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur. Sifat
ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch)
3. Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan
asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul karena terbentuknya furfural dan
hidroksi furfural sebagai senyawa derifat dari gula-gula. (Sudarmadji, S.,
Haryono, B., & Suhardi)
Menurut kompleksitasnya karbohidrat digolongkan sebagai berikut :
1. Monosakarida
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu
molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan
menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan
menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan
gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti :
ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi
pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi.
2. Disakarida
Tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika jumLahnya lebih dari dua
disebut oligosakarida ( terdiri dari 2-10 monomer gula ). Ikatan antara dua
molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik yang terbentuk dari gugus
hidroksil dari atom C nomer 1 yang juga disebut karbon nomerik dengan gugus
hidroksil pada molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang bersifat
reduktif tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif yang
terletak pada atom C nomer 1 sedangkan pada fruktosa teeletak pada atom C
nomer 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus hidroksil yang reaktif karena kedua
gugus reaktifnya sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai gugus
hidroksil bebas pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif.
3. Polisakarida

Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas
monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis,
sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus
hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya
yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah.
Identifikasi Karbohidrat
1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji Molisch
2. Tes Iodin, yang akan memberikan perubahan warna bila bereaksi dengan
beberapa polisakarida. Pati meberikan warna biru gelap, dextrin memberikan
warna merah, glikogen memebrikan warna coklat kemerahan. Selulosa,
disakarida dan monosakarida tidak memberikan warna dengan iodine.
3. Tes Benedict, yang biasa digunakan sebagai uji aldehid. Tes ini dapat juga
digunakan untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi dari
yang tidak mengandung gugus reduksi. Reagen ini mengandung CuSO4,
Natrium sitrat dan natrium karbonat dan didalam alkalin, larutan tersebut tidak
mengkatalisis reagen benedict menunjukkan tes positif.

Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah
pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat untuk
mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji
Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada
ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi
dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural,sedangkan
aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol
menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida
yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri
pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang
dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri
oksida lebih cepat dibanding disakarida

Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan gula bebas,
alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion kupriCu2+  direduksi menjadi Cu2O dalam
larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan Cu2+  selama reaksi dengan menjaga dari
pengurangan menjadi hitam, larutan CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+  tereduksi menjadi Cu2O pada
larutan asam lemah. Secara praktek, dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat
pada larutan asam lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa.
Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih cepat dibanding aldosa. Lebih
jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat
perkembangan warna dan resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat
pada gula

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Plat tetes
 Penangas air
 Spatel

B. Bahan
 Glukosa 1%
 H2SO4
 Pereaksi molisch
 Larutan iodium
 Pereaksi benedict
 Pereaksi bial
 Pereaksi seliwanoff
 Natrium asetat
 Peraksi osazon
 Fenilhidrazin-HCl
 HCl
 Air panas atau mendidih
V. CARA KERJA
1. Uji molisch
Masukan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi tambahkan 3 tetes pereaksi
molisch sampai tercampur keduanya. tambahkan 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding
tabung. Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua
lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
2. Uji iodium
Masukan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau lempeng tetes porselin,
tambahkan 2 tetes larutan iodium amati warna spesifik yang terbentuk
3. Uji benedict
Masukkan 3 tetes larutan uji dan 3 tetes pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi,
campurkan dengan baik. Didihikan di atas api kecil selama 2 menit atau masukan ke
dalam penangas air mendidih selama 5 menit, dinginkan perlahan-lahan perhatikan
warna dan endapan yang terbentuk.
4. Uji barfoed
Masukkan 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi barfoed kedalam tabung reaksi.
Campurkan dengan baik. Didihkan diatas api kecil selama 1 menit atau masukkan ke
dalam penamgas air mendidih selama 5 menit. Dinginkan perlahan lahan. Perhatikan
warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya
endapan merah bata
5. Uji bial
Masukkan 5ml larutan uji dan tambahkan 10 tetes pereaksi bial dan 3 ml HCl pekat
kedalam tabung reaksi. Campurlah dengan baik. Panaskan diatas atas api kecil sampai
timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Perhatikan warna atau
endapan yang terbentuk. Terbentuknya warna biru menujukkan adanya pentosa.
6. Uji seliwanoff
Masukkan 5 tetes larutan uji dan tambahkan 15 tetes pereaksi selliwanoff kedalam
tabung reaksi. Didihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air
selama 1 menit. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwrna merah
jingga.
7. Uji osazon
Masukkan 2 ml larutan kedalam tabung reaksi. Tambahkan seujung spatel
fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium asetat. Panaskan kedalam penangas air
mendidih selama beberapa menit (lebih kurang 30 menit). Dinginkan perlahan-lahan
di bawah air kran. Dan perhatikan kristal yang terbentuk dan indentifikasi dibawah
mikroskop.

VI. HASIL

Sampel: Glukosa 1%
A. Organoleptik
 Warna: putih
 Bau:
 Rasa: manis
B. Reaksi golongan
 Glukosa 1% + pereaksi uji molisch + H2SO4 = terbentuk cincin berwarna ungu.
Hasil karbohidrat yang dihasilkan positif (+)
 Glukosa 1%+pereaksi uji iodium = terbentuk warna kuning. Hasil polisakarida
negatif (-)
 Glukosa 1%+pereaksi uji benedict+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil gula reduksi positif (+)
 Glukosa 1%+pereaksi uji barfoed+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil monosakarida positif (+)
 Glukosa 1%+pereaksi uji bial+HCl pekat= bening. Hasil pentosa negatif (-)
 Glukosa1%+pereaksi seliwanoff , didihkan selama 30 detik atau selama 1 menit=
bening. Hasil ketosa negatif (-)
 Glukosa 1%+pereaksi uji osazon+fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium
asetat selama +30 menit= terbentuk kristal. Hasil bentuk kristal seperti pagar
C. Reaksi penegasan:
 Glukosa 1% + pereaksi uji molisch + H2SO4 = terbentuk cincin berwarna ungu.
Hasil karbohidrat yang dihasilkan positif (+)
 Glukosa 1%+pereaksi uji iodium = terbentuk warna kuning. Hasil polisakarida
negatif (-)
 Glukosa 1%+pereaksi uji benedict+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil gula reduksi positif (+)
 Glukosa 1%+pereaksi uji barfoed+air mendidih selama 5 menit= terbentuk
endapan merah bata. Hasil monosakarida positif (+)
 Glukosa 1%+pereaksi uji bial+HCl pekat= bening. Hasil pentosa negatif (-)
 Glukosa1%+pereaksi seliwanoff , didihkan selama 30 detik atau selama 1 menit=
bening. Hasil ketosa negatif (-)
 Glukosa 1%+pereaksi uji osazon+fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium
asetat selama +30 menit= terbentuk kristal. Hasil bentuk kristal seperti pagar
D. Kesimpulan
 Glukosa 1% terdapat karbohidrat pada uji molisct
 Glukosa 1% tidak terdapat polisakarida pada uji iodium
 Glukosa 1% terdapat gula reduksi pada uji benedict
 Glukosa 1% terdapat monosakarida pada uji barfoed
 Glukosa 1% tidak terdapat pentosa pada uji bial
 Glukosa 1% tidak terdapat ketosa pada uji saliwanoff
 Glukosa 1% terdapat bentuk kristal pada uji osazon

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan ke 2 ini yaitu identifiksi zat pembawa karbohidrat dilakukan


untuk mengetahui adanya karbohidrat pada zat uji. Karbohidrat dikelompokkan
menjadi empat kelompok penting yaitu monosakarida, disakarida, polisakarida dan
glikosakarida. Dalam percobaan ini yang dilakukan tentang identifikasi zat pembawa
karbohidrat bertujuan untuk memahami metode identifikasi.

Pada percobaan ini saya mendapatkan glukosa 1% sebagai sampelnya. Pada


glukosa ada beberapa uji yang dilakukan yaitu uji molisch, uji iodium, uji benedict,
uji bafoed, uji bial, uji seliwanoff, dan uji osazon.

Setelah dilakukan berbagai uji tersebut maka akan diketahui apakah amilum
mengandung karbohidrat atau yang lain. Adapun reaksi umum untuk golongan
karbohidrat adalah uji molisch, uji iodium, dan uji benedict.

Percobaan pertama yaitu uji molisch, uji molisch ini merupakan uji umum untuk
karbohidrat, untuk mengetahui sifat-sifat karbohidrat terhadap beberapa reaksi. Pada
uji moliscg ini semua bahan di tetesi 5 ml kemudian ditambah dengan reagen molisch
sebnyak 2 atau 3 tetes diaduk, kemudian ditetesi dengan H2SO4. Kemudian diamati.
Pada uji molisch ini, dilakukan untuk menentukan ada dan tidak adanya karbohidrat
yang terdapat didalamnya. Pada percobaan uji molisch ini terdapat karbohidrat.
Karena pada pengujian didapatkan hasil terbentuk cincin berwarna ungu, dan berarti
hasil karbohidratnya positif(terdapat karbohidrat) di dalam glukosa 1% pada uji
molisch.

Selanjutnya pada uji iodium, pada pengujian ini didapatkan hasil uji iodiumnya
terbentuk warna kuning dan hasil polisakarida nya negatif berarti pada pengujian ini
tidak terdapat polisakarida. Sedangkan hasil pada positifnya akan terbentuk warna
biru tua atau merah kecoklatan.

Pada uji benedict gula pereduksi dapat dibuktikan dengan uji benedict. Arutan uji
dicampurkan dengan pereaksi benedict kemudian dipanaskan, hasil positif pada
pengujian ini di tunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Pada
pengujian ini didapatkan hasil uji terbentuk endapan merah bata dan hasil gula
sakaridanya positif. Berarti pada percobaan uji benedict terdapat gula sakarida pada
glukasa 1%.

Pada uji barfoed bertujuan untuk membedakan monosakarida dan disakarida,


dilihat pada pengujian ini didapatkan hasil positif yang terbentuk endapan merah bata
pada sampel tersebut berarti pada uji barfoed ini terdapat monosakarida pada glukosa
1%. Begitu juga dengan sebaliknya.

Selanjunya pada uji bial, pada pengujian didapatkan hasil negatif berwana
bening. Jadi pada pengujian tersebut tidak terdapat pentosa pada glukosa 1%.
Sedangkan pada hasil pengujian yang positf akan berwarna biru.

Pada pengujian seliwanoff, diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang


menghasilkan warna larutan yang spesifik yang mengidentifikasi adanya kandungan
ketosa pada dalam karbohidrat jenis monosakarida. pada pengujian didapatkan hasil
negatif yang berwarna bening. Jadi pada pengujian ini tidak terdapat ketosa di dalam
glukosa 1%.
Yang terakhir yaitu uji osazon, pada percobaan ini diperoleh data bahwa
karbohidrat dapat dibedakan dari bermacam-macam gambar atau bentuk kristal. Hal
ini dikrenakan semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
dan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan dengan fenilhidramin. pada
pengujian ini didapatkan hasil terbentuknya kristal yang berbentuk pagar pada
glukosa 1%.

VIII. KESIMPULAN

1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
glukosa

2. Dalam uji benedict, glukosa menunjukkan reaksi positif yang terdapat endapan merah
bata

3. Dalam uji barfoed glukosa menghasilkan reaksi positif yang menghasilkan endapan
merah bata

4. Karbohidrat secara kualitatif dapat dikenali dengan melakukan beberapa uji.


Karbohidrat memberikan reaksi positif denga uji molisch. Prinsip reaksi ini adalah
dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.

DAFTAR PUSTAKA

Feseenden dan fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa aksara:


Jakarta

Girindra, A. 1983. Biokimia I. Gramedia pustaka utama: Jakarta

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. UPT MKU: makasar

Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi., 2004, Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian, Liberty Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai