Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASTOLOGI

“COVID 19”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

MUHAMMAD JA’FAR AL-SHIDDIQ (1900074)

NANANG (1900076)

SADIAH (1900090)

TIWI FRADILAH (1900095)

VANESSA AXELIA BESTARY (1900096)

Dosen Pengampu :

MELZI OKTAVIANI, M.Farm, APT

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Ada pun tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk membahas tentang
COVID 19. Disamping itu, makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
MIKROBIOLOGI DAN PARASTOLOGI di STIFAR Riau.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan.Baik dalam pembahasan maupun teknik penulisan, maka dari itu penulis mohon
maaf yang setulus-tulusnya dan tanpa mengurangi rasa hormat penulis menerima kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, agar penyusunan dapat lebih baik lagi
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi
penyusun khususnya.Atas perhatian, saran dan kritik dari pembaca, penulis ucapkan
terimakasih.

Pekanbaru, 27 april 2020

Kelompok 6
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar belakang................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................

BAB II ISI

2.1 Definisi Virus Corona.....................................................................................

2.2 Morfologi Virus corona...................................................................................

2.3 Patognesis Penyakit Virus Corona...................................................................

2.4 Gejala gejala virus COVID 19........................................................................

2.5 Penularan Virus COVID 19...........................................................................

2.6 Pengobatan COVID 19..................................................................................

2.7 Pencegahan Covid 19....................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimupulan....................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-
paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan
di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa
dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia
kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga
menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga
berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini
saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona
berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.
Dimana virus corona ini menyebar seluruh dunia termasuk indonesia sehingga
masyarakat sangat panik dalam menghadapi virus corona ini.virus corona sangat berbahaya
dan dapat menular sesama anatar manusia dan binatng.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud virus corona
2. Apa saja morfologi virus corona
3. Apa potognesis penyakit
4. Gejala apa ditimbulkan jika terkena virus corona
5. Bagaimana penularan virus corona
6. Apa pengobatan yang dilakukan trhadap virus corona
7. Bagaimana cara pencegahan virus corona ini
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami definisi virus corona dan morfologi srta protognsis dan
gejala COVID 19
2. Mahasiswa dapat mengatahui penularan ,pengobatan dan cara pencegahan COVID 19
BAB II

ISI

2.1 pengertian virus corona

Corona virus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota (corona).Dilihat

di bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan paku-paku yang terbuat dari

S glikoprotein.Struktur inilah yang terikat pada sel inang dan nantinya dapat menyebabkan

virus dapat masuk ke dalam sel inang.

Corona virus merupakan virus RNA besar yang terselubung. Corona virus merupakan

virus RNA strand positif terbesar. Coronavirus menginfeksi manusia dan hewan sebagai

penyebab penyakit pernafasan dan saluran pencernaan.Coronavirus pada manusia

menyebabkan batuk pilek dan telah dikaitkan dengan gastroenteritis pada bayi.Coronavirus

pada hewan yang lebih rendah menimbulkan infeksi menetap pada inang alamiahnya.Virus

manusia sukar untuk dibiakkan dan karena itu dicirikan dengan buruk.

Tipe baru dari coronavirus telah diidentifikasi sebagai penyebab penyakit gawat yang

disebut SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). SARS coronavirus (SARS Co-V)secara

resmi telah dideklarasikan oleh WHO sebagai agen causative penyebab SARS. SARS-CoV

mempunyai patogenesis yang unik sebab mereka menyebabkan infeksi pernafasan paa bagian

atas dan bawah sekaligus serta dapat menyebabkan gastroenteritis.

2.2 Morfologi virus corona

2.2.1 Struktur dan komposisi


Koronavirus merupakan partikel berselubung, berukuran 80-160 nm yang mengandung

genom tak bersegmen dari RNA beruntai tunggal (27-30 kb; BM 5-6x106), genom terbesar di
antara virus RNA.Nukleokapsid heliks berdiameter 9-11 nm.Terdapat tonjolan berbentuk
gada atau daun bunga dengan panjang 20 nm yang berjarak lebar pada permukaan luar
selubung, menyerupai korona matahari. Protein struktural virus meliputi protein nukleokapsid
terfosforilasi 50-60K, glikoprotein 20-30K (E1) yang bertindak sebagai protein matriks yang
tertanam dalam lapisan ganda lipid selubung dan berinteraksi dengan nukleokapsid, dan
glikoprotein E2 (180-200K) yang membentuk peplomer berbentuk daun bunga. Beberapa
virus mengandung glikoprotein ketiga (E3; 120-140K) yang menyebabkan hemaglutinasi dan
mempunyai aktivitas asetilesterase.

Genom
RNA beruntai tunggal linear tak bersegmen, protein stuktural virus meliputi protein
nukleokapsid terfosforilasi dan mengandung dua glikoprotein (bertindak sebagai protein
matriks yang teranam dalam lapisan ganda lipid selubung dan berinteraksi dengan
nukleokapsid), dan satu fosfoprotein terselubung serta mengandung duri besar / daun bunga
yang menyebabkan hemaglutirasi dan mempunyai aktivitas asetil esterase.
Protein
Protein yang terdapat dalam coronavirus berupa S (spike) protein (150k), HE protein (65kD),
M (membran) protein, E (envelope) protein (9-12kD), dan N (nucleocapsid) protein (60kD).

S (spike) protein (150k)

S protein dapat mengikat asam salisilat (9-O-acetyl neuraminic acid) pada permukaan
membrane sel inang dimana hal ini memberi kemampuan virus untuk
hemagglutinasi.Antibodi yang melawan S protein dinetralisasi.

HE protein (65kD)

Hanya terdapat pada coronavirus yang mempunyai protein hemagglutinin-esterase.Bentuk


protein ini juga seperti paku (lebih kecil dari S protein) pada permukaan virus.Protein ini juga
dapat mengikat asam salisilat.Aktivitas esterase dari HE protein dapat memecah asam
salisilat dari rantai gula, yang dapa membantu virus untuk masuk dalam sel inang dan
bereplikasi. Antibodi yang melawan HE protein juga akan dinetralisasi oleh virus.

M (membran) protein

Protein ini membantu perlekatan nukleokapsid ke membran dari struktur internal seperti
Badan Golgi dan tidak ditemukan pada membran plasma sel.

E (envelope) protein (9-12kD)


Protein kecil ini juga terdapat pada membran virus.Pada sel yang terinfeksi, protein ini
ditemukan di sekitar nucleus dan permukaan sel.

N (nucleocapsid) protein (60kD)

Nukleokapsid protein mengikat genom RNA didahului dengan beberapa rangkaian dan
menuju M protein pada permukaan dalam membrane virus.N protein merupakan protein
terfosforilasi. Tidak seperti virus RNA lain, coronavirus tidak bergabung dengan RNA
polymerase dalam partikel virus. Polymerase dibuat setelah infeksi dengan menggunakan
genom RNA positif sebagai mRNA.

2.2.2. Klasifikasi
Ordo Nidovirales
Familia Coronaviridae
Genus Coronavirus
Coronavirus penyebab SARS terletak pada Group IV ((+)ssRNA)
Tampaknya terdapat dua kelompok antigenik koronavirus manusia, yang diwakili oleh strain
229E dan OC43.

2.2.3 Replikasi
Replikasi dari koronavirus dimulai saat ia mengambil tempat dalam sitoplasma.
Koronavirus melekat pada reseptor sel sasaran melalui duri glikoprotein pada selubung virus
(melalui E2 atau E3).Koronavirus manusia dan tikus memakai reseptor yang tidak saling
berhubungan.Reseptor untuk koronavirus manusia adalah N aminopeptidase, sedangkan
isoform majemuk dari antigen karsinoembrionik yang berkaitan dengan famili glikoprotein,
bertindak sebagai reseptor untuk koronavirus tikus.Kemudian partikel diinternalisasi,
kemungkinan melalui endositosis absorptif.Glikoprotein E2 dapat menyebabkan penyatuan
selubung virus dengan selaput sel.
Peristiwa pertama setelah pelepasan selubung adalah sintesis polimerase RNA yang
bergantung pada RNA spesifik virus yang merekam RNA komplementer (untai-minus)
dengan panjang penuh. Hal ini bertindak sebagai cetakan untuk suatu set kumpulan dari 5-7
mRNA subgenomik. Dengan diterjemahkannya masing-masing mRNA subgenomik ke dalam
polipeptida tunggal, prekursor poliprotein tidak lazim pada infeksi koronavirus.Kemungkinan
RNA genomic menyandi suatu poliprotein besar yang diolah untuk menghasilkan polymerase
RNA virus.
Molekul RNA genomik yang baru disintesis dalam sitoplasma berinteraksi dengan protein
nukleokapsid membentuk nukleokapsid heliks.Nukleokapsid bertunas melalui selaput
retikulum endoplasmik kasar dan apparatus Golgi pada daerah yang mengandung
glikoprotein virus.Virus matang kemudian dibawa dalam vesikel ke bagian tepi sel cuntuk
keluar atau menunggu hingga sel mati untuk dilepaskan.Virion tidak dibentuk melalui
pertunasan pada selaput plasma.Sejumlah besar partikel dapat terlihat pada permukaan luar
sel yang terinfeksi dan kemungkinan diadsorbsi setelah virion dilepaskan.Beberapa
koronavirus lebih sering menimbulkan infeksi sel yang menetap daripada sitosidal.
Penyakit yang ditimbulkan Penyakit pernafasan dan batuk pilek, infeksi
Gastrointestinal akut, penyakit Neurologik susunan syaraf pada hewan. Pada blog ini, akan
lebih dibahas mengenai SARS Coronavirus.

2.3 Patognesis penyakit

Virus corona menginfeksi banyak spesies hewan termasuk manusia, menyebabkan


penyakit akut dan kronis. Ulasan ini berfokus terutama pada patogenesis virus hepatitis tikus
murine coronavirus (MHV) dan coronavirus pernapasan akut (SARS-CoV). MHV adalah
kumpulan strain, yang menyediakan model sistem untuk studi tropisme dan patogenesis virus
di beberapa sistem organ, termasuk sistem saraf pusat, hati, dan paru-paru, dan telah dikutip
sebagai salah satu dari beberapa model hewan untuk studi penyakit demielinasi kronis seperti
multiple sclerosis. SARS-CoV muncul dalam populasi manusia di Cina pada tahun 2002,
menyebabkan epidemi di seluruh dunia dengan morbiditas parah dan tingkat kematian yang
tinggi, terutama pada orang yang lebih tua. Kami meninjau patogenesis kedua virus dan
beberapa sistem genetika terbalik yang memungkinkan banyak penelitian ini. Kami juga
meninjau fungsi protein coronavirus, struktural, enzimatik, dan aksesori, dengan penekanan
pada peran dalam patogenesis. Protein struktural selain perannya dalam struktur virion dan
morfogenesis juga berkontribusi secara signifikan terhadap penyebaran virus secara in vivo
dan dalam antagonis respon sel inang. Protein nonstruktural termasuk protein aksesori kecil
yang sama sekali tidak dilestarikan antara MHV dan SARS-CoV dan 16 protein terlindungi
yang dikodekan dalam lokus replikasi, banyak di antaranya memiliki aktivitas enzimatik
dalam metabolisme RNA atau pemrosesan protein selain fungsi dalam memusuhi respons
host. .
Partikel virus mengandung nukleokapsid RNA-protein heliks internal yang dikelilingi oleh
amplop yang mengandung glikoprotein virus. Protein nukleokapsid (N) adalah fosfoprotein
yang dikomplekskan dengan RNA genom untuk membentuk nukleokapsid. Spike
glycoprotein (S) membentuk peplomer besar yang terglikosilasi yang merupakan
karakteristik dari coronavirus. M, protein transmembran, sangat hidrofobik dan membentang
membran tiga kali. E, protein yang merentang membran, adalah komponen minor dari
membran. Beberapa virus kelompok II mengekspresikan glikoprotein lain, hemagglutinin-
esterase (HE), yang membentuk lonjakan kecil pada virion.

Organisasi genom MHV dan mereplikasi protein. Genom terdiri dari tujuh gen. 22 kb
pertama berisi gen replicase, yang disusun menjadi dua frame pembacaan terbuka yang
tumpang tindih, ORFs 1a dan 1b. ORF ini diterjemahkan ke dalam ∼400-kDa pp1a dan
∼800-kDa pp1ab replikasi polyprotein. ORF 1b diterjemahkan melalui frameshift translasi
yang dikodekan pada akhir ORF 1a. Domain protein dari replikasi poliprotein diindikasikan
oleh nomor protein nonstruktural (nsp1 hingga 16) dan dengan fungsi yang dikonfirmasi atau
diprediksi: PLP1 dan PLP2, protease seperti papain; X, domain encoding diprediksi aktivitas
adenosine difosfat-ribosa 1 "-fosfatase (ADRP); 3CLpro, protease seperti 3C; RdRp, RNA
polimerase tergantung RNA; Hel, helicase; -khusus endoribonuklease; 2′-O-MT,
metiltransferase. Gen 2 sampai 7 diterjemahkan dari spesies mRNA subgenomik (tidak
ditampilkan). Lokasi relatif dari wilayah pengkodean untuk protein struktural HE, S, E, M, N,
dan saya ditunjukkan, seperti wilayah pengkodean untuk ORF 2a spesifik-kelompok
(mengkodekan diprediksi siklik fosfodiesterase), 4, dan 5a protein.
Model replikasi coronavirus. Setelah interaksi reseptor dan fusi virus dan membran
plasma, RNA spesifik virus dan protein disintesis, mungkin seluruhnya dalam sitoplasma.
Ekspresi virus corona dimulai dengan terjemahan dua poliprotein, pp1a dan pp1ab, yang
menjalani pemrosesan proteolitik cotranslasional menjadi protein yang membentuk kompleks
replikasi. Kompleks ini digunakan untuk mentranskripsi set 3′ coterminal dari mRNA
subgenomik bersarang, serta RNA genomik, yang memiliki sekuens "pemimpin" 5 "umum
yang diturunkan dari ujung 5" genom. Protein diterjemahkan dari ujung 5 each setiap mRNA.
Virion baru dirakit dengan menumbuhkan ke membran intraseluler dan dilepaskan melalui
vesikel oleh mekanisme sekresi sel. RER, retikulum endoplasma kasar; ER / GIC, retikulum
endoplasma / kompartemen menengah Golgi.

Skema protein lonjakan coronavirus. Yang ditunjukkan adalah protein lonjakan


yang mewakili semua virus korona kelompok I hingga III dan SARS-CoV. Protein lonjakan
coronavirus disintesis sebagai prekursor, secara glikosilasi cotranslationally, dan, dalam
beberapa kasus, dibelah dalam perkiraan menengah menjadi subunit S1 dan S2 di situs
dengan asam amino dibasic (BBXBB). S1 membentuk domain eksternal yang mengandung
domain pengikatan reseptor (RBD) pada akhirnya 5,, diikuti oleh, dalam kasus MHV, domain
hypervariable (HVR). Urutan sinyal pendek yang dibelah dari ujung protein matang 5 mature.
S2 adalah subunit transmembran yang mengandung dua pengulangan heptad (HR1 dan HR2)
dan domain transmembran (TM).

Penentu molekuler patogenesis MHV. Virus rekombinan Chimeric A59 / JHM


dipilih dengan rekombinasi yang ditargetkan. Virus ini digunakan untuk menginfeksi tikus,
dan kemampuan untuk menginfeksi SSP dan menginduksi ensefalitis serta menginfeksi hati
dan menyebabkan hepatitis dinilai. Fenotip patogen virus ditampilkan secara skematis dan
dibahas dalam teks.

2.4 Gejala Virus Corona

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk
 Sesak napas

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona.

2.5 Penularan virus corona

 Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin
 Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan
 Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh
mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan
 Kontaminasi tinja (jarang terjadi)
 Penularan juga bisa berasal dari bintang atau hewan peliharaan

2.6 Pengobatan

Tetapi indonsia vaksin virus corona ini belum di temukan hingga seluruh dunia pada
korban virus corona sehingga sulit untuk disembuhkan akan tetapi hanya satu bisa di
sembuhkan yaitu sitem imun dimana sistem imun sangat penting dalam kehidupan dalam
menghadapi virus corona ini
Pengobatan infeksi corona virus hingga saat ini masih bergantung pada anti-pyretic,
supplemen oksigen dan bantuan ventilasi.Jika terdapat kasus SARS yang mencurigakan,
pasien harus diisolasi, lebih baik di ruangan yang bertekanan negatif, disertai dengan kostum
pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien SARS. Pada awalnya akan
digunakan steroid dan antiviral drug ribavirin untuk pengobatan, namun tidak ada bukti yang
mendukung terapi ini, bahkan sekarang ini justru banyak yang mencurigai bahwa ribavirin
tidak baik bagi kesehatan. Ribavirin analog dengan nukleo
Ribavirin 400 mg tiap 8 jam (1200 mg sehari) dikonsumsi selama 3 hari (atau sampai
mencapai kondisi stabil) Lalu ribavirin 1200 mg 2 kali sehari(2400 mg sehari)
Di China, obat dari tanaman tradisional telah digunakan secara teratur dikombinasikandengan
obat sintetik untuk mengobati SARS dan dipercaya dapsecara efektif. Test in vitro
menghasilkan pendapat bahwa interferon diperbolehkan dan menjadi pilihan dalam
pengobatan SARS. Oseltamivir phbitor terhadap neuraminidase untuk pengobatan influenza
A dan B. Obat ini juga sering diresepkanbersama dengan obat-obat lain yang digunakan
untuk pengobatan SARS si China. Antibodi prevalensinya meningkat seiring dengan umur,
dan ditemukan lebih dari 90 % pada orang dewasa.Kebanyakanvirus yang bagus, namun
dengan adanya reinfeksi sering diindikasikan keadalam lingkungan hidup ini terdapat
bermacam-macam jenis coronavirus. Jenis virus yang telah menginfeksi manusia tidak akan
menginfeksi hewan. Pada kebanyakan infeksi pernafasan, coronavirus sering terjai karena
adanya kontak antar manusia yang semakin dekat.Kebanyakan kejangkitan terjadtiap
beberapa tahun dengan siklus hidup yang tergantung dari jenis coronavirus.
Gefektif digunakan untuk menyembuhkan para penderita SARS.sid, dimana pemakaiannya ra
intravena untuk paling • ri) secara oral n diko at bekerja memperlihatkan interferon dapat
melawan SARS Co-V, sehingga men osphate
Tetapi indonsia vaksin virus corona ini belum di temukan hingga seluruh dunia pada
korban virus corona sehingga sulit untuk disembuhkan akan tetapi hanya satu bisa di
sembuhkan yaitu sitem imun dimana sistem imun sangat penting dalam kehidupan dalam
menghadapi virus corona ini

2.7 Pencegahan

 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk
kebersihan rumah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Corona virus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota (corona).Dilihat

di bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan paku-paku yang terbuat dari

S glikoprotein.Struktur inilah yang terikat pada sel inang dan nantinya dapat menyebabkan

virus dapat masuk ke dalam sel inang.Coronavirus merupakan virus RNA besar yang

terselubung. Coronavirus merupakan virus RNA strand positif terbesar. Coronavirus

menginfeksi manusia dan hewan sebagai penyebab penyakit pernafasan dan saluran

pencernaan.

Dimana virus corona ini dapat tertular sesama manusia kontak pisik dan percikan air

liur,dan bersin serta batuk dan masih banyak lagi penularan yang kita ketahui.samapi saat ini

vaksin belum di temukan sehingga tidak dapat di sembuh namun penyakit ini dapat di

sembuhkan dengan sendiri apabila sistem imun tubuh kita kuat.dimana cara pencegahan

antara lain menjaga pola hidup sehat, menggunakan masker pa saat diluar dan mencuci

tangan serta menjaga sistem imun dan masih banyak pencegahn penyebaran virus corona.

3,2 Saran

Para pembaca dapat memberi komentar dan memberi saran apabil ada kekurang atau

ketidak pahaman dan apabila makalah kurang lengkap mohon maaf


DAFTAR PUSTAKA

Anton, Horward. 2010. Aljabar Linear Elementer, Fifth Edition (Alih BahasaPatur Silaban,

Ph.D). Jakarta: Erlangga

John Wiley and Sins.Sri Rejeki Retno Yuliani.2016. Analisis Penyebaran Penyakit Diare

sebagai salah satu Penyebab Kematian pada Balita menggunakan Model Matematika SIS

(Susceptible-Infected-Susceptible).Skripsi.UNY.

Penghimpunan Dokter Paru Indonesia 2020.Panduan Praktik Klinik :phenomonia 2019-

nCOV.PDPI:Jakarta

Perko, Lawrence. 2000. Differential Equations and Dynamical System: Third Edition. New

York: Springer-Verlag, New York.

Ross, Shepley L.2004. Differential Equations: Third Edition. New York:

Anda mungkin juga menyukai