KIMIA FARMASI
OBJEK II
NIM : 1900070
GRUP : B4
1
I. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah
sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung
karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran
dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara
identifikasi karbohidrat secara kualitatif, membuktikan adanya poliusakarida
dalam suatu bahan, membuktikan adanya gula pereduksi atau gula inversi,
membedakan antara monosakaridan dan poliskarida, membuktikan adanya
pentosa, membuktikan adanya gula ketosa (fruktosa), membedakan karbohidrat
berdasarkan bentuk kristalnya, mengidetifikasi hasil hirolisis pati atau amilum,
dan mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
2
Untuk kegaitan praktikum kedua, yang mendasari perconaan uji iodium
adalah penambahan iodium pada suatu polisakarida akan menyababkan
terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan
iodium mengahailkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengn iodium membantuk
warna erah coklat.
Pada uji benedict, teori yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung
gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis,
menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.
Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mndasari uji Barfoed.
Pada uji bial, dasar dari percobaannya adalah dehidrasi pentosa oleh HCl
pekat menghasilkan furfural dengan penambahan orsinol (3.5-dihidroksi toluena)
akan berkondesasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila
didinginkan, namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas., sebaliknya osazon
monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
3
Arabinosa disebut juga gula 6truct atau pektinosa. Arabinosa bersumber dari
Getah Arab , Plum, dan Getah Ceri , namun tidak memiliki fungsi Fisiologis.
Arabinosa berupa struktur putih yang larut dalam air dan gliserol namun tidak
larut dalam alkohol dan eter. Arabinosa digunakan dalam obat-obatan dan
medium pembiakan bakteri. Arabisa dalam reaksi Orsinol – HCl memberi warna
Violet , Biru , dan Merah , dengan memberi Floroglusional- HCl.
4
· araA mengkodekan L-arabinosa isomerase, yang mengkatalisis isomerisasi antara
L-arabinosa dan L-ribulosa.
· AraB mengkodekan ribulokinase, yang mengkatalisis fosforilasi (L / D) -ribulose
untuk membentuk (L / D) -ribulose 5-fosfat.
5
II. CARA KERJA
A. Uji Molisch
1. Masukkan 15 tetes larutan uji (Arabinosa) kedalam tabung rekasi yang
masih kering dan bersih
2. Tamabahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurkan dengan baik.
3. Miringkan tabung rekasi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4 pekat
melalui dinding tabung supaya tidak bercampur.
4. Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua
lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
5. Catat hadil dan buatalah kesimpulannya.
B. Uji Iodium
1. Masukkan tiga tetes larutan uji (Arabinosa) kedalam tabung reaksi atau
lempeng tetes porselin.
2. Tambahkan dua tetes larutan Iodium
3. Amati warna sepesifik yang terbentuk, cata dan buatlah kesimpulannya.
C. Uji Benedict
1. Masukkan tetes larutan uji (Arabinosa) dan 15 tetes pereaksi Benedict ke
dalam tabung reaksi. Campurkan dengan baik.
2. Didihkan di atas api kecil selama dua menit atau masukkan ke dalam
penangas air mendidih selama 5 menit.
3. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna dan endapan yang terbentuk.
D. Uji Barfoed
1. Masukkan 10 tetes larutan uji(Arabinosa) dan 10 tetes pereaksi
Barfoed ke dalam tabung reaksi. Campurkan dengan baik.
2. Didihkan di atas api kecil selama satu menit atau masukkan ke
dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
6
3. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna atau endapan yang
terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata.
E. Uji Bial
1. Masukkan 5 mL larutan uji dan tambahkan 10 tetes pereaksi Bial
dan 3 mL HCl pekat ke dalam tabung reaksi. Campurlah dengan baik.
2. Panaskan di atas api kecil sampai timbul gelembung-gelembung
gas ke permukaan larutan
3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Terbentuknya
warna biru menunjukkan adanya pentosa.
F. Uji Seliwanoff
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan tambahkan 15 tetes perekasi selliwanof
ke dalam tabung reaksi
2. Didihkan di atas api kecl selama 30 detik atai dalam penangas air selama 1
menit
3. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah jingga
G. Uji Osazon
1. Masukkan 2 mL larutan ke dalam tabungt reaksi
2. Tambahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida an kristal natrium
asetat.
3. Panaskan ke dalam penangas air mendidih selama beberapa menit (+- 30
menit)
4. Dinginkan perlaha-lahan di bawah air kran
5. Perhatikan kristal yang terbentuk dan identifikasi di bawah mikroskop.
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Molish
Pada uji Molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat. hal tersebut
dapat dilihat pada terbentuknya cincin berwarna ungu. Reaksi yang berlangsung
adalah sebagai berikut :
H O
│ ║
OH
║ __SO3H
8
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa –
senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau
senyawa furfural yang tersubstitusi, seperti Hidroksimetil furfural. Prinsip reaksi
ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.. Uji positif jika
timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
Pereaksi ini dibuat dari α-naftol dengan etanol. Karbohidrat oleh asam sulfat
pekat akan terhidrolisis menjadi monosalarida dan selanjutnya monosakarida
mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil
furfural. Furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan
karbohidrat yang telah diberi α-naftol melalui dinding gelas dengan hati-hati maka
warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat
dengan asam sulfat.
2. Uji Iodium
Pada uji Iodium, pada masing-masing zat uji memiliki indikasi yang berbeda-
beda. dari zat uji Arabinosa negative mengandung polisakarida.
3. Uji Benedict
Hasil uji pada uji Benedict adalah sebagaimana tertera di tabel. 3
9
1. Arabinosa Terbentuk endapan merah bata +
O O
║ ║
Hal ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) bebas dalam
molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Dalam asam polisakarida atau disakarida
akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang
dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida, dan monosakarida
10
4. Uji Barfoed
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata
karena terbentuk hasil Cu2O. berukut reaksinya :
O O
║ Cu2+ asetat ║
n-glukosa E.merah
monosakarida bata
5. Uji Bial
Pada uji Bial, terkandungnya pentosa dideteksi dengan indikasi
terbentuknya warna biru pada zat uji, dan hal itu terbukti pada zat uji Arabinosa 1
%. Hasil uji pada uji Bial adalah sebagaimana tertera di tabel. 5
Berikut, reaksinya :
H O CH3
│ -3 H2O ║ │
│ │
OH OH
6. Uji Seliwanof
11
Pada uji Seliwanof, ketosa terdeteksi pada zat uji Fruktosa dengan
terbentuknya warna jingga; yaitu karena terbentuknya resorsinol.
1. Arabinosa1 % Bening -
Berikut reaksinya :
CH2OH OH
O OH OH
+HCl ║ │ │
│ berwarna
OH H OH merah
jingga 5-hidroksimetil furfural resorsinol \
7. Uji Osazon
Pada uji Osazon, diperoleh hasil yang berbeda-beda. Masing-masing zat
uji mempunyai bentuk yang khas. Hal tersebut dapat digunakan untuk
membedakan antara setu karbohidrat dengan karbohidrat yang lain.
Hasil Uji Osazon adalah sebagaimana tertera di tabel 7
Berikut reaksinya :
H H OH H H
12
│ │ │ │ │
│ │ │ │
OH OH H OH
H H OH H H
│ │ │ │ │
CH2OH—C—C—C—C—C=O+NNHC6H5 + H2 (D-glukosafenilhidrazon)
│ │ │ │
OH OH H OH
│2 C6H5 NHNH2
H H OH H
│ │ │ │
│ │ │ ║
OH OH H NNH C6H5
Pada uji hidrolisis pati, hidrolisis sempurna apabila menjadi senyawa yang
lebih sederhana yang terdeteksi pada perubahan warna. Hal ini terlihat padas
perubahan warna setiap tiga menit disertai perbedaan hasil hidrolisis pula. Larutan
hasil hidrolisis sebelum dilakukan uji Benedict untuk menentukan hasil akhir
13
harus dinetralkan terlebih dahulu, karena semula masih dalam suasana asam.
Berikut hasil uji Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di Tabel. 8
21 Pekat Glukosa
Pada uji Hidrolisis Pati ini dilakukan uji Benedict, Seliwanoff, dan
Barfoed supaya dapat mengidentifikasi monosakarida-monosakarida yang
terbentuk (glukosa dan fruktosa.)
Sementara itu, yang dimaksud dengan gula inverse adalah gula yang dapat
memutar bidang polarisasi, karena memiliki gugus aldehida dan keton bebas.
Berikut hasil uji Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di Tabel. 9
Tabel. 9
14
IV. KESIMPULAN
15
5. Pada zat Uji Arabinosa, terdapat pentosa dari uji Barfoed
6. Pada uji Bial, terkandungnya pentosa dideteksi dengan indikasi terbentuknya
warna biru pada zat uji, dan hal itu terbukti pada zat uji Arabinosa 1 %
7. Pada uji Seliwanof, ketosa tidak terdeteksi pada Arabinosa
8. Bentuk kristal karbohidrat pada hasil uji Osazon berbeda-beda sesuai dengan
zat ujinya.
9. Hasil hidrolisis pati dan amilum adalah amilopektin, amilosa, eritrodekstrin,
V. DAFTAR PUSTAKA
Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara.
Jakarta
Jalip, IS. 2008. Praktikum Kimia Organik, Edisi kesatu. Laboratorium Kimia
Universitas Nasional. Jakarta
16