Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI

OBJEK II

IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT

NAMA : MAYANG UTARI

NIM : 1900070

PRODI : D-III IIB

HARI PRATIKUM : SELASA (14.00-17.00)

GRUP : B4

DOSEN PEMBIMBING : EMMA SUSANTI, M.Farm, Apt

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU


2020

1
I. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah
sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung
karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran
dan lain sebagainya.

Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau


turunannya. selian itu, ia juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang
dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n.
Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat
adalah hidrat dari karbon.

Penting bagi kita untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat


beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan
mahluk hidup lainnya.

Oleh karena itu, tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara
identifikasi karbohidrat secara kualitatif, membuktikan adanya poliusakarida
dalam suatu bahan, membuktikan adanya gula pereduksi atau gula inversi,
membedakan antara monosakaridan dan poliskarida, membuktikan adanya
pentosa, membuktikan adanya gula ketosa (fruktosa), membedakan karbohidrat
berdasarkan bentuk kristalnya, mengidetifikasi hasil hirolisis pati atau amilum,
dan mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.

Teori yang mendasari percobaan ini adalah penmabahan asam organik


pekat, misalanya H2SO4 menyebabakan karbohidrat terhidrolisis menjadi
monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi
dengan asam tersebut menjadi furfural, semantara golongan heksisosa menjadi
hidroksi-multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol
akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang
negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung
karbohidrat. Warna ungu kemrah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangka
warna hijau adalah negatif.

2
Untuk kegaitan praktikum kedua, yang mendasari perconaan uji iodium
adalah penambahan iodium pada suatu polisakarida akan menyababkan
terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan
iodium mengahailkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengn iodium membantuk
warna erah coklat.

Pada uji benedict, teori yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung
gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis,
menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.

Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mndasari uji Barfoed.

Pada uji bial, dasar dari percobaannya adalah dehidrasi pentosa oleh HCl
pekat menghasilkan furfural dengan penambahan orsinol (3.5-dihidroksi toluena)
akan berkondesasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.

Sedangkan dehidrasi fruktosa oleh HCL pekat menghasilkan


hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan megalami kondensasi
membentuk senyawa kompleks berwarna merah jingga menjadi dasar dari uji
Seliwanoff.

Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang


memiliki gugus aldehida atao keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan
membentuk hidrazon atao osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk
kristal dan titik lebur yang spesifik.

Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila
didinginkan, namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas., sebaliknya osazon
monosakarida tidak larut dalam air mendidih.

3
Arabinosa disebut juga gula 6truct atau pektinosa. Arabinosa bersumber dari
Getah Arab , Plum, dan Getah Ceri , namun tidak memiliki fungsi Fisiologis.
Arabinosa berupa struktur putih yang larut dalam air dan gliserol namun tidak
larut dalam alkohol dan eter. Arabinosa digunakan dalam obat-obatan dan
medium pembiakan bakteri. Arabisa dalam reaksi Orsinol – HCl memberi warna
Violet , Biru , dan Merah , dengan memberi Floroglusional- HCl.

Arabinosa, adalah sebuah gula pentosa, pektin dan gula. Arabinosa


(arabinosa), juga dikenal sebagai gula arabinosa pektin, sering dikaitkan dengan
monosakarida lain untuk heteropolisakarida hadir dalam bentuk pulp tanaman,
koloid, hemiselulosa, asam pectic, pohon konifer, kayu batang, polisakarida
bakteri, dan Beberapa glikosida.

Mekanisme aktivitas pencernaan gula arabinose dapat dilihat pada E.


coli. E. coli memiliki mekanisme regulator “inducible positif” berupa operon
arabinosa. Pada umumnya terdapat dua jenis operon yakni operon terekspresikan
seperti pada operon trp, artinya pengikatan triptofan hanya menekan trasnkripsi
yang terjadi sedangkan pada operon terinduksikan seperti pada operon arabinose
yang bersifat “inducible positif” biasanya mati, namun dapat  diinduksi ketika
terdapat gula arabinose.
Arabinosa merupakan gula yang membutuhkan tiga enzim untuk
metabolismenya (dikode oleh araB, araA, dan araD). Gen regulator araC. Gen
araBAD (araB, araA, dan araD) dan araC ditranskripsi dalam arah yang
berlawanan. Dua lokasi operator (araO1dan araO2) dan araI yang merupakan situs
DNA terikat.

4
·         araA mengkodekan L-arabinosa isomerase, yang mengkatalisis isomerisasi antara
L-arabinosa dan L-ribulosa.
·         AraB mengkodekan ribulokinase, yang mengkatalisis fosforilasi (L / D) -ribulose
untuk membentuk (L / D) -ribulose 5-fosfat.

·         AraD mengkodekan L-ribulosa-5-fosfat 4-epimerase, yang mengkatalisis


epimerization antara L-ribulosa 5-fosfat dan D-xylulose 5-fosfat.

5
II. CARA KERJA

A. Uji Molisch
1. Masukkan 15 tetes larutan uji (Arabinosa) kedalam tabung rekasi yang
masih kering dan bersih
2. Tamabahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurkan dengan baik.
3. Miringkan tabung rekasi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4 pekat
melalui dinding tabung supaya tidak bercampur.
4. Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua
lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
5. Catat hadil dan buatalah kesimpulannya.

B. Uji Iodium
1. Masukkan tiga tetes larutan uji (Arabinosa) kedalam tabung reaksi atau
lempeng tetes porselin.
2. Tambahkan dua tetes larutan Iodium
3. Amati warna sepesifik yang terbentuk, cata dan buatlah kesimpulannya.

C. Uji Benedict
1. Masukkan tetes larutan uji (Arabinosa) dan 15 tetes pereaksi Benedict ke
dalam tabung reaksi. Campurkan dengan baik.
2. Didihkan di atas api kecil selama dua menit atau masukkan ke dalam
penangas air mendidih selama 5 menit.
3. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna dan endapan yang terbentuk.

D. Uji Barfoed
1. Masukkan 10 tetes larutan uji(Arabinosa) dan 10 tetes pereaksi
Barfoed ke dalam tabung reaksi. Campurkan dengan baik.
2. Didihkan di atas api kecil selama satu menit atau masukkan ke
dalam penangas air mendidih selama 5 menit.

6
3. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna atau endapan yang
terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata.

E. Uji Bial
1. Masukkan 5 mL larutan uji dan tambahkan 10 tetes pereaksi Bial
dan 3 mL HCl pekat ke dalam tabung reaksi. Campurlah dengan baik.
2. Panaskan di atas api kecil sampai timbul gelembung-gelembung
gas ke permukaan larutan
3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Terbentuknya
warna biru menunjukkan adanya pentosa.

F. Uji Seliwanoff
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan tambahkan 15 tetes perekasi selliwanof
ke dalam tabung reaksi
2. Didihkan di atas api kecl selama 30 detik atai dalam penangas air selama 1
menit
3. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah jingga

G. Uji Osazon
1. Masukkan 2 mL larutan ke dalam tabungt reaksi
2. Tambahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida an kristal natrium
asetat.
3. Panaskan ke dalam penangas air mendidih selama beberapa menit (+- 30
menit)
4. Dinginkan perlaha-lahan di bawah air kran
5. Perhatikan kristal yang terbentuk dan identifikasi di bawah mikroskop.

7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji Molish

Arabinosa 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

Pada uji Molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat. hal tersebut
dapat dilihat pada terbentuknya cincin berwarna ungu. Reaksi yang berlangsung
adalah sebagai berikut :

H O

│ ║

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +

OH

Pentosa Furfural α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:

║ __SO3H

H2C─ ─────C───── ─OH

Cincin ungu senyawa kompleks

8
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa –
senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau
senyawa furfural yang tersubstitusi, seperti Hidroksimetil furfural. Prinsip reaksi
ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.. Uji positif jika
timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
Pereaksi ini dibuat dari α-naftol dengan etanol. Karbohidrat oleh asam sulfat
pekat akan terhidrolisis menjadi monosalarida dan selanjutnya monosakarida
mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil
furfural. Furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan
karbohidrat yang telah diberi α-naftol melalui dinding gelas dengan hati-hati maka
warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat
dengan asam sulfat.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua karbohidrat yang diujikan


pentosa (arabinosa) menghasilkan cincin berwarna ungu. Warna yang terjadi
disebabkan oleh kondensasi furfural atau derifatnya dengan a-Naftol
Baik karbohidrat aldosa (-CHO) maupun kelompok ketosa (C=O) akan
memberikan reaksi positif dengan pereaksi ini dengan menghasilkan cincin warna
ungu.

2. Uji Iodium
Pada uji Iodium, pada masing-masing zat uji memiliki indikasi yang berbeda-
beda. dari zat uji Arabinosa negative mengandung polisakarida.

Untuk uji Iodium, didapat hasil sebagaimana tertera di tabel 2.

Tabe Arabinosa Terbentuk warna Kuning -


l.2

3. Uji Benedict
Hasil uji pada uji Benedict adalah sebagaimana tertera di tabel. 3

9
1. Arabinosa Terbentuk endapan merah bata +

Berikut reaksi yang berlangsung:

O O

║ ║

R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O

Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan


terbentuknya endapan berwarna merah bata. hal teresebut dikarenakan
terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O.

Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium


karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat
menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai CuO (Kupro Oksida).
Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksi benedict bersifat
basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah
bata.

Hal ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) bebas dalam
molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Dalam asam polisakarida atau disakarida
akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang
dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida, dan monosakarida

10
4. Uji Barfoed
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata
karena terbentuk hasil Cu2O. berukut reaksinya :

O O

║ Cu2+ asetat ║

R—C—H + ─────→ R—C—OH + Cu2O+ CH3COOH

n-glukosa E.merah

monosakarida bata

Hasil uji pada uji Barfoed adalah sebagaimana tertera di tabel.

1. Arabinosa 1 % Terbentuk endapan merah bata +

5. Uji Bial
Pada uji Bial, terkandungnya pentosa dideteksi dengan indikasi
terbentuknya warna biru pada zat uji, dan hal itu terbukti pada zat uji Arabinosa 1
%. Hasil uji pada uji Bial adalah sebagaimana tertera di tabel. 5

Arabinosa1 % Berwarna Biru +

Berikut, reaksinya :

H O CH3

│ -3 H2O ║ │

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + HCl ───→ ─C—H +

│ │

OH OH

Pentosa Furfural orsino (kompleks berwarna biru)

6. Uji Seliwanof

11
Pada uji Seliwanof, ketosa terdeteksi pada zat uji Fruktosa dengan
terbentuknya warna jingga; yaitu karena terbentuknya resorsinol.

Hasil uji pada uji Seliwanoff adalah sebagai berikut:

1. Arabinosa1 % Bening -

Berikut reaksinya :

CH2OH OH
O OH OH

+HCl ║ │ │

H CH2OH ───→ H2C— —C—H + → kompleks

│ berwarna

OH H OH merah
jingga 5-hidroksimetil furfural resorsinol \

7. Uji Osazon
Pada uji Osazon, diperoleh hasil yang berbeda-beda. Masing-masing zat
uji mempunyai bentuk yang khas. Hal tersebut dapat digunakan untuk
membedakan antara setu karbohidrat dengan karbohidrat yang lain.
Hasil Uji Osazon adalah sebagaimana tertera di tabel 7

No. Zat Uji Hasil Uji Osazon Bentuk Kristal

1. Sukrosa 1 % Terbentuk Kristal

2. Maltosa 1 % Terbentuk Kristal

3. Galaktosa 1 % Terbentuk Kristal

4. Glukosa 1 % Terbentuk Kristal

Berikut reaksinya :

H H OH H H

12
│ │ │ │ │

CH2OH—C—C—C—C—C=O+H2NNHC6H5 (D-glukosa + fenilhidrazin)

│ │ │ │

OH OH H OH

H H OH H H

│ │ │ │ │

CH2OH—C—C—C—C—C=O+NNHC6H5 + H2 (D-glukosafenilhidrazon)

│ │ │ │

OH OH H OH

│2 C6H5 NHNH2

H H OH H

│ │ │ │

CH2OH—C—C—C—C—C=O+NNHC6H5 (D-glokosazon / Ozsazon kuning)

│ │ │ ║

OH OH H NNH C6H5

Pada uji hidrolisis pati, hidrolisis sempurna apabila menjadi senyawa yang
lebih sederhana yang terdeteksi pada perubahan warna. Hal ini terlihat padas
perubahan warna setiap tiga menit disertai perbedaan hasil hidrolisis pula. Larutan
hasil hidrolisis sebelum dilakukan uji Benedict untuk menentukan hasil akhir

13
harus dinetralkan terlebih dahulu, karena semula masih dalam suasana asam.
Berikut hasil uji Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di Tabel. 8

Perlakuan Hidrolisis (menit) Hasil Uji Iodium Hasil Hidrolisis

5 mL amilum 1 % 3 Biru Amilopekstin


ditambah 2,5 mL 6 Ungu Amilosa
HCl 2 N kemudia
9 Violet Amilosa
dipanskan di
12 Merah Tua Ertitrodekstrin
penangas air
15 Kuning Coklet Akrodekstrin
mendidih
18 Kuning Pucat Maltosa

21 Pekat Glukosa

Hasil Akhir dengan uji Benedict yaitu terbentuknya


endapan merah bata

Pada uji Hidrolisis Pati ini dilakukan uji Benedict, Seliwanoff, dan
Barfoed supaya dapat mengidentifikasi monosakarida-monosakarida yang
terbentuk (glukosa dan fruktosa.)

Sementara itu, yang dimaksud dengan gula inverse adalah gula yang dapat
memutar bidang polarisasi, karena memiliki gugus aldehida dan keton bebas.
Berikut hasil uji Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di Tabel. 9

Tabel. 9

Perlakuan Uji Hasil Uji

5 mL sukrosa 1 % Benedict Terbentuk Endapan


ditambah 5 tetes HCl Merah Bata
pekat kemudian Seliwanoff Terbentuk Merah Jingga
dipanaskan di penagas air
Barfoed Terbentuk Endapan
mendidih
Merah Bata

14
IV. KESIMPULAN

1. Arabinosa dalam larutan 1 %. Terbukti positif karbohidrat


2. Arabinosa adalah Monosakarida dan termasuk pentosa
3. Pada Arabinosa terdapat gula inversi yaitu dengan terbentuknya endapan
merah bata
4. Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan
terbentuknya endapan berwarna merah bata, Arabinosa mengandung gula
reduksi

15
5. Pada zat Uji Arabinosa, terdapat pentosa dari uji Barfoed
6. Pada uji Bial, terkandungnya pentosa dideteksi dengan indikasi terbentuknya
warna biru pada zat uji, dan hal itu terbukti pada zat uji Arabinosa 1 %
7. Pada uji Seliwanof, ketosa tidak terdeteksi pada Arabinosa
8. Bentuk kristal karbohidrat pada hasil uji Osazon berbeda-beda sesuai dengan
zat ujinya.
9. Hasil hidrolisis pati dan amilum adalah amilopektin, amilosa, eritrodekstrin,

V. DAFTAR PUSTAKA
Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara.
Jakarta

Jalip, IS. 2008. Praktikum Kimia Organik, Edisi kesatu. Laboratorium Kimia
Universitas Nasional. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai