Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT

DI SUSUN OLEH:

NAMA : SRI HARTI DEWI (1900092)

KELOMPOK :2

HARI : SELASA

TANGGAL : 8 APRIL 2020

DOSEN PENGAMPU: EMMA SUSANTI, M. Farm, Apt

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020
OBJEK II

IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT

I. TUJUAN PRAKTIKUM: Mengetahui reaksi apa saja yang terjadi pada


identifikasi zat pembawa karbohidrat dan mengetahui beberapa zat
sampel yang mengandung karbohidrat.
II. PRINSIP PERCOBAAN:
 Uji molisch: dilakukan untuk menentukan adanya karbohidrat
 Uji iodium: dilakukan untuk menentukan adanya karbohidrat yaitu
polisakarida
 Uji benedict: dilakukan untuk menentukan adanya karbohidrat yaitu gula
reduksi
 Hidrolisis pati : dilakukan untuk menentukan kandungan pati pada amilum
III. TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia kaya akan plasma nutfah, salah satu diantaranya adalah


umbi – umbian. Ganyong merupakan jenis umbi yang mengandung
karbohidrat. Umbi Ganyong sangat baik untuk pertumbuhan anak balita
karena karena mengandung fosfor, besi dan kalsium yang tinggi
(Damayanti, 2007).
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3
unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Susunan
atom-atom tersebut dan ikatannya membedakan karbohidrat satu dengan
yang lainnya, sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok struktur
sederhana seperti monosakarida dan disakarida dan dengan struktur
kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen, selulosa dan
hemiselulosa. Analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas
reaksi- reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil
penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan berbagai senyawa organik,
sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan
hidroksil yang berdekatan.
Beberapa sifat karbohidrat antara lain:
1. Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh
gugus hidroksilnya, oleh karena itu golongan ini disebut gula.
2. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya
(dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam
alcohol) dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan
hati-hati sehingga tidak tercampur. Sifat ini dipakai sebagai dasar
uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch)
3. Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat
dicampur dengan asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul
karena terbentuknya furfural dan hidroksi furfural sebagai senyawa
derifat dari gula-gula. (Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi)
Menurut kompleksitasnya karbohidrat digolongkan sebagai berikut :
1. Monosakarida
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari
satu molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida
dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah
atomnya dibedakan menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang
mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-
senyawa pengoksidasi seperti : ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion
cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh
senyawa pengoksidasi reduksi.
2. Disakarida
Tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika jumLahnya lebih
dari dua disebut oligosakarida ( terdiri dari 2-10 monomer gula ). Ikatan
antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik yang terbentuk
dari gugus hidroksil dari atom C nomer 1 yang juga disebut karbon
nomerik dengan gugus hidroksil pada molekul gula yang lain. Ada
tidaknya molekul gula yang bersifat reduktif tergantung dari ada tidaknya
gugus hidroksil bebas yang reaktif yang terletak pada atom C nomer 1
sedangkan pada fruktosa teeletak pada atom C nomer 2. Sukrosa tidak
mempunyai gugus hidroksil yang reaktif karena kedua gugus reaktifnya
sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai gugus hidroksil
bebas pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif.
3. Polisakarida

Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima


belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis,
sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus
hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena
molekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap
dalam lidah. (Aprilia Kusbandari.)
Identifikasi Karbohidrat
1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji Molisch
2. Tes Iodin, yang akan memberikan perubahan warna bila bereaksi
dengan beberapa polisakarida. Pati meberikan warna biru gelap,
dextrin memberikan warna merah, glikogen memebrikan warna
coklat kemerahan. Selulosa, disakarida dan monosakarida tidak
memberikan warna dengan iodine.
3. Tes Benedict, yang biasa digunakan sebagai uji aldehid. Tes ini
dapat juga digunakan untuk membedakan karbohidrat yang
mengandung gugus reduksi dari yang tidak mengandung gugus
reduksi. Reagen ini mengandung CuSO4, Natrium sitrat dan
natrium karbonat dan didalam alkalin, larutan tersebut tidak
mengkatalisis reagen benedict menunjukkan tes positif.
(Andarwulan et al., 2011).
IV. Alat dan bahan:
a. Alat
 Tabung reaksi
 Plat tetes
 Penangas air
 Spatel
b. Bahan
 Amilum
 H2SO4
 Pereaksi molisch
 Larutan iodium
 Pereaksi benedict
 Pereaksi bial
 Pereaksi seliwanoff
 Natrium asetat
 Fenilhidrazin-HCl
 HCl
V. CARA KERJA
1. Uji molisch
Masukan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi + 3 tetes pereaksi
molisch sampai tercampur keduanya. + 1 ml H2SO4 pekat melalui
dinding tabung. Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
batas antara kedua lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
2. Uji iodium
Masukan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau lempeng tetes
porselin, tambahkan 2 tetes larutan iodium amati warna spesifik yang
terbentuk
3. Uji benedict
Masukkan 3 tetes larutan uji dan 3 tetes pereaksi Benedict ke dalam
tabung reaksi, campurkan dengan baik. Didihikan di atas api kecil
selama 2 menit atau masukan ke dalam penangas air mendidih selama
5 menit, dinginkan perlahan-lahan perhatikan warna dan endapan yang
terbentuk.
4. Hidrolisis pati
Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 mili larutan amilum 1%.
Kemudian ditambahkan 2,5 ml HCL 2N, kocok lalu masukkan ke
dalam penangas air mendidih. Setelah 3 menit ujilah dengan larutan
iodium dengan cara mengambil 2 tetes larutan lalu ditambah 2 tetes
iodium dalam lempeng tetes porseline. Lakukan uji iodium setiap 3
menit sampai hasilnya berwarna kuning pucat lakukan hidrolisis
selama 5 menit lagi. Setelah
didinginkan ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan dengan
NaOH 2% uji dengan kertas lakmus kemudian dilakukan uji Benedict.
VI. HASIL
Sampel: amilum 1%
i. Organoleptik
 Warna: Putih
 Bau: tidak berbau
 Rasa: tawar
ii. Uji kelarutan / pemisahan.
 Amilum 1% + aquadest larut
 Amilum 1% + etanol larut
iii. Reaksi golongan
 Amilum 1% + perekasi molisch + H2SO4 pekat
terbentuk cincin berwarna ungu
 Amilum 1% + larutan iodium terbentuk warna biru
tua
 Amilum 1% + pereaksi benedict + dipanaskan
terbentuk warna hijau dan tidak terbentuk endapan
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 3 menit berwarna
biru
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 6 menit berwarna
ungu
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 9 menit berwarna
violet
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 12 menit berwarna
merah tua
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 15 menit berwarna
kuning cokelat
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 18 menit berwarna
kuning pucat
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 21 menit berwarna
pekat.
iv. Reaksi penegasan:
 Amilum 1% + perekasi molisch + H2SO4 pekat
terbentuk cincin berwarna ungu
 Amilum 1% + larutan iodium terbentuk warna biru
tua
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 3 menit berwarna
biru
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 6 menit berwarna
ungu
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 9 menit berwarna
violet
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 12 menit berwarna
merah tua
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 15 menit berwarna
kuning cokelat
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 18 menit berwarna
kuning pucat
 Amilum 1% + HCl 2N setelah 21 menit berwarna
pekat.
v. Kesimpulan
 Amilum 1% terdapat karbohidrat pada uji molisch
 Amilum 1% terdapat polisakarida pada uji iodium
 Amilum 1% tidak terdapat gula reduksi pada uji
benedict
 Amilum 1% terdapat amilopekstin
 Amilum 1% terdapat amilosa
 Amilum 1% terdapat amilosa
 Amilum 1% terdapat ertitrodekstrin
 Amilum 1% terdapat akrodekstrin
 Amilum 1% terdapat maltosa
 Amilum 1% terdapat glukosa
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ke 2 yaitu identifiksi zat pembawa karbohidrat
dilakukan untuk mengetahui adanya karbohidrat pada zat uji. Adapun saya
mendapat amilum 1% sebagai sampel nya. Pada amilum diujikan beberapa
uji, diantaranya uji molisch, uji iodium, dan uji benedict.
Setelah dilakukan berbagai uji tersebut maka akan diketahui
apakah amilum mengandung karbohidrat atau yang lain. Adapun reaksi
umum untuk golongan karbohidrat adalah uji molisch, uji iodium, dan uji
benedict.
Pada uji molisch, uji ini dilakukan untuk menentukan ada tidaknya
karbohidrat pada sampel. Jika sampel yang positif karbohidrat direaksikan
dengan pereaksi molisch maka hasilnya akan terbentuk cincin berwarna
ungu pada batas antara kedua lapisan. Akan tetapi jika sampel yang negatif
karbohidrat maka tidak akan terjadi seperti hal diatas.
Selanjutnya pada uji iodium, uji ini dilakukan untuk menentukan
ada tidaknya polisakarida pada sampel. Jika sampel positif polisakarida
direaksikan dengan larutan iodium maka sampe akan menunjukan hasil
warna yang spesifik. Contohnya amilum 1% akan terbentuk warna biru
tua, pada glikogen 1% akan terbentuk warna merah kecoklatan, dan pada
dekstrin akan terbentuk warna merah anggur. Akan tetapi jika sampel
direaksikan dengan larutan iodium menghasilkan warna kuning, maka
sampel tersebut akan negatif polisakarida. Contohnya:
 Sukrosa 1%
 Laktosa 1%
 Maltosa 1%
 Galaktosa 1%
 Fruktosa 1%
 Glukosa 1%
 Arabinosa 1%
Kemudian pada uji benedict, uji ini dilakukan untuk menentukan ada atau
tidaknya gula reduksi pada sampel. Maka jika sampel yang diujikan
positif gula reduksi akan terbentuk endapan merah bata. Contohnya:

 Laktosa 1%
 Maltosa 1%
 Galaktosa 1%
 Fruktosa 1%
 Glukosa 1%
 Arabinosa 1%

Akan tetapi jika sampel negatif gula reduksi maka tidak akan terbentuk
endapan merah bata, seperti :

 Amilum 1%
 Glikogen 1%
 Dekstrin 1%
 Sukrosa 1%

Karena saya mendapat sampel amilum maka saya akan membahas


amilum saja, pada uji molisch amilum 1% ditambahkan ke 3 tetes
pereaksi molisch. Kemudian di kocok sampai homogen.setelah itu
ditambahkan H2SO4 pekat melalui dinding tabung, maka akan
terbentuk cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisasan yang
menandakan adanya reaksi positif karbohidrat. Karena terbentuknya
cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan, maka hal ini
menandakan amilum mengandung karbohidrat.

Setelah uji molisch, maka dilakukan uji iodium pada amilum. Pada
uji iodium ini dilakukan untuk menentukan adanya polisakarida pada
amilum. 3 tetes amilum 1% ditambahkan kedalam lempeng tetes
porselin kemudian ditambahkan larutan iodium maka terbentuk warna
biru tua. Dengan terbentuknya warna biru tua ini, menandakan bahwa
amilum mengandung polisakarida. Jika semisalnya campuran amilum
dan larutan iodium menghasilkan warna kuning maka larutan tersebut
menandakan negatif polisakarida.

Kemudian pada uji benedict, 3 tetes pereaksi benedict ditambahkan


kedaam tabung reaksi, di homogenkan dan di didihkan diatas api
kecilselama 5 menit, dan di dinginkan perlahan maka terbentuk warna
hijau dan tidak terbentuk endapan. Hal ini menandakan bahwa amilum
negatif gula reduksi. Jika sampel yang positif gula reduksi akan
terbentuk endapan dengan warna merah bata. Jadi amilum hanya
positif karbohidrat dan polisakarida. Endapan merah bata diakibatkan
reaksi dari ion logam tembaga(II) direduksi menjadi tembaga (I). Uji
gula reduksi menggunakan larutan Benedict sangat sensitif hingga
dapat mendeteksi kadar glukosa sebesar 0.1% dalam campuran,
sehingga sangat sering digunakan untuk sampel urin dan darah.

Reagen molisch digunakan untuk uji wol dan karbohidrat. Reagen


ini mudah dibuat di laboratorium. Cara membuatnya, larutkan 5 gram
alfa-naftol dalam 100 ml alkohol atau kloroform. Larutan uji ini
dikombinasikan dengan sejumlah kecil reagen Molisch (α-naftol
dilarutkan dalam etanol atau kloroform) dalam sebuah tabung reaksi.

Sedangkan cara pembuatan larutan iodium adalah Timbang dengan


seksama sebanyak 12,90 gram Iodium ( I2 ) + 18,00 gram Kalium
Iodida ( KI ) lalu larutkan dengan 200 ml air. Setelah semua Iodium
larut, encerkan larutan dengan air tersebut menjadi 1000 ml larutan.
(Umi Qalsum., Anang W. M. Diah, dan Supriadi)

Pada uji hidrolisis pati, amilum dihidrolisis dengan waktu yang


berbeda beda. Mulai dari 3, 6,9,12dst. Kemudian dilakukan uji
benedict. Maka hasil akhir uji benedict tsb akan terbentuk endapan
merah bata.

VIII. KESIMPULAN
 Amilum mengandung karbohidrat yang ditandai dengan
terbentuknya cincin berwarna ungu pada hasil reaksi dengan
molisch
 Amilum mengandung polisakarida yang ditandai dengan
terbentuknya warna spesifik pada uji iodium.
 Reaksi yang umum dilakukan untuk mengidentifikasi karbohidrat
yaitu uji molisch, uji iodium, dan uji benedict.
IX. DAFTAR PUSTAKA

 Aprilia Kusbandari. Jurnal Analisis Kualitatif Kandungan


Sakarida Dalam Tepung Dan Pati Umbi Ganyong.
 Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D., 2011, Analisis
Pangan, Dian Rakyat, Jakarta.
 Damayanti, N.,2007, Pemanfaatan Umbi ganyong (Canna Edulis
Ker) untuk membuat sereal bayi. Fakultas Teknologi Pangan
UNISRI Solo.
 Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi., 2004, Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian, Liberty Yogyakarta
 Qalsum, Umi., Anang W. M. Diah, dan Supriadi.2015. Jurnal
Analisis Kadar Karbohidrat, Lemak Dan Protein Dari Tepung Biji
Mangga (Mangira Indica L)Jenis Gadung.

Anda mungkin juga menyukai