Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI 1

“IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NIKE FADILLAH

NIM : 1900078

PRODI : D-III IIB

HARI PRATIKUM : SELASA (14.00-17.00)

GRUP : B4

DOSEN PEMBIMBING : EMMA SUSANTI,M.Farm,Apt

ASISTEN DOSEN :

1. CINDY OKTAVIANA LAIA


2. NIA DA’IATUL ISROQ
3. SYAHRUL AMIN

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020
PERCOBAAN II

IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami metode identifikasi karbohidrat.
2. Untuk mengetahui adanya zat pembawa dalam senyawa karbohidrat.
3. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.
4. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat.
II. PRINSIP PERCOBAAN
1. Uji Molisch
Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji
dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-
hati melalui dinding tabung agartidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
2. Uji Iodium
Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan
dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium
berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.
3. Uji Benedict
Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan
dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan 
terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung
kadar gula pereduksi yang ada.
4. Uji Barfoed
Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil
positif ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu2O berwarna
merah bata.
5. Uji Seliwanoff 
Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif
ditunjukkan denganterbentuknya larutan berwarna merah orange.
6. Hidrolisis Sukrosa
Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa digunakan larutan sukrosa
1%, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat,
larutan NaOH 2%sebagai bahannya. larutan sukrosa ditambahkan dengan HCl
pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan dinetralkan dengan
NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksiBenedict, Seliwanoff, dan Barfoed.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang
terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka
senyawa ini pernah diduga sebagai “hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai
karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat dari karbon”
merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa yang
mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat.
(Auter Hoff, 1987).
Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus
CH2O atau HCHO. Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya
ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya
(Tim Dosen,2010).
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat
pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-gugus
fungsiitulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada
molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan
polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis.
(Winarya, 1997)
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia. Kerbohidrat juga berguna untuk mencegah timbulnya ketosis,pemecah protein
tubuh yang berlebihan,kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolism
lemak dan protein tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
kita makan sehari-sehari. (Winaryo,1997,hal : 15)
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat
terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat kompleks mempunyai
lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul (Almatsier, 2010).
Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan,yatiu : (Poedjiadi,2005)
1. Monosakarida
Merupakan sakarida paling sederhana yang tidak dapat diuraikan
lagi menjadi molekul lebih sederhana secara hidrolisis. Suatu
monosakarida tidak hanya dibedakan berdasarkan gugus fungsinya,tetapi
juga dibedakan dari jumlah atom karbonnya. (Rasyid,2006).
Monosakarida paling sederhana adalah gliseraldehida (suatu
aldosa) dan isomernya adalah dihidroksaseton (suatu kaltosa).

(D-gliseraldegid) (L-dliseraldehid)
Contoh monosakarida lainnya:
 Glukosa (C6H12O6) larut dalam air (25°C) (77°F)
ß-D-Glukosa D-Glukosa
 Galaktosa

ß-D-Galaktosa
 Fruktosa

Rantai terbuka Rantai siklis


2. Disakarida
Senyawa karbohidra yang terbentuk ketika dua mononsakarida
mengalami reaksi kondensasi. (Fessenden,1982).
Contoh reaksi pembentukan disakarida :
C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O12 + H2O
Disakarida terdiri atas:
 Sukrosa ( sakarosa)

 Maltosa

 Laktosa

3. Polisakarida
Merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat
berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim
yang spesifik kerjanya. Polisakarida terdiri atas :
 Amilum (pati), rumus molekul (C6H10O5)n
 Selulosa (C6H10O5)n
 Glikogen (C24H42O21)
(Sudarmadji,2010)
Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan
makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan, dan kelapa kopyor. Untuk industri-
industri makanan biasa digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan
dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada
pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian
sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert. Inversi
sukrosa terjadi dalam suasana asam. Gula invert ini tidak dapat berbentuk kristal karena
kelarutan sukrosa sangat tinggi (Winarno, 2010).
Kristal sukrosa mempunyai sistem monoklin dan bentuknya sangat bervariasi.
Kemurnian sukrosa mempengaruhi bentuk dan keadaan badan kristal, sukrosa murni
tidak berwarna dan transparan. Sukrosa mudah larut dalam air dan dipengaruhi oleh zat
lain yang terlarut dalam air serta sifat zat tersebut. Semakin tinggi suhu dan jumlah garam
terlarut dalam air maka semakin tinggi pula jumlah sukrosa yang dapat terlarut, terutama
garam yang mengandung nitrogen, seperti protein dan asam amino (Mas’udah, 2013).
Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan
yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk
menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah test molish ketika ada beberapa larutan yang
tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak,test
ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang
bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu. (Winarya,1997).
Uji iodium digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandsung
dalam larutan reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru.
Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara
amilum dengan iodin. (Feseenden,1997).
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu
larutan dengan indicator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata.
Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi
dalam suatu cairan monosakarida yang bersifat reduktor, dengan diteteskannya reagen
akan menimbulkan endapan merah bata.,selain meguji adanya gula pereduksi, juga
berlaku secara kuantitatif karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap
warna endapan. (Feseenden,1997).
Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
yanglebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa,
pentosa,heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa
atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa tersebut
(Murray dkk,2009).
Uji selliwanof digunakan untuk mmebedakan aldose dan keosa. Ketosa dan
aldosa berbeda pada penyusun keton atau aldehid. Jika gula mengandung keton maka itu
adalah ketosa sedangkan jika mengandung aldehid maka itu adalah aldosa. Tes ini
berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih cepat terhidrasi dibanding aldosa. Reaksi
selliwanoff adalah sebagai reagen yang digunakan adalah resisol dan asam hidrolik.
(Feseenden,1997).
Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah
ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari
gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-
masing membawa gugus hidroksil (Tim Dosen, 2010).
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini
secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,
dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom
hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah
yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga
monosakarida tersebut (Almatsier, 2010).
Bahan pembawa ada tiga:
a) Bahan Pembawa Anorganik
Reagen : Bolus, Kalsium karbonat, Magnesium Oksida, Natrium
Hydrogen, Karbonat dan Talk.
b) Bahan Pembawa Organik :
Reagen : Fruktosa, glukosa, laktosa, sakarosa, sorbitol, dan amilum.
c) Bahan Dasar Salep
Reagen : Salep lemak, bulu domba, alkohol, salep hidrofil, lanolin, salep
polietilen glikol, vaselin, dan adeps lanae.
Identifikasi karbohidrat :
1) Uji Molisch
2) Uji Iodium
3) Uji Benedict
4) Uji Barfoed
5) Uji Bial
6) Uji Seliwanoff
7) Uji Osazon
8) Hidrolisis Pati
9) Hidrolisis Sukrosa
(Auterhoff,1987)
Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):
1) Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh.Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di
seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah.
Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa
untuk keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadilemak untuk kemudian
disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
2) Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis
pada makanan,khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia
menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa
manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa
adalah gula paling manis.
3) Penghemat  protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka
protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan
mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila
karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan
sebagai zat pembangun.
4) Pengatur metabolisme  lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yangtidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton
berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
5) Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses
dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa
dalam serat makananmengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa
dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga
memberi bentuk pada sisa makanan yang akandikeluarkan.
Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat
diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab
itu, tidak ad aketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk
memelihara kesehatan,WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total
berasal dari karbohidratkompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula
sederhana (Almatsier, 2010).
IV. ALAT DAN BAHAN
1) Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Spatula
 Plat tetes
 Spiritus/bunsen
 Penagas air
 Rak tabung
2) Bahan
 Sukrosa
 Aquadest
 Molisch
 Larutan iodium
 Benedict
 Barfoed
 Seliwanoff
 Osazon
 Fenilhidrazin
 H2SO4 pekat
 HCl pekat
 NaOH 2N
V. CARA KERJA
1). Uji Molisch
Sukrosa 1% = masukkan 2 tetes larutan sukrosa kedalam tabung reaksi + 3 tetes
pereaksi molisch kocok sampai tercampur keduanya + 1 mL H2SO4 pekat melalui
dinding tabung dan terbentuk cincin berwarna ungu.
2). Uji Iodium
Sukrosa 1% = masukkan 3 tetes larutan sukrosa kedalam tabung reaksi atau
lempeng tetes porselin + 2 tetes larutan iodium.
3). Uji Benedict
Sukrosa 1% = masukkan 5 tetes larutan sukrosa + 15 tetes pereaksi Benedict
kedalam tabung reaksi, campurkan dengan baik didihkan diatas api kecil
selama 2 menit atau masukkan kedalam penangas air mendidih selama 5 menit.
Dinginkan perlahan-lahan sampai terbentuk warna dan endapan.
4). Uji Barfoed
Sukrosa 1% = masukkan 10 tetes larutan sukrosa + 10 tetes pereaksi Barfoed
kedalam tabung reaksi, campurkan dengan baik didihkan diatas api kecil
selama 1 menit atau masukkan kedalam penangas air mendidih selama 5 menit.
Dinginkan perlahan-lahan sampai terbentuk warna dan endapan merah bata jika
positif.
5). Uji Seliwanoff
Sukrosa 1% = masukkan 5 tetes larutan sukrosa + 15 tetes pereaksi Seliwanoff
kedalam tabung reaksi didihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam
penangas air selama 1 menit sampai terbentuk larutan berwarna merah jingga jika
hasilnya positif.
6). Uji Osazon
Sukrosa 1% = masukkan 2 mL larutan sukrosa kedalam tabung reaksi + aquadest
+ seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida + kristal natrium asetat panaskan
kedalam penagas air mendidih selama ±30 menit. Dinginkan perlahan-lahan
dibawah air kran, dan perhatian Kristal yang terbentuk dan identifikasi dibawah
mikroskop.
7). Hidrolisis Sukrosa
Masukkan 5 mL larutan sukrosa 1% + 5 tetes HCl pekat panaskan dalam
penangas air mendidih selama 30 menit. Setelah dingin,netralkan larutan dengan
NaOH 2% dan uji dengan kertas lakmus. Selanjutnya lakukan uji Benedict,
Seliwanoff dan Barfoed.
VI. HASIL
No.sampel : Sukrosa (untuk NIM : 58,78 dan 98)
1. Organoleptis :
 Warna : putih
 Bau : tidak berbau
 Rasa : manis
2. Uji pemisahan/kelarutan :
 Sukrosa + aquadest = larut
 Sukrosa + etanol = tidak larut
3. Reaksi golongan dan subgolongan :
 Uji molisch : 2 tetes larutan sukrosa + 3 tetes pereaksi molisch +
1 ml H2SO4 pekat terbentuk cincin
berwarna ungu (+)
 Uji iodium = 3 tetes larutan sukrosa + 2 tetes larutan iodium
terbentuk warna kuning (-)
 Uji benedict = 5 tetes larutan sukrosa + 15 tetes pereaksi Benedict
terbentuk warna biru dan tidak terbentuk
endapan (-)
 Uji barfoed = 10 tetes larutan sukrosa + 10 tetes pereaksi berfoed
tidak terbentuk endapan (-)
 Uji seliwanoff = 5 tetes larutan sukrosa + 15 tetes seliwanoff
terbentuk larutan berwarna kuning jingga(-)
 Uji osazon = 2 ml larutan sukrosa + fenilhidrazin-hidroklorida +
kristal natrium asetat terbentuk kristal garis
lurus
 Hidrolisis sukrosa =
Perlakuan Uji Hasil Uji
5 mL sukrosa 1% + 5 tetes Benedict Terbentuk Endapan
HCl pekat Merah Bata (+)
Seliwanoff Terbentuk Merah
dipanaskan dipenangas air
Jingga (+)
mendidih
Barfoed Terbentuk Endapan
Merah Bata (+)

4. Reaksi penegasan :
 Sukrosa + aquadest = larut
 Uji molisch : 2 tetes larutan sukrosa + 3 tetes pereaksi molisch +
1 ml H2SO4 pekat terbentuk cincin
berwarna ungu (+)
 Uji osazon = 2 ml larutan sukrosa + fenilhidrazin-hidroklorida +
kristal natrium asetat terbentuk kristal garis
lurus
 Hidorolisis sukrosa =
o Uji benedict = 5 ml sukrosa 1% + 5 tetes HCl pekat
terbentuk endapan merah bata (+)
o Uji seliwanoff = 5 ml sukrosa 1% + 5 tetes HCl pekat
terbentuk merah jingga (+)
o Uji barfoed = 5 ml sukrosa 1% + 5 tetes HCl pekat
terbentuk endapan merah bata (+)
5. Kesimpulan :
Sukrosa dapat larut dalam air, terbentuk cincin berwarna ungu
pada uji molish, mendapatkan hasil positif pada hidrolisis sukrosa dan
terbentuk kristal garis lurus pada uji osazon,
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan identifikasi zat pembawa karbohidrat yaitu
sukrosa. Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya
yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11. Penambahan
sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon.
Pada percobaan pertama yang dilakukan uaitu uji organoleptis dengan
menggunakan panca indra. Hasil sampel yang didapat ialah ; warna sampel yaitu warna
putih dengan bentuk seperti kristal. Baunya yaitu tidak berbau dan memiliki rasa manis.
Percobaan kedua yaitu dilakukan uji kelarutan atau pemisah menggunakan
aquadest dan etanol. Pada saat sampel dilarutkan dengan aquadest sampel larut,sementara
ketika sampel dilarutkan dengan etanol sampel tidak larut. Hal ini sesuai dengan
kelarutan sukrosa dalam Farmakope IV yang menyatakan bahwa sukrosa mudah larut
dalam air dan sukar larut dalam etanol.
Percobaan selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan uji molisch. Uji molisch
berguna untuk mengidentifikasi ada tidaknya karbohidrat. Teori yang mendasari
percobaan ini adalah penambahan asam organic pekat. Pada uji molisch sampel yang
digunakan yaitu sukrosa kemudian ditambahkan pereaksi uji molisch lalu tambahkan
H2SO4. Hasil reaksi yang didapat yaitu positif maka akan menunjukkan terbentuk cincin
berwarna ungu.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji iodium. Uji iodium ini berguna untuk
menguji polisakarida. Sampel yang digunakan yaitu sukrosa. Jika reaksi posiif akan
menghasilkan warna biru tua. Tetapi,warna yang dihasilkan pada sampel ini yaitu
terbentuk warna kuning yang hasilnya negative.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji benedict. Uji benedict suatu gula
pereduksi yang dibuktikan dengan terdapat endapan merah bata, sampel yang dipakai
yaitu sukrosa. Percobaan dilakukan yaitu sukrosa yang merupakan jenis karbohdirat
disakarida menunjukkan hasil negative terhadap pereaksi benedict yaitu tidak terbentuk
endapan dan terbentuk warna biru yang hasilnya negative.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji berfoed. Pada uji barfoed karbohidrat
direduksi pada suasana asam. Uji ini sering digunakan untuk membedakan monosakarida,
disakarida, oligosatida dan polisakarida. Sampel yang dipakai yaitu sukrosa. Pada
monosakarida terbentuk endapan merah bata dan hasilnya yaitu positif. Namun pada
percobaan ini yang menggunakan sampel sukrosa mendapatkan hasil negative yang
berarti tidak ada terbentuk endapan.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji seliwanoff. Sampel yang digunakan
pada uji seliwanoff yaitu sukrosa. Sukrosa kemudian ditambah pereaksi seliwanoff dan
didapatkan larutan tersebut berwarna kuning jingga. Jika hasilnya positif yaitu saat
pereaksi dengan seliwanoff maka akan terbentuk larutan berwarna merah jingga.
Pada reaksi osazon ini dimasukkan sukrosa lalu ditambah fenil hidroksida dan
kristal natrium asetat dan panaska. Setelah itu, kita amati menggunakan mikroskop dan
hasil yang didapat yaitu pembentukan kritsal garis lurus. Reaksi kristal uji dilakukan
untuk melihat jenis kristal yang terdapat pada sampel.
Jadi sampel yang dapat sukrosa dibuktikan dengan memberikan hasil positif pada
uji kelarutan, uji molisch serta dukungan oleh data organoleptis yaitu memiliki rasa
manis.

Pada percobaan terakhir yaitu melakukan hidrolisis sukrosa. Pada hirolisis


sukrosa ini dilakukan 3 uji yaitu uji benedict, uji seliwanoff dan uji barfoed. Pada uji
benedict (untuk menentukan gula pereduksi pada larutan uji terbentuk endapan merah
bata, yang menunjukkan positif (+) mengandung gula pereduksi. Pada uji seliwanoff
(untuk menentukan ketosa) larutan uji berwarna merah jingga, yang menunjukkan positif
(+) mengandung ketosa. Dan pada uji barfoed (untuk menentukan disakarida dan
monosakarida) pada larutan uji terbentuk endapan merah bata, yang menunjukkan positif
(+).
VIII. KESIMPULAN
o Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu monosakarida,disakarida dan
polisakarida.
o Sukrosa larut dalam air dan tidak larut dalam etanol.
o Sukrosa terbukti terdapat karbohidrat kualitatif pada uji molisch.
o Sukrosa termasuk golongan disakarida.
o Sukrosa tmembuktikan adanya polisakarida pada uji iodium.
o sukrosa 1% terdapat adanya gula pereduksi pada uji benedict.
o Pada uji barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
o Reaksi kristal uji dilakukan untuk melihat jenis kristal yang terdapat pada sampel.
o Hasil uji hidrolisis sukrosa postif (+) adalah pada uji benedict, seliwanoff dan uji
barfoed.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Auterhoff. H,Kovar.K.A.1987. Identifikasi Obat. Terjemahan Oleh Sugiarso.N.C,
Penerbit ITB Bandung
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta:
Erlangga
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Poedjiadi,Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia edisi revisi. Jakarta : Universitas Indonesia
Sudarmadji, Slamet dkk., 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty,
Yogyakarta
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar . Makassar : UPT MKU
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU
Winarya, 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia
Winaryo,F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai