Anda di halaman 1dari 4

´TUANKU TAMBUSAIµ

Agama islam telah berkembang di sepanjang sungai Rokan. Di Kerajaan dalam urusan agama di lakukan oleh seorang
Wali yang di sebut dengan Wali Syara·. Pemerintahan duli yang di pertuan ke 10 di pegang oleh Imam Maulana Kali
yang berasal dari Rembah, dan juga seorang ulama yang bijaksana serta pandai bergaul. Dia sangat disenangi dan
disegani masyarakat dan beliau mendapatkan istri di Tambusai ini.Dari perkawinan ini lahir seorang anak laki-laki
yang bernama Muhammad Saleh. Imam Maulana Kali mendidik anaknya dengan pendidikan agama yang penuh
disiplin. Apabila Imam Kali menghadiri kerapatan negeri, Muhammad Saleh selalu dibawa, sehingga Muhammad
Saleh mendapatkan pendidikan dan keberanian.Muhammad Saleh di sekolahkan ayahnya ke Bonjol, karena disana
banyak ulama-ulama besar yaitu Hj.Miskin, Hj.Sumanik, dll. Mereka baru pulang dari Mekkah dan mereka
mengadakan pembaharuan di Minang Kabau. Golongan ini di sebut Kaum Padri. Mereka mendapat tindakan
dari Kaum Adat dan akhirnya menimbulkan peperangan antara Kaum Adat dengan Kaum Padri.Muhammad Saleh
dipindahkan ke Rao, karena Bonjol tidak tenang. Disanalah beliau memperdalam hukum agama. Muhammad Saleh
menyebarkan agama di tanah Karo, Muhammad Saleh dipanggil pulang ke Tambusai karena Kerajaan Tambusai
memerlukan seorang ulama.Muhammad Saleh tinggal di Tambusai sampai ayahnya meninggal. Setelah ayahnya
meninggal beliau berangkat kembali ke Minang Kabau.Pada tahun 1833 terjadi peperangan antara Belanda dengan
Kaum Padri, peperangan ini terjadi karena Kaum Adat minta bantuan kepada Belanda untuk memerangi Kaum Padri.
Dalam peperangan ini Muhammad Saleh dapat mengalahkan Belanda bersama gurunya. Dengan keberanian itu
Muhammad Saleh diberi gelar ´Tuanku Tambusaiµ.Setiap terjadi peperangan Tuanku Tambusai selalu menang, atas
kekalahan ini, Belanda selalu menawarkan perundingan damai dengan Tuanku Tambusai, tawaran ini ditolak Tuanku
Tambusai,karena beliau tahu bahwa itu hanya tipu muslihat semata.Untuk menangkis serangan Belanda Tuanku
Tambusai mendirikan benteng tujuh lapis dengan tembok yang kuat dan disekelilingnya dibuat parit dalam serta
setiap lapis diberi pintu gerbang tersendiri serta dipagar dengan aur berduri sehingga benteng ini diberi nama
´Benteng Aur Berduriµ.Tahun 1837 terjadi pertempuran yang sangat sengit antara pasukan Tuanku Tambusai
dengan Belanda, dalam peperangan ini kembali kemenangan dipihak Tuanku Tambusai, tetapi ia kehilangan seorang
Panglima bernama Jamudil Alam, beliau adalah seorang anglima perang pasukan Tuanku

Tambusai, dalam peperangan ini tentara Belanda merasa terpukul sehingga Belanda merasa dendam dan berjanji
akan mengadakan balasan.Tahun 1838 Belanda mengadakan penyerangan kembali. Serangan ini adalah serangan
balasan,sehingga serangan ini dapat merebut benteng Padri dan serangan dilanjutkan ke benteng (Portibi).Dalam
serangan ini banyak pasukan Tuanku Tambusai yang gugur dan membuat tuanku tambusai mundur. Pasukan Belanda
terus mengadakan penyerangan dan bantuan terus berdatangan dari Padang, sehingga serangan membuat Tuanku
Tambusai terus mundur ke benteng lapis berikutnya.Melihat keadaan ini dengan tiba-tiba Tuanku Tambusai
mengadakan serangan yang menggila terhadap pasukan Belanda dan serangan ini membuat tentara Belanda cerai-
berai, tetapi dalam waktu yang tidak lama dapat disatukan kembali oleh Michel selaku pimpinan tentara Belanda
dan tentara Belanda terus mengadakan serangan sehingga korban berjatuhan dikedua belah pihak. Akhirnya benteng
baling-baling dapat direbut Belanda dan gudang-gudang dikuasainya.Setelah benteng baling-baling dikuasai Belanda,
Tuanku Tambusai telah lebih dahulu memasuki benteng Aur Berduri untuk menysun dan mengatur perlawanan
terhadap serangan Belanda. Pada serangan pertama Belanda tidak berhasil memasuki benteng Aur Berduri karena
benteng tersebut sangat rapi dan kuat. Untuk menembus benteng tersebut Belanda menyerakan uang logam ke
pagar dengan maksud agar rakyat mencari uang tersebut dan akhirnya akan membuat Aur Berduri yang memagar
benteng tersebut rusak oleh rakyat mencari uang yang diserakan Belanda.Setelah mempelajari keadaan Aur Berduri,
barulah Belanda menyerang benteng Aur Berduri secara besar-besaran. Dengan senjata yang lengkap dan pasukan
yang banyak Aur Berduri dapat direbut pasukan Belanda, walaupun sudah dipertahankan dengan kekuatan yang
ada.Dan membuat pasukan Tambusai sampai bercerai-berai dan Tuanku Tambusai untuk menyelamatkan keluarga
dan dirinya terpaksa meninggalkan daerah kelahirannya ke Malaka (Malaysia) dan menetap di negeri Sembilan
sampai hayatnya
´KERAJAAN SIAKµ

Siak Sri Indrapura adalah sebuah kota bekas pusat kerajaan Siak, yang terletak ditepi sungai Siak, kerajaan Siak
berdiri tahun 1833. Ada pun sejarah berdirinya kerajaan adalah berawal dari timbulnya keretakan dalam Kerajaan
Johor Malaka. Keretakan berakhir dengan terbunuhnya Sultan Mahmud Syah oleh Datuk Bendahara Tuan Jiyab.
Dalam pemberontakan hanya yang selamat

E ncik Apung istri Mahmud Syah yang sedang hamil tua

E ncik Apung dapat diselamatkan oleh ayahnya Datuk Laksamana dengan melalui pintu belakang istana, disamping
itu dapat diselamatkan peti kerajaan yang berisi barang-barang pusaka kerajaan seperti mahkota dan simbol-simbol
kerajaan. Setelah selamat dari kejaran musuh,

E ncik Apung dibawa ke muara dan di sinilah

E ncik Apung melahirkan seorang anak laki-laki dan diberi nama Raja Kecik atau Raja Kecil.Ketika Tuan Habib melantik
dirinya sebagai Sultan Johor tidak semua pihak mendukungnya,terutama karena beliau keturunan Raja Malaka dan
juga beliau mengangkat kalangan keluarganya dalam jabatan penting kerajaan, dalam hal ini Tuan Habib menangkap
orang-orang yang tidak disenanginya serta membunuhnya. Rupanya tindakan ini menambah orang-orang tidak
senang kepadanya.Untuk menghilangkan rasa cemas dari Tuan Habib, maka Datuk Laksamana menyerahkan
Raja Kecil kepada Nakhud Malim yang berasal dari Pegeroyong, sekaligus menyerahkan mahkota dan kebesaran
kerajaan kepadanya, maksud Datuk Laksamana adalah agar Raja Kecil diserahkan kepada raja Pegeroyong yang
bernama Yamtuan Sakti Umar, Raja Kecil waktu itu baru 5 tahun.Setelah sampai di Pegeroyong, Raja Kecil diserahkan
oleh Nakhud Malim, dan selama berada di Pegeroyong, Raja Kecil dididik oleh raja Pegeroyong dengan ilmu agama
serta dibekali ilmu bela diri dengan harapan sampai waktunya nanti ia dapat kembali menuntut haknya atas tahta
Kerajaan Johor.Setelah umur 10 tahun Raja Kecil telah menjadi seorang pemuda tampan dan tampak dewasa,maka ia
meminta izin untuk pergi berkelana ke daerah Kerajaan Palembang melalui sungai Batang Hari. Di Kerajaan
Palembang, Raja Kecil bekerja sebagai penjawat tepak dan pada waktu itulah

beliau dengan Sultan Palembang untuk meminang anak putri Tuan Habib yang membunuh ayahnya,setelah sampai di
Johor tak seorang pun yang mengetahui bahwa tukang tepak adalah pewaris Kerajaan Johor.Rupanya pinangan
Sultan Palembang ditolak Tuan Habib, dan mereka kembali ke Palembang dan Raja Kecil kembali ke Pegeroyong
melalui pedalaman dan singgah di Laos. Di negeri ini Raja Kecil kawin dengan Putri Pati Batu Kucing, dari perkawinan
ini Raja Kecil mendapat seorang anak yang bernama Raja Rebing Al-awwal yang kelak menjadi Raja Siak Sri Indrapura
keempat.Dua tahun lamanya Raja Kecil meninggalakan Pegeroyong, dan sekembalinya Raja Kecil ke Pegeroyong
diceritakannya semua pengalamannya oleh Raja Kecil kepada Raja Pegeroyong Yamtuan Sakti, Raja Pegeroyong pun
menceritakan pula silsilah keturunan Raja Kecil dengan Kaol Uji,apakah benar Raja Kecil keturunan Raja. Selesai Kaol
Uji barulah semua pusaka keajaan diserahkan kepada Raja Kecil.Rupanya Raja Kecil memang keturunan Raja
Mahmud karena itu ia lolos kaol uji, maka Raja Kecil sudah diperbolehkan untuk merebut haknya yaitu Kerajaan
Johor.Raja Kecil benar-benar telah siap untuk merebut Kerajaan Johor dari tangan Tuan Habib.Dengan di bantu oleh
Lima puluh ; dan dibekali pedang pusaka sapu Rajab serta stempel pegeroyong berangkat melalui sungai Siak. Dalam
perjalanan mereka membeli kapal dan menambah kekuatan bagi yang ingin bargabung.Dengan persiapan yang
cukup lengkap pada bulan maret 1818 Raja Kecil berangkat dari Bengkalis ke Malaka untuk merebut Johor dari Tuan
Habib. Dengan semangat tinggi dan penuh satria, Kerajaan Johor dapat direbut Raja Kecil dan Tuan Habib dapat
diampuni Raja Kecil, dan setelah Raja Kecil menjadi Sultan Johor Raya menikahi anak Tuan Habib yang telah
diampuninya.Pada mulanya Raja Kecil akan menikahi Tengku Tengah tetapi karena melihat adiknya bernama Tengku
Pamrih lebih cantik dari Tengku Tengah maka ia memilih Tengku Pamrih menjadi istrinya.Karena sakit hati, Tengku
Tengah menyusun kekuatan dan akhirnya menimbulkan pemberontakan dan terjadi peperangan untuk
menggulingkan Raja Kecil, maka atas usul Tengku Pamrih, dari pada menimbulkan korban jiwa lebih baik
meninggalkan Johor menuju, atas usul istrinya Raja Kecil dan keluarga serta pasukannya meninggalkan Johor menuju
Bintan. Disinilah Raja Kecil mendirikan kerajaan baru, tetapi kerajaan ini terus mendapat serangan dari Johor, maka
Raja Kecil memindahkan kerajaan ke Bengkalis tapi karena ini kurang strategis maka Raja Kecil
memindahkan kembali kerajaan ke Buatan ditepi sungai Siak sekarang, dan kerajaan baru ini diberi nama ´Siak
Sri Indrapuraµ.Setelah Raja Kecil menjadi Sultan Siak pertama, diberi gelar Sultan ´Abdul Jalal Rahmat
Syah´ memerintah selama 23 tahun (1723-1746) dan setelah beliau mangkat digantikan putranya bernama

Raja Buang Asmara dengan gelar Sultan Muhammad Abdul Jalal Jalaludin Syah. Pada masa sultan ke-2 inilah pusat
Kerajaan Siak dipindahkan ke Mampor dan disanalah dibangun Istana Sultan Siak. Ada pun pembangunan istana
tersebut adalah pada tahun 1889 pada masa Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalal Siap Aladin.Kerajaan Siak adalah
kerajaan yang besar baik dalam wilayah maupun dalam melawan penjajah menuju Indonesia merdeka.

Anda mungkin juga menyukai