Anda di halaman 1dari 11

Kerajaan Islam Di Indonesia

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13 M setelah kehanduran Kerajaan Sriwijaya
dengan pendiri bernama Sultan Malik al Saleh. Letak Kerajaan Samudra Pasai berada di daerah
Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe. Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari
kerajaan Pase dan Peurlak. Pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat dan digantikan oleh
Sultan Mahmud sebagai putra Sultan Malik al Saleh dari perkawinannya dengan putri Raja
Peurlak. Selanjutnya Kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Malik Al Tahir pada tahun
1326. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Tahir, koin emas sebgai mata uang di Kerajaan
Samudra Pasai. Seiring perkembangannya Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
agama islam. Setelah Sultan Malik Al Tahir wafat digantikan oleh Sultan Mahmud Malik az-
Zahir sampai tahun 1345.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi
bagian dari kedaulatan Pasai, kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan
Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera
sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada
masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan
menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan memiliki hubungan
yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan
Pasai terbunuh. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh
Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian
tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

Beberapa peninggalan bersejarah dari Kerajaan Samudra Pasai adalah Cakra Donya , Naskah
Surat Sultan Zainal Abidin , Makam Sultan Malik al Saleh, Makam Zain al-Abidin Malik az-
Zahir, stempel kerajaan Samudra Pasai, Makam Ratu Al-Aqla.
2. Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh berdiri pada tahun 1514. Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat Syah adalah raja
pertama Kerajaan Aceh Darussalam. Sultan Ali Mugayat Syah memerintah Kerajaan Aceh
Darussalam selama 10 tahun, menurut prasasti yang ditemukan pada batu nisan Sultan Ali
Mugayat Syah. Walaupun Sultan Ali Mugayat Syah memimpin hanya sebentar, tetapi beliau
membuah kerajaan Aceh Darussalam menjadi kokoh dan besar. Kerajaan Aceh Darussalam
terletak didaerah yang sekarang bernama Aceh Besar. Kerajaan Aceh Darussalam berjaya pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 sampai 1636.

Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah
makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan
jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus serta Bengkulu
kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan
kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.

Contoh peninggalan prasejarah dari Kerajaan Aceh Darussalam adalah Masjid Raya
Baiturrahman, Benteng Indrapatra, Gunongan, Makam Sultan Iskandar Muda, Mariam kerajaan
Aceh Darussalam, dan uang emas kerajaan Aceh Darussalam.
3. Kerajaan Demak

Kerajaan islam pertama dipulau jawa adalah Kerajaan Demak yang berdiri dari tahun 1478
dengan pimpinan Raden Patah. Sebelumnya Demak yang masih bernama Bintoro merupakan
daerah vasal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Radeen Patah. Daerah kekuasaan
kerajaan Demak mencakub Banjar, Palembang, Maluku, serta bagian utara pantai pulau jawa.
Pada saat itu ulama memegang peran penting dalam masyarakat dengan pengangkatan Sunan
Kalijaga dan Ki Wanalapa sebagai penasehat kerajaan. Pada tahun 1507 Raden patah digantikan
oleh putranya yaitu Pati Unus.

Pati Unus masih banyak mengalami kegagalan saat memimpin kerajaan Demak. Namun karena
keberanian Pati Unus untuk menyerang portugis yang berada di Malaka, maka Pati Unus dijuluki
sebagai Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521 Pati Unus wafat dan digantikan oleh adiknya
bernama Trenggana, dan mengalami masa kejayaan. Kerajaan Demak mengalami kehancuran
karena terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta di Kerajaan Demak.

Contoh peninggalan bersejarah Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak, Pintu Bledek,
Soko Tatal dan Soko Guru, Bedug, Kentongan, Situs Kolam Wudhu, Makrusah, Dampar
Kencana, Piring Campa.
4. Kerajaan Islam Panjang

Kerajaan Islam Panjang didirikan oleh Sultan Adiwijoyo atau Jaka Tingkir pada tahun 1568.
Sultan Adi Wijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang dan memindahkan kerajaan demak
ke daerah panjang, dan inilah awal mula berdirinya kerajaan Islam Panjang. Setelah Sultan Adi
Wijaya wafat pada tahun 1582 dan digantikan oleh putranya yitu Pangeran Benowo. Tetapi
Pangeran Arya Pangiri dari Demak mencoba untuk merebut kekuasaan di kerajaan Islam Panjang
dari tangan Pangeran Benowo tapi mengalami kegagalan. Lalu Pangeran Benowo menyerahkan
tahta kepada saudara angkatnya bernama Sutowijoyo. Namun Sutowijoyo memindahkan
Kerajaan Islam Panjang ke daerah mataram dan menjadi awal kehancuran kerajaan Islam
Panjang.
5. Kerajaan Islam Mataram

Kerajaan Islam Mataram didirikan oleh Sutowijoyo pada tahun 1586. Kerajaan Islam Mataram
terletak di Kotagede, sebelah tenggara kota Yogyakarta. Pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat dan
digantikan oleh Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak. Pada pemerintahan Mas Jolang
atau Penembahan Seda ing Krapyak banyak terjadi pemberontokan. Lalu Mas Jolang atau
Penembahan Seda ing Krapyak mengirimkan pasukan tentara untuk melawan pemberontakan itu.
Sayangnya sebelum selesai untuk menumpas pemberontakan, Mas Jolang wafat terlebih dahulu.
Lalu Mas Jolang digantikan oleh Adipati Martapura, tetapi akhirnya Adipati Martapura wafat
karena sakit-sakitan. Setelah itu digantikan oleh Mas Rangsang, dan mengalami kenaikan di
beberapa sektor. Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung.

Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Oslam Mataram yaitu Sastra Gendhing karya dari sultan
Agung, Tahun Saka, Kerajinan perak, Kalang Obong, Kue Kipo, Batu Datar, Pakaian kyai
Gundhil, Gapura Makan Kotagede.
6. Kerajaan Islam Cirebon

Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon dengan pendiri dan menjadi rajanya bernama
Raden Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahan
Raden Fatahillah kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah
luas, dan Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram.
Pada thaun 1570 Raden Fatahillah wafat dan selanjutnya digantikan oleh putranya bernama
pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon
dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

Pada masa itu pula VOC ingin menduduki daerah Cirebon, maka VOC menggunakan siasat
Devide Et Impera dan membagi Kerajaan Islam Cirebon yang semula telah dibagi dua menjadi
dibagi tiga yaitu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Keadaan ini menyebabkan kerajaan
Islam Cirebon semakin terpuruk. Makan pada abad ke-7 kerajaan Islam Cirebon dikuasai oleh
VOC.

Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Islam Cirebon adalah Keraton Kasepuhan, Keraton
Kanoman, Keraton Kacirebonan, Masjid Sang Cipta Rasa, Masjid Jami Pakuncen, Makam,
Benda Pusaka.
7. Kerajaan Islam Banten

Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Hasanudin pada tahun 1552 di Banten. Ia mendapat
mandat untuk memimpin Kerajaan Islam Banten oleh ayahnya, Raden Fatahillah. Kerajaan Islam
Banten dibawah pimpinan Hasanudin semakin kuat dan memperluas daerah kekuasannya.
Hasanudin dan ayahnya sangatlah giat dalam menyiarkan agama islam sewaktu Kerajaan Pakuan
Pajajaran masih menganut agama hindu. Ini menyebabkan Kerajaan Pakuan Pajajaran semakin
lemah dan terpuruk. Hasanudin memperluas daerah kekuasaan hingga lampung dan
mempersunting Putri Sultan Indrapura.

Setelah Hasanudin wafat digantikan oleh Pangeran Yusuf sebagai anaknya. Pada tahun 1580
Pangeran Yusuf wafat dan digantikan oleh Maulana Muhamad. Di bawah pimpinan Maulana
Muhamad, Kerajaan Islam Banten memperluas daerah kekuasaannya hingga ke Palembang.
Palembang saat itu dipimpin oleh Ki Gede Ing Suryo yang berasal dari surabaya, dan hampir
jatuh ke tangan kerajaan Islam Banten. Namun ditengah peperangan Maulana Muhamad gugur,
dan tentara dikembalikan ke Banten.

Setelah Maulana Muhamad wafat, seharusnya digantikan oleh anaknya Abdul Mufakir. Namun
waktu itu Abdul Mufakir baru berusia 5 bulan, maka kerajaan islam Banten dipimpin oleh
seorang mangkubumi. Setelah Abdul Mufakir dewasa, beliau memimpin kerajaan didampingi
oleh Pangeran Ranamenggala dan mengalami masa kejayaan sampai pada tahun 1600.
Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir di
mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak
kerajaan Islam Banten.

Peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam Banten adalah Masjid Agung Banten, Istana Keraton
Kaibon Banten, Istana Keraton Surosowan Banten, Benteng Speelwijk, Danau Tasikardi, Vihara
Avalokitesvara, Meriam Ki Amuk, Mahkota Binokasih, Keris Penunggul Naga, Keris Naga
Sasra.
8. Kerajaan Islam Banjar

Kerajaan Islam Banjar berdiri pada tahun 1520 di provinsi Kalimantan Selatan dibawah
pimpinan Raden Samudra. Kemunculan kerajaan Islam Banjar berhubungan erat dengan
runtuhnya Kerajaan Nagaradaha (Kerajaan Daha) yang saat itu menguasai daerah banjar. Dengan
bantuan kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam Banjar dapat meruntuhkan kerajaan Daha. Untuk
mendapatkan bantuan dari Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Banjar harus memeluk agama islam.
Poses islamisasi dilakukan oleh kerajaan Demak dengan cukup pesat. Masyarakat suku bugis
disungai bagian Timur Kalimatan banyak menganut agama islam. Di kerajaan Islam Banjar
terdapat ulama yang sangat terkenal yaitu Syeh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Setelah Raden samudra wafat digantikan oleh Sultan Rahmatullah (1545-1570) , lalu Sultan
Hidayatullah (1570-1595), Sultan Mustain Billah (1595-1620), Ratu Agung bin Marhum (1620-
1637), Ratu Anum (1637-1642), Adipati Halid (1642-1660), Amirullah Bagus Kusuma (1660-
1663), Pangeran Adipati Anum ( 1663-1679), Sultan Tahlilullah (1679-1700), Sultan
Tahmidullah (1700-1734), Pangeran Tamjid bin Sultan Agung (1734-1759), Pangeran
Muhammad Aliuddin Aminullah (1759-1761), Pangeran Nata Dilaga (1761-1801), Sultan
Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah (1801-1825), Sultan Adam Al Wasik Billah
bin Sultan Suleman (1825-1857), Pangeran Tamjidillah (1857-1859), Pangeran Antasari (1859-
1862), dengan raja Kerajaan Islam Banjar terakhir yaitu Sultan Muhammad Seman (1862-
1905).Peninggalan Bersejarah Kerajaan Islam Banjar adalah Candi Agung Amuntai dan Masjid
Sultan Suriansyah.
9. Kerajaan Sukadana atau Tanjungpura

Ibukota Kerajaan Tanjungpura beberapa kali mengalami perpindahan dari satu tempat ke tempat
lainnya. Beberapa penyebab Kerajaan Tanjungpura berpindah ibukota adalah terutama karena
serangan dari kawanan perompak (bajak laut) atau dikenal sebagai Lanon. Konon, pada masa itu
sepak-terjang gerombolan Lanon sangat kejam dan meresahkan penduduk. Kerajaan
Tanjungpura dipimpin oleh Sultan Muhammad Zainuddin (1665– 1724). Gusti Kesuma Matan
atau Giri Mustika atau Sultan Muhammad Syaifuddin/Raden Saradipa/Saradewa (1622–1665)
menjadi raja terakhir yang memimpin kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura.

Bukti Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura adalah adanya Negeri
Batu, makam tua di kota yang pernah ditempati kerajaan Sukadana.
10. Kerajaan Islam Ternate

Di Maluku terdapat 4 kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Dari keempat kerajaan
tersebut Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang berkembang cepet karena sumber sempah-
rempah yang sangat besar. Kerajaan Islam Ternate terletak di Maluku Utara dengan raja pertama
adalah Sultan Marhum(1465 – 1486). Banyak para pedagang datang untuk melakukan
perdagangan di Kerajaan Ternate, dan selain bertransaksi perdagangan mereka juga
menyebarkan agama islam. Setelah Sultan Mahrum wafat digantikan oleh Sultan Harun. Pada
masa pemerintahannya banyak pedagang Portugis yang membuat onar dan ingin menguasai
rempah-rempah yang dihasilkan oleh Kerajaan Ternate. Banyak terjadi pertempuran antara
orang-orang Portugis dengan tentara Kerajaan Ternate. Sampai akhirnya Sultan Harun membuat
perjanjian perdamaian dengan Portugis. Namun saat melakukan perjanjian perdamaian, Sultan
Harun di jebak dan dibunuh oleh orang-orang Portugis.

Sultan Harun digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah. Sultan Baabullah sangat
marah dengan perlakuan orang-orang Portugis terhadap ayahnya. Selama 4 tahun lamanya terjadi
pertarungan antara pasukan Sultan Baabulah dengan Portugis, akhirnya Portugis mengakui
kekalahannya dan harus pergi dari Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.

Sepeninggal Sultan Baabulah pada tahun 1583, ia digantikan oleh purtanya yang bernama Sahid
Barkat. Namun lama-kelamaan kerajaan Ternate mengalami keruntuhan karena tidak mampu
melawan Spanyol dan VOC.

Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Ternate adalah Istana Sultan Ternate, Masjid Jami Sultan
Ternate, Makam Tua, Al-Quran tulisan raja, tempat berdoa, singgasana, tombak, pedang,
senapan, tameng.
TUGAS KLIPING
IPS
TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun Oleh :

Nama : Calista Meilani Indri H

No : 06

Kelas : VII F

SMP N 3 KARANGDOWO

Anda mungkin juga menyukai