Anda di halaman 1dari 3

2.

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak dimulai saat runtuhnya kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Ketika berita
runtuhnya kerajaan tersebut menyebar, beberapa daerah yang berada di bawah naungan
kekuasaan Majapahit akhirnya melepaskan dir, Demak salah satunya. Pada tahun 1518, kerajaan
Demak pun didirikan oleh Raden Patah, putra Brawijaya yang merupakan raja terakhir
Majapahit. Berkat dukungan dari para Wali Songo, kerajaan Demak ini menjadi besar dalam
kurun waktu yang singkat. Runtuhnya kerajaan Demak ini terjadi ketika masa pimpinan
Trenggana dimana terjadinya perebutan kekuasaan yang memunculkan pemberontakan.
Kekuasaan kerajaan Demak berakhir setelah Jaka Tingkir memindahkan kekuasaan ke Pajang.

3. Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1514, dan berhasil menguasai
beberapa daerah di sekitarnya. Kerajaan ini kemudian mengalami masa ekspansi dan pengaruh
terluas di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda dimana Aceh menaklukan Pahang yang
merupakan sumber timah utama. Kemunduran kerajaan Aceh Darussalam ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yang diantaranya semakin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatra
dan Selat Malaka yang ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli,
Mandailing, Deli, Barus serta Bengkulu.

4. Kerajaan Islam Banjar

Bermula ketika Raden Samudera, mendapatkan wasiat dari Raja Negara Daha untuk
menggantikan posisinya. Hal tersebut mengancam keselamatannya karena perselisihan
mendapatkan jabatan yang membuat Raden Samudera melarikan diri. Pangeran Tumenggung,
Raja Negara Daha selanjutnya, melakukan penyerangan ke Bandarmasih. Pangeran Samudera,
dibantu kerajaan Demak, berhasil menahan serangan tersebut yang kemudian menyebabkan
Pangeran TUmenggung menyerahkan kekuasaan Negeri Daha kepada Pangeran Samudera.
Pangeran Samudra pun mendirikan kerajaan Banjar yang merupakan kerajaan Islam pertama di
Kalimantan Selatan pada tahun 1520.

5. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram didirikan oleh Panembahan Senapati pada tahun 1586. Pada awalnya,
kerajaan ini berada di wilayah teritorial Kerajaan Pajang, yang kemudian menundukkan dan
menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, sebagai hasil dari
perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram pun terbagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari
Kasunanan Surakarta dan Nagari Kasultanan Ngayogyakarta pada tahun 1755 yang menandai
berakhirnya kerajaan Mataram.

6. Kerajaan Pajang
Pasar Laweyan sebagai peninggalan Kerajaan Pajang.

Prestasi Jaka Tingkir dalam ketentaraan membuatnya diangkat sebagai menantu Trenggana dan
menjadi bupati Pajang bergelar Hadiwijaya. Pada tahun 1547, Sunan Prawoto yang naik tahta
tewas dibunuh sepupunya, Arya Penangsang, yang juga mengincar Jaka Tingkir namun gagal.
Dengan dukungan Ratu Kalinyamat, Jaka Tingkir bersama pengikutnya berhasil mengalahkan
Arya Penangsang yang kemudian merebut tahta miliknya dan mendirikan kerajaan Pajang pada
tahun 1568.

7. Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang paling berpengaruh di Jawa Barat
pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Kerajaan ini juga merupakan pangkalan penting dalam jalur
perdagangan dan pelayaran antar pulau. Sunan Gunung Jati merupakan pendiri kerajaan Cirebon
dan memimpin sejak abad ke-15. Kerajaan ini didirikan di Dalem Agung Pakungwati sebagai
pusat pemerintahan negara Islam kesultanan Cirebon yang sekarang menjadi Keraton
Kasepuhan.

8. Kerajaan Maluku

Dikenal juga sebagai Kesultanan Ternate, kerajaan Maluku merupakan salah satu dari 4 kerajaan
Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara yang
masih ada sampai sekarang. Kerajaan ini didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257
dan memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara berkat perdagangan rempah dan
kekuatan militernya. Kini, tahta kesultanan tengah dijabat oleh Sultan Syarifuddin Bin Iskandar
Muhammad Djabir Sjah yang menjabat sejak tahun 2016 lalu.

10. Kerajaan Buton

Pada tahun 1412 Masehi, Sayid Jamaluddin al-Kubro diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola
untuk diajarkan ajaran Islam. Selang seratus tahun, Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-
Fathani berhasil meneruskan ajaran Islam kepada Raja Buton yang ke-6 pada tahun 1538.
Semenjak Raja ke-6 memeluk agama Islam, kerajaan Buton pun berubah bentuk menjadi
Kesultanan dan dikenal sebagai Kesultanan Buton. Pada masa kesultanan Buton, sistem syariat
Islam pada masa itu diakui oleh Negara kesultanan lain di Nusantara dan dunia sehingga sultan
Buton di anugerahi gelar Khalifatul Khamis oleh Khalifa Otsmaniah.

Anda mungkin juga menyukai