KERAJAAN PAJANG
Kerajaan pajang merupakan kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1546 M. Kerajaan
Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Kerajaan ini
juga di anggap sebagai pewaris tahkta dari Kerajaan Demak. Pajang berusaha untuk
mengambil alih lagi kekuasaan Demak di Jawa Timur yang dahulunya berhasil di kuasai oleh
Sultan Hadiwijaya saat itu juga di bantu oleh Ki Ageng Pamanah dan Ki Ageng
Setelah Ki Ageng Pamanahan wafat pada 1575 M, wilayah Mataram di ambil alih
putranya Bernama Sutawijaya pada 1582 M. Dia bergelar Panembahan Senopati ing Alaga
dan ia juga diangkat sebagai panglima perang Pajang. Setelah Sultan Hadiwijaya wafat,
takhta Pajang berhasil di akusisi oleh Aria Pangiri yaitu menanti Hadiwijaya. Mengetahui hal
itu, Pangeran Benowo yaitu putra Hadiwijaya meminta bantuan kepada Panembahan
Senopati untuk mengambil alih takhta Pajang. Kekalahan pun dialami Aria Panagiri dan dia
memutuskan melarikan diri ke Banten. Sementara itu Pangeran Benowo justru menyerahkan
tahkta pajang kepada Panembahan Senopati, Yang berart, berakhirlah kerajaan Pajang yang
F. KERAJAAN BANTEN
adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah menjadi penguasa jalur pelayaran
dan perdagangan. Salah satu faktor kemajuan dari Kesultanan Banten adalah posisinya yang
strategis, yaitu di ujung barat Pulau Jawa, lebih tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten.
1
Rajanya mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung
meluasnya sekuasaan Demak. Oleh karena itu Sultan Trenggono dari Demak mengutus
Fatahillah untuk merebut Banten. Itu berhasil Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon jatuh ke
meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan Palembang. Dia menjadi pemimpin dari tahun
1552-1570 yakni 18 tahun. Setelah dia wafat, dia memberikan tahkta nya ke pada Maulana
pertanian. Ditahun 1579 M dia berhasil menaklukkan Pejajar sehingga dapat menyebarkan,
Maulana Yusuf kemudian wafat setelah 15 tahun jabatan nya, dan digantikan lah oleh
tetapi itu gagal dia tewas pada tahun 1596. Karena itulah menyebabkan kekosongan nya
takhta.
Sedangkan anak Maulana Muhammad yaitu, Abu Mufakhir baru berusia lima bulan.
Pemerintahan sementara di jalankan leh badan perwalian yang di ketuai oleh Jayanegara
(wali kerajaan) dan Nyai Emban Rangkung (pengansuh pangeran). Pada masa inilah Belanda
pertama kali tiba di Kerajaan Banten dan di pimpin oleh Cornelis de Houtman.
Abu Munfakhir resmi menjalankan kekuasaan nya di tahun 1596, pada saat dia masih
berusia 5 bulan. Pada tahun 1638 M, Khalifah Usmaniyah memberikan gelar Sultan pada
Abu Munfakhir. Ia wafat Pada tahun 1651 M. Putranya meneruskan pemerintahan Banten
dengan gelar Sultan pada Abu Ma’ali Ahmad Rahmatullah, tetapi tidak lama kemudian wafat.
2
Raja banten berikutnya ialah Sultan Ageng Tirtayasa. Pemerintahan nya Banten
berhasil mencapai kejayaan. Kemudian ia berusaha untuk mengusir armada dagang Belanda
(VOC). Pemerintah Banten mendukung usaha Mataram untuk mengusir Belanda dari
Batavia. Namun demikian usahanya ini akhirnya gagal. Menyaddari kekuatan militer
Kerajaan Banten yang tidak seimbang dengan Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa
Tahun 1617 M Sulan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkotanya, Sultan Abdul
Kahar atau Sultan Haji sebagai Raja Muda. Ternyata selama pemerintahan, Sultan Haji
cenderung bersahabat dengan VOC. Dengan ini VOC pun memanfaat kan kesemoatan itu
untuk mempengaruhi kebijaksanaan pemerintahan Sultan Haji. Sultan Ageng Tirtayasa tentu
tidak menyetujui hubungan ini karena Sultan Ageng Tirtayasa mengetahui bahwa VOC akan
Kerajaan Banten hingga Banten mulai di kuasai Belanda di bawah pemerintahan Sultan Haji.