DISUSUN OLEH :
NIM : 1900086
GRUP : B4
ASISTEN DOSEN :
2020
PERCOBAAN II
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami metode identifikasi karbohidrat.
2. Untuk mengetahui adanya zat pembawa dalam senyawa karbohidrat.
3. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.
4. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat.
II. PRINSIP PERCOBAAN
1. Uji Molisch
Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji
dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-
hati melalui dinding tabung agartidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
2. Uji Iodium
Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan
dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium
berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.
3. Uji Benedict
Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan
dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung
kadar gula pereduksi yangada.
4. Uji Barfoed
Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil
positif ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu2O berwarna
merah bata.
5. Uji Seliwanoff
Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif
ditunjukkan denganterbentuknya larutan berwarna merah orange.
6. Uji Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas
membentukhidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila
didinginkan. Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon
monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
7. Uji Asam Musat
Dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Larutan uji
dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian dipanaskan. Karbohidrat dengan
asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan
galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.
8. Hidrolisis Pati
Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum digunakan larutan amilum
1%, larutan iodium, pereaksi Benedict, larutan HCl 2 N, Larutan NaOH 2%.
Amilum ditambahkan dengan HCl lalu dipanaskan. Dilakukan uji iodium setiap 3
menit hingga warnanya berubah jadi kuning pucat. Kemudian larutan dihidrolisis
lagi selama 5 menit lalu didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 2%,. Lalu
diuji dengan pereaksi Benedict.
9. Hidrolisis Sukrosa
Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa digunakan larutan sukrosa
1%, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat,
larutan NaOH 2%sebagai bahannya. larutan sukrosa ditambahkan dengan HCl
pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan dinetralkan dengan
NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksiBenedict, Seliwanoff, dan Barfoed.
(D-gliseraldegid) (L-dliseraldehid)
Contoh monosakarida lainnya:
Glukosa (C6H12O6) larut dalam air (25°C) (77°F)
ß-D-Glukosa D-Glukosa
Galaktosa
ß-D-Galaktosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
3. Polisakarida
Merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat
berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim
yang spesifik kerjanya. Polisakarida terdiri atas :
Amilum (pati), rumus molekul (C6H10O5)n
Selulosa (C6H10O5)n
Glikogen (C24H42O21)
(Sudarmadji,2010)
6).Uji Seliwanoff
Sukrosa 1% = masukkan 5 tete larutan fruktosa + 15 tetes pereaksi Seliwanoff
kedalam tabung reaksi didihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam
penangas air selama 1 menit sampai terbentuk larutan berwarna merah jingga jika
hasilnya positif.
VI. HASIL
No.sampel : Fruktosa
1. Organoleptis :
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Rasa : manis
2. Uji pemisahan/kelarutan :
Fruktosa + aquadest = larut
Fruktosa + etanol = tidak larut
3. Reaksi golongan dan subgolongan :
Uji molisch : 15 tetes larutan fruktosa + 3 tetes pereaksi molisch +
1 ml H2SO4 pekat
Terbentuk cincin berwarna ungu (+)
Uji iodium = 3 tetes larutan fruktosa + 2 tetes larutan iodium
terbentuk warna kuning (-)
Uji benedict = 5 tetes larutan fruktosa + 15 tetes pereaksi Benedict
Terbentuk endapan merah bata(+)
Uji barfoed = 10 tetes larutan fruktosa + 10 tetes pereaksi berfoed
Terbentuk endapan merah bata (+)
Uji bial: 5 ml larutan fruktosa+ 10
tetes pereaksi bila + 3 ml HCL pekat
Berwarna kuning (-)
Uji seliwanoff = 5 tetes larutan fruktosa + 15 tetes seliwanoff
terbentuk larutan berwarna merah jingga(+)
Reaksi penegasan :
Fruktosa + aquadest = larut
Uji molisch : 15 tetes larutan sukrosa + 3 tetes pereaksi molisch +
1ml H2SO4 pekat terbentuk cincin berwarna ungu (+)
Uji Benedict : 5 tetes larutan fruktosa
+ 15 tetes pereaksi Benedict
terbentuk endapan merah bata (+)
Uji barfoed : 10 tetes larutan fruktosa
+ 10 tetes pereaksi barfoed
terbentuk endapan merah bata (+)
Uji seliwanoff : 5 tetes larutan
fruktosa + 15 tetes pereaksi
seliwanoff terbentuk warna merah
jingga (+)
Kesimpulan :
Fruktosa dapat larut dalam air,terbentuk cincin berwarna ungu
pada uji molish, terbentuk endapan merah bata pada uji Benedict dan uji
barfoed, serta terbentuk warna merah jingga pada uji seliwanoff.
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan identifikasi zat pembawa karbohidrat yaitu
Fruktosa. Fruktosa ialah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan
dengan rumus molekul C6H12O6.
Pada percobaan pertama yang dilakukan uaitu uji organoleptis dengan
menggunakan panca indra. Hasil sampel yang didapat ialah ; warna sampel yaitu warna
putih dengan bentuk seperti kristal padat. Baunya yaitu tidak berbau dan memiliki rasa
manis.
Percobaan kedua yaitu dilakukan uji kelarutan atau pemisah menggunakan
aquadest dan etanol. Pada saat sampel dilarutkan dengan aquadest sampel larut,sementara
ketika sampel dilarutkan dengan etanol sampel tidak larut. Hal ini sesuai dengan
kelarutan fruktosa dalam Farmakope IV yang menyatakan bahwa Fruktosa sangat mudah
larut dalam air dan sukar larut dalam etanol.
Percobaan selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan uji molisch. Uji molisch
berguna untuk mengidentifikasi ada tidaknya karbohidrat. Teori yang mendasari
percobaan ini adalah penambahan asam organic pekat. Pada uji molisch sampel yang
digunakan yaitu fruktosa kemudian ditambahkan pereaksi uji molisch lalu tambahkan
H2SO4. Hasil reaksi yang didapat yaitu positif maka akan menunjukkan terbentuk cincin
berwarna ungu.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji iodium. Uji iodium ini berguna untuk
menguji polisakarida. Sampel yang digunakan yaitu fruktosa. Jika reaksi positif akan
menghasilkan warna biru tua. Tetapi,warna yang dihasilkan pada sampel ini yaitu
terbentuk warna kuning yang hasilnya negative.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji benedict. Uji benedict suatu gula
pereduksi yang dibuktikan dengan terdapat endapat merah bata, sampel yang dipakai
yaitu fruktosa. Percobaan dilakukan yaitu fruktosa yang merupakan jenis karbohdirat
monosakarida menunjukkan hasil positif terhadap pereaksi benedict yaitu terbentuk
endapan merah bata.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji berfoed. Pada uji barfoed karbohidrat
direduksi pada suasana asam. Uji ini sering digunakan untuk membedakan monosakarida,
disakarida, oligosatida dan polisakarida. Sampel yang dipakai yaitu fruktosa. Pada
monosakarida terbentuk endapan merah bata dan hasilnya yaitu positif. Pada percobaan
ini yang menggunakan sampel fruktosa mendapatkan hasil positif yang berarti ada
terbentuk endapan merah bata.
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan uji seliwanoff. Sampel yang digunakan pada uji
seliwanoff yaitu fruktosa. Fruktosa kemudian ditambah pereaksi seliwanoff dan didapatkan
larutan tersebut berwarna merah jingga. Dan hasilnya positif yaitu saat pereaksi dengan
seliwanoff bereaksi maka terbentuk larutan berwarna merah jingga
VIII. KESIMPULAN
o Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu monosakarida,disakarida dan
polisakarida.
o Pada uji molish digunakan untuk membuktikan adanya karbohidrat.
o Fruktosa mengandung karbohidrat.
o Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu
pada larutan yaitu pada sampel Fruktosa.
o Pada uji iodium yaitu untuk membuktikan adanya polisakarida.
o Pada uji benedict digunakan untuk membuktikan adanya gula pereduksi dengan
memberikan warna merah bata.
o Pada uji barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
o Pada uji Bial digunakan untuk membuktikan adanya pentosa dengan memberikan
warna biru
o Reaksi kristal uji dilakukan untuk melihat jenis kristal yang terdapat pada sampel.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Auterhoff. H,Kovar.K.A.1987. Identifikasi Obat. Terjemahan Oleh Sugiarso.N.C,
Penerbit ITB Bandung
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta:
Erlangga
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Poedjiadi,Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia edisi revisi. Jakarta : Universitas Indonesia
Sudarmadji, Slamet dkk., 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty,
Yogyakarta
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar . Makassar : UPT MKU
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU
Winarya, 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia
Winaryo,F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama