DISUSUN OLEH
NAMA : NANANG
NIM : 1900076
DOSEN PEMBIMBING:
2020
KATA PENGANTAR
uji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
berjudul “Gugus-gugus Fungsi dalam Kimia Organik” ini telah dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu kewajiban sebagai belajar Kimia Farmasi .
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Materi
Kimia Farmasi terutama mengenai Analis gugus fungsi. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Jika kalau ada kat kata salah mohon
dimaafkan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
2.3.1 Alkohol...............................................................................................................
2.3.2 Aldehid................................................................................................................
2.3.4 Amina.................................................................................................................
2.3.5 Phenol................................................................................................................
2.3.5 Guanidin............................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kimia Farmasi merupakan salah satu ilmu yang tujuannya untuk mengetahui sifat-
sifat fisika dan kimia dari bahan obat-obatan. Khusus untuk bahanobat-obatan yang
berasal dari alam dipelajari dalam ilmu farmakognosi dan fitokimia. Sedangkan proses
untuk mengenal sifat fisika dan kimia bahan obat ini disebut dengan identifikasi atau
analisa(kimia analisis)
Gugus fungsi adalah suatu gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa
organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan
jarak yang berjauhan, maka senyawa itu akan mempunyai sifat atau karakteristik dari
masing-masing gugus fungsi, namun apabila letak kedua gugus fungsi tersebut
berdekatan maka gugus fungsi itu akan saling berinteraksi sehingga akan memberikan
sifat-sifat khusus pada senyawa yang bersangkutan tersebut yaitu akan memiliki
sifat gabungan dari kedua gugus yang diikatnya
2 Gugus alkohol OH
R CH2
3 Hidrokarbon Aromatis
4 Inti piridin
5 Gugus Fenol Ar OH
6 Gugus Enol
C CH2 C C CH2 C
7 Gugus Karboksilat O
R C OH
8 Gugus metoksi R CH3
9 Gugus Etoksi R C2H5
10 Gugus Karbonil O
R CH
NH C NH2
NH2 O
Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus OH, alkohol dibedakan
atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Dalam alkohol primer,
gugus OH terikat pada atom karbon primer, dan seterusnya.
a. Tata Nama Alkohol
Nama IUPAC alkohol diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan
mengganti akhiran a menjadi ol.
CH3- CH2- CH2- OH 1-Propanol
Selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim, yaitu alkil
alkohol.
CH3- CH2- OH etil alkohol
Rumus struktur
b. Sifat-Sifat Alkohol
- Sifat Fisis
Alkohol mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi. Pada suhu
kamar, alkohol suku rendah berbentuk cairan, suku sedang berupa cairan kental,
sedangkan suku tinggi berbentuk padatan.
- Sifat Kimia
Gugus OH merupakan gugus yag cukup reaktif sehingga alkohol mudah
terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Reaksi dengan logam aktif misalnya logam
natrium dan kalium membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Alkohol sederhana
mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Jika alkohol
dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi (melepas molekul air)
membentuk eter atau alkena.
Dimana dalam gugus alkohol ini terdapat berbagai reaksi dimana percobaan ini
sudah di pratikkan di lab yaitu reaksi
1. Reaksi warna Azo
Pada reaksi alkohol ini terdapat berberapa sempel dan menambahkan larutan
azo(A dan B),pada reksin alkohol ini warna azo A dan B dan ditamahkan
larutan NaOH ,pereaksi ini memberi tanda warna kekuningan kemerahan
sampai coklat kemerahan karena pada ini warna ini tidak dapat tertarik dengan
amil alkohol
2. Pereaksi esterifikasi
Pada preaksi adalah reaksi mengubah dari suatu asam karboksilat dan alkohol
dengan menggunaka katalis.dimana hasil reaksi ini menghasilkan bau antara
lain
Metanol dengan asam salisilat = Metil silsilat ( bau ganda pura)
Metanol dengan asam banzoat = metil benzoat ( bau pisang ambon)
Etanol dengan asam salisilat = etil silsilat ( bau gandapura)
Etanol dengan asam benzoat = etil benzoat (bau pisang ambon)
Etanol dengan asam asetat = etil asetat (bau pembersih kutex)
3. Reaksi untuk alkohohol polivalen dimana reaksi terbagi menjadi tiga test
dengan borat dan reaksi cuprifil,dimana pada reaksi borath ditandai dengan
warnanya merahnya berkurang kkarena warna tersebut ditarik sehingga
menghilang.sedangkan reaksi cuprifil dimana rekasi dengn larutan cuso4 dan
ditambah makanya ditandai dengan warna biru tua jernih.
2.3.2 Aldehid
b. Sifat-Sifat Aldehida
- Oksidasi
Pereaksi Tollens adalah suatu larutan basa dari ion kompleks perakamonia.
Pereaksi tollens dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat
dengan larutan amonia, sedit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula
terbentuk larut kembali. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian yaitu Fehling
A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan tembaga sulfat, sedangkan Fehling
B merupaka campuran larutan NaOH dan kalium-natrium tartrat (garam
Rochlle). Pereaksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua campuran
tersebut, dicampurkan dengan larutan NaOH, membentuk suatu larutan yang
berwarna biru tua.
- Adisi Hidrogen
(ReduIkatan rangkap -C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi gas
hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan
penurun bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu adisi
hidrogen tergolong reduksi.
CH3-CH-CH2-COOH
|
CH3
asam 3-metilbutanoat
Nama lazim asam karboksilat. Misalnya asam metanoat nama lazimnya
adalah asam format.
Rumus struktur
2.3.4.Amina
Tata Nama IUPAC (Sistematik)
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara seperti
nama sistematik alkohol, monohidroksi akhiran –a dalam nama alkana induknya
diganti oleh kata amina.
Contoh:
CH3- CH-CH3
│
NH2
2-propanamina
NH2
CH3-CH2-CH-CH2-CH3
│
NH2
3-pentanamina
Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang terikat pada
atom N tidak sama), lazimnya diberi nama dengan menganggapnya sebagai
amina primer yang tersubtitusi pada atom N. Dalam hal ini berlaku ketentuan
bahwa gugus subtituen yang lebih besar dianggap sebagai amina induk,
sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan cara
menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N).
Sifat-Sifat Amina
- Sifat Kimia
Pada senyawa dengan rantai pendek, merupakan senyawa polar yang mudah
larut dalam air.
Memiliki titik didih dan titik leleh yang dengan seiring bertambah cenderung
bertambah panjangnya rantai karbon.
Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air
bersifat basa.
Sifat Fisis
Suku-suku rendah berbentuk gas.
Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.
Mudah larut dalam air
Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.
Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya Berat Molekul.
2.3.5Phenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH)
yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang
memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil Mempunyai sebuah
cincin aromatic dengan satu atau lebih gugus hidroksil ,sering bergabung dengan
glukosida dan biasanya terdapat dalm rongga sel. Beberapa golongan polimer
penting seperti lignin, melanin, dan tannin, adalah polfenol. Fenol memiliki
kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang
cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O−
Rumus:
SIFAT FISIKA
• Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan mempunyai
sifat-sifat antiseptic
• Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol cair.
Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol itu tinggi,
yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah terbentuk cair pada
temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam karbol.
1. Pereaksi warna azo dimana reaksi ini menggunakan larutan azo A yaitu larutan
asam salisilat dan diazo B larutan NaOH pada pereaksi ini memberi tanda warna
kuning kemerahan jika dikocokkan dengan amil alkohol akan warna merah
tertarik amil alkohol maka menghasil kan hasil reaksi tersebut
Phenolkuning kemerahan
ResorcinolCokelat kemerahan
X NaptholCokelat kemerahan
B Naphthol kuning
2. Pereaksi dengan Fecl3 dimana reaksi ini menggunakan larutan FeCl3 kedalam
larutan dimana pada reaksi memberi tanda warna (merah ungu,ungu,biru,atau
hijau)
2.3.6 Guanidin
Guanidine adalah senyawa dengan rumus HNC (NH 2 ) 2 . Ini adalah
padatan tak berwarna yang larut dalam pelarut polar. Ini adalah basis kuat yang
digunakan dalam produksi plastik dan bahan peledak . Ini ditemukan dalam urin
sebagai produk normal metabolisme protein. Suatu gugus guanidin juga muncul
dalam molekul organik yang lebih besar, termasuk pada rantai samping arginin
NH2
. NH C NH
Struktur
Guanidine dapat dianggap sebagai analog nitrogen asam karbonat . Yaitu,
gugus C = O dalam asam karbonat digantikan oleh gugus C = NH, dan setiap OH
digantikan oleh NH2 kelompok. [3] Isobutylene dapat dilihat sebagai analog karbon
dengan cara yang hampir sama. Analisis kristalografi terperinci dari guanidin
diuraikan 148 tahun setelah sintesis pertamanya, meskipun molekulnya sederhana.
posisi atom hidrogen dan parameter perpindahannya ditentukan secara akurat
menggunakan difraksi neutron kristal tunggal.
Adapun gugus karbonil ini dimana dapat dilakukan di pratek lab adalah reaksi
aldehyda dan frmaldehyda.pada reaksi aldehyda ini menggunakan sampel yang
dibuat kemudian ditambahkan pereaksi dimana reaksi ini diberi tanda merah sampai
ungu.sedangkan untuk formaldehyd dimana pada reaksi menggunakan H2SO4 dan
ditambahkan sampeldan kristal garam pada reaksi ini diberi tanda yaitu warna rosa
ungu
1. temukan rantai karbon terpanjang yang paling tidak mengikat satu gugus -OH,
ini adalah rantai utamanya
1. jika ada lebih satu gugus -OH, maka cari rantai terpanjang yang paling
banyak mengandung gugus -OH-nya
2. namai apakah itu termasuk alkohol, alkana diol, triol, dsb.
2. beri nomor pada gugus -OH, usahakan agar gugus -OH mendapatkan nomor
terkecil
3. prioritaskan gugus alkohol diatas gugus fungsi lainnya (karena gugus
alkohol/hidroksi adalah gugus yang mendapat prioritas tertinggi dalam
penamaan)
Tatanama trivial atau tata nama dagang yang lazim merupakan sistem penamaan
yang tidak resmi dan digunakan sebelum kemunculan sistem IUPAC. Pada umumnya
tata nama trivial alkohol dilakukan dengan menyebutkan nama alkil diakhiri dengan
alkohol. Berikut ini sobat, beberapa nama trivian dan sistem IUPAC untuk alkohol
Alifatik (bahasa Yunani: aleiphar, berarti minyak atau lemak) adalah senyawa organik
yang tidak mempunyai gugus fenil (bahasa Inggris: aromatic ring).[1] Senyawa alifatik
dapat berupa : siklik (bahasa Inggris: cyclic), seperti sikloheksana asiklik, seperti
heksana atau: jenuh, seperti heksana, tak jenuh, seperti heksena. Pada senyawa alifatik,
atom karbon dapat saling mengikat dalam bentuk rantai lurus bercabang maupun
bercabang, atau cincin non aromatik (alisiklik), dengan ikatan tunggal, ganda dan tiga
ikatan kovalen. Ikatan kovalen dapat mengikat unsur lain selain hidrogen, antara lain
oksigen, nitrogen, belerang, klor. Pada umumnya senyawa alifatik mudah terbakar
(bahasa Inggris: flammable) sehingga sering digunakan sebagai bahan bakar, seperti
metana untuk bahan bakar kompor dan asetilen untuk pengelasan (bahasa Inggris:
welding). Contoh senyawa alifatik : Etana , Isobutana atau 2-metil-propana. Alifatik
adalah senyawa organic yang tidak memiliki gugus fenil. Senyawa alifatik umumnya
udah terbakar sehingga sering digunakan sebagai bahan bakar. Contoh dari Senyawa
Alifatik adalah Metana dan Asetilen. Perbedaan dari kedua senyawa tersebut terletak
pada ada tidaknya gugus fenil. Dalam kimia, gugus fenil adalah salah satu gugus
fungsional pada suatu rumus kimia. Rumusnya adalah –C. Senyawa alifatik juga dikenal
sebagai hidrokarbon alifatik atau senyawa non-aromatik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka
dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa
hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana. Contoh senyawa
hidrokarbon alifatik jenuh:
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat
ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan
alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa
hidrokarbon alifatik tak jenuh:
Pelarut
Zat antara kimia
Senyawa pemadam api
Agen pembersih logam
Bahan kimia
Cat dan pernis
Tekstil
Karet
Plastik
Pewarna
Obat-obatan
Cuci kering
Senyawa Aromatic adalah senyawa organic yang memiliki gugus fenil. Senyawa
Aromatik bersifat karsinogenik genetoxic, yang tidak ada batas aman untuk terkena
risiko kanker. Contoh dari senyawa Aromatik adalah Benzena. Gugus terbesar dari
senyawa aromatik adalah mereka yang satu atau lebih dari hidrogen benzena digantikan
oleh beberapa atom atau gugus lain, seperti dalam toluena (C6H5CH3) dan asam
benzoat (C6H5CO2H). Senyawa aromatik polisiklik merupakan rakitan dari cincin
benzena yang berbagi sisi-misalnya, naftalen (C10H8). Senyawa aromatik heterosiklik
mengandung setidaknya satu atom selain karbon dalam cincin. Contohnya termasuk
piridin (C5H5N), di mana satu nitrogen (N) menggantikan satu gugus CH, dan purin
(C5H4N4), di mana dua nitrogen menggantikan dua gugus CH. Senyawa aromatik
heterosiklik, seperti furan (C4H4O), tiofena (C4H4S), dan pirol (C4H4NH),
mengandung cincin beranggota lima di mana oksigen (O), sulfur (S), dan NH, masing-
masing, menggantikan Unit HC = CH.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk
rantai benzena.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gugus fungsional adalah gugus yang terdapat dalam suatu senyawa organik
yang beran pada analisa senyawa tersebut. Gugus fungsi ialah atom atau kelompok
atom dalam molekul yang memiliki sifat-sifat kimia yangkhas. Gugus fungsi yang
sama dalam molekul yang berbeda dapat memperlihatkan perilaku kimia yang sama
cenderung . Gugus fungsi menjadi kapak reaktif dalam molekul organik, dan sifat
kimianya kurangbergantung pada sifat hidrokarbon yang dilekatinya. Gugus fungsi
melekat padasuatu kerangka organik dan paling menentukan sifat kimia dari kerangka
tersebut Sebagian besar gugus fungsi yang ditemukan dalam obat-obatan mudah
mengalami hidrolisis pada penyimpanan, tetapi yang paling umum ditemui pada ester
dan amida
Gugus fungsi yang terasuk ke dalam golongan senyawa alifatik antara lain
alkana, alkena dan, alkuna. Senyawa turunan alkana antara lain yaitu alkohol, eter,
aldehid, keton, ester, asam karboksilat, dan alkil halida.Reaksi-reaksi yang terjadi pada
senyawa organik antara lain reaksi substitusi, reaksi adisi, dan reaksi
eliminasi.Produk-produk pertanian organik dapat berupa pupukm organik, sayuran
organik, biopestisida, dan biofungisida. Sayuran yang telah dibudidayakan secara
organik seperti bayam jepang, sawi dan tomat memiliki manfaat yang jauh lebih baik
bagi tubuh.
3.2 Saran
Pembaca dapat memahami dan dapat melakukan dan memahami reaksi reaksi
yang ada gugus fungs,pembaca dapat memeberi komentar apabila ada kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
Based, J.dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta : EGC
Fessenden. 1989. Kimia Organik II. Jakarta : Erlangga
Hoffman, R.V., 2004. Organic Chemistry An Intermediate Text, 2nd
edition.New Mexico : John Willey and Sons Inc.
McMurry, J., 1984. Organic Chemistry. California : Wadsworth Inc.
Pine S H., J B. Hendrickson, D J Cram dan G S. Hammond. 1988. Kimia
Organik. Bandung : ITB Bandung.
Sitorus,Marham.2007.Kimia Organik Fisis.Yogyakarta : Graha Ilmu.