SENYAWA KARBON
Beberapa jenis senyawa karbon
hasil industri kimia
Pada gambar di atas dapat kita amati beberapa senyawa karbon yang
sering kita lihat atau manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa karbon
mempunyai peranan penting dalam semua makhluk hidup, karena itu senyawa
karbon merupakan senyawa kimia yang lebih banyak dipelajari. Hal ini
menyebabkan senyawa karbon sangat banyak jumlahnya; dan setiap saat akan
terus bertambah.
Materi pokok dalam Bab 9 ini, merupakan kelanjutan dari materi pokok
senyawa karbon di kelas X. Setelah mempelajari materi pokok ini, para siswa
minimal harus mampu mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tatanama, sifat,
kegunaan dan identifkasi senyawa haloalkana, alkanol, aloksi alkana, alkanal,
alkanon, alkanoat, dan alkil alkanoat.
Indikator pencapaian kompetensi materi pokok senyawa karbon ini adalah:
Menuliskan struktur dan nama senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya
Menentukan isomer senyawa karbon
Mendeskripsikan kegunaan senyawa karbon
Menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia senyawa karbon melalui tes identifikasi.
1
Bagan Konsep
Senyawa Karbon
Senyawa
Hidrokarbon Senyawa
Non Hidrokarbon
Hidrokarbon Hidrokarbon
Alifatik Aromatik
Alkana Alkena Alkuna Alisiklik Haloalkan Alkanol Aloksi alkan Alkanal Alkanon Alkanoat Alkilalkanoat Alisiklik
Lemak
2
A. GUGUS FUNGSI
Apabila senyawa karbon bereaksi dengan suatu pereaksi, ternyata tidak
seluruh bagian dari molekul-molekul senyawa karbon tersebut mengalami
perubahan atau terlibat reaksi. Bagian molekul-molekul yang memegang peranan
penting, atau mudah terlibat reaksi disebut gugus fungsi. Karena itu, untuk
mempelajari reaksi-reaksi dalam senyawa karbon, biasanya cukup mempelajari
perubahan pada gugus fungsinya. Senyawa-senyawa karbon yang memiliki gugus
fungsi yang sama, cenderung memiliki keaktifan sama. Jadi gugus fungsi suatu
senyawa karbon, merupakan letak keaktifan dari senyawa tersebut. Beberapa jenis
gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa karbon tercantum dalam tabel 9.1, di
bawah ini:
Tabel 9.1
Beberapa jenis gugus fungsi dan golongan senyawa karbon
Gugus Fungsi Golongan Senyawa
Struktur Nama Rumus Umum Nama Golongan
C=C Ikatan rangkap dua R1–C=C–R2 Alkena
C≡C Ikatan rangkap tiga R1–C≡C–R2 Alkuna
–O–H Gugus hidroksil R–OH Alkanol (alkonol)
–O–R Gugus Alkoksil R1–O–R2 Alkoksilalkana (eter)
–NH2 Gugus amino R–NH2 Amina
O O
– // –H R– // –H
Alkanal (Aldehida)
C Gugus alkanal C
O O
– // –R R1– // –R
2 Alkanon (keton)
C Gugus alkanon C
O O
– // –O–H
Gugus alkanoat R– // –OH
Alkanoat (asam
C C
karboksilat)
O O
– // –O–R
Gugus alkil alkanoat R1– C
// –O–R
2
C Alkil alkanoat (ester)
Haloalkana
Gugus halida
X(–F,–Cl,–Br,–I) R–X
3
Kegiatan 9.1
1. Pengelompokan senyawa karbon, bisa juga berdasarkan jenis gugus fungsinya.
Berikut ini terdapat beberapa senyawa karbon dan strukturnya.
a. CH3–CH2–OH i. CH3–CH2–O–CH2–CH3
O
b. – // –H
C C|
j. CH3– NH 2 –O–CH2–CH3
C
c. CH3– // –C H
3 7
O O
k. CH3– // –H
d. CH3–O–C3H7 C
O O
e. CH3– // –OH
l. – // –O–CH
3
C C
f. CH3–CH2–NH2 O
m. H– // –OH
O C
g. CH3– // –O–CH
3
C O
n. – // –CH
3
h. –OH C
Kelompokkan senyawa-senyawa di atas berdasarkan gugus fungsinya.
2. Semua senyawa di bawah ini termasuk senyawa asam karboksilat. Tulis rumus
umum untuk senyawa asam karboksilat.
a. CH3CO2H
b. CH3 CH2 CH2CO2H
c. –CO2H
4
B. STRUKTUR DAN TATA NAMA SENYAWA KARBON
1. ALKANOL (ALKOHOL)
5
c. Akhiran –a pada nama struktur induk alkana diganti dengan akhiran –ol,
sehingga alkohol disebut juga alkanol.
d. Nomor atom C pada struktur induk yang mengikat gugus –OH ditempatkan di
depan nama struktur induk.
e. Gugus yang merupakan cabang, namanya dituliskan lebih dahulu beserta
nomor atom C yang mengikat cabang itu.
Kegiatan 9.2
Berilah nama IUPAC dari senyawa alkanol di bawah ini, dengan mempergunakan
aturan-aturan di atas.
CH3–OH CH3– CH2–OH CH
CH3– |
–CH3
OH
.....................................
..................................... .....................................
CH 3 CH 3 CH CH3– CH2– CH2– CH2–OH
CH3– | – CH2– | – /
–
CH CH OH
OH
.................................................... ....................................................
CH 3 CH CH
|
CH CH
|
CH 2 CH 2
|
CH3– CH2– | – | – CH3– | – | –
CH3–
C|
–CH3 OH CH 3 CH 3
OH
OH CH3 CH
CH 3 –CH3
|
|
............................ C|
–CH3
CH3 .....................................
....................................................
CH 3 CH
|
CH 3 CH 3
CH 2 | |
|
| CH 3
CH3–
C – CH 2 –CH2– CH2– |
CH 2 CH 2
C
|
CH 2
CH 3 |
CH3 C |
|
OH CH 3
.................................................... CH3
....................................................
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus –OH, alkohol dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan
6
alkohol tersier. Alkohol primer jika gugus –OH terikat pada atom C primer,
alkohol sekunder jika gugus –OH terikat pada atom C sekunder, dan alkohol
tersier jika gugus –OH terikat pada atom C tersier. Contohnya :
CH 3
CH |
CH3– CH2– CH2–OH CH3– |
OH
–CH3 CH3–
C|
–CH3
OH
O
CH
CH2 – CH2 CH3– CH 3 –O –CH3
|
Penamaan senyawa alkoksi alkana atau eter, dapat seperti di atas, yaitu
dengan menyebutkan kedua nama gugus alkil dari senyawa eter. Aturan penulisan
7
kedua gugus alkil, harus berdasarkan urutan abjad. Jika kedua gugus alkil sama,
maka harus disebutkan dengan awalan di.
Aturan penamaan senyawa alkoksi alkana menurut IUPAC, dengan
menjadikan salah satu gugus alkil menjadi alkoksi alkan. Gugus alkil yang
bertindak sebagai alkoksi alkana adalah gugus alkil yang lebih rendah. Contohnya
sebagai berikut:
CH3– O– CH3 CH3–O –CH2– CH3 CH3–CH2–O–CH2–CH2–CH3
Metoksi metana metoksi etana etoksi propana
CH 3
|
CH C CH
CH3–CH2–O– CH 3 –CH2–CH3 CH3–O– CH 2 – CH 3 –
| | |
|
CH 3
CH3
2-etoksi butana 2,3 – dimetil – 3 – metoksi pentana
8
a. Nama unsur halogen disebutkan terlebih dahulu dengan aturan berikut ini:
F= fluoro, Cl= kloro, Br= bromo dan I= iodo
b. Unsur halogen dianggap cabang, dan rantai karbon diberi nomor yang dimulai
dari salah satu ujung dimana cabang halogen mempunyai nomor kecil.
c. Jika halogen yang terikat lebih dari satu, harus diberi awalan sebagai berikut:
2 = di, 3 = tri, 4 = tetra
d. Jika jenis halogen yang terikat lebih dari satu, maka penomoran rantai C
berdasarkan kereaktifan halogen. Urutan kereaktifan halogen adalah sebagai
berikut:
F > Cl > Br > I
e. Penulisan halogen berdasarkan abjad.
Kegiatan 9.3
c. 1,2 –dikloro
4. ALKANAL (ALDEHIDA)
9
Alkanal atau aldehida adalah senyawa karbon yang mempunyai gugus
fungsi.Senyawa alkanal mempunyai gugus karkonil, di ujung rantai karbonnya.
Rumus umum senyawa alakanal, adalah R-atau RCHO.
Beberapa contoh senyawa alakanal adalah sebagai berikut:
O O O
H– // –H CH3– // –H CH3– CH2– // –H
C C C
formaldehida asetal dehida propionaldehida
O O
CH3– CH2– CH2– // –H CH3– CH2– CH2– CH2– // –H
C C
butiraldehida valeraldehida
5. ALKANON (KETON)
Alkanon atau keton, adalah senyawa karbon yang mempunyai gugus
fungsi karbomil di antara gugus alkil. Rumus umum senyawa alkanon adalah
R-O-R, dimana kedua gugus ilkil (R) bisa sama atau berbeda.
Penamaan senyawa keton menurut trivial (nama umum), senyawa ini
diambil dari nama kedua gugus alkil ditambah kata keton.
Sedangkan penamaan menurut IUPAC, menggunakan aturan-atuuran
berikut ini:
a. Rantai karbon terpanjang, yang mengandung gugus fungsi dijadikan rantai
induk.
10
b. Nama senyawa alkanon sesuai dengan nama rantai induk pada alkana, dengan
mengganti akhiran a dengan akhiran on.
c. Posisi gugus fungsi ditunjukkan dengan sebuah nomor, sedemikian rupa
sehingga nomor trsebut menjadi sekecil mungkin.
d. Nomor atom C pada gugus fungsi ditempatkan di depan nama senyawa keton
atau tepat sebelum akhiran on.
e. Aturan berikutnya sama seperti aturan penamaan senyawa alcohol.
Contoh-contoh senyawa alkanon, dengan nama trivial:
O
CH3– // –CH
3 dimetil keton
C
O
CH3– // –CH –CH
2 3 etil metil keton
C
O
CH3– CH2– // –CH –CH
2 3 dietil keton
C
O
CH3– // – CH –CH –CH
2 2 3 metil propil keton
C
Kegiatan 9.4
Tuliskan nama IUPAC dari senyawa alkanal dan alkanon di bawah ini.
CH 3 O
c. CH3– // –H
|
O CH C
a. CH3– C –CH2– // –
C CH 3 –
|
|
O
CH 3 d. CH3–CH2–CH2– // –H
C
CH3 O
e. CH3– // –CH
3
O C
b. H– // –H
C
CH 3 CH O
g. CH3– CH 3 – C –H
|
//
|
O CH
f. CH3– C|
– CH2– // –
C CH 3 –CH3
|
CH 3
11
O
||
h. CH3– CH2– CH2– C-H– CH2–CH3
//
CH
CH 2 CH 3
|
O CH
i. CH3– CH2– C - CH 2 – // –
CH 3 –CH3
|
/ C
CH 2 CH 3
CH 3 CH 3 CH 3
| | |
CH 2 CH 2 CH 2
| | O |
C C
|
CH 2 CH 2
|
| |
CH 2
CH 3 CH 3
|
CH 3
O
mengandung gugus fungsi karboksil (– // –H atau –COOH) diujung rantai
C
karbon. Gugus fungsi karboksil merupakan gabungan dari gugus fungsi karbonil (
O
– // – ), dan gugus fungsi hidriksil (–OH).
C
Meskipun pada gugus fungsi alkanoat terdapat dua jenis gugus fungsi yang
berbeda, tetapi karena kedua gugus fungsi tersebut saling mempengaruhi, maka
sifat-sifat dari masing-masing gugus fungsi berubah. Akibatnya gugus fungsi
alkanoat mempunyai sifat-sifat baru, yang berbeda dengan sifat-sifat kedus gugus
fungsi tersebut.
O
Rumus umum dari senyawa asam alkanoat, adalah R– // –OH atau
C
R–COOH. Rumus molekul senyawa asam alkanoat adalah CnH2nO2. Asam
alkanoat dapat dihasilkan dari hidrolisis lemak, yang dikenal dari tumbuhan atau
hewan, karena itu asam alkanoat disebut asam lemak.
12
Semula pemberian nama senyawa asam alkanoat diturunkan dari
sumbernya atau asalnya, seperti yang tertera pada tabel 9.2 di bawah ini:
Tabel 9.2
Beberapa senyawa asam alkanoat dan nama trivialnya
yang diturunkan dari nama sumbernya.
Jumlah Terdapat di alam dan
Rumus Struktur Nama Trivial
Atom C penurunan nama
1 CHOOH asam formiat semut (formica, L.)
2 CH3COOH asam asetat cuka (acetum, L.)
3 CH3CH2COOH asam propionat susu, mentega, keju (lemak
pertama, Yun
4 CH3CH2CH2COOH asam butirat mentega (Butyrum,L)
5 CH3CH2CH2CH2COOH asam valerat akar valeria (valere, L)
6 CH3(CH2)4COOH asam kaproat kambing (caper, L)
7 CH3(CH2)5COOH asam anantat kuncup anggur (aenanthe, Yun)
8 CH3(CH2)6COOH asam kaprilat kambing
9 CH3(CH2)7COOH asam pelargonat dijumpai dalam tanaman
Pelargonium roseum
10 CH3(CH2)8COOH asam kaprat kambing
12 CH3(CH2)10COOH asam laurat sejenis kacang (Laurel, L)
16 CH3(CH2)12COOH asam palmitat minyak palm)
18 CH3(CH2)16COOH asam stearat Lemak hewan (stear, Yun)
Untuk tata nama umum atau trivial senyawa asam alkanoat yang
bercabang, dianggap sebagai turunan asam karboksilat berantai lurus. Letak gugus
cabang ditunjukkan dengan menggunakan huruf Yunani. Contohnya seperti
berikut ini:
13
CH3– CH2– CH - COOH CH3– CH2– CH – CH
|
Cl
|
CH 3 2
– COOH
asam kloro prapionat asam metil valerat
CH3– CH – CH – COOH CH3– CH –COOH
|
|
Cl
2 CH 3
asam kloro kutirat asam - - mrtil propionat
Tata nama asam alkanoat menurut system IUPAC, senyawa asam alkanoat
dianggap turunan dari alkana. Karena ituakhiran a pada alkana diganti dengan
akhiran oat, dan di awal nama diberi kata asam. Seperti pada senyawa alkanal,
atom C yang ada pada gugus fungsi diberi nomor satu. Contohnya seperti di
bawah ini:
H – COOH CH3COOH CH3–CH2–COOH
Asam metanoat asam etanoat asam propanoat
CH3 – CH2 – CH2 – COOH CH3– CH2– CH2– CH2–COOH
asam butanoat asam pentanoat
CH
CH3 – CH = CH – COOH CH3– CH2– CH 3 – CH2–COOH
|
CH 3
CH |
CH
CH3– CH2– CH| –
3
C
|
–COOH CH3– |
OH
–COOH
CH 3
asam 2,2,3 – trimetil pentanoat asam – 2 hidrosil propanoat
(asam laktat)
14
Untuk senyawa asam karboksilat yang mempunyai lebih dari satu gugus
fungsi, harus diberi awalan di (untuk dua), tri (untuk tiga), tetra (untuk empat),
dan seterusnya. Contohnya sebagai berikut:
CH 3
CH |
CH3– CH 3 –
|
C - CH 2 –COOH HOOC–
|
COOH
CH2–CH2–CH2-COOH
Asam – 3,4 – dimetil – 1,3 – pentanadioat asam – 1, 6 – heksanadioat
(asam adipat)
O
struktur alkil alkanoat adalah R– // –O–R' (R=R' atau R╪R') dan rumus
C
kimianya CnH2nO2.
Penamaan senyawa ester hampir sama dengan penamaan asam karboksilat,
dengan menyebutkan nama gugus alkil terlebih dahulu yang diikuti nama asam
karboksilat. Seperti contoh-contoh berikut ini:
O O O
CH3– CH2– // –O–CH –CH
2 3 H– // –O–CH3 CH3–CH2– CH2–CH2– // –O–
C C C
CH3
etil propanoat metil metanoat metil pentanoat
etil propionat metil formiat metil valerat
15
CH 3
O CH O |
O CH
CH3– // –O–
CH 3 –CH2–CH3
|
C
isopropil prapanoat ters butil metanoat sek. kutil etanoat
isopropil prapionat ters butil formiat sek. kutil asetat
Tabel 9.3
Perbandingan titik didih beberapa alkanol dan halo alkana
Titik Titik
Alkanol Haloalkana
didih (oC) didih (oC)
CH3 – OH 64,5 CH3 – Cl - 24
CH3 – CH2 – OH 78,3 CH3 – CH2 – Cl 13
CH3 – CH2 – CH2 – OH 97,2 CH3 – CH2 – CH2 – Cl 46
HO – CH2 – CH2 –OH 197 Cl – CH2 – CH2 – Cl 83,5
OH 157
HO–CH2– |
–CH2 –
CH 290
OH
Kegiatan 9.5
Pelajari tabel 9.3 di atas, kemudian diskusikan dan jawab pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini:
16
a. Jelaskan hubungan antara rantai karbon dalam senyawa alkanol dengan titik
didihnya.
b. Jelaskan hubungan antara jumlah gugus hidroksil dalam senyawa alkanol
dengan titik didihnya.
c. Jelaskan perbandingan titik didih senyawa alkanal, dengan titik didih senyawa
halo alkana yang mempunyai struktur yang mirip.
Makin besar massa atom relatif (Mr) senyawa alkanol, titik didihnya
makin tinggi. Hal ini disebabkan daya tarik antar molekl semakin kuat, sehingga
diperlukan energi kalor yang lebih besar untuk memutuskan daya tarik tersebut.
Untuk jumlah atom yang sama, ternyata titik didih alkohol yang bercabang lebih
rendah dibandingkan dengan alkohol yang berantai karbon lurus.
Senyawa alkanol mempunyai titik didih yang lebih tinggi, dibandingkan
senyawa lain yang mempunyai struktur mirip. Hal ini disebabkan di antara
molekul-molekul alkanol terjadi ikatan hydrogen, seperti yang terjadi pada
molekul-molekul air, sehingga diperlukan energi kalor yang lebih besar untuk
merusakkan molekul-molekul tersebut. Pembentukan ikatan hidrogen dalam air
dan alkanol, dapat dilihat pada gambar 9.2 di bawah ini:
+ H R
+ +
H— --- H — R— ----- H —
H H –
+
+
Ikatan hidrogen
Gambar 9.1
Pembentukan ikatan hidrogen dalam air dan alkanol
Senyawa methanol, etanol, dan propanol, sangat mudah larut dalam air
atau dapat larut dalam air dengan berbagai perbandingan. Ini disebabkan
terjadinya ikatan hidrogen antara molekul-molekul alkanol, dengan molekul-
17
molekul air. Apabila rantai karbon senyawa alkanol makin panjang, kelarutan
dalam air makin berkurang. Apa penyebabnya?
Molekul senyawa alkanol terdiri dari dua bagian, yaitu bagian-bagian
rantai karbon dan kumpulan gugus hidroksil. Bagian rantai karbon bersifat sukar
larut dalam air atau hidrofob dan kumpulan gugus hidroksil mudah larut dalam air
atau hidrofil. Seperti gambar 9.3 di bawah ini:
-------------- C — C — C — C— C— C— C— C— C— C — O— H
hidrofob hidrofil
Gambar 9.3
Bagian hidrofob dan hidrofil dalam senyawa alkanol
Kegiatan 9.6
Pelajari rumus struktur senyawa-senyawa alkanol dalam kelompok A dan B ini,
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan
A. 1. CH3– OH B. 1. CH3 – CH2 – CH2 – OH
2. CH3 – CH2 – OH 2. OH – CH2 – CH2 – CH2 – OH
3. CH3 – CH2 – CH2 – OH CH 2 CH 2 CH 2
3. | – | – |
OH OH OH
a. Dari senyawa-senyawa alkanol pada kelompok A, mana yang paling mudah
larut dan paling sukar larut dalam air. Beri penjelasan.
b. Dari senyawa-senyawa alkanol pada kelompok B, mana yang paling mudah
larut dan paling sukar larut dalam air. Beri penjelasan.
18
Senyawa alkanol dapat bereaksi dengan logam natrium, namun tidak
mereaktif air. Contohnya:
2CH3 – CH2 – OH(l) + 2 Na (s) 2CH3 – CH2 – ONa (aq) + H2 (g)
Etanol Natrium etoksida
Reaksi ini biasa digunakan untuk membedakan senyawa alkanol dengan
senyawa eter, karena senyawa eter tidak bereaksi dengan logam natrium.
b. Reaksi senyawa alkanol dengan senyawa fosfor trihalida (PX3)
Senyawa fosfor trihalida bisa berbentuk PCl3, PBr3, dan PI3. Contoh reaksinya:
CH3 – CH2 – OH + PCl3 3CH3 – CH2 – Cl + H3 PO3
Etanol Kloroetana
19
O
CH3 – CH2 – OH + [O] CH3 – //
–H
C
Etanol etanol
O
// –H + [O] CH
O
CH3 – 3 –
// –OH
C C
Etanal asam etanoat
Alkohol sekunder dioksidasi menghasilkan senyawa alkanon. Contoh
reaksinya sebagai berikut:
CH O
CH3 – CH 3 –OH + [O] CH3 – C –CH3
|
//
2 - Propanol Propanon
Alkohol tersier, ternyata tidak dapat dioksidasi dengan suatu pengoksidasi.
c. Reaksi dehidrasi senyawa alkanol
Senyawa alkanol yang dipanaskan dan ditambah asam kuat, akan dihasilkan
senyawa alkena dan air. Contohnya sebagai berikut:
90o–95oC
1 – Propanol Propena
2. ALKOKSI ALKANA
Sifat-sifat fisik dari senyawa alkoksi alkana atau eter adalah sebagai
berikut ini:
a. Eter merupakan cairan yang mudah menguap dan mudah terbakar.
b. Antara molekul-molekul eter tidak terbentuk ikatan hidrogen, sehingga
mempunyai titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa
alkanol yang memiliki massa molekul relatif yang hampir sama.
c. Tidak terjadinya ikatan hidrogen di antara molekul-molekul eter,
menyebabkan senyawa tersebut sukar larut dalam air.
d. Senyawa eter termasuk senyawa yang sukar bereaksi dengan senyawa lain,
sehingga sering dipakai sebagai pelarut senyawa karbon lain. Senyawa eter
20
hanya mampu bereaksi dengan asam halida, terutama dengan asam HI dan
HBr. Contohnya:
CH3 – O – CH2 – CH3 + HI CH3 – CH2 – OH + CH3 – I
Etil metil eter etanol metil iodida
e. Dalam reaksi seperti di atas, gugus alkil yang lebih panjang akan membentuk
alkanol dan yang lebih pendek membentuk halo alkana
f. Senyawa eter tidak dapat bereaksi dengan senyawa fosfor trihalida.
Kegiatan 9.7
Pelajari materi pelajaran tentang sifat-sifat alkanol dan alkoksi alkana di atas,
kemudian isilah tabel 9.4 di bawah ini.
3. ALKANAL (ALDEHIDA)
sifat - sifat fisik senyawa alkanal yang penting, sebagai berikut :
a. senyawa aldehida termasuk senyawa polar, sehingga mudah larut dalam air.
Larutan metanol atau formaldehida dalam air dengan kepakatan 40 - 45%
disebut formalin.
b. Mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa eter yang
mempunyai jumlah atom karbon sama. Hal ini disebabkan dalam molekul
21
alkanal terjadi depolistik permanen, yang menyebabakan terjadi gaya tarik
menarik diantara molekul - molekul alkanal.
c. Tidak terjadi ikatan hydrogen diantara molekul - molekulnya.
Reaksi - reaksi kimia dari senyawa alkanal, bisa disimpulkan sebagai berikut :
a.. Alkanal dapat direduksi oleh gas hydrogen menghasilkan senyawa alcohol
primer. Contohnya :
O 3 2 1
O
b. Gugus - C - (karbonil) pada senyawa alkanal dapat bereaksi dengan
O OH
CH3 - C + HCN CH3 - C - H
H CN
Sianohidrol
c. Dalam senyawa alkanal gugus fungsi karbonil terdapat diujung rantai
karbon, oleh karena itu mudah mengalami oksidasi menghasilkan asam
alkanoat. Oksidator yang dapat digunakan adalah larutan KMnO4 dalam
lingkungan basa, larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, pereaksi
fehling dan Pereaksi Tollens.
O O
R-C-H + [O] R-C
H OH
Alkanal Oksidator asam karboksilat
22
Pereaksi fehling adalah suatu campuran antara Fehling A dan
Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan CuSO 4, sedangkan Fehling B
terbuat dari campuran kalium natrium terlarut dalam NaOH. reaksi
oksidasi alkanal dengan pereaksi Fehling sebagai berikut :
O O
R-C + 2 Cu2+(aq) + OH-(aq) R-C + Cu2O(S) + H2O
merah bata
H OH
merah bata Aldehida asam alkanoat
Endapan Cu2O berwarna merah bata, maka reaksi oksidasi aldehida ini
dapat diamati dengan mudah.
23
H
t.d. = 49 0C t.d. = 56,2 0C
c. Reaksi senyawa keton dengan gas hidrogen akan menghasilkan senyawa
alkohol sekunder.
O
3 2 1
CH3 - C - CH3 + H2 CH3 - CH - CH3
OH
Propanon 2 – Propanal
d. Reaksi senyawa keton dengan asam HCN menghasilkan sianohidral.
O OH
R - C - R + HCN R-C-R
CN
Alkanon Sianohidral
e. Reaksi keton dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2 atau I2) dengan katalis
As
O X O
CH3 - C - CH3 + 3X2 X - C - C - CH3 + 3 HX
Halogen X
5. ASAM ALKANOAT (ASAM KARBOKSILAT)
a. senyawa asam alkanoat memiliki titk leleh dan titik didik tinggi sebab
diantara malekul-malekul asam karboksilat dalam unsur padat maupun
larutan saling tarik -menarik melalui ikatan hidrogen.seperti pada gambar
9.4 di bawah ini:
O H-O
R–C C–R
O–H O
Ikatan hidrogen
Gambar 9.4.
24
Ikatan hidrogen dalam asam alkanoat.
25
6. ALKIL ALKANOAT (ESTER)
Sifat fisik dari senyawa alkil alkanoat, diantaranya sebagai berikut :
a. Senyawa alkil alkanoat umumnya berbau harum dan lebih mudah
menguap, dibandingkan dengan senyawa asam alkanoat atau alkanol.
b. Fisik didih senyawa alkil alkanoat lebih mudah dibandingkan dengan
senyawa asam alkanoat, pembentuknya.
c. Kelarutan senyawa alkil alkanoat dalam air rendah, tetapi dalam pelarut
organic seperti alkanol, benzena, eter dan lain-lain sangat mudah larut.
O H+ O
CH3 - C + CH3 - OH CH3 – CH2 - OH + CH3 - C
O – C2H5 O - CH
Etil etanoat metanal etanol metil etanoat
26
O - CH3
Metil etanoat etanol metanol
d. Reaksi alkil alkanoat dengan suatu kasa akan dihasilkan suatu garam dan
alkohol. Contohnya :
O O
CH3 - C + NaOH CH3 - C + CH3 - CH2 - OH
O - CH2 - CH3 O-Na
Etil etanoat Natrium etanoat Etanol
O OH
eter
R-C + 2R” – MgX R - C – R” + R’ - MgOHX
H2 O
O – R’ R”
Alkil alkanoat alkahol
terseier
27
Sifat dari senyawa karbon, ditentukan oleh gugus fungsi yang terdapat
pada senyawa tersebut. Gugus fungsi yang terdapat pada dalam senyawa
karbon, dapat dikenali dengan reaksi yang khas. Pada kegiatan 9.7 dibawah
ini, kalian dapat mengidentifikasikan gugus fungsi - OH dalam senyawa
alkohol dan alkanal.
Kegiatan 9.7
1. Isilah gelas kimia 200 ml dengan larutan alkohol 10 % sebanyak
setengahnya.
2. Diatas larutan alkohol tersebut simpan kertas saring yang berbentuk
lingkaran seluas mulut gelas kimia tersebut.
3. Ambil dengan menggunakan penjepit, logam natrium kira-kira sebesar
kacang hijau.
4. amati proses yang terjadi.
Pertanyaan
1. Bagaimana keadaan larutan alkohol mula-mula ?
2. Bagaimana keadaan logam natrium mula-mula ?
3. Bagaimana proses yang terjadi dari reaksi logam natrium dengan
alkohol ?
4. Tuliskan persamaan reaksi antara logam natrium dengan alkohol ?
5. Apakah akan terjadi reaksi antara logam natriuam dengan senyawa eter
?
6. Rancanglah suatu percobaan untuk membedakan senyawa alkohol dan
eter.
Senyawa alkanal atau alkohol terbagi menjadi tiga jenis, yaitu alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Ketiga jenis alkohol tersebut
dibedakan dari strukturnya, molekulnya, yaitu dari letak gugus - OH pada
rantai atom karbon. Pada kegiatan 9.8, kalian akan diminta untuk melakukan
percobaan mengidentifikasikan alkohol primer, sekunder dan tersier.
Kegiatan 9.8
28
1. Masukan alkohol n-butil alkohol, sekunder butil alkohol dan tersier
butil alkohol berturut-turut kedalam tabung reaksi pertama, kedua dan
ketiga masing-masing 3 ml.
2. Tambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi 1 ml, larutan
KMnO4 0,1M. kemudian tambahkan pula 5 tetes larutan H2SO4 0,1M.
3. Biarkan dan amati dengan teliti apa yang terjadi selama kira-kira 5
menit.
4. Ke dalam tabung reaksi pertama dan kedua tambahkan larutan fehling
(campuran larutan fehling A dan larutan fehling B) sebanyak 5 ml.
5. Masukkan kedua tabung reaksi itu dalam penganas air dan biarkan
selama 5 menit.
6. Amati apa yang terjadi.
Pertanyaan
1. Tulikan rumus struktur senyawa n-butil alkohol, sekunder butil dan
tersier butil alkohol.
2. Senyawa alkohol mana yang termasuk alkohol primer, sekunder dan
tersier ?
3. Apa yang terjadi ketika 3 jenis senyawa alkohol tersebut ditambah
KMnO4 0,1M dan H2SO4 0,1M. Tuliskan persamaan reaksinya.
4. Apa yang terjadi ketika senyawa alkohol pada tabung yang pertama
dan kedua ditambah larutan fehling. Tuliskan persamaan reaksinya.
5. Buatlah kesimpulan tentang cara membedakan senyawa alkohol
primer, sekunder, dan tersier.
6. Jelaskan hubungan antara kereaktifan atom C yang mengikat gugus
fungsi -OH dengan jumlah atom H yang diikatnya.
Untuk mengidentifikasikan gugus aldehida atau alkanal, dapat
menggunakan larutan fehling atau larutan Benedict. Pada kegiatan 9.9 kalian
akan mengidentifikasi gugus fungsi alkanal dengan menggunakan larutan
fehling.
Kegiatan 9.9
1. Sediakan penganas air
29
2. Buatlah larutan fehling dengan mencampurkan 5 ml larutan fehling A
dan 5 ml larutan fehling B. Amati perubahan yang terjadi pada
pencampuran tersebut.
3. Masukan ke dalam tabung reaksi 5 ml etanal atau asetaldehida
kemudian masukkan 5 ml larutan fehling dan kocoklah. Amati
perubahan yang terjadi.
4. Masukan tabung reaksi itu ke dalam penangas air panas dan amati
perubahan yang terjadi.
Pertanyaan
1. Tulislah rumus struktur dari senyawa etanal atau asetaldehida .
2. Jelaskan perubahan yang terjadi pada pencampuran larutan fehling A
dan larutan fehling B.
3. Jelaskan perubahan yang terjadi pada pencampuran etanal dengan
larutan fehling.
4. Jelaskan perubahan yang terjadi setelah campuran etanal dengan
larutan fehling.
5. Tuliskan persamaan reaksi antara etanal dengan larutan fehling.
6. Rancanglah suatu percobaan untuk membedakan senyawa alkanal dan
alkanon.
30
Pembuatan etanol dalam industri, dengan mereaksikan senawa etena
dengan uap air. Ada dua cara pembuatan etanol dari reakis etena dengan uap
air, yaitu :
a. Campuran gas etena dan uap air dialirkan melalui bejana yang berisi
asam fosfat, pada suhu 3000C dan tekanan 60 atmosfer.
H3PO4
CH2=CH2(g) + H2O (g) CH3-CH2-OH(l)
3000C, 60atm
b. Gas etena dilarutkan dalam asam sulfat pekat untuk menghasilkan etil
hidrogen sulfat.
CH2 = CH2 (g) + H2SO4(aq) CH3 -CH2(aq)
Pekat
OSO3H
Etil hidrogensulfat
Etel hidrogen kemudian direaksikan dengan uap air dan dihasilkan etanol
CH 2 (ag)
CH3 – |
CH2 (ag) + H2O (g) CH3 – CH2 – OH (l) + H2SO4 (ag)
OSO 2H
31
amilum maltosa
maltosa glukosa
maltosa etanol
Kegiatan 9.10
1. Masukkan 20 gram glukosa dalam 200 mL air suling ke dalam labu erlemeyer
yang bersih
2. Masukkan 10 gram ragi tape ke dalam labu erlemeyer yang berisi larutan
glukosa tersebut. Aduk sampai merata
3. Labu erlemeyer yang berisi campuran tersebut ditutup dengan sumbat yang
dilengkapi dengan pipa alir. Ujung pipa alir yang satui lagi dimasukkan ke
dalam sebuah tabung reaksi yang berisi air kapur
4. Susunan alat dan bahan tersebut diletakkan di tempat yang hangat (kira-kira
30 0C ) selama 3 hari.
5. Setelah 3 hari campuran disaring kemudian didestilasi. Hasil destilasi akan
mulai terkumpul pada suhu 78 0C. Amatilah cairan hasil destilasi tersebut
Pertanyaan
1. Bagaimana campuran setelah dibiarkan selama 3 hari?
2. Bagaimana keadaan air kapur setelah 3 hari?
Bagaimana keadaan cairan hasil destilasi?
3. Fermentasi karbohidrat ini akan gagal jika menggunakan wadah yang
kurang bersih. Kenapa demikian. Jelaskan!
32
Dalam kehidupan sahari-hari senyawa alkanol digunakan untuk berbagai
keperluan diantaranya sebagai
bahan baker, pelarut, obat-obatan, Alat alkohol meter yang digunakan untuk
yang disebut gasohol. Bahan hadrur berubah dari jingga menjadi hijau.
33
kadang disalahgunakan untuk bahan baku minuman keras seperti bir, brandi,
wiski, dan tuak.
b. Sintetis Williamson
Sintetis ini dengan jalan mereaksikan senyawa alkilhalida dengan senyawa
natrium etoksida. Contohnya :
CH3 – I + CH3 – CH2 – ONa CH3 – O – CH2 – CH3 + NaI
Metil iodida natrium etoksida etil metil eter (metoksi etana)
34
O
R – CH2 – OH + [O] R – //
–H + H2O
C
Alkohol primer alkanal
b. Reduksi asam alkanoat
O O O
R – // –H
SOCl
R – // –Cl H
2 , Pt
2
R – // –H
C C C
alkanal
c. Reaksi senyawa ester dengan pereaksi Grignard
O O
R – // – O – R + R’ Mg X R’– // – H + R – O – MgI
C C
Eter dari asam formiat alkanal
4. ALKANON (KETON)
Di Laboratorium, senyawa alkanon bisa dibuat melalui destilasi garam
atau alkali tanah karboksilat. Contohnya :
R – R ––R + Na2CO3
O – Na
Alkanon
R –
Ba R ––R + BaCO3
R –C O
O
Alkanon
O
35
Dalam industri, senyawa alkanon dapat dibuat secara besar-besaran
dengan cara mengoksidasi senyawa alkanol sekunder dengan gas oksigen
menggunakan katalis tembaga.
CH O
CH3 – |
– CH3 + O2
Cu
2CH3 – // – CH3 + H2 O
OH C
2 – Propanol propanon
Kegunaan senyawa alkanon dalam kehidupan sehari-hari, misalnya :
a. Sebagai pelarut dari beberapa jenis senyawa karbon yang sukar larut dalam air
b. Sebagai bahan campuran dari parfum dan bahan kosmetika, karena senyawa
alkanon berbau harum
c. Senyawa propanon atau disebut juga aseton sering digunakan sebagai
pembersih cat kuku.
C C
Metil sianida asam asetat
36
c. Hidrolisis senyawa alkana nitril pada suhu tinggi dengan penambahan asam
kuat
O
CH3 – C N + H2O HCl,
CH3 –
Suhu tinggi //
–OH + NH4Cl
C
Metil sianida asam asetat
d. Dalam industri, asam asetat atau asam etanoat dapat dibuat dengan cara
hidrolisis etana, kemudian dioksidasikan oleh udara dan diberi katalis,
senyawa raksa.
O O
HC CH + H2O CH3 – – H + [O] CH3 – // –OH
2
Hg
//
C C
Etuna etanal asam etanoat
e. Dalam industri, asam metanoat dibuat secara besar-besaran melalui reaksi gas
CO dengan larutan NaOH pada tekanan tinggi dan suhu 200 0C
O O
CO + NaOH Tekanan
ti HC –
nggi //
– ONa + H2SO4 H // –OH + N2SO4
Suhu 200oC
C C
Natrium metanoat asam metanoat
Kegunaan dari senyawa-senyawa asam alkanoat dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya :
a. Asam metanoat atau asam formiat digunakan untuk menggumpalkan lateks,
bahan untuk pencelupan warna, penyamakan kulit, dan pembuatan insektisida.
b. Asam etanoat digunakan secara meluas di rumah tangga dalam bentuk larutan
dengan kepekatan 4 – 5 %, untuk pengasaman makanan dan pengawet
makanan yang disebut larutan cuka. Selain itu asam etanoat digunakan untuk
bahan baku rayon asetet, plastic, film foto, pelarut cat, dan lain-lain
c. Asam lemak merupakan asam alkanoat yang mempunyai struktur kimia lebih
komplek digunakan dalam pembuatan detergen, cat, plastik, karet sintetis dan
lain-lain
37
d. Asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi laktosa, banyak digunakan
dalam pengolahan keju dan susu.
e. Asam benzoat banyak digunakan untuk mengawetkan buah-buahan, asam
propanoat dalam pembuatan roti dan asam sitrat untuk menghasilkan rasa
masam pada permen dan gula-gula.
O O
R–C + R’ – OH R–C – R + H2O
OH O
Gugus -OH dari asam karboksilat, akan bergabung dengan atom H dari alkohol
dan membentuk molekul H2O. Sedangkan gugus sisanya bergabung membentuk
senyawa ester.
Contoh reaksi pembuatan senyawa ester, dapat bahan kerjanya sesuai percobaan
pada kegiatan 9.11 berikut ini :
Kegiatan 9.11
1. Sediakan penganas air
2. Masukkan 2 mL etanol dan 1 mL asam etanoat pekat ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan 2 – 3 tetes asam sulfat pekat
3. Kocok tabung reaksi secara periodik sambil hangatkan dalam penganas air.
Amati yang terjadi
4. Setelah 5 menit tuangkan sisanya ke dalam tabung reaksi lain yang berisi 10
mL air. Amati yang terjadi
5. Periksakan hasil reaksi
6. Ulangi langkah 1 s.d 5 dengan mengganti etanol dengan metanol
38
Pertanyaan
1. Bagaimana warna dan bau zat hasil reaksi
2. Jelaskan mengapa zat hasil reaksi harus dicampur dengan air
3. Setelah zat hasil reaksi dicampur dengan air, bagaimana senyawa ester yang
terbentuk
4. Jelaskan fungsi dari asam sulfat pekat
5. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi antara etanol dan asam etanoat, juga
reaksi yang terjadi antara metanol dan asam etanoat
6. Tuliskan nama senyawa ester yang terjadi pada kedua reaksi tersebut
39
d. Bahan pelarut senyawa karbon yang tidak dapat larut dalam air, sering
menggunakan senyawa ester. Misalnya etil etanoat dan amil etanoat
digunakan untuk pelarut lak
e. Lemak merupakan senyawa eter alam, yang digunakan sebagai bahan
makanan, bahan baku lilin, dan sabun
f. beberapa jenis senyawa ester digunakan untuk bahan baku obat-obatan.
Misalnya obat penyakit asma, kusta, dan tekanan darah tinggi.
metana klarometana
Jika dalam senyawa alkana terdapat atom C primer, sekunder atau tersier,
maka atom H yang akan diganti adalah yang terikat paling lemah. Urutan
kekuatan ikatan antara atom H dengan atom C adalah :
C tersier C sekunder C primer
b. Reaksi senyawa alkena dengan asam halida (HX) atau halogen (X2).
Contohnya sebagai berikut :
1 2 3
CH3 – CH = CH2 + HCL CH3 – CH – CH3
Propena Cl
2 – kloro propana
40
3 2 1
CH3 – CH = CH2 + Br2 CH3 – CH – CH2
Propena Br Br
1,2 – dibromo propana
41
h. Zat aditif pada bensin yang menggunakan TEL (tetra ethyl Lead), Pb
(C2H5)2, zat ini akan mengubah timbal menjadi timbal bromida, yang
akan menguap keluar dari knalpot kendaraan bermotor.
F. ISOMERI
Senyawa karbon jumlahnya sangat banyak, dan akan bertambah terus.
Hal ini disebabkan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain
dalam jumlah yang tidak terbatas, dan adanya senyawa-senyawa karbon yang
mempunyai rumus molekul yang sama, tetapi mempunyai rumus struktur yang
berbeda. Peristiwa ini di sebut isomeri
Peristiwa isomeri terbagi menjadi beberapa jenis, seperti pada skema jenis-jenis
isomeri pada bagan konsep 9.5 di bawah ini :
Isomeri
1. ISOMERI RANTAI
Isomeri rantai atau isomeri rangka terjadi pada zat-zat dengan rumus
molekul sama, tetapi bentuk rantai karbon berbeda. Molekul-molekul dengan
bentuk rantai yang berbeda tersebut, disebut isomer. contoh-contoh isomer rantai
pada senyawa alkana, sebagai berikut ini
42
a. senyawa yang mempunyai rumus molekul C4H10, akan
mempunyai rumus molekul struktur :
1 2 3
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – CH – CH3
Butana
CH3
2 – metil propana (isobutana)
Senyawa C4 H10 mempunyai 2 buah isomer rantai
b. Senyawa yang mempunyai rumus molekul C5H12, akan
mempunyai rumus struktur :
CH3
4 3 2 1 3 2 1
CH3– CH2– CH2– CH2– CH3 CH3– CH2– CH– CH3 CH3– C– CH3
Pentana CH3 CH3
CH3- CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – CH2 – CH2 – CH – CH3
Heksana
CH3
2 - metil pentana
5 4 3 2 1 CH CH3
CH3 - CH2 – CH – CH2 CH3 CH3 – CH – CH – CH3
1 2 3 4
CH3
3 - Metil pentana
CH3 2,3 – dimetil butana
CH3 – C – CH2 – CH3
CH3
2,2 – dimetil butana
Senyawa C6H14 mempunyai 5 buah isomer rantai.Ternyata bahwa jumlah isomer
rantai akan makin besar, jika jumlah atom C dalam senyawa makin banyak.
43
Contohnya senyawa C7H16 mempunyai 9 isomer rantai, C8H18 mempunyai 18
buah isomer rantai, C9H20 mempunyai 35 buah isomer rantai dan C10H22 akan
mempunyai 75 isomer rantai, dan seterusnya.
2. ISOMERI POSISI
Isomeri posisi atau isomeri tempat terjadi pada senyawa-senyawa dengan
rumus molekul sama, tetapi letak gugus fungsinya berbeda. Contoh-contoh
isomeri posisi seperti di bawah ini :
a. Pada senyawa alkhohol dengan rumus molekul C3 H8O, mempunyai rumus
struktur
3 2 1 3 2 1
2 - pentanon 3 - pentanon
44
d. golongan alkena dengan sikloalkena
contoh-contoh isomeri gugus fungsi, seperti di bawah ini :
a. Senyawa dengan rumus molekul C3H8O dapat berupa :
3 2 1
CH3 – CH2 – CH2 – OH CH3 – O – CH2 – CH3
1 - propanol metoksi etana
(alkhohol) (eter)
b. Senyawa dengan rumus molekul C4H8O dapat berupa :
O O
CH3 – CH2 – CH2 – C CH3 – CH2 – C – CH3
H
Butanal 2 - butanon
(alkanal) (alkanon)
45
Misalnya, terdapat dua macam
Isomeri cis – trans tidak
Senyawa 2 – butena, yaitu yang terjadi jika atom-atom c yang
berikatan rangkap salah satu
Memiliki titik ddih 4oC dan 1oC.
atau keduanya mengikat atom
Ternyata perbedaan harga titik didih ini atau gugus atom yang sama.
Contohnya :
Disebabkan oleh adanya perbedaan orienta
si ruang dari atom dan gugus-gugus yang H CH3 H H
terikat kedua atom karbon yang berikatan
rangkap. Rumus struktur kedua jenis C=C C=C
senyawa 2 - butena tersebut adalah :
H CH3 H CH3
H3C CH3 H3C H
C=C C=C
Isomeri cis – trans, dapat terjadi pula pada senyawa 1,2 – dikloroetena
dan 1,3 – dibromoetena. Rumus struktur yang terjadi sebagai berikut.
H H Cl H
C=C C=C
Cl Cl H Cl
CIS – 1,2 – dikloroetena trans – 1,2 - dikloroetena
+.d. 60O C +.d. 48O C
H H Br H
C=C C=C
Br Br H Br
CIS – 1,2 dikloroetena trans – 1,2 - dibromoetena
46
+.d. 110O C +.d. 108O C
Diskusikan mengapa bentuk trans memiliki titik didih yang lebih
rendah dibandingkan bentuk cis.
5. ISOMERI OPTIK
C C
H OH HO H
CH3 CH3
47
Gambar. 9.6
Molekul asam laktat tidak dapat dihimpitkan dengan bayangan cerminnya
Kegiatan 9.12
1. Tuliskan simetri (S) atau simetri (B) di depan nama benda-benda yang
dituliskanberikut ini :
.…. a. daun pisang
….. b. rumah keong
….. c. kerucut
….. d sekrup
….. e. pesawat terbang
2. Siapkan maksimal yang ada di sekolahmu, kemudian buatlah rangkaian
model molekul berikut
A
B
E
D
Kemudian buatlah rangkaian lagi yang merupakan bayangan cermin dari
rangkaian pertama. Himpitkan dari arah atas kedua rangkaian ini. Amati
apakah kedua rangkaian ini dapat berimpit ?
48
3. Manakah dari senyawa-senyawa berikut yang bersifat keral ?
a. 2- butanal
b. 2- prapanal
c. 2- bromo pentana
d. 3- bromo pentana
Kedua senyawa asam laktat di atas, merupakan sepasang isomer
dan disebut pasangan enantiomer. Peristiwa isomeri yang terjadi
dinamakan isomeri optik.Struktur dari sepasang enantiomer adalah sama,
karena itu hampir semua sifat fisika dan sifat kimia. Yang memiliki oleh
pasangan enantiomer tersebut akan sama. Misalnya setiap enantiomer
murni, mempunyai titik leleh dan titik didih yang sama dengan
pasangannya. Hanya terdapat dua sifat yang berbeda untuk enantiomer–
enantiomer dalam satu pasangan enantiomer, yaitu pengaruhnya terhadap
zat kiral lain dan terhadap cahaya terpolarisasi bidang.
Cahaya biasa (alamiah) termasuk gelombang, dan gelimbang
tersebut tegak lurus arah rambatan. Cahaya terpolarisasi bidang ialah
cahaya alamiah yang getaran gelombangnya telah bersaing semua, kecuali
getaran yang berada pada satu bidang. Cahaya terpolarisasi bidang, akan
terjadi jika cahaya lensa dikeluarkan pada suatu lensa polarisasi atau
Kristal kalsit (CaCO3). Perubahan cahaya lensa menjadi cahaya
terpolarisasi bidang, seperti gambar 9.7. dibawah ini :
Gambar 9.7
Pembentukan cahaya berpolarisasi bidang
Jika cahaya erpalisasi bidang di lewatkan suatu larutan yang
diputar ke kanan dan ke kiri. perputaran cahaya berpolarisasi bidang ini
49
disebut rotasi optis. Suatu senyawa memutar bidang polarisasi suatu
cahaya berpolarisasi dikatakan bersifat optis aktif. Karena inilah maka
enantiomer – enantiomer disebut isomer aptis.
Suatu enantiomer dari pasangan enantiomer yang memutar bidang
polarisasi cahaya terpolarisasi ke kanan, disebut dekstrorotatori disingkat d
atau (+). Bayangan cerminnya yang memutar bidang polarisasi cahaya
terpolarisasi ke kiri, disebut levorotatori disingkat L atau (-). Besarnya
sudut perputaran bidang polarisasi, secara kuansitatif diukur menggunakan
alat yang disebut polarimeter.
Gambar 9.8
Bidang polarisasi cahaya terpolarisasi
Bidang diputar oleh suatu zat aptis aktif
50
aptis aktif karena saling memadakan. Campuran ini disebut campuran
rasemat.
1. REAKSI SUBSTITUSI
Reaksi substitusi atau reaksi penggantian adalah penggantian atom atau
gugus atom dalam suatu molekul oleh atom atau gugus atom lain. Secara umum
dapat ditulis :
R– X + R’ – Y R–Y + R’ – X
Contoh-contoh reaksi yang termasuk jenis reaksi substitusi seperti berikut ini.
a. CH3 – CH2 – Cl + NaOH CH3 – CH2 – OH + NaCl
sinar
Ultraviolet
51
e. CH4 + Cl2 CH3 – Cl + HCl
O
CH2 – O – C
R CH2 - OH
O O
CH2 – O – C + 3 NaOHO 3 R – C + CH –
ROH O - Na
CH2 - OH
O
CH2 – O – C
R
2. REAKSI ADISI
3. REAKSI ADISI
Reaksi adisi adalah reaksi perubahan atau pengurangan ikatan rangkap
pada suatu molekul menjadi ikatan tunggal, karena menerima atom atau gugus
atom. Jadi, reaksi adisi mengubah senyawa karbon tidak jenuh menjadi jenuh.
Secara umum reaksi adisi dapat ditulis :
C = C C C
C C C = C C C
Br Br
1 2 3 4 1 2 3 4
c. CH3 – CH – CH – CH3 + HCl CH3 – CH – CH2 – CH3
Cl
52
Pada reaksi antara 2 – butanonl dan asam klorida (nomor e), ikatan
rangkap terletak ditengah-tengah, jadi atom Cl masuk ke atom C yang
mengandung ikatan rangkap yang mana saja akan menghasilkan senyawa yang
sama. Bagaimanakah jika ikatan rangkap tidak terletak ditengah atau tidak
ekivalen ?
Untuk mengetahui hal ini, bisa menggunakan aturan yang menetapkan
hasil utama dari suatu reaksi adisi yang disebut aturan Markovnikov. Aturan ini
dikemukakan oleh Vlademir Markovnikov, secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut :
+ -
CH3 – CH = CH2 + H+ Cl- CH3 – CH – CH3
3 2 1 3 2 1
pendorong elektron Cl
53
+ -
CH3 – – CH = CH – CH3 + H+ Cl- H3 – CH2 – CH –
CH2
CH 2 – CH3
Cl
pendorong elektron
Karena daya dorong terhadap elektron dari gugus etil lebih kuat
dibandingkan gugus metil, maka kumpulan elektron lebih ke dorong ke sebelah
kanan. Sehingga di sebelah kiri lebih bermuatan positif. Karena itu ion H+ akan
berikatan dengan atom C yang lebih negatif, sedangkan ion Cl– akan berikatan
dengan atom C yang lebih positif.
Gugus – OH merupakan penarik elektron, seperti contoh reaksi berikut :
+ -
CH3 CH = CH – CH2 – O + H+ Cl- CH3 – Cl+
H
4. REAKSI ELIMINASI
Reaksi eleminasi, adalah reaksi pembentukan atau pertambahan ikatan
rangkap pada suatu molekul. Jadi pada reaksi eliminasi, senyawa jenuh
(berikatan tunggal), berubah menjadi senyawa yang tidak jenuh (berikatan
rangkap).
Secara umum, reaksi eliminasi dapat ditulis sebagai berikut :
C C C =C +X Y
X Y
54
Berikut ini beberapa contoh dari reaksi eliminasi :
Ni
a. CH3 – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 + H2
Panas
b. CH3 – CH2 – CH2 – OH H2SO4 Pekat CH3 – CH = CH2 + H2O
o
180 C
A. RANGKUMAN
55
7. Alkanol primer dioksidasi akan menghasilkan senyawa aldehida, alkohol
sekunder menghasilkan alkanon dan alkanol tersier tidak dapat dioksidasi.
8. Senyawa alkanol mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa alkena.
9. Senyawa alkanol dapat dibuat dengan cara hidrasi alkena, dari gas alam
dan melalui cara fermentasi.
10. Dalam kehidupan sehari-harisenyawa alkanol dugunakan untuk bahan
bakar, pelarut, obat-obatan, dan bahan baku industri kimia.
11. Senyawa alkoksi alkena atau eter adalah senyawa karbon, dengan gugus
fungsi – O – dan rumus umum R – O – R’.
12. Senyawa alkoksi alkana termasuk senyawa karbon yang tidak reaktif dan
digunakan sebagai obat bius dan pelarut.
13. Senyawa haloalkana adalah senyawa hidrokarbon yang atom H nya diganti
oleh unsur golongan halogen, biasa kegunaanya untuk pelarut lemak atau
minyak dan untuk obat bius. O
14. Alkanol atau aldehida adalah senyawa karbon yang mempunyai gugus
fungsi –C-H, yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan zat
warna, damar, germisida, insektisida dan lain-lain. Juga digunakan
sebagai pengawet jaringan tubuh.
15. Pembuatan senyawa aldehida di laboratorium dan industri kita melalui
oksidasi alkanol primer, reduksi atau alkanoat dan reaksi senyawa ester
dengan pereaksi Grignard.
16. Senyawa alkanal bersifat polar, mudah larut dalam air dan mempunyai
titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa eter. Diantara
molekul-molekul alkanol tidak terjadi ikatan hidrogen.
17. Senyawa alkanon adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi
karbonil
18.
O O
(- C – 1 ) Rumus umum senyawa alkanon adalah R – C – R ,
Alkanon atau keton bersifat polar jadi dapat larut dalam air, dan
mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibanding alkanal.
56
18. Pembuatan senyawa alkanon melalui destilasi garam alkali dan alkali
tanah karboksilat danoksidasi senyawa alkohol primer. Kegunaan senyawa
alkanon sebagai pelarut bahan baku parfum dan kosmetika.
19. Dalam kehidupan sehari-hari asam karboksilat banyak digunakan sebagai
pengolahan karet, pencelupan warna, penyamkan kulit, pengasaman
makanan, dan pengawet beberapa makanan. Juga banyak digunakan
sebagai bahan baku deterjen, cat, plastik, karet sintetis dan pengolahan
keju. .
20. Pembuatan senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat bisa melalui
proses oksidasi alkohol primer, oksidasi alkanon, hidrolisis senyawaalkana
metil, hidrolisis etuna dan reaksi gas karbonmonooksida dengan natrium
hidroksida.
21. Pembuatan senyawa ester atau alkil alkanat biasanya melalui proses
esterifikasi, yaitu reaksi antara alkanal dengan asam alkanoat.
22. Sifat-sifat umum dari senyawa ester diantaranya kerbau harum, lebih
mudah menguap, dibandingkan senyawa asam alkanoat dan alkohol. Titik
didihnya lebih rendah, dibandingkan dengan asam alkanoat
pembentuknya. Kelarutannya dalam air rendah tetapi mudah larut dalam
pelarut organik.
23. Kegunaan senyawa ester diantaranya sebagai pengharum (esen) makanan,
pengharum dalam minyak wangi, sabun deterjen dan kosmetika. Juga
digunakan sebagi serat kuatan, bahan pelarut dan bahan oata-obatan.
24. Isomeri adalah proses terjadinya beberapa senyawa karbon yang
mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus struktur berbeda.
25. Peristiwa isomeri terbagi menjadi beberapa jenis,yaitu :
a. Isomeri terstruktur, yang terdiri dari :
- Isomeri rantai atau isomeri rangka
- Isomeri posisi
- Isomeri gugus fungsi
b. Isomeri ruang, yag terdiri dari :
- Isomeri geometri (Cis – Trans)
57
- Isomeri optis
26. Jenis-jenis reaksi yang khas terjadi dalam senyawa karbon, yaitu reaksi
subsitusi, reaksi adisi dan reaksi eliminasi.
27. Reaksi subsitusi adalah reaksi penggantian suatu atom atau gugus atom
dalam senyawa karbon dengan ataom atau gugs atom yang lain.
Reaksi adisi adalah reaksi perubahan atau pengurangan ikatan rangkap
pada suatu molekul menjadi ikatan tunggal.
Reaksi eliminasi adalah reaksi pembentukan atom pertambahan ikatan
rangkap pada molekul senyawa karbon.
EVALUASI BAB 9
O
2. Gugus fungsi - C disebut gugus fungsi ….
H
A. asam karboksilat D. alkanon
B. haloalkana E. alkanol
C. alkanal
3. Reaksi di bawah ini .
CH3 – OH(l) + NaCl(aq) CH3 – Cl(aq) + NaOH(aq)
Termasuk reaksi …..
A. adisi D. eliminasi
B. reduksi E. substitusi
C. oksidasi
4. Isomeri Cis – trans terjadi pada senyawa ….
58
A. 1,2 – dikloro etana D. 1,2 – dikloro etena
B. 1,2 – dikloro butana E. 2,2 – dikloro etena
C. 1,2 – dikloro – 1 – butana
5. Pada reaksi hidrolisis propena akan dihasilkan….
A. 2 – propanol D. asam propanoat
B. 1 – propanol E. propanon
C. propanal
59
A. metil klorida D. halotan
B. freon E. halogen
C. teflon
11. Pasangan senyawa dibawah ini yang merupakan isomer gugus
fungsi adalah …..
A. metil etanoat dengan propanol D. metoksi etana dengan
propanon
B. 2-propanol dengan metoksi metana E. propanol dengan metoksi
etana
C. propanol dengan propanon
12. Reaksi di bawah ini :
H2C = CH2 + Br2 CH2 – CH2
Br Br
Termasuk reaksi …..
A. substitusi D. esterifikasi
B. adisi E. polimerisasi
C. eliminasi
13. Sebanyak 1,1 gram suatu asam alkanoat (C=12, H=1, O=16) dapat
dinetralkan oleh 25 ml larutan NaOH 0,5 M. Asam alkanoat tersebut
adalah …..
A. asam metanoat D. asam butanoat
B. asam etanoat E. asam pentanoat
C. asam propanoat
14. Asam metanoat atau asam formiat banyak digunakan untuk ……
A. menggumpalkan lateks D. pengawet buah-buahan
B. pengasaman makanan E. bahan baku deterjen
C. bahan baku serat rayon
15. Hasil oksidasi senyawa P adalah senyawa Q. Bila senyawa Q
dioksidasi lebih lanjut maka terbentuk asam etanoat. Gugus fungsi yang
terdapat dalam senyawa P adalah..
A. – Cl D. – O – 1
O
H
60
B. – C E. – CHO
C. – OH
16. Hasil reaksi substitusi 1 mol metana oleh 1 mol Klor dibantu
dengan pertolongan sinar ultraviolet adalah ……
A. CH3Cl D. CH4Cl
B. CH2Cl2 E. CCl4
C. CHCl3
61
C. – O – 1
CH3
b. CH3 – CH2 – C – O – CH3
CH3
62
6. Tuliskan rumus struktur dari senyawa-senyawa berikut :
H H H H
H–C–C–C–C–C=O
H H H H H O
63
a. Etil pentanoat
b. Metil propanoat
c. Butil metanoat
64