Dosen pengampu :
Oleh :
Khusaeni (5201419077)
FAKULTAS TEKNIK
2019
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………i
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...2
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………........7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………....ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
Baterai dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu baterai primer dan baterai sekunder.
Baterai primer adalah baterai yang tidak bisa dimuati lagi jika muatan listriknya sudah habis
kita gunakan (unrechargedable battery) sedangkan baterai sekunder adalah baterai yang dapat
diisi ulang/ dimuati lagi (rechargadable battery). Proses elektrokimia baterai sekunder bersifat
reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Reversible artinya di dalam
baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik, dan sebaliknya
dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, yaitu pengisian kembali dengan cara regenerasi dari
elektroda-elektroda yang dipakai dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan di dalam sel baterai. Jadi dapat dikatakan bahwa reaksi kimia yang terjadi pada
proses charging dan discharging saling berkebalikan.
Baterai juga merupakan salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik alat
berat, mobil atau motor, semua memerlukan baterai untuk dapat menghidupkan engine
(mencatu arus pada dinamo starter kendaraan). Baterai mampu mengubah tenaga kimia
menjadi tenaga listrik. Baterai untuk Alat Berat dan mobil biasa disebut akumulator,
mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu, dengan
tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Kesemuanya tentu saja
merupakan baterai rechargedable. Di kendaraan bermotor, yang akan mengisi baterai selama
engine hidup
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan charging dan discharging akumulator
BAB II
1
PEMBAHASAN
Akumulator atau aki adalah salah satu penerapan redoks pada sel volta. Nilai sel terletak
pada kegunaannya. Diantara berbagai sel, sel timbal (aki) telah digunakan sejak 1915. Berkat
sel ini, mobil/sepeda motor dapat mencapai mobilitasnya, dan akibatnya menjadi alat
transportasi terpenting saat ini. Baterai timbal dapat bertahan kondisi yang ekstrim
(temperatur yang bervariasi, shock mekanik akibat jalan yang rusak, dll) dan dapat digunakan
secara kontinyu beberapa tahun.
Akumulator atau aki memiliki beberapa bagian utama. Mereka adalah kutub positif
(anode) yang terbuat dari timbal dioksida (PbO2), kutub negatif yang terbuat dari timbal
murni (Pb), dan larutan elektrolit kuat yaitu asam sulfat (H 2SO4) dengan kepekatan 30%.
Dalam kehidupan sehari-hari, aki ini memiliki beberapa reaksi. Karena aki tersebut dapat
mengubah dari energi kimia menjadi listrik dan dapat kembali menjadi energi kimia.
Sehingga aki ini juga merupakan elemen sekunder.
Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat (SO42-)akan bereaksi dengan plat
timah murni (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan
sepasang ion hidrogen (2H+ ) akan bereaksi dengan plat timah peroksida (PbO2) menjadi
timah sulfat (PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan satu atom
oksigen untuk membentuk air (H2O). Pengambilan dan pemberian elektron dalam proses
kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial listrik antara kutub-kutub sel baterai.
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan
discharge.
PbO2 = Timah peroxida (katub positif / anoda)
Pb = Timah murni (kutub negatif/katoda)
2H2SO4= Asam sulfat (elektrolit)
PbSO4 = Timah sulfat (kutub positif dan negatif setelah proses pengosongan)
H2O= Air yang terjadi setelah pengosongan
Didalam proses ini, terjadi perubahan energi kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan
pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya. Pada anode yang semula timbal dioksida
(PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada katode yang semula timbale murni (Pb) menjadi
timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan menjadi encer
karena terbentuk air. Pada mulanya terdapat air aki yang sudah tercampur dengan asam sulfat
dengan kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan mudah terurai didalam air dan pada saat
sebelum digunakan menjadi H2SO4 →2H+ + SO42- . Berikut reaksinya :
Pada elektrolit : H2SO4 →2H+ + SO42-
3
Pada Katode : PbO2 (s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e → PbSO4(s) + 2H2O(l)
Pada Anode : Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e
_______________________________________________________________________+
Reaksi Sel : PbO2 (s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2 SO42-(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Karena timbal sulfat (PbSO4) merupakan hasil reduksi sekaligus oksidasi, maka reaksi
tersebut merupakan reaksi Komproporsionasi.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-
pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu
hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3
dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas
penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah
kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan
menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di
bengkel baterai (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas baterai). Selain itu pada saat
baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air
ini bisa membeku, cover baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
4
Karena aki merupakan elemen sekunder, maka tentunya aki juga dapat diisi kembali.
Proses tersebut dikenal sebagai Setrum Aki. Proses ini adalah kebalikan dari proses
pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi
pada saat pengosongan. Pada saat penyetruman aki, terjadi perubahan energy listrik menjadi
kimia, katode yang semula timbal sulfat (PbSO 4) menjadi timbal murni (Pb), yang semula
anode timbal sulfat menjadi timbal dioksida (PbO2), dan larutan yang semula encer menjadi
lebih pekat. Berikut reaksinya :
Pada Katode : PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2 (s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e
Pada Anode : PbSO4(s) + 2e → Pb(s) + SO42-(aq)
_________________________________________________________________+
Reaksi Sel : 2PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2 (s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2 SO42-(aq)
Oksidator : PbSO4
Reduktor : PbSO4
Karena timbal sulfat (PbSO4) mengalami reduksi dan oksidasi sekaligus, maka reaksi tersebut
merupakan reaksi Disproporsionasi atau Autoredoks.
Pada reaksi diatas, terbentuk 4H+(aq) dan 2 SO42-(aq) dan akan bereaksi menjadi asam sulfat
(H2SO4). Hal ini akan menambah kadar dan massa jenis larutan. Sehingga larutan menjadi
lebih pekat.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pengosongan yaitu bila akumulator dihubungkan dengan beban maka, elektron
mengalir ke elektroda positif (PbO2) melalui beban dari elektroda negatif (Pb), kemudian
ion-ion negatif mengalir ke elektroda positif dan ion-ion positif mengalir ke elektroda
negatif. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya elektron yang bergerak ke dan/atau
dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan molekul elektrolit
sehingga memberikan jalan bagi elektron untuk mengir.
6
Proses pengisian ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik
dialirkan yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada
proses ini setiap molekul air terurai. Ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb
pada plat positif membentuk timah peroxida (PbO2). Sedangkan tiap pasang ion hidrogen
(2H+) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO4–) pada plat negatif
untuk membentuk asam sulfat. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi
sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
7
DAFTAR PUSTAKA
https://hanisberlianblog.wordpress.com/2016/05/30/proses-kimia-pengosongan-dan-
pengisian-baterai/
http://lakh-falakh.blogspot.com/2014/04/proses-pengisian-dan-pengosongan-aki.html
http://mufidatul1003.blogspot.com/2017/11/pengisian-dan-pengosongan-akumulator.html
ii