- Materi Prasyarat:
1. Perbedaan senyawa organik dan anorganik
2. Syarat senyawa organik (mengandung unsur C, H, O, N, P dan S)
3. Macam-macam senyawa hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna)
4. Tata nama senyawa hidrokarbon
5. Keisomeran senyawa organik
6. Sifat fisik dan kimia senyawa hidrokarbon
- Pendahuluan
Alkana : CnH2n+2 Alkohol: CnH2n+2O
Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom yang paling menentukan sifat
suatu senyawa
GUGUS FUNGSI
A. ALKANOL (ALKOHOL)
Rumus umum : CnH2n+2O
Contoh senyawa : R – OH
R: alkil
a. Nama IUPAC
Contoh:
CH3 – CH2 – OH : etanol
CH3 – CH2 – CH2 – OH : 1-propanol
CH3 – CH – CH3 : 2-propanol
OH
b. Nama lazim
Contoh:
CH3 – OH : metil alkohol
CH3 – CH2 – CH2 – OH : propil alkohol
CH3 – CH – OH : isopropil alkohol
CH3
CH3 – CH2 – CH – OH : sek-butil alkohol
CH3
Macam-macam alkohol:
1. Alkohol primer : jika gugus OH terikat pada C primer
2. Alkohol sekunder : jika gugus OH terikat pada C sekunder
3. Alkohol tersier : jika gugus OH terikat pada C ersier
ALKANADIOL / ALKANATRIOL
CH3 – CH2 – CH2 – CH – CH2
OH OH
1,2-pentadiol
B. ALKOKSIALKANA (ETER)
Rumus umum : CnH2n+2O
Contoh senyawa : R – O – R’
a. Nama IUPAC
CH3 – O – CH3 : metoksimetana
CH3 – CH2 – O – CH3 : metoksietana
CH3 – CH2 – CH2 – O – CH3 : 1-metoksipropana
CH3 – CH – O – CH3 : 2-metoksipropana
CH3
*jika gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil dianggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan
gugus alkil lainnya dianggap sebagai alkana (induk). Penomoran dimulai dari salah satu ujung
rantai induk sehingga letak gugus alkoksi mendapat nomor terkecil.
b. Nama lazim
- Eter sederhana sebagai alkil – alkil – eter
- Eter yang mempunyai dua gugus alkil sama dinamai sebagai dialkil – eter
C. ALKANAL (ALDEHID)
Rumus umum : CnH2nO H
Contoh senyawa : R – C =O
a. Nama IUPAC
- Diberi akhiran –al
- Posisi gugus fungsi tidak perlu dinyatakan karena selalu menjadi atom C nomor 1
CHO
CH3 – CH – CH – CH3 : 2,3-dimetilbutanal
CH3
b. Nama lazim
Nama lazim aldehida diturunkan dari nama lazim asam karboksilat yang sesuai dengan
mengganti akhiran –at menjadi aldehida dan membuang kata asam
Contoh:
Jumlah atom C nama asam karboksilat nama aldehida
1 asam format formaldehida
2 asam asetat asetaldehida
3 asam propionat propionaldehida
4 asam butirat butiraldehida
D. ALKANON (KETON)
Rumus umum : CnH2nO O
Contoh senyawa : R – C – R’
a. Nama IUPAC
- Diberi akhiran –on
- Suku terendah adalah C-3 yang disebut propanon atau aseton
b. Nama lazim
- Nama lazim keton adalah alkil – alkil – keton
CH3 – C – CH3 CH3 – C – C2H5
O O
Dimetil keton metil etil keton
b. Nama lazim
- Didasarkan pada sumber alami asam yang bersangkutan
Rumus struktur Nama IUPAC Nama trivial (lazim) Sumber
HCOOH Asam metanoat Asam format Semut merah
CH3 - COOH Asam etanoat Asam asetat cuka
CH3 – CH2 – COOH Asam propanoat Asam propionat Lemak pertama susu
CH3 – (CH2)2 - COOH Asam butanoat Asam butirat mentega
CH3 – (CH2)3 - COOH Asam pentanoat Asam valerat Akar velere
CH3 – (CH2)4 - COOH Asam heksanoat Asam kaproat Domba
CH3 – (CH2)6 - COOH Asam oktanoat Asam kaprilat Kelapa dan ASI
CH3 – (CH2)8 - COOH Asam dekanoat Asam kaprat Susu kambing
CH3 – (CH2)10 - COOH Asam dodekanoat Asam laurat Kacang
CH3 – (CH2)14 - COOH Asam heksadekanoat Asam palmitat Minyak palma
CH3 – (CH2)16 - COOH Asam oktadekanoat Asam stearat Lemak
CH3 – (CH2)18 - COOH Asam ikosanoik Asam arakhidat Kacang tanah
HOOCCOOH Asam etanadioat Asam oksalat Tumbuhan oksalis
Dalam penggunaan nama lazim, posisi gugus pengganti atau cabang dinyatakan dengan huruf
latin:
- Atom karbon yang terikat langsung pada gugus –COOH (atom C nomor 2), diberi tanda α /alfa
- Atom karbon nomor 3, diberi tanda β / betha
- Atom karbon nomor 4, diberi tanda γ / gamma
- Atom karbon diujung rantai, diberi tanda ω / omega
Contoh:
O CH3 O
Etil propanoat isopropil etanoat
b. Nama lazim
Nama lazim senyawa ester bergantung pada sumbernya, memiliki aroma yang khas
Ester Aroma Ester Aroma
Etil formiat rum n-oktil asetat Jeruk manis
n-pentil asetat pisang Metil butirat apel
Isopentil asetat Buah pir Etil butirat nanas
n-propil butirat apricot Benzil etanoat melati
Etil fenilasetat madu Benzil asetat Buah persik
Benzil butirat ceri Metil salisilat Tanaman wintergreen
G. HALOALKANA
- Senyawa alkana yang mengandung gugus halogen
F (fluoro) – Cl (kloro) – Br (bromo) – I (iodo)
- Aturan:
1. Jika terdapat lebih dari 1 jenis halogen, prioritas penomoran didasarkan pada
kereaktifan halogen dengan urutan F-Cl-Br-I, tetapi penulisan tetap berdasarkan abjad
2. Jika terdapat rantai samping (cabang alkil), maka halogen didahulukan
- Contoh:
CH3 – CH – CH – CH3 3-kloro-2-fluorobutana
Cl F
CH3
CH3 – CH2 – CH – CH – CH – CH3 2-kloro-4-etil-3-metilheksana
C2H5 Cl
H. AMINA
Amina sederhana biasanya diberi nama berdasarkan sistem gugus-fungsional. Gugus alkil atau
aril disebut terlebih dahulu, kemudian ditambahkan akhiran –amina.
Diamina diberi nama alkana induknya (dengan angka awalan yang sesuai) yang diikuti dengan
akhiran –diamina.
Jika lebih dari satu tipe gugus alkil terikat pada nitrogen gugus alkil terbesar dianggap sebagai
induk. Gugus alkil tambahan dinyatakan dengan awalan N-alkil-.
Jika terdapat kefungsionalan yang dimiliki prioritas tata nama yang lebih tinggi, maka digunakan
awalan amino.
I. CAMPURAN
Urutan prioritas:
―R ―X ―C=C― ―OH ―C=O ―CHO ―COOH
Naiknya prioritas
Contoh: O
CH3 – CH – C – OH Asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat)
OH
O
HO – CH2 – CH2 – CH 3-hidroksipropanal
O
HO – CH2 – CH2 – C – CH3 4-hidroksi-2-butanon
ISOMERISASI/KEISOMERAN
Isomer geometri
Isomer ruang Isomer optis
Isomer kerangka
→ rumus molekul sama, gugus fungsi sama, berbeda rantai induk
Contoh:
1-pentanol dengan 2-metil-1-butanol
Isomer posisi
→ rumus molekul sama, gugus fungsi sama, kerangka sama, tetapi letak/posisi gugus fungsi berbeda
Contoh:
1-propanol dengan 2-propanol
Isomer geometri
→ dimiliki oleh alkena (mengandung ikatan kovalen rangkap 2) yang memiliki ikatan kaku (tidak dapat
berputar) sehingga memiliki bentuk cis- dan trans-
Isomer optis
→ senyawa yang memiliki sifat optis, dapat memutar bidang polarisasi ke kiri/levo (-) atau ke
kanan/dektro (+), yang disebabkan oleh adanya atom karbon asimetris. Sudut putaran ditentukan oleh
alat yang disebut polarimeter:
contoh:
asam 2,3-dihidroksibutanoat
H H
CH3 – C – C – COOH → mempunyai dua atom C asimetris
OH OH
Enansiomer : dua isomer yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya
Diastereoisomer : isomer yang bukan enansiomer
Senyawa meso : senyawa optis yang saling meniadakan (enansiomer). Senyawa meso bila
dicampur dalam jumlah yang sama (1 : 1) bersifat optis tidak aktif (tidak memutar bidang polarisasi) dan
disebut campuran rasemat. Berarti, dua enansiomer mempunyai sifat yang praktis sama, kecuali sudut
putaran dan reaksinya terhadap zat lain yang juga bersifat optis.
Dalam dunia farmasi, sifat ini akan diperlukan saat mempelajari sifat suatu molekul dipakai sebagai obat,
sedangkan enansiomernya bersifat racun.
Contoh:
3. Dapat mengalami reaksi oksidasi 3.. Eter mudah terbakar membentuk gas
a. Oksidasi melalui pembakaran: karbondioksida dan uap air
Alkohol + O2 → CO2 + H2O + kalor
b. Oksidasi menggunakan oksidator R – O – R’ + O2 → CO2 + H2O
sedang, seperti K2Cr2O7 dalam suasana
asam:
Hasil:
- Gelembung gas R – Cl diperoleh dengan
sangat lambat, berarti alkohol primer
- Gelembung gas R – Cl diperoleh dengan
sedikit cepat, berarti alkohol sekunder
- Gelembung gas R – Cl langsung
diperoleh, berarti alkohol tersier
4. Reaksi Esterifikasi
O O
R – C – OH + R’ – OH R – C – O – R’ + H2O
Asam Alkohol Ester
Karboksilat
5. Dehidrasi alkohol
Contoh:
etanol asam sulfat dietileter + H2O
130 oC
asam sulfat
etanol etena + H2O
o
180 C
a. Pembuatan alkohol
1. Reaksi antara alkil halida dengan ion hidroksida (basa)
Contoh:
CH3 – CH2 – CH2 – Br + OH- → CH3 – CH2 – CH2 – OH + Br-
2. Reaksi reduksi dengan reaksi Grignard
R Mg X
Senyawa Produk
+
H2O, H
Senyawa Produk
Formaldehida Alkohol primer
O
H–C–H R – CH2 – OH
Aldehida Alkohol sekunder
O OH
R’ – C – H R – CH – R’
Keton Alkohol tertier
O OH
R’ – C – R’’ R – C – R’
R’’
3. Reduksi gas CO menggunakan gas H2 dengan katalis oksida logam untuk produksi methanol
Tahap 1:
CH4 (g) + H2O (g) CO (g) + 3H2 (g)
Tahap 2:
CO (g) + 2H2 (g) Cr2O3 CH3OH (l)
200 atm, 400 oC
4. Hidrasi gas etilena dengan katalis asam sulfat / asam fosfat
300 oC
5. Fermentasi glukosa, menghasilkan etanol
b. Pembuatan eter
1. Dehidrasi alcohol menggunakan asam sulfat pekat pada suhu 140 oC
Alkohol asam sulfat Eter + H2O
140 oC
2. Sintesis Williamson
R – ONa + R’ – Cl → R – O – R’ + NaCl
Na-alkoksida alkil halida eter
ALDEHIDA KETON
1. Reaksi oksidasi dengan Fehling atau Tollens 1. Reaksi oksidasi
- Reaksi Fehling → A + B
Fehling A = larutan CuSO4 Keton + Fehling tidak
Fehling B = larutan garam signet (K-Na-tartrat) bereaksi
O O
R – C – H + 2CuO → R – C – OH + Cu 2O (s) Keton + Tollens tidak
endapan bereaksi
merah bata
- Pereaksi Tollens
Tollens = campuran AgNO3 dan NH3 berlebih,
yang memiliki gugus aktif Ag2O
O O
R – C – H + Ag2O → R – C – OH + 2Ag (s)
Cermin perak
LiAlH4
O OH
R – C – R’ R – CH – R’
2. Reaksi aldehida dengan pereaksi Grignard, 3. Reaksi aldehida dengan pereaksi
membentuk garam magnesium, dihidrolisis Grignard, membentuk garam
menghasilkan alcohol sekunder magnesium, dihidrolisis
O OMgCl menghasilkan alkohol tersier
R – C – H + R’MgX → R – C – H O OMgCl
R’ R – C – R’ + R’’MgX → R – C – R’ +
H2O, H+ OH R’
R – C – H + Mg 2+ + X- H2O, H +
OH
R’ R – C – R’ + Mg 2+ + X-
R’’
4. Reaksi Adisi 5.. Reaksi Adisi
- Adisi dengan H2 menghasilkan alkohol primer - Adisi dengan H2 menghasilkan
O alkohol sekunder (reaksi reduksi)
R – C – H + H – H → R – CH2 – OH Contoh:
Propanon + H2 → 2-propanol
- Adisi dengan HCN menghasilkan alkana hidroksi
karbonitril (sianohidrin) - Adisi dengan HCN menghasilkan
O OH hidroksi karbonitril
R – C – H + HCN → R – CH – CN O OH
R – C – R’ + HCN → R – C – R’
- Adisi dengan NaHSO3 menghasilkan zat sukar CN
larut (endapan)
O OH - Adisi dengan NaHSO3
R – C – H + NaHSO3 → R – C – H menghasilkan endapan
SO 3Na
Kristal sukar larut
*Reaksi dengan fehling dan tollens merupakan reaksi identifikasi senyawa aldehid dan keton.
O O
R – C – OH + R’ – OH → R – C – O – R’ + H 2O