Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA UMUM
ACARA II

PENGUJIAN KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH :
Nama : Muhammad Azani
NIM : 2020C1B003
Kelompok : 1 (satu)
Nama Ko. Asisten : Arika Suryani

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA UMUM

Laporan ini merupakan salah satu tugas sebagai bukti telah menyelesaikan praktikum satu
dan dua pada mata kuliah “Biokimia Umum” Tahun Ajaran 2021 Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Mataram.

Disahkan pada tangggal..................

Menyetujui,

Ko. Asisten Praktikan,

Arika Suryani Muhammad Azani


NIM : 318110003 NIM : 2020C1B003

Mengetahui,

Dina Soes Putri, S.Si., M.Si


NIDN : 0823038701
UJI MOLISCH

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uji Molisch adalah sebagian besar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam bahan.
Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida, akan
berwarna Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel
dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul
monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis
menjadi banyak molekul monosakarida dinamakanpolisakarida. Monosakarida bisa
diklasifikaskan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika
mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul
C6H1206, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka
glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak
ditemui pada buah danberkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida
(Morrison, 1983).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH20. Karbohidrat sebenamya
adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan
utama antara pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah
satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk
dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida.
Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.
Glukosa,galaktosa,Ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida
seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua
atau delapan. Satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida. Jika diperoleh
dari hidrolisis maka karbohidrat iti disebut Polisakarida (Fessenden, 1990).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum uji molisch ini adalah mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai
jenis karbohidrat berdasarkan terbentuknya furfural.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Uji molisch ditemukan oleh Hans Molisch, seorang ahli tumbuhan (Botanist) dari austria.
Beliau lahir pada 6 Desember 1856 dan menjadi profesor di University of Prague, Vienna
University, Tohoku University, dan University of India.

Larutan uji molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Uji ini adalah ditandai dengan
warna ungu kemerah-merahan untuk reaksi positif, sedangkan warna hijau untuk negatif.
(Sumardjo, 2006).

Produk utama karbohidrat adalah karbondioksida, hidrogen, metan, asam lemak rantai
pendek yang mudah menguap. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk
menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang
dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada
beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung
karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan
karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu
ketika direksikan dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam
sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alphanaftol untuk
membentuk produk berwarna (Pratana, 2003).

Berbagai senyawa yang termasuk kelompk karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-
beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang memiliki berat molekul 90 hingga
senyawa yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut
dibagi kedalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan olisakarida, dan
golongan polisakarida. Monosakarida terdiri atas beberapa atom saja dan tidak dapat
diuraikan secara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang
paling sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Gliseraldehide dapat disebut
aldotriosa karena terdiri atas 3 karbon dan mempunyai gugus aldehide. Dihidroksiaseton
dinamakan ketotriosa karena terdiri atas 3 atom karbon dan mempunyai gugus keton
(Supriyanti, 2005).

Monosakarida memiliki beberapa jenis yaitu glukosa, merupakan suatu aldoheksosa dan
sering disebut dekstroksa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah
kanan, glukosa terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia. Didalam dunia
perdagangan dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat, sehingga
mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh dari amilum
melalui proses hidrolisis dengan asam. Monosakarida lainnya adalah fruktosa, fruktosa
erdapat pada madu lebah. Fruktosa merupakan suatu ketohektosa yang mempunyai sifat
memutar kekiri dan karenanya disebut levulosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa. Monosakarida yang jarang terdapat bebas didalam
adalah galaktosa, yang umumnya berikatan dengan galaktosa dalam bentuk laktosa, yaitu
gula yang terdapat dalam susu (Poedjiadi, 2005).
Oligosakarida merupakan senyawa yang terdiri atas dua buah atau lebih monosakarida yang
dengan pengaruh asam senyawa ini dapat mengalami hidrolisa menjadi bentuk-bentuk
monosakarida penyusunnya. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis
menghasilkan tiga hingga sepuluh monosakarida. Bila senyawa ini terdiri dari dua
monosakarida penyusun, disebut disakarida, dan apabila terdiri dari tiga penyusun disebut
trisakarida, apabila terdiri dari empat penyusun disebut tetraosa dan demikianlah seterusnya.
Contohnya adalah sebagai berikut ini; stakiosa, sukrosa, sakarosa, maltosa, dan laktosa
(Ronditasyah, 2009).

Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono
dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida,
sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya
polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai
rasa manis dan tidak bersifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa
ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah amilum, glikogen,
dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, 2005) .
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada :

Hari/Tgl : Rabu, 01-12-21


Waktu : 09.00-11.30
Tempat : Labolatorium

3.2 Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1 Alat

 Tabung Reaksi

 Pipet Ukur

3.2.2 Bahan

 Pereaksi Molisch

 Larutan H2SO4

 Aquades

 Larutan ribose 1%

 Larutan glukosa 1%

 Larutan fruktosa 1%

 Larutan laktosa

 Larutan sukrosa

 Larutan glikogen

 Larutan pati 1%
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Hasil Uji Kualitatif Berbagai Jenis Karbohidrat Berdasarkan Terbentuknya


Furfural

Jenis Karbohidrat Terbentuknya cincin ungu


Aquades Putih (tidak mengalami perubahan)
Ribose 1% Putih kecoklatan
Glukosa 1% Putih kecoklatan
Fruktosa 1% Berubah warna menjadi ungu
Laktosa 1% Putih (tidak mengalami perubahan)
Glikogen 1% Putih (tidak mengalami perubahan)
Pati 1% Kekuningan (mengalami perubahan)
BAB V. PEMBAHASAN
BAB VI. PENUTUP

6.1 SIMPULAN

6.2 SARAN
UJI BENEDICT

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uji benedict ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama Stanley Rossister
Benedict. Uji benedict adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui
kandungan karbohidrat pada suatu larutan. Metode ini memanfaatkan reaksi kimia
antara gula pereduksi dengan ion tembaga yang menghasilkan endapan berwarna
merah bata. Warna tersebut berasal dari senyawa tembaga (I) oksida yang terbentuk
dari hasil reaksi. Uji benedict ini hanya bisa digunakan untuk mengetahui karbohidrat
yang mengandung gula pereduksi seperti semua jenis monosakarida dan disakarida
pereduksi (maltosa dan laktosa). Disakarida non-pereduksi seperti sukrosa dan
polisakarida tidak bereaksi positif dengan uji ini. monosakarid dan gula produksi
dapat bereaksi dengan reagen benedict karena keduanya mengandung aldehia
sedangkan sukrosa dan polisakarida tidak memiliki gugus aldehid.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pengujian beneduct ini adalah mengidentifikasi berbagai jenis karbohidrat
berdasarkan sifat pereduksinya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat
polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa-
senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa C H2O, yaitu mendekati
C.(H2O). yaitu karbon yang mengalami hidroksi. Karbohidrat merupakan sumber
energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi
pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan
dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam
makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dawn
B, 2013).

Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa,
pektin serta lignin (Dawn B, 2013).

Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks.
Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan
contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari
karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula.
Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Winarno FG, 2010).

Alam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa as asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan
bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil
(Winarno FG, 2010).

Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua
buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung
dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non
pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa.
Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cut menjadi Cut yang mengendap sebagai Cu20
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCo3 pada larutan natrium
karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat (Purba, M. 2008).
Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau
keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010).
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada :

Hari/Tgl : Rabu, 01-12-21


Waktu : 09.00-11.30
Tempat : Labolatorium

3.4 Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1 Alat

 Tabung Reaksi

 Pipet Ukur

 Penangas air

3.2.2 Bahan

 Pereaksi benedict

 Aquades

 Larutan ribosa 1%

 Larutan glukosa 1%

 Larutan fruktosa 1%

 Larutan laktosa

 Larutan sukrosa

 Larutan glikogen

 Larutan pati 1%
BAB IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Hasil Uji Kualitatif Berbagai Jenis Karbohidrat Berdasarkan Sifat Pereduksi

Jenis Karbohidrat Perubahan Warna


Aquades Biru/tetap biru (tidak ada endapan)
Ribose 1% Biru→coklat (mengendap)
Glukosa 1% Biru →merah bata (mengendap)
Laktosa 1% Biru →merah bata (mengendap)
Glikogen 1% Biru/tetap biru (tidak ada endapan)
Pati 1% Biru →merah bata (mengendap)
BAB V. PEMBAHASAN

Larutan yang berubah warna terjadi karena mengandung karbohidrat dan terjadi
endapan akibat adanya pati yang dihidrolisis oleh panas

Larutan yang tidak terjadi perubahan warna karena tidak ada kandungan karbohidrat
dan pati.

Uji Benedict adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalam reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua
buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaks secara langsung
dengan Benedict, contohnya semu golongan monosakarida, sedangkan gula non
pereduks struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa

hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalan kesetimbangannya, contohnya


fruktosa dan sukrosa. Denga prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang
mengendap sebagai Cu2o berwarna merah bata. Untu menghindari pengendapan
Cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam
sitra Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidra yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau
keto bebas tidak dapat mereduksi larutan (Razuna, 2010).
BAB VI. PENUTUP

6.1 Simpulan
UJI IODIN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi jenis polisakarida berdasarkan


perubahan warna iodine yang terkait pada molekul polisakarida sebelum dan setelah
terhidrrolisis.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Uji iodin merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk membedakan
polisakarida dari disakarida dan monosakarida. Perubahan warna larutan terjadi
karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks
karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini yang
menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul yodium yang dapat
masuk kedalam spiralnya. Larutan iodin yang direaksikan dengan glikogen akan
membentuk warna merah sampai cokelat yang disebabkan karena adanya penyerapan
iodin pada struktur cincin glikogen yang saling berikatan sehingga membentuk
komples berwarna merah kecoklatan. Prisip dari pengujian iodin yaitu karbohidrat
golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodin akan
memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dan iodin
akan berwarna biru, amilopektin dengan iodin akan berwarna merah violet, glikogen
maupun dekstrin dengan iodin akan berwarna merah coklat, Kelebihan dari metode
iodin yaitu proses pengujiannya mudah dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit
dibanding metode yang lain. kelemahan dari meode iodin yaitu hasil yang diperoleh
tidak akurat. Ketidak akuratan pengujian dengan metode iodin disebabkan karena
pengujian bersifat subjektif.' (Musta, 2018), menyatakan bahwa uji iodin digunakan
untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida.

Fessenden (1990) yang menyatakan bentuk rantai heliks ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodin yang dapat masuk ke dalam spiralnya
sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Uji pati-iodium
berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu polisakarida yang menyebabkan
terbentuknya kompleks adsorpsi berwama spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan wama biru, dekstran menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah
coklat (Sumardjo, 2009).

Pada uji ini digunakan reagen iodin (larutan l dalam KI). Penambahan iodium pada
suatu polisakarida akan menyababkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna
spesifik. Amilum atau pati dengan iodium mengahasilkan warna biru. Warna biru
yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang
dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu
didinginkan warna biru akan muncul kembali.

Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak
larut dalam air dingin dan amilo pektin yang larut dalam air dingin. Ketika amilum
dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang
bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada tingkat molekuler.(Suja, 2003).
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.5 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada :

Hari/Tgl : Rabu, 01-12-21


Waktu : 09.00-11.30
Tempat : Labolatorium

3.6 Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1 Alat

 Tabung Reaksi

 Pipet Ukur

 Penangas air

3.2.2 Bahan

 Larutan selilosa 1%

 Larutan glikogen 1%

 Larutan sukrosa 1%

 Larutan glikogen 1%

 Larutan pati 1%

 Larutan sampel (tidak diketahui jenisnya) 1%

 Larutan HCl encer


BAB IV. HASIL PENGAMATAN

5.1 Tabel Hasil Pengamatan

Perubahan Warna Larutan Karbohidrat Dengan Uji Iodin

Larutan Larutan Setelah Ditetesi Warna Setelah


Iodin Ditambahkan HCl dan di
didihkan
Pati 1% Merah Tidak ada perubahan warna
Selulosa 1% Merah cerah Makin pudar
Glikogen 1% Merah Tidak ada perubahan warna
Glukosa 1% Merah Tidak ada perubahan warna
Sukrosa 1% Merah Tidak ada perubahan warna
Larutan sampel (tidak Merah pekat Warni semakin pekat
diketahui jenisnya) 1%
BAB V. PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai