KARBOHIDRAT I
Uji Molisch
Oleh :
INTISARI
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas.
Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi. Energi
yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita
makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga
kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak atau lipid (Poedjiadi, 2005, Hal 8).
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama. Walaupun
jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat
hanya 4 Kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak,
karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu
beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat
yang berguna bagi pencernaan. Karbohidrat juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain
(Winarno, 1997, Hal 15).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan uji molisch adalah untuk
mengetahui adanya karbohidrat dalam bahan pangan.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan uji molish berdasarkan senyawa
karbohidrat dengan adanya asam pekat (H2SO4) akan
membentuk senyawa hidroksi metilfurfural yang kemudian
dengan adanya -naftol akan membentuk senyawa kompleks
berwarna cincin ungu.
1.4. Reaksi Percobaan
Uji Molish
H O
\ //
C CH CH HC – CH
H–C–OH CH CH C C
\ / \ /
OH–C–H + H2SO4(p) O O–C –
H–C–OH O
H–C–OH Senyawa Kompleks
Berwarna cincin ungu
CH2OH
Glukosa Furfural α-naftol furufural
2.1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi
hampir seluruh penduduk dunia. Karbohidrat juga berguna
untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh
yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein tetapi sebagian
besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang kita
makan sehari-hari (Winarno, 1997, Hal 15).
Karbohidrat mempunyai gugus fungsi yang sangat
penting. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul
karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefinisikan sebagai
polihidroksialdehida dan polihidroksiketon serta senyawa yang
menghasilkannya pada proses hidrolisis. Senyawa yang
termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi –OH, aldehid, dan
keton (Poedjiadji, 2005, Hal 10-11).
2.2. Penggolongan Karbohidrat
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat
mempunyai molekul yang berbeda-beda ukuranny, yaitu dari
senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90
hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000
bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi menjadi 3 golongan
yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida, dan
golongan polisakarida (Poedjiadi, 2005, Hal 24).
2.2.1 Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam
arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom saja dan
tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam keadaan
lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling
sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Gliseraldehida dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga
atom karbon dan mempunyai gugus aldehida.
Dihidroksiaseton dinamakan ketoriosa karena terdiri atas tiga
atom karbon dan mempunyai gugus keton. Monosakarida
yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan
rumus C4H8O4. Monosakarida terdiri atas glukosa, fruktosa,
dan galaktosa (Poedjiadi. 2005, Hal 24-25).
2.2.2. Oligosakarida
Oligosakarida adalah polimer dengan derajat
polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air.
Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut disakarida
dan bila tiga molekul disebut triosa. Sukrosa (sakarosa atau
gula tebu) terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa,
sedangkan laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa
(Winarno, 1997, Hal 23).
Oligosakarida yang paling banyak di alam yaitu
disakarida. Oligosakarida terdiri dari sukrosa, maltosa, laktosa,
rafinosa, dan stakiosa. Sukrosa merupakan gula yang kita
kenal sehari-hari, baik dari tebu maupun dari buah bit.
Hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa
dan fruktosa. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara
molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomer
1 pada glukosa dengan atom karbon nomer 2 pada fruktosa
melalui atom oksigen. Laktosa adalah suatu disakarida,
karena hasil hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa
dan D-glukosa. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara
atom karbon nomer 1 pada galaktosa dan atom karbon nomer
4 pada glukosa. Maltose merupaka suatu disakarida yang
terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi antara
atom karbon nomer 1 dan atom karbon nomer 4, oleh karena
itu maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan
mempunyai sifat mereduksi. Rafinosa adalah trisakarida yang
terdiri atas tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu
galaktosa-glukosa-fruktosa (Poedjiadi, 1994, Hal 31).
2.2.3. Polisakarida
Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul
polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja
disebut dengan homopolisakarida, sedangkan yang
mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida.
Umumnya polisakarida berupa senyawa putih dan tidak
berbentuk kristal. Berat molekul polisakarida bervariasi dari
beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang
dapat larut dalam air akan membentuk larutan kolid. Beberapa
polisakarida yang penting diantaranya amilum, glikogen,
dekstrin dan selulosa (Poedjiadji, 2005, Hal 35).
Amilum atau yang biasa disebut dengan pati ini
merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan -(1,4)-D-
glukosa, sedangkan amilopektin mempunyai cabang dengan
ikatan -(1,4)-D-glukosa sebanyak 4-5 % dari berat total
(Winarno, 1997, Hal 27).
Hidrolisis glikogen menghasilkan D-glukosa. Seperti
dalam alam glikogen terdapat pada kerang dan pada alga atau
rumput laut. Glokigen yang terlarut dalam air dapat
diendapkan dengan menambah etanol. Glikogen dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Struktur glikogen
serupa dengan struktur amilopektin yaitu merupakan rantai
glukosa dan mempunyai cabang (Poedjiadji, 2005, Hal 37).
2.3 Sifat Karbohidrat
Sifat karbohidrat berhubungan erat dengan gugus
fungsi yang terdapat pada molekulnya, yaitu gugus –OH,
gugus aldehida dan keton (Poedjiadji, 2005, Hal 39).
2.3.1 Sifat Mereduksi
Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus
aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini
++
tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu
+
dan ion Ag yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu
(Poedjiadji, 2005, Hal 39).
2.3.2 Pembentukan Furfural
Larutan asam encer, monosakaridanya umumnya
stabil walaupun dipanaskan. Apabila dipanaskan dengan
asam kuat yang pekat maka monosakarida akan
menghasilkan furfural. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu
senyawa. Furfural dapat membentuk senyawa berwarna
apabila direaksikan dengan -naftol karena heksosa yang
terhidrasi akan menghasilkan hidroksilmetilfurfural. Dalam
pembentukan furfural digunakan pereaksi molisch. Apabila
pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa, kemudian
ditambahkan asam sulfat pekat akan terbentuk dua lapisan zat
cair. Pada batas antara kedua lapisan tersebut terdpat cincin
berwarna ungu (Poedjiadji, 2005, Hal 41).
2.3.3 Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida
atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan
bersama fenilhidrazin berlebih. Pada reaksi antara glukosa
dengan fenilhidrazine, mula-mula terbentuk D-
glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut sehingga
terbentuk D-glukosazon. Glukosa, fruktosa, dan manosa
dengan fenilhidrazine menghasilkan osazon yang sama
(Poedjiadji, 2005, Hal 42).
2.3.4 Isomerasi
Apabila pada larutan asam encer monosakarida dapat
stabil, tidak demikian halnya apabila monosakarida dilarutkan
dalam basa encer. Glukosa dalam larutan basa encer akan
sebagian berubah menjadi fruktosa dan manosa sehingga
tidak stabil (Poedjiadji, 2005, Hal 44).
1 ml larutan karbohidrat +
3 tetes larutan molish
(Homogenkan)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari uji molish dapat
disimpulkan bahwa sampel mayonaise (B), vitamin B
kompleks (A), saus sambal (L), madu (J) mengandung
karbohidrat karena terdapat cincin ungu setelah larutan diberi
pereaksi 3 tetes larutan molish dan 2 mL H2SO4 .
5.2 Saran
Saran yang diberikan oleh praktikan perlu ketelitian
dalam uji molish ini karena jika kurang teliti akan
mempengaruhi hasil yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA