PERCOBAAN 8
ANALISA GLUKOSA
DOSEN PEMBIMBING: Jefriadi, S.T.,M. ENG
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
XIV(EMPAT BELAS)
2023
ABSTRAK
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai rumus molekul
C6H12O6. Nama lain antara lain dekstrosa, D-glukosa atau gula buah. Karena glukosa terdapat
banyak dari buah-buahan. Tujuan dari percobaan ini adalah menganalisis bahan alam berupa
tepung beras untuk menentukan kadar glukosa. Percobaan ini menggunakan metode hidrolisis.
Langkah pertama, tepung beras ditimbang sebanyak 3 gram dengan neraca analitik, lalu
dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL dan ditambahkan HCl 0,8 N sebanyak 125 mL
kemudian diaduk hingga homogen. Selanjutnya, larutan campuran dipindahkan ke labu leher tiga
500 mL dan dihubungkan dengan kondensor lurus. Setelah itu, dilakukan hidrolisis pada suhu 65
°C selama 1 jam. Hasil dari percobaan ini yaitu glukosa dapat diperoleh dari tepung beras melalui
proses hidrolisis, adanya glukosa ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadar
glukosa pada tepung beras adalah 12,267%, dan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah suhu,
waktu, katalis, pengadukan, perbandingan zat dan netralisasi.
8.1 PENDAHULUAN
VIII-1
8.2 DASAR TEORI
VIII-2
VIII
Uji khusus karbohidrat antara lain uji terhadap karbohidrat pereduksi, uji
khusus untuk ketosa dan uji khusus untuk pentosa. Karbohidrat untuk pereduksi
dapat ditunjukkan dengan cara, antara lain adalah sebagai berikut (Hanum,
2018):
1. Uji Fehling
Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid dan keton bebas dalam molekul
karbohidrat dapat mereduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi fehling
menjadi Cu+ berupa endapan merah Cu2O. Pereaksi fehling ditambahkan
karbohidrat pereduksi, kemudian dipanaskan, akan terjadi perubahan
warna dari biru → hijau → kuning → kemerah- merahan dan akhirnya
terbentuk endapan merah bata Cu2O bila jumlah karbohidrat pereduksi
banyak. Pada reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi onat
yang akan membentuk garam, dimana asam onat akan terbentuk karena
adanya basa, sedangkan pereaksi fehling akan mengalami reduksi
sehingga Cu2+ diubah menjadi Cu+.
2. Uji Benedict
Reaksi ini spesifik untuk karbohidrat yang mempunyai gugus karbonil
bebas, yaitu semua monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa dan
trehalosa. Reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi.
3. Uji Asam Pikrat
Trinitifenol atau asam pikrat jenuh dalam suasana basa. Suasana bas
dapat digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi.
Pada 5 mL larutan karbohidrat pereduksi ditambahkan 2-3 mL asam
pikrat dan 1 mL natrium karbonat 10%. Pada pemanasan terjadi
perubahan warna kuning menjadi merah. Reaksi yang terjadi dalam uji
ini adalah oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam onat dan reduksi
asam pikrat yang berwarna kuning menjadi pikramat yang berwarna
merah.
Karbohidrat merupakan makromolekul sumber utama energi bagi tubuh
manusia yang menyediakan 4 kalori energi pangan per gram. Karbohidrat
menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-
VIII
5. Pembentukan Ester
Semua menosakarinda dapat terasetilaci oleh asam asetat anhidrida yang
berlesahan membentuk asetil yang berkatan secara glukosa Gugus exter lut
bisa diurdrolicis oleh asam atau basa. Sifat iut sering digunakan untuk
penentuan Struktur karbohidrat.
6. Orason
Manosakarida dapat bereaksi dengan lantan feuil hidrogin dalam asam
dalam suy 100°%, membentuk Orason. Tes orason penting untuk
identifikasi gula karena orason berbagai karbohidrat mempunyai bentuk
kristal dan titik lebur yang berbeda.
Pada dasarnya yang berbeda. Glukosa dapat diperoleh dan hidrosis pati
Hidrolica pati dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu (Rusnayaningsih, 2011):
1. Hidrolisa Asam
Hidrolisa asam juga dapat dikenal sebagai hidrolisa Secara Ron enzimatike,
Hidrolisa ini menggunakan asam sebagai katalisuya, biasanya yang dipakai
hidrolion pati dengan Hidrolisa adalah asam buat, awalnya HCl. Pada sunu
tinggi Yaitu sebesar 140°C.-160°C dapat menyebabkan terjadinya degradasi
karbohidrat maupun rekombinasi produk yang dapat Mempengaruhi warna,
rasa bahkah dapat menimbulkan masalah telvis.
2. Hidrolisa enzim
Hidrolisa enzim dilakukan menggemakan bantuan enzim x-amilase dan
enzim glukoamilase. Hidrolisa enzim lebih banyak memberikan keuntungan
dibandingkan dengan hidrolisa asam. Hidrolisa enzim juga dapat mencegah
adanya reaksi eta Sifat katalis enzim sangat. Spesifik sehingga samping
karena dapat mempertahankan rasa dan aroma bahan dasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hidrolica pati dengan
menggunakan asam Bahan Adalah ukuran bahan konsentrasi asam, suhu, waktu,
rasio, tesis bahan dan pengadukan (Mastuti dkk., 2013):
1. Semakin halus ukuran bahan permukaan bidang kontak akan Semakin luas
sehingga kecepatan reaksi akan bertambah cepat dan memperbesar reaksi
konservasi.
VIII
2. Konsentrasi Asam
Kecepatan reaksi proses hidrolisa akan bertambah oleh konsentrasi Asam
yang tinggi, umumnya kecepatan reaksi sebanding dengan ion+ tetapi pada
konsentrasi tinggi hubungannya tidak terlihat lagi.
3. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap konstanta kecepatan reaksi. Jika suhu tinggi,
konstanta kecepatan akan Semakin besar sehingga reaksi-reaksi dapat
semakin cepat.
3. Waktu
waktu yang semakin lama akan memperbanyak jumlah tumbukan zat-zat
pereaksi sehingga molekul-molekul yang bereaksi semakin banyak dan
memperbanyak hal yang terbentuk.
4. Rasio Bahan
Rasio bahan terhadap larutan yang semakin besar konsentrasi glukosa maka
hasil hidrolicis juga semakin besar.
5. Pengadukan
pengadukan berkaitan dengan faktor frekuensi turbulen dengan adanya
pengadukan maka kecepatan reaksi.
Dalam proses hidrolisis monosakarida-monosakarida menggunakan larutan asam
rantai akan meningkat. Politalcanda dipecah menjadi Hidrolisis dengan larutan.
Encer asam biasanya dimana kecepatan reaksinya sanding dengan konsentrasi asam
Reaksi hidrolisis pati dituliskan sebagai berikut (Mastuti dkk., 2013):
Tetapi reaksi antara air dan pati berjalan sangat lambat sehingga diperlukan bantuan
katalisator Untuk memperbesar kooktiton air. Katalisator yang bisa digunakan
adalah asam klorida, alam nitrat dan asm sulfat. Bila hidrolisis dilakukan dengan
bantuan katalisator Alam, hasil reaksi harus dinetralkan dulu dengan basa.
Sifat fisika dan kimia dari akuades adalah sebagai berikut (Smartlab, 2021):
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
VIII
VIII-10
VIII-
8.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tepung beras 3
gram, larutan fehling A, larutan fehling B, kertas saring, akuades, larutan glukosa
standar 0,02N, NaOH 0,1N, HCl 0,8N, indikator metil biru dan indikator
fenolftalein (PP).
hingga 10mL titik lanjutnya larutan fehling A dan fehling B serta larutan hasil
pengenceran masing-masing 5 mL. lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Kemudian ditambahkan larutan glukosa standar 0,02 m sebanyak 15 mL ke
dalam erlenmeyer. Lalu campuran larutan dipanaskan dengan suhu 155°C selama
5 menit setelah itu larutan yang sudah dipanaskan dititrasi dengan larutan glukosa
standar 0,02 M sehingga berubah warna menjadi biru kemerahan titik selanjutnya
ditambahkan indikator metil biru sebanyak 3 tetes. dipanaskan kembali pada suhu
155°C selama 3 menit. kemudian larutan dititrasi kembali dengan larutan glukosa
standar 0,02 M sehingga warna biru pada larutan benar-benar hilang dan
terbentuk endapan merah bata titik terakhir dicatat dan dihitung volume titran
untuk menentukan hasil kadar glukosa yang ditentukan.
VIII-
HCl 0,8 N
- Ditambahkan sebanyak 125 mL ke dalam labu leher
tiga
- Dihubungkan dengan kondensor lurus
- Dihidrolisis selama 1 jam dengan suhu 65 °C
- Didinginkan
Larutan Hasil
Hidrolisis
- Disaring dengan kertas saring
- Diambil sebanyak 5 mL
- Diencerkan hingga 100 mL
- Dinetralkan dengan NaOH 0,1 M
- Ditetesi dengan indikator PP sebanyak 3 tetes
- Diambil sebanyak 5 mL
- Diencerkan hingga 10 mL
Larutan Hasil
Pengenceran
- Diambil sebanyak 5 mL
- Ditambahkan fehling A dan larutan fehling B masing-
masing 5 mL
serta larutan glukosa standar 15 mL
- Dipanaskan pada suhu 155°C selama 5 menit
- Didinginkan
Larutan Glukosa
Standar
- Dititrasi hingga berubah warna menjadi biru kemerahan
Indikator Metil
Biru - Ditambahkan 3 tetes
- Dipanaskan kembali pada suhu 155°C selama 3 menit
- Didinginkan
Larutan Glukosa
Standar
- Dititrasi hingga warna biru hilang dan terbentuk
endapan merah bata
- Dicatat volume titrasi yang dihasilkan
Hasil
Gambar 8.3 Diagram Alir Analisa Kadar Glukosa
8.4.1 HASIL DAN PENGAMATAN
8.4.2 Hasil Pengamatan
Tabel 8.1 Hasil Pengamatan Standarisasi Larutan Fehling
No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
= 7,8 + 10,7
= 18,5mL (F)
VIII-15
VIII-
= 6 mL + 10.2 mL = 16,2 mL
VIII-
8.4.3 Pembahasan
Percobaan ini untuk mengetahui kadar glukosa yang terdapat dalam tepung
beras. Tepung beras mengandung nutrisi sebesar 77, 2 gram karbohidrat, 9 gram
protein, 150 mg fosfor, 333 kalori energi, dan sebagainya. Kandungan gizi pada
tepung beras yang termasuk tinggi dan cukup tinggi adalah kandungan energi,
protein, karbohidrat, fosfor, besi, seng, flamina, ribotlavin, dan niasin .
Metode yang digunakan untuk menganalisis kadar glukosa pada percobaan
ini adalah metode hidrolisis. Hidrolisis merupakan pengikatan gugus hidroksil
(OH-) oleh suatu senyawa .Katalis yang digunakan pada proses hidrolisis ini adalah
HCL. Kelebihan proses hidrolisis menggunakan HCL yaitu garam yang terbentuk
setelah penetralan hasil merupakan garam yang tidak berbahaya (garam dapur).
Selain itu, HCL merupakan salah satu oksidator kuat dan lebih aman jika
dibandingkan dengan oksidator yang lain. Proses hidrolisis pada percobaan ini juga
dilakukan dengan pemanasan menggunakan alat magnetic heated stirrer untuk
dapat memastikan pati yang berada pada labu leher tiga sudah dihubungkan dengan
kondensor lurus. Pemanasan pada hidrolisis bertujuan agar pati dapat menguap air
sehingga terjadi tumbukkan antar partikel. Zat yang digunakan pada proses
hidrolisis berfungsi sebagai wadah bagi sampel, tempat penghubung dengan
kondensor lurus, dan sebagai tempat meletakkan thermometer. Kondensor adalah
tabun pendingin yang digunakan dalam sistem distilasi untuk mengubah uap
menjadi air. Uap yang terbentuk akan masuk ke dalam kondensor yang tertahan
pada spiral yang bagian luarnya terdapat air dingin. Air tersebut membuat uap yang
naik berkondensasi atau mengembung membentuk aliran cairan dan akan turun
Kembali ke dalam labu leher tiga.
Produk hasil hidrolisis pati umumnya dikarakterisasi berdasarkan tingkat
derajat hidrolisisnya dan dinyatakan dengan nilai DE (Dekstrosa Equivalen) yang
menunjukkan persentase dekstrosa murni dalam total padatan substrat yang
VIII-
dihidrolisis. Hidrolisis pati menjadi sirup glukosa melalui tiga tahapan. Tahapan
pertama adalah gelatinisasi, kedua likuifikasi, dan ketiga sakarafikasi.
adalah fehling A, fehling B, dan larutan glukosa standar 0,02 M. Pada percobaan
ini, volume titran pada titrasi blanko adalah 18,5 mL. Sedangkan volume titran pada
Analisa glukosa adalah 14 Ml. Volume titrasi blanko lebih besar daripada volume
titran tepung beras. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh kadar glukosa
pada sampel sebesar 12,267%.
Faktor-faktor yang memengaruhi proses hidrolisis pati antara lain yaitu
konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, suhu, pH, dan lama proses hidrolisis.
Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi, sehingga kinerja enzim akan optimal jika
sunstart yang digunakan cocok dan dalam konsentrasi yang tepat. Gelatinisasi
merupakan suatu proses Ketika granula pati dipanaskan dengan air yang cukup
sehingga terjadi pengembangan granula pati dan menghasilkan cairan yang kental
untuk memberikan kualitas produk yang diinginkan. Pada proses pemanasan pati,
larutan menjadi putih keruh, dan menjdi bening saat larutan hasil hidrolisis disaring.
Reaksi hasil hidrolisis sebagai berikut
8.5 PENUTUP
8.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Glukosa dapat diperoleh dari tepung beras melalui proses hidrolisis
2. Adanya glukosa ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata.
3. Kadar glukosa pada tepung beras dipengaruhi oleh suhu, waktu, katalisator,
pengadukan, perbandingan zat reaktan dan netralisasi.
4. Volume titrasi F yang diperlukan sebesar 16.2 mL dan kadar glukosa yang
dihasilkan dari tepung beras sebesar 12.267%.
8.5.2 Saran
Saran untuk percobaan ini adalah agar menggunakan bahan alami yang
mengandung pati seperti tepung gandum, tepung kacang hijau, dan secagainya.
Selanjutnya sehingga didapatkan Pada percobaan kadar glukosa yang berparitaif
Agar praktiknya dapat menambah pengetahuan secara luas.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui :
F = 18,5 mL
M = 10,2
W= 3 gram
Ditanya:
Kadar
Glukosa%?
Jawab :
(𝐹−𝑀) . 2 . 40
% Glukosa = 𝑊
500
×100 %
(18,5-10,2) . 2 . 40
= 500
×100 %
3
= 12, 267%
LP.VIII-1
LP.VIII-1