PERCOBAAN 8
ANALISA GLUKOSA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
2019
ABSTRAK
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2O, misalnya rumus molekul glukosa adalah
C6H12O6, contohnya adalah pati yang dijumpai di pati ketan. Percobaan ini bertujuan untuk
menganalisa bahan alam yang berupa bahan makanan untuk menentukan kadar glukosa. Percobaan
ini dilakukan dengan melarutkan pati dalam larutan HCl 1 N dan dihidrolisis pada suhu 95oC
selama 1 jam. Larutan ini kemudian disaring dan dinetralkan menggunakan NaOH 0,1 N dan
digunakan sebagai titran untuk menitrasi campuran larutan Fehling A dan Fehling B. Penambahan
NaOH pada saat titrasi bertujuan untuk menetralkan HCl yang berlebihan dalam larutan. Kadar
glukosa yang didapat dari 2,5 gram tepung ketan dalam 125 mL HCl sebesar 27,52%. Faktor-
faktor yang mempengaruhi hidrolisis adalah suhu, katalisator, waktu, pengadukan, perbandingan
zat dan netralisasi.
VIII-i
PERCOBAAN 8
ANALISIS GLUKOSA
8.1 PENDAHULUAN
VIII-1
8.2 DASAR TEORI
VIII-2
VIII-3
terbentuk dari beberapa ribu molekul glukosa yang berikatan bersama-sama. Jika
dihidrolisis, polisakarida akan terurai menjadi molekul-molekul monosakaridanya.
Glukosa adalah suatu aldeheksosa (gula aldehida beratom enam karbon), ribosa
suatu aldepentosa (gula aldehida beratom lima karbon) (Riswiyanto, 2009).
Pati berupa padatan yang berbentuk kristal yang larut dalam air. Sebagian
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Sebagai butir-butir kecil yang terdapat
terutama pada akar. Pati terdiri tas 25% amilosa, sebuah polisakarida linear 75%
aminopektin bahan bercabang. Satuan D-glukosa dihubungkan oleh atom
karbonanomer (nomor satu) pada satuan yang satu, dan atom karbon nomor empat
pada satuan lainnya. α-glukosa membentuk pilin (hellins) dengan enam satuan
glukosa tiap putaran. Warna biru yang dibuat pati dengan adanya iodida
diperlukan, disebabkan oleh kampiens yang terbentuk bila spesies 15 terdapat
dalam spiral poliglukosida (Pine,1988).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hidrolisis pati adalah sebagai berikut
(Fessenden, 1986):
1. Katalisator
Katalisator digunakan untuk mempercepat laju reaksi. Katalisator yang
dipakai dapat berupa asam atau enzim (HCl, H2SO4 dan HNO3). Kecepatan
reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi ion H+ bukan jenis asamnya.
2. Suhu dan Tekanan
VIII-4
berwarna dan berwarna merah muda dalam larutan basa. Indikator PP dalam
titrasi
VIII-5
tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat dan hanya boleh
digunakan pH +9 konsentrasi 0.1 M (Anggraeni, 2016).
Tepung ketan diperoleh dari hasil penggilingan beras ketan yang
kemudian diayak dengan kehalusan 200 mesh. Ketan merupakan salah satu variasi
Oryza sativa L golongan glutinous rice. Ketan ini memiliki kandungan pati yang
tinggi, dengan kadar amilosa 1-2% dengan kadar amilopektin 98-99%. Semakin
tinggi kandungan amilopektinnya semakin lekat sifat beras tersebut. Tepung ketan
mengandung zat gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat 80%, lemak 4%. Dan air
10%. Pati beras ketan mengandung amilosa sebesar 1% dan amilopektin 99%
(Winarno, 2002).
8.1 METODOLOGI PERCOBAAN
Rangkaian Alat
Keterangan :
1. Statif dan klem
1 2. 2. Kondensor spiral
2
3. Labu lehertiga
6
4. Magnetic hated
stirrer
3 5. Stirrer
5
4 6.Termometer
Air pendingin
masuk dan keluar
8.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tepung ketan
2,5 gram, larutan Fehling A, larutan Fehling B, kertas saring, akuades, larutan
glukosa standar, NaOH 0.1N, HCl 1 N, indikator metil biru, dan indikator
fenolftalein (PP).
VIII-6
VIII-6
VIII-7
Metil Biru
Metil Biru
VIII-10
- Ditambahkan 3 tetes.
- Dipanaskan kembali.
Hasil
VIII-11
VIII-12
8.4.2 Pembahasan
Volume larutan selama hidrolisis tetap konstan karena kondensor yang dialiri
air dingin akan mengembunkan uap larutan akibat pemanasan. Prinsip kerja
kondensor yaitu tiap yang mengembun akan turun kembali, sehingga tidak ada
pengurangan volume larutan. Larutan antara tepung ketan dengan HCl yang
bercampur, membentuk warna putih susu karena warna ini menunjukkan adanya
kandungan karbohidrat. Pada percobaan ini pengadukan dilakukan menggunakan
magnetic stirrer yang berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan.
VIII-15
Setiap leher yang terdapat pada labu leher tiga memiliki fungsi masing-masing. Salah
satu leher pada labu leher tiga digunakan sebagai tempat thermometer, sehingga suhu
larutan dapat dikontrol. Leher lainnya pada labu digunakan sebagai jalannya uap
cairan yang akan dilewatkan ke kondensor. Sedangkan satu leher lainnya bisa
digunakan untuk memasukkan bahan.
Larutan hasil hidrolisis selanjutnya didinginkan dan disaring dengan kertas
saring. Pendinginan larutan dimaksudkan agar partikel tepung ketan dapat
mengendap dan dapat disarig dengan mudah. Penyaringan larutan ditujukan agar
partikel tepung ketan dapat dipisahkan dengan larutannya, sehingga yang didapat
murni larutan tepung ketan.
Larutan hasil penyaringan diambil sebanyak 5 mL dan diencerkan dengan
akuades hingga 100 mL. Pengenceran larutan dilakukan agar konsentrasi larutan yang
didapat mudah dinetralkan dengan NaOH. Pemilihan NaOH akan membentuk garam
dapur (NaCl) dan air. Reaksi yang terjadi adalah:
adalah berdasarkan sifat garam yang terbentuk pada reaksi penetralan yang tidak akan
mengganggu reaksi yang berlangsung. Pengaruh suhu pada percobaan ini adalah
semakin tinggi suhu, reaksi semakin cepat. Reaksi hidrolisis merupakan reaksi
endotermis sehingga memerlukan panas untuk bereaksi. Namun, jika suhu terlalu
tinggi, maka katalis (HCl) akan menguap sehingga memperlambat reaksi hidrolisis.
Pengaruh waktu terhadap reaksi hidrolisis adalah semakin lama waktu maka akan
memperbanyak jumlah tumbukan zat-zat pereaksi. Pengadukan berpengaruh dalam
memperbesar jumlah tumbukan, sehingga hasil yang diperoleh menjadi besar.
Pengaruh perbandingan zat dalam hidrolisis adalah suspensi pati yang rendah akan
memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan kadar pati yang tinggi. Bila kadar
suspensi diturunkan maka konversi akan bertambah. Pengaruh netralisasi pada
hidrolisis berhubungan dengan pH. pH sangat berpengaruh terhadap konsentrasi asam
dan hidrolisis. Apabila konsentrasi asam tinggi, maka pH yang dihasilkan rendah.
Netralisasi dilakukan dengan mengakhiri proses hidrolisis dengan cara menghentikan
pemanasan dan menetralisasi suasana asam.
8.5 PENUTUP
8.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Glukosa bisa didapatkan dari pati tepung ketan melalui proses hidrolisis yang
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata.
2. Hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu, waktu, konsentrasi,
katalis, pengadukan, perbandingan zat pereaksi dan netralisasi.
3. Persen kadar glukosa yang didapat dari percobaan ini adalah sebesar 27.52%.
8.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah dapat memvariasikan
volume katalis yang digunakan misalnya 250 mL dan 275 mL agar didapat data
pengaruh jumlah katalis yang digunakan. Untuk percobaan kedepannya menggunakan
variabel lain seperti tepung gandum, beras atau makanan lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar dapat menganalisis kadar glukosa pada tiap bahan makanan yang
berbeda dengan cara membandingkannya.
VIII-19
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Red dan J. S., Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi 3. Erlangga. Jakarta.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
DP.VIII-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui:
F = 14.3 mL
M = 10 mL
W = 2,5 gram
Jadi, persentase kadar glukosa yang didapatkan pada percobaan ini adalah 27.52%
LP.VIII-1