Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Larutan Penyangga

Kelas/Hari : A/ Senin, 16 November 2020

Nama (NIM) : Nabila Widadudari (205061101111023)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020

1
Hari : Senin, 16 November 2020
Nama (NIM) : Nabila Widadudari (205061101111023)

Abstrak

Larutan penyangga adalah larutan yang mempertahankan nilai pH karena


dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan garamnya dan juga basa lemah
dan garamnya.Dalam percobaan ini dilakukan dengan mencampur asam asetat
dengan natrium asetat dengan volume yang sama dan berbeda.Volume juga
mempengaruhi perhitungan pHc. Dalam buffer ada kapasitas buffer yang
merupakan kemampuan buffer untuk mempertahankan nilai pH. pH pada buffer
ini bisa dilihat dengan menggunakan indikator universal dan pH meter dengan
tingkat akurasi yang berbeda. Hasilnya adalah larutan penyangga akan
mempertahankan nilai pH nya karena pada larutan penyangga ada ion garam.
Untuk perhitungan pH lebih akurat dengan pH meter . Kapasitas buffer
dipengaruhi oleh konsentrasi dari asam dan juga basa campurannya.Dalam
percobaan ini dicampurkan dengan asam kuat HCl dan basa kuat NaOH. Ada
faktor yang mempengaruhi pH suatu larutan buffer sehingga kapasitas buffer juga
bisa berbah.

I.Tujuan :
1. Menstandarisasi larutan.
2. Menentuka pH larutan penyangga.
3. Menentukan kapasitas penyangga dengan alkali dan asam.
4. Mengetahui pengaruh pengenceran pada pH larutan penyangga.
II. Dasar Teori
2.1 Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zatzat
lain dalam larutan disebut pelarut atau solven(Miswar,dkk, 2013)
Larutan dibedakan dengan 2 jenis menurut pH nya , yaitu:
1. Larutan Asam , asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+.
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan
oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion
H+ yang dihasilkan. (Miswar,dkk, 2013)
a. AsamKuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. (Miswar,dkk, 2013)
b. Asam lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. (Miswar,dkk, 2013)
2. Larutan basa
basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion
OH–. Pembawa sifat basa adalah ion OH–. Definisi umum dari basa

2
adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam
air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa
kimia yang memiliki pH lebih dari 7. (Miswar,dkk, 2013)
a. Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion
seluruhnya menjadi ion-ionnya. (Miswar,dkk, 2013)
b. Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah
juga merupakan reaksi kesetimbangan. (Miswar,dkk, 2013)

2.2 Pengertian Larutan Penyangga


Larutan penyangga (Buffer) adalah suatu larutan yang dapat menahan
perubahan pH yang besar ketika ion-ion hydrogen atau hidroksida ditambahkan,
atau ketika larutan itu diencerkan. (Underwood,2002)

Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari garam dengan asam
lemahnya atau garam dengan basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan
larutan memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH jika kedalam
larutan ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal ini disebabkan larutan
penyangga memiliki pasangan asam basa konjugasi. (Miswar,dkk, 2013)
Larutan buffer atau larutan penyangga merupakan larutan yang bila
ditambahkan dengan sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara
berarti. Larutan buffer atau larutan penyangga dapat mempertahankan pH-nya
karna mengandung ion garam. Kesetimbangan asam lemah, dan kesetimbangan
air, yang membentuk suatu system. (Wulandari,2020)

2.3 Sifat-Sifat Larutan Penyangga

Sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan
penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat. Disamping
itu, larutan penyamngga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam
lemah dengan basa konjugatnya atau basa lemah dengan asam konjugatnya.
Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. (Wulandari, 2020)
Larutan buffer mengandung zat terlarut bersifat “penyangga” yang terdiri atas
komponen asam dan basa. Komponen asam berfungsi menahan kenaikan pH,
sedangkan komponen basa berfungsi menahan penuruh pH. (Wulandari,2020)

2.4 Cara pembuatan penyangga


Larutan buffer dapat dibuat dengan berbagai cara. Larutan buffer asam
dapat dibuat dengan cara mencampurkan sejumlah larutan asam lemah
dengan larutan basa konyugasinya secara langsung. Selain itu, larutan buffer
asam juga dapat dibuat dengan mencampurkan sejumlah larutan

3
basa kuat dengan larutan asam lemah berlebih.Setelah reaksi selesai,
campuran dari larutan basa konjugasi yang terbentuk dan sisa larutan asam
lemah membentuk larutan buffer asam. Cara yang serupa, larutan buffer basa
juga dapat dibuat melalui dua cara. Pertama, mencampurkan sejumlah larutan
basa lemah dengan larutan asam konjugasinya secara langsung. Cara kedua,
mencampurkan sejumlah larutan asam kuat dengan larutan basa lemah
berlebih.Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan asam konjugasi yang
terbentuk dan sisa larutan basa lemah membentuk larutan buffer basa .
(Nurhayu,dkk,2016)

2.5 Pengertian Kapasitas Penyangga

Kapasitas buffer adalah keefektifan larutan buffer, bergantung pada jumlah


asam dan basa konjugasi yang menyusun buffer tersebut semakin besar
jumlahnya, semakin besar kapsitas buffernya. (Wulandari,2020)
Kapasitas penyangga adalah perubahan keasaman akibat penambahan
asam kuat atau basa kuat sampai mencapai pH tertentu. Kapasitas penyangga yang
tinggi dimana pHnya sulit terpengaruh oleh penambahan asam atau basa kuat,
berpotensi mengontrol reaksi asam dan basa pada proses perekatan kayunya.
(Krisdanto,2013)
Kapasitas suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam
menahan perubahan pH pada penambahan asam atau basa.Secara kuantitatif
kapasitas Buffer adalah jumlah mol basa kuat yang dibutuhkan untuk mengubah
pH 1 liter larutan sebesar 1 pH satuan. (Underwood,2002)

2.6 Rumus Kapasitas Penyangga


Rumus larutan buffer asam : CH3COOH : CH3COO- + H+
• Tetapan kesetimbangan asam
[H+] [CH3COO−]
Ka =
[CH3COOH]
• Diperoleh nilai [H+] (mol sisa asam)
[H+]=Ka .
(mol garam)

(mol sisa asam) (Wulandari,2020)


pH = pKa + log
(mol garam)

Rumus larutan buffer basa

• (mol sisa basa)


[OH-] = Kb .
(mol garam)

4
pH = 14-pOH (Wulandari,2020)

Rumus untuk menghitung Kapasitas Penyangga

∆B
B=
∆pH (Wulandari,2020)

Dimana ∆B adalah sedikit penambahn basa kuat ke dalam larutan


buffer hingga menghasilkan perubahan pH = ∆pH. ∆pH adalah perubahan
pH akibat penambahan sejumlah B reagents. (Wulandari,2020)

2.7 Aplikasi Larutan Penyangga pada industry

Pengaruh Buffer Kalium Fosfat dan Natrium Fosfat terhadap Produksi Listrik
dalam Sistem Microbial Fuel Cell (MFC) dengan Lactobacillus bulgaricus pada
Whey Tahu. ( Sari, dkk, 2016)
Sistem MFC menggunakan buffer kalium fosfat dengan 4 variasi pH. Beda
potensial maksimum ditunjukkan pada pH 7 dengan beda potensial maksimum
sebesar 42,2mV dalam 100 mL volume sistem. ( Sari, dkk, 2016)
Pada pH 5,5;6 dan 6,5 tidak memiliki perbedaan potensial yang signifikan dan
memiliki pola kenaikan dan penurunan yang hampir sama. ketika menggunakan
pH yang berbeda dengan pKa dengan kata lain perbandingan antara asam dan
garam tidak sama dengan satu maka kapasitas buffer untuk mempertahankan pH
menjadi kecil dan tidak optimal sehingga bakteri bermetabolisme tidak optimal
pula. ( Sari, dkk, 2016)
Untuk pH 7 menunjukkan beda potensial maksimum yang dihasilkan. Jenis
buffer dan nilai pKa buffer relatif penting untuk menggunakan pH yang
diinginkan karena kapasitas buffer maksimum dicapai bila pH larutan hampir
sama dengan nilai pKa buffer. Keefektifan suatu larutan penyangga dalam
menahan perubahan pH persatuan asam atau basa kuat ditambahkan, mencapai
nilai maksimum ketika rasio asam penyangga terhadap garam adalah satu .
Dengan demikian, kinerja sistem MFC yang optimal didapat ketika pH larutan
dan pKa buffer yang digunakan sama, sehingga jika terdapat perubahan pH dalam
larutan dapat dinetralisir dengan baik dan tidak mempengaruhi metabolisme
bakteri. ( Sari, dkk, 2016)

2.8 Sesuai Kapasitasnya, sebutkan 3 jenis penyangga

Kapasitas buffer adalah keefektifan larutan buffer, bergantung pada jumlah


asam dan basa konjugasi yang menyusun buffer tersebut semakin besar
jumlahnya, semakin besar kapsitas buffernya.

5
Buffer dapat dibatasi sebanyak n, buffer dengan kapasitas terbatas inilah yang
disebut bounded buffer. Buffer dapat dibagi menjadi 3 jenis sesuai kapasitasnya,
yaitu buffer yang kapasitasnya 0,buffer yang kapasitasnya tak hingga, dan buffer
yang kapasitasnya dibatasi sebanyak n. (Wulandari,2020)

2.9 Komponen-Komponen Larutan Penyangga (Penyangga asam dan


penyangga basa)

Komponen asam berfungsi menahan kenaikan pH, sedangkan komponen


basa berfungsi menahan penuruh pH.
Jenis larutan penyangga. Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran
asam lemah maupun basa lemah. Berdasarkan asam basa penyusunnya,
larutan penyangga dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Larutan Penyangga Asam
Larutan penyangga asam adalah larutan penyangga yang terbentuk dari asam
lemah dan basa konjugasinya. Larutan penyangga asam memiliki pH kurang dari
7. Contoh : CH3COOH (asam lemah) dan CH3COO- (basa konjugasi).
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan penyangga basa adalah yang terbentuk dari basa lemah dan asam
konjugasinya. Larutan penyangga basa memiliki pH lebih besar.
Contoh : NH3 (basa lemah) dan NH4+ (asam konjugasinya).
(Wulandari,2020)

2.10Mekanisme kerja larutan penyangga

Larutan penyangga asam dalam mempertahankan pH adalah setiap


penambahan H+ akan dinetralkan oleh basa konjugasi, setiap penambahan OH-
akan dinetralkan oleh asam lemah, dan setiap pengenceran denga H2Omaka
memperbesar jumlah ion H+ dan basa kojugasi daro ionisasi asam lemah namun
penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak berarti karena volume larutan juga
bertambah.Larutan penyangga basa adalah mempertahankan adalah setiap
penambahan H+ akan dinetralkan oleh oleh basa lemah, setiap penambahan OH-
akan dinetralkan oleh asam konjugasi, dan setiap pengenceran dengan H2O akan
memperbesar jumlah ion OH- menjadi tidak berarti karena volume larutan juga
bertambah (Sutresna, 2007).

2.11Faktor-Faktor yang mempengaruhi pH larutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan penambahan garam-garam


netral ke dalam larutan dapat mengubah pH larutan dengan mengubah
kekuatan ion dan pH dapat mengubah yang disebabkan oleh pengenceran
penambahan air dalam jumlah yang cukup. Jika tidak mengubah pH dapat
mengakibatkan nilai kereaktifan yang juga dapat bertindak sebagai asam
lemah atau basa lemah. Sesungguhnya penambahan asam atau basa pada
suatu buffer akan mengubah pH-nya, tetapi perubahan itu sangat kecil dan
dapat diabaikan. Jika jumlah asam atau basa yang ditambahkan makin

6
banyak, maka perubahan pH-nya tidak dapat diabaikan lagi.
(Wulandari,2020)

2.12 MSDS Bahan


1. Natrium Dioksida (NaOH)
• Sifat Fisika dan Sifat Kimia :
Pelet atau serpihan putih.Menyerap CO2 dan air dari udara.Tidak berbau. Larut:
Air dan alkohol .Titik didih: 1388 °C. Titik lebur: 323 °C.pH: dasar .Berat jenis:
2.13(Flinn Scientific,2020)
• Handling Product :
Simpan dengan hidroksida, oksida, silikat, dan karbonat.Menyerap CO2 dan air
dari udara.Simpan wadah tertutup rapat.Simpan hanya dalam wadah
asli.Kenakan sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, dan pelindung
mata.Cuci tangan dengan seksama setelah memegang.(Flinn Scientific,2020)

• Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan :


Efek akut: Mata dan kulit terbakar. Iritan membran mukosa.Pneumonitis.Korosi
atau iritasi kulit (Kategori 1). Menyebabkan luka bakar kulit yang parah dan
kerusakan mata.Kelas bahaya: Korosif terhadap logam .Dapat merusak
logam.Padatan tidak mudah terbakar.Natrium hidroksida cair panas dapat
bereaksi dengan air.Kontak dengan aluminium, timah, dan seng membebaskan
gas hidrogen. Saat dipanaskan hingga terurai, dapat mengeluarkan asap
beracun.(Flinn Scientific,2020)
• Cara Penanganan :
Sapu, tempatkan dalam kantong atau wadah tertutup dan buang.Ventilasikan area
dan cucilah situs tumpahan setelah pengambilan material selesai. Serap
tumpahan untuk mencegah kerusakan material.Jika terhirup: Pindahkan korban
ke udara segar dalam posisi yang nyaman untuk bernafas .Jika di mata: Bilas
secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan pembilasan.Jika pada kulit atau rambut:
Segera lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi. Bilas kulit dengan air .Cuci
pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.Jika tertelan: Bilas
mulut. Jangan memaksakan muntah.(Flinn Scientific,2020)

7
2. Asam Klorida (HCl)
• Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Tidak berwarna sampai kuning pucat, cairan berasap. Bau yang menyengat.Larut
dalam: Air dan alkohol .pH:<1(Flinn Scientific,2020)
• Handling Product
Simpan dengan asam lainnya, kecuali asam nitrat. Simpan di lemari asam khusus
dan jauh dari sumber air apa pun; jika lemari asam tidak tersedia, simpan di
Flinn Saf-Cube ™. Simpan hanya dalam wadah asli.Kenakan sarung tangan
pelindung, pakaian pelindung, dan pelindung mata .Cuci tangan dengan seksama
setelah memegang .Gunakan hanya di kap tau area yang berventilasi baik.(Flinn
Scientific,2020)
• Bahaya bagi Manusia dan Lingkunga
Kelas bahaya: Kerusakan kulit dan mata, korosi atau iritasi.Menyebabkan luka
bakar pada kulit dan mata yang parah dan kerusakan.Saat dipanaskan hingga
terurai, mengeluarkan asap hidrogen klorida yang beracun.Terjadi kerusakan
material.(Flinn Scientific,2020)
• Cara Penanganan
Beri ventilasi pada area dan berisi tumpahan dengan pasir atau bahan penyerap
lembam lainnya, netralkan dengan natrium bikarbonat atau kalsium hidroksida,
dan simpan dalam kantung atau wadah tertutup. Serap tumpahan untuk mencegah
kerusakan material.Jika terhirup: Pindahkan korban ke udara segar dan diamkan
dalam posisi yang nyaman untuk bernafas.Jika di mata: Bilas secara hati-hati
dengan air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika ada dan mudah
dilakukan. Lanjutkan pembilasan.Jika pada kulit atau rambut: Segera lepaskan
semua pakaian yang terkontaminasi. Bilas kulit dengan air .Cuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum digunakan kembali.Jika terjadi kebakaran: Gunakan alat
pemadam api kimia kering kelas tiga.(Flinn Scientific,2020)
3. KHP (Kalium Hidrogen Ftalat,KHC8H4O4)
• Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Bentuk padat. tidak berwarna .Tak berbau .pH kira-kira 4,0 pada 50 g/l 20 °C
.Titik lebur 295 - 300 °C.Kerapatan relatif 1,636 g/cm³ Kelarutan dalam air 80
g/l pada 20 °C.Suhu penguraian kira-kira297 °C.Densitas curah kira-kira900

8
kg/m3. (Smart-lab,2017)
• Handling Product
Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu
kamar).Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan : Oksidator kuat, Asam nitra .
Kondisi yang harus dihindari adalah Pemanasan kuat (penguraian). (Smart-
lab,2017)
• Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan
Dapat menyebabkan iritasi mata,Menyebabkan iritasi kulit,Iritasi saluran
pernafasan. (Smart-lab,2017)
• Cara Penanganan
Dalam kasus kontak dengan mata segera bilas/basuh mata dengan air yang
banyak dengan kelopak mata terbuka lebar sebagai tindakan
pencegahan.Hubungi dokter mata.Menggukana alat pelindung diri.Fasillitas saat
menggunakan bahan KHP harus disertai dengan fasilitas pencuci mata atau
pancuran kesehatan. (Smart-lab,2017)
4. Boraks ( Sodium Tetraborate Decahydrate, Na2B4O7,10H2O)
• Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Bentuk kristal .Warna putih . Tak berbau .pH 9,2 pada 47 g/l 20 °C. Titik lebur
75 °C.Peniadaan air kristalisasi.T ekanan uap 0,213 hPa pada 20 °C .Densitas
1,72 g/cm3 pada 20 °C .Kelarutan dalam air 49,74 g/l pada 20 °C (Smart-
lab,2016)
• Handling Product
Kondisi yang harus dihindari Pemanasan dengan suhu tinggi Stabilitas
Kimia : Stabil di bawah kondisi penyimpanan yang disarankan. Melepaskan
air kristal jika di panaskan .Tutup saliran.Kumpulkan, ikat dan pompa keluar
tumpahan. Amati kemungkinan pembatasan bahan .Ambil dalam keadaan
kering.Teruskan ke pembuangan..Bersihkan area yang terkena..Hindari
pembentukan debu..Simpan di tempat yang berventilasi baik.Simpan dalam
tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang
yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. (Smart-lab,2016)
• Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan
Efek iritan.Hal berikut ini berlaku untuk senyawa boron secara umum :

9
penyerapan diikuti mual dan muntah, agitasi, sesak, gangguan CNS,
gangguan kardiovaskular.Dapat merusak kesuburan. Dapat merusak
janin.Menyebabkan iritasi mata yang serius. (Smart-lab,2016)
• Cara Penanganan
Dalam kasus kontak pada kulit Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke
dokter..Dalam kasus kontak dengan mata segera bilas/basuh mata dengan air
yang banyak dengan kelopak mata terbuka lebar sebagai tindakan
pencegahan.Hubungi dokter mata.
Jika tertelan Segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak ),
Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak
sadar. Konsultasikan dengan dokter.Jangan biarkan produk masuk ke saluran
pembuangan (Smart-lab,2016)
5. Indikator Phenolphtalein
• Sifat Kimia dan Sifat Fisika :
Bentuk cair .Tidak berwarna. Berbau etanol . Titik nyala 23 °C,Densitas 0,89
g/cm3 pada 20 °C,Kelarutan dalam air pada 20 °C larut,Sifat peledak Tidak
diklasifikasikan sebagai mudah meledak.Campuran uap/udara bersifat mudah-
meledak pada pemanasan yang menyengat.Produk ini stabil secara kimiawi di
bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).Beresiko meledak/reaksi
eksotermik dengan : hydrogen peroxide, perchlorates, perchloric acid, Asam
nitrat, mercury(II) nitrate, permanganic acid, Nitril, senyawa peroxi, Oksidator
kuat, senyawa nitrosyl, Peroksida, sodium, Kalium, halogen oxides, calcium
hypochlorite, nitrogen dioxide, logam oxides, uranium hexafluoride, iodides,
Chlorin, Logam basa, Logam alkali-tanah. (Merck,2017)

• Handling Product
Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi
baik.Jauhkan dari panas dan sumber api. Simpan dalam tempat terkunci atau di
tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi
atau berwenang. (Merck,2017)
• Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan

10
efek iritan paralisa pernapasan, Pening, narkosis, inebriation, eufhoria, Mual,
Muntah. Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran adalah Mudah
menyala. Uap lebih berat daripada udara dan bisa merebak di atas
lantai.Membentuk campuran yang dapat meledak dengan udara pada
peningkatan suhu.Perkembangan gas atau uap menyala yang berbahaya mungkin
terjadi dalam kejadian kebakaran. (Merck,2017)
• Cara penanganan
Hindari kontak dengan bahan.Pastikan ventilasi memadai. Jauhkan dari panas
dan sumber api. Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur darurat, hubungi
ahli. Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan. Risiko
ledakan.(Merck,2017)
6. Indikator Methyl Red
• Sifat fisika dan kimia :
Keadaan Fisik: Cairan Warna: Jingga Bau: Bau alkohol Tekanan Uap: 59 mm
Hg pada 25 ° C. Densitas Uap: 1.59 Viskositas: 1.200 cP pada 20 ° C. Titik Didih:
78 ° C. Titik Beku / Melting: -114 ° C. Kelarutan dalam air: Larut Gravity /
Densitas Spesifik: 0.790 pada 20 ° C (LabChem Inc,2008)
• Handling Product :
Penanganan:
Cuci bersih setelah penanganan. Gunakan hanya di area yang berventilasi baik.
Kontainer ground dan bond saat mentransfer materi. Gunakan alat anti percikan
dan perlengkapan anti ledakan. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian.
Wadah kosong menahan residu produk, (cairan dan / atau uap), dan bisa
berbahaya. Jaga wadah tertutup rapat. Jauhkan dari panas, percikan dan nyala api.
Menghindari menelan dan menghirup. Jangan memberi tekanan, memotong,
mengelas, merebus, menyolder, mengebor, menggiling, atau membiarkannya
kosong wadah untuk memanaskan, memercikkan atau membuka api. (LabChem
Inc,2008)
Penyimpanan:
Jauhkan dari panas, percikan, dan nyala api. Jauhkan dari sumber penyulut.
Simpan di tempat yang rapat wadah tertutup. Jauhkan dari kontak dengan bahan
pengoksidasi. Simpan di tempat sejuk, kering, berventilasi baik area jauh dari zat

11
yang tidak kompatibel. Area yang mudah terbakar. Jangan simpan di dekat
perklorat, peroksida, asam kromat atau asam nitrat. (LabChem Inc, 2008)
• Bahaya Bagi Manusia dan Lingkungan :
Cairan dan uap yang mudah terbakar. Menyebabkan mata parah dan iritasi kulit sedang.
Penyebab iritasi saluran pernafasan dan pencernaan. Zat ini telah menyebabkan gangguan
reproduksi dan janin efek pada manusia. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat.
Dapat menyebabkan hati, ginjal dan jantung kerusakan.
Organ Sasaran: Ginjal, jantung, sistem saraf pusat, hati.
Potensi Efek Kesehatan
Mata: Dapat menyebabkan iritasi mata yang parah. Dapat menyebabkan kepekaan yang
menyakitkan terhadap cahaya. Dapat menyebabkan bahan kimia konjungtivitis dan
kerusakan kornea.
Kulit:
Menyebabkan iritasi kulit sedang. Dapat menyebabkan sianosis pada ekstremitas.
Proses menelan:
Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat
menyebabkan sistemik toksisitas dengan asidosis. Dapat menyebabkan depresi sistem
saraf pusat, ditandai dengan kegembiraan, diikuti oleh sakit kepala, pusing, mengantuk,
dan mual. Tahapan lanjutan dapat menyebabkan kolaps, pingsan, koma, dan kematian
akibat gagal napas.
Inhalasi:
Menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Dapat menyebabkan efek narkotik dalam
konsentrasi tinggi. Uap mungkin menyebabkan pusing atau mati lemas. Menghirup
konsentrasi tinggi menyebabkan efek yang serupa dengan itu dari konsumsi.
Kronis:
Dapat menyebabkan efek reproduksi dan janin. Eksperimen laboratorium telah
menghasilkan mutagenic efek. Penelitian pada hewan telah melaporkan perkembangan
tumor. Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan jantung.
(LabChem Inc,2008)

• Cara Penanganan :

Mata: Basuh mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit, sesekali
mengangkat bagian atas dan bawahkelopak mata. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama
15 menit sambil mengangkatnya pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.

12
Proses menelan: Hubungi pusat kendali racun. Jika tertelan, jangan dimuntahkan
kecuali diarahkan olehnya tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Dapatkan bantuan medis.
Inhalasi:Hapus dari paparan dan segera pindah ke udara segar. Jika tidak
bernapas, berikan buatan respirasi menggunakan katup satu arah atau perangkat
lain yang sesuai. Jangan gunakan pernapasan mulut ke mulut. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan. Orang
dengan kelainan kulit atau mata, hati, ginjal, kronis penyakit pernapasan, atau
penyakit sistem saraf pusat atau perifer mungkin berisiko tinggi terpapar zat ini.
Penangkal:Ganti cairan dan elektrolit. (LabChem Inc,2008)
7. Natrium Asetat
• Sifat fisika dan kimia :
Bentuk padat .Tidak berwarna. Bau asam asetat lemah. pH 7,5 - 9,2 pada
50 g/l 20 °C Titik lebur 58 °C. Titik nyala > 250 °C Metoda: c.c. (senyawa
anhydrat Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku. Densitas 1,42 g/cm3 pada
20 °C. Kelarutan dalam air 613 g/l pada 20 °C. Membentuk campuran
yang dapat meledak dengan udara pada pemanasan terusmenerus. Sebuah
kisaran kira-kira 15 Kelvin dibawah titik nyala dapat dianggap sebagai
kritis. Hal berikut ini berlaku secara umum untuk campuran dan senyawa
organik y ang mudah terbakar: sehubungan dengan penyebaran
yang halus, saat diputar kemungkinan ledakan debu secara umum dapat
diasumsikan.
(Merck,2020)
• Handling Product
Kehati-hatian dalam menangani secara aman Langkah-langkah
pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label tindakan
pencegahan. Tindakan higienis Segera ganti pakaian yang
terkontaminasi.Gunakan krim pelindung kulit.Cuci tangan dan muka
setelah bekerja dengan bahan tersebut. Kondisi penyimpanan yang
aman,termasuk adanya inkompatibilitas Kondisi penyimpanan Tertutup
sangat rapat. Kering. Simpan di tempat yang berventilasi baik. Simpan
dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh
orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. Suhu
penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk. Penggunaan
akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi. (Merck,2020)

• Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan


Toksisitas Keracunan untuk ikan Tes semi-statik LC50 Danio rerio (Ikan
zebra): > 100 mg/l; 96 h Pemantauan analitis: Ya Pedoman Tes OECD 203

13
(senyawa anhydrat) Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang
belakang lainnya yang hidup dalam air .Tes statik EC50 Daphnia magna
(Kutu air): > 1.000 mg/l; 48 h Direktif 67/548/EEC, Annex V, C 2.
(senyawa anhydrat) .Keracunan untuk ganggang EC50 Skeletonema
costatum: > 1.000 mg/l; 72 h (senyawa anhydrat) (.ECHA) NOEC
Skeletonema costatum: > 1.000 mg/l; 72 h (senyawa anhydrat) .(ECHA)
Keracunan untuk bakteria EC50 Pseudomonas putida: 7.200 mg/l; 18 h
(senyawa anhydrat) (IUCLID) (Merck,2020)

• Cara Penanganan
Metode penanganan limbah Limbah harus dibuang sesuai dengan petunjuk
serta peraturan nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam
wadah aslinya. Jangan dicam purkan dengan limbah lain. Tangani wadah
kotor seperti produknya sendiri . (Merck,2020)

8. Methyl Orange
• Sifat Fisika dan Kimia
Warna jingga Bau berbau khas yang lemah. pH kira-kira 6,5 pada 5 g/l 20
°C .Titik lebur > 300 °C. Kelarutan dalam air kira-kira5 g/l pada 20 °C
.Koefisien partisi (n-oktanol/air) Log Pow: -0,66 (dihitung) (Lit.)
Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi. Densitas curah kira-kira 200
- 400 kg/m3. . Reaktifitas Hal berikut ini berlaku secara umum untuk
campuran dan senyawa organik yang mudah terbakar: sehubungan dengan
penyebaran yang halus, saat diputar kemungkinan ledakan debu secara
umum dapat diasumsikan. Stabilitas Kimia Produk ini stabil secara
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar) (Smart-Lab,2019)

• Handling Product

Kehati-hatian dalam menangani secara aman Langkah-langkah


pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label tindakan
pencegahan. Tindakan higienis Segera ganti pakaian yang
terkontaminasi.Gunakan krim pelindung kulit.Cuci tangan dan muka
setelah bekerja dengan bahan tersebut. Kondisi penyimpanan yang
aman,termasuk adanya inkompatibilitas Kondisi penyimpanan Tertutup
sangat rapat. Kering. Simpan di tempat yang berventilasi baik. Simpan
dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh
orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. Suhu
penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk. Penggunaan
akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi(Smart-Lab,2019)

14
• Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan
Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran Mudah menyala.
Perkembangan gas atau uap menyala yang berbahaya mungkin terjadi
dalam kejadian kebakaran. Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi:
Sulfur oksida, nitrogen oxides, gas nitrous(Smart-Lab,2019)

• Cara Penanganan

Metode penanganan limbah Limbah harus dibuang sesuai dengan petunjuk


serta peraturan nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam
wadah aslinya. Jangan dicam purkan dengan limbah lain. Tangani wadah
kotor seperti produknya sendiri . (Smart-Lab,2019)

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat :
1) 1 buah Buret 7) 1 buah Pipet tetes
2) 1 buah Statif 8) 4 buah Erlenmeyer 100 mL
3) 1 buah Corong kaca 9) 1 buah spatula
4) 2 Beaker Glass 250 mL 10) 1 unit Indicator Universal
5) 1 buah Bola Hisap 11) 1 unit pH meter
6) 1 buah Pipet volume 25 mL 12) 1 buah Gelas ukur

3.2 Bahan :
1) NaOH 0,1 N 12,91 mL 6) Indikator Methyl Red 7 tetes
2) HCl 0,1 N 22,85 mL 7) Asam Asetat 25 mL
3) KHP (Kalium Hidrogen 8) Natrium Asetat 25 mL
Ftalat) 25 mL 9) Vaselin secukupnya
4) Boraks 10) Aquades secukupnya
5) Indikator Phenolphtalein 3 11) Methyl Orange 4 tetes
tetes

15
3.3 Rangkaian Alat Titrasi

Gambar 3.3 Rangkaian alat titrasi (Prasetya, 2010)

IV. Prosedur Kerja


4.1 Pembakuan Larutan Asam
4.1.1 Pembuatan Larutan Baku Primer Boraks

Boraks 4,8 gram

Penimbang

100 ml H2O Pelarutan

H2O Pengenceran
hingga 250 ml

Larutan Boraks

Diagram Alir 4.1.1 Pembuatan Larutan Baku Primer


Boraks

Pembuatan Larutan Baku Primer Boraks :


1. Timbang dengan akurat sekitar 4,8 g boraks murni.
2. Masukan ke dalam gelas beaker 100 mL, larutkan dengan akuades 100
mL, aduk hingga larut.

16
3. Pindahkan ke dalam labu ukur 250 ml dan tambahkan akuades hingga
mencapai volume 250 ml, dan campur dengan baik.

4.1.2 Titrasi Larutan HCL 0,1 N dengan larutan baku primer

25 ml Larutan Boraks

3 tetes indikator
Pencampuran
methyl red

HCl 0,1 N Titrasi

Larutan dengan warna Data Hasil


akhir merah muda Pengamatan

Diagram Alir 4.1.2 Titrasi Larutan HCL 0,1 N dengan larutan baku
Primer
Titrasi Larutan HCL 0,1 N dengan larutan baku
Primer :

1. Isi buret dengan HCl 0,1 N.


2. Pipet 25 ml larutan boraks dan masukkan ke dalam erlenmeyer
3. Tambahkan 3 tetes indikator methyl red dan titrasi dengan HCl
di dalam buret hingga terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah muda.
4. Ulangi titrasi dengan 25 ml larutan boraks lainnya hingga dua
pembacaan yang didapatkan memiliki selisih tidak melebihi 0,1
ml.
5. Hitung konsentrasi larutan boraks yang telah dibuat, kemudian
dengan menggunakan hasil titrasi, hitung konsentrasi HCl.

17
4.2 Pembuatan Larutan Penyangga

Asam asetat 0,1 N

Natrium asetat Pembuatan Larutan


0,1 N Penyangga

30ml Larutan Data Hasil


Penyangga Asetat Pengamatan

Diagram Alir 4.2 Pembuatan Larutan Penyangga

Pembuatan Larutan Penyangga :


1. Siapkan 30 ml larutan penyangga asetat dengan memindahkan
sejumlah asam asetat 0,1 N dan natrium asetat 0,1 N ke gelas 100
ml.
2. Hitung pH larutan penyangga yang telah dibuat dengan
menggunakan rumus:
𝑉𝑉𝑉𝑉
pHc = -log CH+ = -log (𝐾𝐾𝐾𝐾 . 𝑉𝑉𝑉𝑉 )

keterangan:
Ka = konstanta disosiasi asam asetat; Ka = 1,8.10-5
Va = volume larutan asam asetat 0,1 N (ml)
Vs = volume larutan natrium asetat 0,1 N (ml)
3. Tentukan pH larutan penyangga yang telah dibuat dengan
menggunakan indikator universal.
4. Tulis nilai pH hasil perhitungan dan pengukuran pada tabel hasil
pengamatan.

18
4.3 Penentuan Kapasitas Penyangga

10 ml Larutan penyangga

Labu Erlenmeyer 1 Labu Erlenmeyer2


2 tetes 2 tetes
indikator indikator
methyl orange Titrasi Titrasi methyl red
Larutan HCl Larutan
0,1 N NaOH 0,1 N

Data Hasil Warna akhir jingga Warna akhir Data Hasil


Pengamatan kekuning-kuningan Pengamatan

Diagram Alir 4.3 Penentuan Kapasitas Penyangga

Penentuan Kapasitas Penyangga :


1. Pipet 10 ml larutan penyangga yang telah dibuat pada bagian
(2.4.5.) ke masing-masing dua erlenmeyer.
2. Tambahkan 2 tetes indikator methyl orange ke labu pertama dan
titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berubah warna menjadi
jingga (pH1 = 3,4).
3. Hitung kapasitas penyangga dengan asam tersebut.
4. Tambahkan 2 tetes indikator methyl red ke labu kedua dan titrasi
dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna kekuning-kuningan
(pH1 = 6,3).
5. Hitung kapasitas penyangga dengan alkali tersebut. Isikan pada
tabel 2.2.
Gunakan rumus berikut untuk menghitung kapasitas penyangga
(B):
gENaOH(HCl)
𝐵𝐵 =
pH1 − pH0
VNaOH(HCl) × NNaOH(HCl) × 1000
gENaOH(HCl) =
Vb × 1000

19
Keterangan:
B = kapasitas penyangga dengan asam atau alkali (equ)
gENaOH(HCl) = jumlah ekuivalen alkali atau asam yang
digunakan untuk titrasi 1 liter larutan penyangga (eku)
pH0 = pH larutan penyangga yang diukur dengan pH-meter
pH1 = pH pada akhir titrasi
VNaOH(HCl) = volume larutan alkali atau asam yang
digunakan untuk titrasi (ml)
NNaOH(HCl) = normalitas larutan alkali atau asam yang
digunakan untuk titrasi (N)
Vb = volume larutan penyangga yang dititrasi (ml)

4.4 Pengenceran

Larutan Penyangga sisa

Akuades dengan Pengenceran


volume yang sama

Larutan akhir Data Hasil


Pengamatan
Diagram Alir 4.4 Pengenceran

Pengenceran :
1. Ukur volume larutan penyangga yang tersisa setelah percobaan
sebelumnya (bagian 2.4.5. dan 2.4.6.) dengan gelas ukur dan
encerkan dengan akuades dengan volume yang sama.
2. Setelah pencampuran larutan, tentukan pH larutan penyangga yang
diencerkan tersebut dengan menggunakan indikator universal.
Isikan pada tabel hasil pengamatan.

20
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Pembahasan
5.1.1 Analisa Prosedur
• Indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat keasamam
(pH) suatu larutan adalah indikator universal yang merupakan campuran
dari beberapa indikator. Suatu indikator universal memperlihat-kan warna
yang berbedabeda pada setiap pH. Indikator universal juga dilengkapi
trayek pH yang menunjuk-kan harga pH tertentu (Wahyu K,2008)
• HCl Asam klorida (HCl)
1. HCl merupakan asam kuat memiliki pH < 7,00. Asam ini bersifatkorosif
sehingga berbahaya bagi manusia. Asam klorida dapat
menyebabkanrusaknya jaringan kulit, sesak nafas, dan kebutaan jika
terjadi kontak dengan mata.Warnanya bening atau kekuning-kuningan.
Asam klorida berfungsi sebagai asamyang akan dicampurkan pada larutan
buffer yang akan diuji pH-nya untuk mengetahuiperubahan pH pada
larutan buffer tersebut (Krisbbiyanto, 2008).
2. NaOHNatrium hidroksida (NaOH)
merupakan basa kuatmemiliki pH > 7,00. Basa ini bersifatkorosif sama
seperti asam klorida. Secara fisik warna larutan NaOH adalah
putih.Larutan NaOH berfungsi sebagai larutan basa yang akan
dicampurkan pada larutanbuffer yang akan diuji pHnya untuk mengetahui
perubahan pH buffer tersebut denganpenambahan basa yaitu larutan
NaOH itu sendiri (Krisbbiyanto, 2008).
3. CH3COONa
CH3COONa merupakan garam yang bersifat basa, karena merupakan hasil
reaksi antara asam lemah dan basa kuat, yaitu CH3COOH + NaOH
menjadi CH3COONa + H2O. Larutan ini berfungsi sebagai campuran
CH3COOH yang akan diuji pH nya setelah penambahan larutan asam dan
basa serta pengenceran dengan aquades (Gholib, 2007).

21
4. CH3COOH
Asam asetat merupakan asam lemah. Secara fisik asam asetat tidak
berwarna dan biasanya digunakan dalam bentuk cuka sehingga disebut
juga asam cuka. Berfungsi sebagai campuran CH3COOH yang akan di uji
pHnya sebagai larutan buffer asam (Gholib, 2007).
• Methyl orange adalah salah satu zat warna anionik yang mengandung
gugus azo. Zat warna ini banyak digunakan pada proses pewarnaan dan
indikator dalam penentuan titik akhir titrasi. (Nitsae,dkk,2015)
• Methyl Red ,Indikator metil merah adalah salah satu indikator asam basa
yang memiliki warna merah dalam asam dan jingga dalam basa dengan
trayek pH 4,2 – 6,3. Indikator ini dapat berwarna merah pada pH asam dan
berwarna kuning pada pH basa.(Verawati,dkk,2019)
• Cara menggunakan pH indikator , adalah celupkan kertas indicator pada
larutan yang akan dianalisis, kertas indikator yang telah dicelupkan pada
larutan yang akan dianalisis, setelah itu mencocokkan kertas indikator tadi
dengan warna standar yang tertera pada kemasan indikator. indikator
universal pH, tingkat akurasi pengukuran tidak terlalu tepat dikarenakan
keterbatasan manusia dalam membandingkan warna kertas lakmus. Selain
itu, tingkat ketelitian hasil pengukuran tidak bisa sampai nilai satu digit
dibelakang koma yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan
baca nilai pH sehingga menyebabkan kesalahan penindaklanjutan bahan
uji coba yang menyebabkan reaksi berantai menuju hal-hal yang tidak
diinginkan pengguna.(Wibowo,Ali,2019)
• Vaseline yang digunakan pada buret berfungsi agar untuk menutup
kebocoran yang terjadi ada kran buret , pemakaiannya harus berhati-hati
agar kran buret tidak tersumbat. (Yusasrini,dkk,2013)

22
5.2 Analisa Hasil

Tabel 5.2.1 Penentuan pH larutan penyangga

Komponen larutan
penyangga pH larutan penyangga yang dibuat
(ml)
Hasil Berdasarkan Setelah
Larutan asam Larutan natrium perhitungan indikator pengenceran
asetat 0,1 N asetat 0,1 N pHc universal
15 15 4,74 4,33 4,41
10 20 5,09 4,67 4.69

Di sini hasil menunjukkan perbandingan perhitungan pH secara teoritis (


pHc) dengan berdasarkan indikator universal tidak melebihi satu satuan pH. Hal
ini menunjukkan bahwa larutan penyangga akan menjaga pH agar perubahan
tidak banyak berubah.
Tabel 5.2.2 Penentuan kapasitas penyangga

Kapasitas
Penggunaan Penggun Kapasitas Penggunaan Penggunaa penyangga
larutan HCl aan penyangga larutan n NaOH dengan
0,1 N (ml) HCl gEHCl dengan NaOH 0,1 N gENaOH (gE) NaOH
(gE) HCl Bac (ml)
Balk
(gE)
(gE)
4,5 0,045 0,075 6,95 0,0695 0,0302
6,1 0,061 0,038 5,96 0,0596 0,046

Tabel 5.2.3 Pembakuan Larutan


Boraks HCl

Massa boraks, g 4,8

Volume larutan, mL 250 Volume larutan, mL 12,25

Konsentrasi larutan, M 0,05 Konsentrasi larutan, M 1,02

23
• Pengaruh konsentrasi terhadap kapasitas penyangga yaitu, semakin besar
konsentrasi asam dan basa konjugatnya, semakin besar kapasitas
penyangga (Underwood,2002)
Di mana pada percobaan ini Asam Asetat menjadi asam lemah dan
Natrium Asetat menjadi basa konjugatnya. Peningkatan konsentrasi buffer
akan meningkatkan kapasitas buffer dan menurunkan besarnya perubahan
ion H+.(Muflihah,dkk,2014)
• Ketika larutan penyangga ditambah asam atau basa. Larutan penyangga
atau disebut juga larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan harga pH. Jadi, harga pH larutan penyangga praktis tidak
akan berubah meskipun ada penambahan sedikit asam, basa, atau
pengenceran. pH larutan buffer praktis tidak berubah pada penambahan
sedikit asam kuat atau sedikit basa kuat atau pengenceran. pH larutan
buffer berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang relatif
banyak, yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan
menghabiskan komponen larutan buffer itu, maka pH larutan akan berubah
drastis. Larutan buffer dapat mempertahankan pHnya ketika ditambahkan
sedikit asam atau basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit asam,
asam tersebut akan dinetralkan oleh basa konjugasinya sehingga
kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan sehingga jumlah molekul
asamnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika larutan buffer
ditambahkan basa, maka basa tersebut akan dinetralkan oleh asam
lemahnya sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan
meningkatkan jumlah basa konjugasinya. (Widyamulyani,2016)

VI. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat diketahui bahwa cara membuat Buffer bisa
dengan mencampurkan asam lemah atau basa lemah dengan garamnya ataupun
dengan pengenceran. Maka, buffer akan mempertaahankan nilai pH. Kemampuan
Buffer dalam mempertahankan pH disebut kapasitas buffer.Di mana pada hal ini,
konsentrasi menjadi satu hal yang paling berpengaruh pada besarnya kapasitas
buffer. Semakin tinggi konsentrasi asa dan basanya maka akan semakin tinggi
kapasitas buffer sehingga kemampuann mempertahankan pH juga semakin besar.
Indikator yang digunakan adalah indikator universal, Methyl Orange , Methyl
Red, dan pH meter. Tapi, yang paling efektif adalah pH meter di mana pada pH
meter ada elektroda yang dicelupkan ke larutan penyangga tersebut. Untuk
indikator universal itu adalah indikator kurang akurat karena hanya menunjukkan
nilai pH tanpa akurasi yang tinggi. Untuk menthyl orange dan methyl red hanya
akan menunjukkan larutan tersebut asam atau basa.

24
VII. Daftar Pustaka
Day, R A, dan Underwood, A L.. 2002 .Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam.Erlangga : Jakarta.
Flinn Scientific,2020. Safety Data Sheet (SDS) – ASAM KLORIDA – HCl) 6m-
12m.Batavia.
Flinn Scientific,2020. Safety Data Sheet (SDS) – Caustic Soda – NaOH. Batavia.
Inc, LabChem. 2008.Material Safety Data Sheet Methyl Red TS. Piitsburg
Inc, LabChem, 2008. Methyl Red. Canada
Krisdanto,2013. Variasi Keasaman dan Kapasitas Penyangga Kayu Tampui
Beras dan Manggis Hutan.Bogor.
Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

Merck, 2020. Natrium Asetat. Canada.

Mudzakki, Ahmad. 2016. Larutan Penyangga (Buffer). Semarang

Muflinna, Yeni Maulidah, Heny M., Zulfikar. 2014. Batch Injection


Potentiometry Asam Asparat, asam Glutamat dan Arginin Menggunakan
Elektoda Tungsten Oksida. Jember

Nitsae, Atika, A Sabarudin.2015. Pengaru Penambahan


Tripolyfosfat Pada Kitosan Beads Untuk Adsorbsi
Methyl Orange. Malang

Nurhayu, Sri.2014. Pembuatan Larutan Buffer.Makassar.


Sari, Desvita, Linda S., Didik S. 2016. Pengaruh Buffer Kalium Fosfat dan
Natrium Fosfat terhadap Produksi Listrik dalam Sistem Microbial
Fuel Cell (MFC) dengan Lactobacillus bulgaricus pada Whey Tahu .
Tangerang.

Serbuk Gergaji Pohon Nangka (Artocarpus


heterophyllus L.) Sebagai Alternatif Pembuatan Indikator Asam dan
Basa. Yogyakarta.

Smart-lab, 2016.MSDS Borax, Borax decahydrate, Sodium pyroborate


Decahydrate.Tangerang.
Smart-lab.2017. MSDS PHENOLPHTHALEIN INDICATOR, Tangerang.

25
Smart-lab.2017.MSDS POTASSIUM HYDROGEN PHTHALATE AR, Tangerang.
Smart-lab.2019. Methyl Orange. Tangerang
Verawati, Nurlina, Anisn S. 2019. Penurunan Kadar Bikarbonat Dalam Air
Menggunakan Komposit Kitosan-Zeolit Beads. Pontianak
Wahyu K, Friyatmoko, Arif H.,Martina R.2008. Efektivitas Penggunakan Limbah
.
Wibowo, Rizky Satrio., Muhamad A. 2019. Alat Penguku Warna dari Tabel
Indikator Universal pH yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler
Arduino. Yogyakarta.

Widyamulyani. 2016. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran STM Terhadap Hasil


Belajar Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Kelas XI SMA
Muhammadiyah I Banda Aceh. Banda Aceh
Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar
Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

26
VII. Lampiran
7.1 Perhitungan Kapasitas
1) Pada 45 mL HCl 0,1 M

4,5×0,1×1000
gEHCl = = 0,045 eku
10×1000

0,045
𝐵𝐵 = = 0,075 equ
I3,4−4I

2) Pada 6,95 mL NaOH 0,1 N


6,95×0,1×1000
gENaOH = = 0,0695 eku
10 ×1000

0,0695
𝐵𝐵 = 6,3−40 = 0,0302 equ

3) Pada 6,1 mL HCl 0,1 N

6,1×0,1×1000
gEHCl = = 0,061 eku
10 ×1000

0,061
𝐵𝐵 = = 0,038 equ
I3,4−5I

4) Pada 5,96 mL NaOH 0,1 N

5,96×0,1×1000
gENaOH = = 0,0596 eku
10 ×1000

0,0596
𝐵𝐵 = = 0,046 equ
6,3−5

• Perhitungan pHc
𝑉𝑉𝑉𝑉
pHc = -log CH+ = -log (𝐾𝐾𝐾𝐾 . 𝑉𝑉𝑉𝑉 )

a) 15 mL Asam Asetat dan 15 mL Natrium Asetat


15
pHc = -log CH+ = -log (𝐾𝐾𝐾𝐾 . ) = -log 1,8 x 10-5 = 4,74
15

27
b) 10 mL Asam Asetat dan 20 mL Natrium Asetat
10
pHc = -log CH+ = -log (𝐾𝐾𝐾𝐾 . ) = -log 1,8 x 10-5 x 0,5 = 5,09
20

• Pembakuan Larutan Asam


𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 1000
Konsentari = 𝑀𝑀𝑀𝑀
x 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙

4,8 1000
• Konsentari Boraks = x = 0,0503 M
381,44 250

• Molaritas HCl
M1 x V1= M2 x V2

0,0503 x 250
M2 =
12,25
M2. = 1,02 M

28
7.2 Gambar lampiran

Inc, LabChem. 2008.Material Safety Data Sheet Methyl Red TS. Piitsburg

Inc, LabChem. 2008.Material Safety Data Sheet Methyl Red TS. Piitsburg

29
Krisdanto,2013. Variasi Keasaman dan Kapasitas Penyangga Kayu Tampui
Beras dan Manggis Hutan.Bogor.

Krisdanto,2013. Variasi Keasaman dan Kapasitas Penyangga Kayu Tampui


Beras dan Manggis Hutan.Bogor.

30
Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

31
Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

32
Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

33
Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

34
Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar
Larutan.Padang.

Miswar, Andre, Deone E., Eko F.2013. Tugas Kimia Dasar Larutan.Padang.

35
Sari, Desvita, Linda S., Didik S. 2016. Pengaruh Buffer Kalium Fosfat dan
Natrium Fosfat terhadap Produksi Listrik dalam Sistem Microbial
Fuel Cell (MFC) dengan Lactobacillus bulgaricus pada Whey Tahu .
Tangerang.

Sari, Desvita, Linda S., Didik S. 2016. Pengaruh Buffer Kalium Fosfat dan
Natrium Fosfat terhadap Produksi Listrik dalam Sistem Microbial
Fuel Cell (MFC) dengan Lactobacillus bulgaricus pada Whey Tahu .
Tangerang.

36
Sari, Desvita, Linda S., Didik S. 2016. Pengaruh Buffer Kalium Fosfat dan
Natrium Fosfat terhadap Produksi Listrik dalam Sistem Microbial
Fuel Cell (MFC) dengan Lactobacillus bulgaricus pada Whey Tahu .
Tangerang.

Wahyu K, Friyatmoko, Arif H.,Martina R.2008. Efektivitas Penggunakan Limbah


.Bogor

37
Wahyu K, Friyatmoko, Arif H.,Martina R.2008. Efektivitas Penggunakan Limbah
.Bogor

Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar


Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

38
Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar
Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar


Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.
Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar

Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar

39
Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar


Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar


Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

40
Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar
Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar


Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

41
Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar
Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar


Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

42
Wulandari, Fischa Alfia.2020. Praktikum Kimia Dasar
Larutan Buffer dan Kapasitas Buffer.Padang.

Nitsae, Atika, A Sabarudin.2015. Pengaru Penambahan


Tripolyfosfat Pada Kitosan Beads Untuk Adsorbsi
Methyl Orange. Malang

43
Nitsae, Atika, A Sabarudin.2015. Pengaru Penambahan
Tripolyfosfat Pada Kitosan Beads Untuk Adsorbsi
Methyl Orange. Malang

Wibowo, Rizky Satrio., Muhamad A. 2019. Alat Penguku Warna dari Tabel
Indikator Universal pH yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler
Arduino. Yogyakarta.

44
Wibowo, Rizky Satrio., Muhamad A. 2019. Alat Penguku Warna dari Tabel
Indikator Universal pH yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler
Arduino. Yogyakarta.

Verawati, Nurlina, Anisn S. 2019. Penurunan Kadar Bikarbonat Dalam Air


Menggunakan Komposit Kitosan-Zeolit Beads. Pontianak

45
Verawati, Nurlina, Anisn S. 2019. Penurunan Kadar Bikarbonat Dalam Air
Menggunakan Komposit Kitosan-Zeolit Beads. Pontianak

Merck, 2020. Natrium Asetat. Canada.

46
Merck, 2020. Natrium Asetat. Canada.

47
Smart-lab.2019. Methyl Orange. Tangerang

Smart-lab.2019. Methyl Orange. Tangerang

48
Day, R A, dan Underwood, A L.. 2002 .Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam.Erlangga : Jakarta.

49
Day, R A, dan Underwood, A L.. 2002 .Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam.Erlangga : Jakarta.

50
Day, R A, dan Underwood, A L.. 2002 .Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam.Erlangga : Jakarta.

51
Day, R A, dan Underwood, A L.. 2002 .Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam.Erlangga : Jakarta.

52
Day, R A, dan Underwood, A L.. 2002 .Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam.Erlangga : Jakarta.

53

Anda mungkin juga menyukai