Anda di halaman 1dari 6

Media Farmasi p.issn 0216-2083 e.issn 2622-0962 Vol. XIII No.

2, Oktober 2017,

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava
L.) DENGAN METODE TITRASI NA-2,6 DICHLOROPHENOL INDOPHENOL (DCIP)

Septipianus Arung Padang*), Rasnita Maharani Maliku*)


*)
Akademi Farmasi Toraja
*) E-mail korespondensi : arunkcakep@yahoo.com

DOI: https://doi.org/10.32382/mf.v13i2.879
ABSTRAK

Buah Jambu biji merah (Psidium guajava L.) mengandung beberapa senyawa fitokimia
serta vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
kandungan vitamin C dengan metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Sampel yang
digunakan untuk analisis kualitatif adalah Buah Jambu biji merah mentah, setengah matang, dan
matang dengan penambahan larutan pereaksi tembaga (II) sulfat 0,5 %, besi (II) sulfat 0,2 N, larutan
NaOH 0,1 N dan larutan Na-2,6 dichlorophenol indophenol (DCIP) 0.5 mg/ml. Hasil yang diperoleh
adalah sampel Buah Jambu biji merah (Psidium guajava L.) positif mengandung vitamin C dengan
adanya reaksi warna yang terjadi saat penambahan larutan pereaksi. Penetapan kadar vitamin C yang
terdapat dalam Buah Jambu biji merah (Psidium guajava L.) dilakukan dengan metode titrasi yang
menggunakan Na-2,6 dichlorophenol indophenol (DCIP) sebagai titran. Berdasakan penelitian ini
diperoleh kadar vitamin C pada Buah Jambu biji merah (Psidium guajava L.) sebesar 0,429 mg/
gram atau 42,9 mg/ 100 gram.

Kata kunci : Jambu biji merah (Psidium guajava L.), Analisis kualitatif, Analisis kuantitatif,
vitamin C

PENDAHULUAN antioksidan dalam jumlah yang cukup dan


Radikal bebas merupakan senyawa teratur dapat menurunkan risiko penyakit
oksigen yang reaktif, secara umum diketahui degeneratif serta kardiovaskuler, seperti
sebagai senyawa yang memiliki elektron kanker, diabetes melitus, dan aterosklerosis.
yang tidak berpasangan. Reaktivitas radikal Konsumsi makanan yang mengandung
bebas dapat dihambat oleh sistem antioksidan antioksidan dapat menghambat munculnya
yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. penyakit degeneratif akibat penuaan dan
Radikal bebas dapat terbentuk sebagai hasil meningkatkan status imunologis. Kecukupan
proses metabolisme alami tubuh yang asupan antioksidan secara optimal perlu
merupakan sumber endogen, seperti respirasi untuk semua kelompok umur.
mitokondria, efek samping dari metabolisme Komponen antioksidan banyak
kimia, peradangan akibat kerja fisik, olahraga terdapat pada sayur-sayuran dan buah-
berlebihan, reaksi terhadap besi dan logam buahan. Salah satu kandungan antioksidan
lain, serta makanan berlebihan. yang paling banyak ditemukan adalah
Radikal bebas juga berasal dari vitamin C. Buah Jambu biji memiliki kadar
sumber eksogen yang dapat terbentuk karena viamin C yang paling tinggi dibandingkan
polutan lingkungan, kurang olahraga, pola dengan buah lainnya yaitu 87 mg/ 100 gram.
makan yang tidak sehat, stres, merokok, Kandungan vitamin Buah Jambu biji
radiasi sinar ultraviolet, ozon, pelarut sintetis, mencapai puncaknya saat menjelang matang.
dan segala aktivitas yang menghasilkan Hal ini menyebabkan adanya perbedaan
pembakaran. Selain itu, manusia juga kadar vitamin C maupun bahan kimia
memerlukan antioksidan eksogen yang lainnya. Berdasarkan analisis mutu kimia
berasal dari luar tubuh untuk mengatasi tahun 1991 oleh staf peneliti Badan
kerusakan akibat radikal bebas. Senyawa Penelitian Pasar Minggu, diperoleh data
antioksidan mampu melindungi tubuh dari bahwa kandungan vitamin C per 100 gram
berbagai penyakit yang terkait keberadaan Buah Jambu biji matang adalah 150,50 mg,
radikal bebas dan dapat meningkatkan matang optimal sebanyak 130,13 mg, dan
kekebalan tubuh. Oleh karena itu konsumsi lewat matang sebanyak 132,24 mg
Berdasarkan sumber yang diperoleh mentah (Psidium guajava L.) dengan Metode
dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Titrasi Na-2,6 dichlorophenol indophenol
RI (1981), kandungan gizi yang terdapat (DCIP)”.
dalam 100 g Buah Jambu biji adalah air 86,10 Berdasarkan latar belakang yang
g, energi 49 kkal, protein 0,90 g, lemak total telah diuraikan di atas, adapun rumusan
0,30 g, karbohidrat 12,20 g, kalsium 14 mg, masalah yang ingin diangkat oleh penulis
besi 1,10 mg, magnesium 10 mg, fosfor 28 adalah berapa kadar vitamin C pada Buah
mg, kalium 284 mg, natrium 3 mg, tiamin Jambu biji merah (Psidium guajava L.)
0,05 mg, riboflavin 0,05 mg, niasin 1,2 mg, dengan Metode Titrasi Na-2,6
asam panthothenat 0,15 mg, vitamin C 87 dichlorophenol indophenol (DCIP) ?
mg, vitamin B-6 0,143 mg, folat 14 mcg, Tujuan penelitian ini adalah untuk
vitamin A 792 IU, dan vitamin E 1,2 mg- mengetahui kadar vitamin C yang terkandung
ATE. dalam Buah Jambu biji merah (Psidium
Vitamin C adalah salah satu zat gizi guajava L.) dengan Metode Titrasi Na-2,6
yang berperan sebagai antioksidan efektif dichlorophenol indophenol (DCIP)
atau mengatasi radikal bebas yang dapat
merusak sel atau jaringan termasuk METODE DAN BAHAN
melindungi lensa dari kerusakan oksidatif Jenis Penelitian
yang ditimbulkan oleh radiasi. Vitamin C Jenis penelitian yang digunakan
berbentuk kristal putih, merupakan suatu dalam penelitian ini adalah eksperimen.
asam organik dan termasauk asam, tetapi
tidak berbau dalam larutan. Vitamin C mudah Waktu dan Tempat Penelitian
rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara Penelitian ini dilakukan di
dan juga karena suhu, tetapi lebih stabil bila Laboratorium Kimia Analisis Farmasi
terdapat dalam bentuk kristal (Wardani, Akademi Farmasi Toraja pada bulan April -
L.A.,2012) Mei 2017
Setiawan, dkk (2009) melakukan
penelitiantentang penentuan kadar vitamin C Pengambilan Sampel
dalam Buah Jambu biji merahdengan Pengambilan sampel diambil
perbandingan tingkat kematangan. Metode langsung di daerah Tallunglipu, Kecamatan
yang digunakan adalah metode Iodimetri. Tallunglipu, Kab. Toraja Utara, Sulawesi
Hasil yang diperoleh pada Buah Jambu biji Selatan.
merah yang matang adalah 56,3266 mg
sedangkan pada Buah Jambu biji merah Alat dan Bahan
setengah matang hanya 38,3 mg. Febrianti, Alat yang digunakan adalah berupa
dkk. (2015) juga melakukan penelitian alat-alat gelas dan buret. Sedangkan bahan-
tentang perbandingan aktivitas antioksidan bahan yang digunakan adalah asam askorbat,
Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan Buah asam asetat glasial, asam metafosfat, asam
Jambu biji merah (Psidium guajava L.). oksalat 0,4% b/v, besi (II) sulfat 2 N, buah
Aktivitas antioksidan yang diuji dilakukan jambu biji merah, natrium hidroksida, Na-2,6
dengan tiga cara yaitu uji kandungan asam dichlorophenol indophenol (DCIP) dan
askorbat (vitamin C), uji total fenol, dan uji tembaga (II) sulfat 5% b/v
penangkapan radikal DPPH menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Untuk uji Prosedur Kerja
kandungan asam askorbat (vitamin C) Penyiapan larutan sampel
dilakukan dengan metode Iodimetri. Hasil Sampel buah jambu biji dibersihkan,
penelitian menunjukkan bahwa terdapat lalu ditimbang sebanyak 20 gram, dipotong
perbedaan kandungan asam askorbat kecil-kecil lalu diblender dan diencerkan
(vitamin C) pada Buah Pepaya dan Buah dengan 50 ml asam oksalat kemudian
Jambu biji merah berturut - turut yaitu 48,4 disaring kedalam corong gelas dengan
mg/ 100 g dan 49,86 mg/ 100g. menggunakan kertas saring. Dipipet masing-
Berdasarkan hasil penelitian masing 2 ml larutan yang diperoleh ke dalam
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan tabung reaksi (Tabung I, II, dan III).
penelitian dengan judul “Penetapan Kadar
Vitamin C pada Buah Jambu biji merah
Identifikasi sampel Va x W x %Kadar
Masing-masing tabung Kesetaraan (mg) =
Vc x (Vt − Vb)
ditambahkan dengan pereaksi yang berbeda- Keterangan :
beda. Untuk tabung I sampel ditambahkan 3 Va = Volume aliquot (ml)
tetes larutan pereaksi tembaga (II) sulfat 5% W = Berat vitamin C (mg)
b/v dan 3 tetes larutan NaOH 0,1N. Untuk Vt = Volume titrasi (ml)
tabung II sampel ditambahkan 3 tetes larutan Vb = Volume blanko (ml)
NaOH 0,1N dan 2 tetes pereaksi besi (II) Vc = Volume labu tentukur (ml)
sulfat. Dan untuk tabung III sampel
ditambahkan 3 tetes pereaksi Na-2,6 c. Penyiapan larutan sampel
diklorofenol Indofenol (DCIP). Sampel di bersihkan, ditimbang
sekitar 25 g lalu di potong kecil-kecil
Analisis Kuantitatif dimasukkan ke dalam blender kemudian
a. Pembuatan pereaksi ditambah sekitar 5 g asam metafosfat-
1. Larutan Na-2,6 diklorofenol asetat dimasukkan dalam blender,
Indofenol (DCIP) setelah itu di blender,kemudian
Dibuat larutan Na-2,6 ditimbang seksama 2,5 g lalu
diklorofenol Indofenol (DCIP) dimasukkan kedalam labu tentukur 25
sebanyak 50 mg ditambahkan 50 ml ml dan ditambahkan asam metafosfat-
larutan NaHCO3 0,84% (b/v) dalam asetat sampai garis tanda.
200 ml air suling kemudian disaring. Dihomogenkan, kemudian disaring
2. Larutan asam metafosfat-asetat Filtrat pertama dibuang ± 5 ml. (Ditjen
Dibuat larutan asam metafosfat POM, 1995).
P sebnyak dalam 40 ml asam asetat
glasial P dan encerkan dengan air d. Penetapan kadar vitamin C
secukupnya hingga 500 ml. Simpan Dipipet 2 ml larutan sampel lalu
di tempat dingin, hanya boleh dimasukkan ke dalam erlenmeyer
digunakan dalam jangka waktu 2 kemudian ditambah 5 ml asam
hari (Farmakope Indonesia Edisi metafosfat-asetat. Dititrasi dengan
IV). larutan 2,6-diklorofenol indofenol
sampai terbentuk warna merah jambu
b. Perhitungan kesetaraan pentiter Na- yang mantap sebagai titik akhir titrasi.
2,6 diklorofenol Indofenol (DCIP) Dilakukan penetapan blanko (Ditjen
Ditimbang seksama 50 mg POM, 1995). Menurut AOAC (2002),
asam askorbat BPFI, pindahkan ke kadar vitamin C dapat dihitung dengan
dalam labu tentukur 100 ml, kemudian rumus :
dilarutkan dengan larutan asam mg
metafosfat-asetat LP, dicukupkan Kadar vitamin C ( )
g
sampai garis tanda. Dipipet 1 ml, (𝑉𝑡 − 𝑉𝑏)𝑥 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑥 𝑉𝑙
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan =
Vp x Bs
ditambahkan larutan asam metafosfat- Keterangan :
asetat 6 ml. Titrasi segera dengan larutan Vt : Volume titrasi (ml)
2,6-diklorofenol indofenol hingga warna Vb : Volume blanko (ml)
merah muda mantap tidak kurang dari 5 Vl : Volume labu tentukur (ml)
detik. Lakukan titrasi blanko Vp : Volume pemipetan (ml)
menggunakan 7 ml asam metafosfat- Bs : Berat sampel (g)
asetat dan dititrasi dengan larutan 2,6-
diklorofenol indofenol hingga warna HASIL DAN PEMBAHASAN
merah muda mantap. Kadar larutan baku Pada penelitian ini dilakukan
2,6-diklorofenol indofenol dinyatakan analisis kualitatif kandungan vitamin C pada
dengan kesetaraan dalam mg asam Buah Jambu biji merah dengan variasi tingkat
askorbat (Ditjen POM, 1995). kematangan buah yang berbeda yaitu Buah
Perhitungan kesetaraan dihitung dengan Jambu biji merah yang mentah, setengah
rumus : matang dan matang. Adapun hasil analisis
C6H8O6 + CuSO4.5H2O + NaOH Na2SO4 + C6H12O6 + Cu2O + H2O
kualitatif kandungan vitamin C pada Buah
Jambu biji merah dapat dilihat pada Tabel 1. Pada sampel Jambu biji merah
mentah yang ditambahkan pereaksi B
Tabel 1. Hasil analasis kualitatif sampel diperoleh warna ungu yang bening,
Jambu biji merah (Psidium guajava L.) sedangkan pada sampel Jambu biji merah
setengah matang dan matang diperoleh warna
Pereaksi Pereaksi Pereaksi ungu yang keruh. Reaksi yang terjadi adalah
Sampel
A B C
C6H8O6 + FeSO4.5H2O + NaOH Na2SO4 + C6H12O6 + Fe2O + H2O
Biru
I - Pada sampel Jambu biji merah
ungu
mentah yang ditambahkan pereaksi C terjadi
Jambu Ungu tua perubahan warna dari jernih menjadi merah,
II -
biji bening akan tetapi setelah beberapa detik warna
mentah merah merah pada sampel kembali jernih.
muda Sedangkan pada sampel Jambu biji merah
III - -
langsung setengah matang dan matang yang
menhilang ditambahkan pereaksi C terjadi perubahan
warna dari keruh menjadi merah, akan tetapi
I Biru -
setelah beberapa menit warna merah pada
Jambu larutan sampel mulai memudar. Reaksi yang
Ungu
biji II - terjadi adalah
keruh
setengah
matang merah C6H8O6 + C12H7NCl2O2 C6H6O6 + C12H9NCl2O2
muda
III - -
hampir Vitamin C merupakan asam kuat
bening dengan nilai pKa 4,21 yang bersifat sangat
I
Biru
-
sensitif terhadap pengaruh-pengaruh luar
khijauan yang menyebabkan kerusakan seperti suhu,
Jambu oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator
Ungu
biji II - logam. Asam askorbat sangat mudah
keruh
matang teroksidasi menjadi Ldehidroaskorbat yang
Merah masih mempunyai keaktivan sebagai vitamin
III - -
muda C. Asam Ldehidroaskorbat secara kimia
sangat labil dan dapat mengalami perubahan
Keterangan : lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat
Pereaksi A = pereaksi tembaga (II) sulfat 5% b/v yang tidak memiliki keaktivan vitamin C lagi.
dan 3 tetes larutan NaOH 0,1N
Pereaksi B = 3 tetes larutan NaOH 0,1N dan 2 tetes
pereaksi besi (II) sulfat
Pereaksi C = 3 tetes pereaksi Na-2,6 diklorofenol
Indofenol (DCIP)

Berdasarkan data dari tabel 1


diperoleh bahwa sampel Buah Jambu biji
merah mentah mengandung vitamin C
dengan hasil yang telah sesuai dibandingkan
dengan Jambu biji merah setengah matang Gambar 1 Reaksi oksidasi vitamin C (Putra,2011)
dan matang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
reaksi warna yang terbentuk. Hasil reaksi Adanya penambahan pereaksi
warna yang terbentuk adalah pada sampel tembaga (II) sulfat menyebabkan vitamin C
Jambu biji merah mentah yang ditambahkan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ sehingga
pereaksi A diperoleh warna biru keunguan terjadi perubahan warna dari sampel Jambu
yang bening, sedangkan pada sampel Jambu biji merah yang berwarna bening menjadi
biji merah setengah matang dan matang yang biru keunguan. Pada sampel Jambu biji
ditambahkan pereaksi A diperoleh warna biru setengah matang dan matang tidak diperoleh
keruh. Reaksi yang terjadi adalah warna biru keunguan yang disebabkan oleh
warna larutan sampel yang keruh meskipun
telah disaring sebanyak dua kali sehingga sebagai titer. Larutan DCIP yang digunakan
perubahan warna yang dihasilkan hanya untuk titrasi distandarisasi dengan larutan
berwarna biru pucat. Vitamin C bersifat asam vitamin C standar. Vitamin C standar
yang larut dalam pelarut polar, sehingga ditambahkan larutan asam metafosfat-asetat
untuk hasil yang terbaik digunakan NaOH dan dititrasi dengan Na-2,6 diklorofenol
yang bersifat basa. Alasan penambahan Indofenol sampai diperoleh titik akhir titrasi
NaOH adalah untuk mempercepat terjadinya (merah muda mantap). Dan selanjutnya
reaksi antara sampel dan pelarut. dilakukan titrasi blanko menggunakan
Penambahan pereaksi besi (II) sulfat larutan asam metafosfat-asetat. Kadar larutan
digunakan sebagai pengoksidasi vitamin C baku 2,6-diklorofenol indofenol dinyatakan
sehingga terjadi perubahan warna ungu. Pada dengan kesetaraan dalam mg asam askorbat.
sampel Jambu biji merah setengah matang Hasil perhitungan kesetaraan yang diperoleh
dan matang tidak diperoleh warna ungu yang adalah 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol setara
disebabkan oleh warna larutan sampel yang dengan 0,429 mg vitamin C.
keruh sehingga perubahan yang dihasilkan Sampel Buah Jambu biji merah
hanya berwarna ungu pucat. Larutan pereaksi (Psidium guajava L.) diblender dengan asam
Na-2,6 diklorofenol Indofenol (DCIP) metafosfat-asetat kemudian difiltrasi dengan
menyebabkan hilangnya warna terhadap menggunakan kertas saring. Penggunaan
larutan sampel. Apabila Na-2,6 diklorofenol asam metafosfat-asetat pada saat sampel
Indofenol (DI) direduksi oleh vitamin C maka diblender bertujuan untuk mencegah logam
larutan akan menjadi tidak berwarna, dan katalis lain mengoksidasi vitamin C.
apabila semua vitamin C sudah mereduksi Selanjutnya filtrat dititrasi dengan Na-2,6
Na-2,6 diklorofenol Indofenol (DI) maka dichlorophenol indophenol (DCIP) sampai
akan terjadi pewarnaan. titik akhir titrasi (merah muda). Dilakukan
Berdasarkan penelitian analisis titrasi blanko menggunakan asam metafosfat-
kualitatif pada Jambu biji merah matang, asetat dan dititrasi dengan Na-2,6
setengah matang, dan mentah dengan diklorofenol indofenol.
pereaksi A, pereaksi B, dan pereaksi C
diperoleh hasil bahwa Buah Jambu biji merah
positif mengandung vitamin C. Selanjutnya
dilakukan penelitian analisis kuantitatif pada
Buah Jambu biji merah mentah yang
memiliki hasil lebih bagus dengan metode
titrasi menggunakan Na-2,6 diklorofenol
Indofenol (DCIP).

Tabel 2 Hasil Kesetaraan larutan Na-2,6


diklorofenol Indofenol dengan
Gambar 2 reaksi yang terjadi pada penetapan
vitamin C standar
kadar asam askorbat dengan metode DCIP
Volume Perhitungan kadar yang diperoleh
W Kesetar
diklorofenol adalah 0,429 mg atau 42,9 mg/ 100 gram
vit. V aan
Indofenol (ml) Buah Jambu biji merah mentah. Hasil yang
C (ml) (mg)
(mg) Vrata- diperoleh berbeda dengan kandungan vitamin
V1 V2 C pada Jambu biji merah (Psidium guajava
rata
L.) yaitu 87 mg/ 100 gram. Perbedaan
50 7 12 15 13,5 0,4045
kandungan asam askorbat pada buah-buahan
50 7 13 15 14 0,429 dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
50 7 12 14 13 0,4125 antara lain varietas, spesies, kultivar, dan
kondisi panen. Variabel lain yang
Pada penelitian ini kadar asam berpengaruh adalah suhu lingkungan, proses
askorbat diukur dengan menggunakan fotosintesis, kelembaban relatif, stres
metode titrasi Na-2,6 diklorofenol Indofenol. oksidatif, paparan matahari. Polutan juga
Larutan Na-2,6 diklorofenol Indofenol dianggap sebagai kontributor utama yang
digunakan sebagai titran dan pada larutan mempengaruhi variasi kandungan asam
sampel yang ditambahkan asam metafosfat askorbat. Tingkat kematangan buah
mempengaruhi banyaknya kadar vitamin C Febrianti, Novi, Rohmana M.I., Yunianto,
pada buah. Semakin matang buah maka Irfan., dan Dhaniaputri, Risanti, 2015,
semakin tinggi kadar asam askorbatnya. Hal Perbandingan Aktivitas Antioksidan
ini disebabkan karena selama proses buah pepaya (Carica papaya L.) dan
pemasakan buah mengalami peningkatan buah jambu biji merah (Psidium
kadar askorbat. guajava L). Jurnal [Internet]. [diakses
pada 09 Maret 2017]. Tersedia pada :
PENUTUP http://research-
Kesimpulan report.umm.ac.id/index.php/research-
Berdasarkan penelitian yang telah report/article/download/703/908.
dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Firmansyah, Erwin, 2014, Analisis
a. Pada analisis kualitatif sampel Jambu
Kandungan Vitamin C. Malang :
biji merah (Psidium guajava L.) mentah,
Universitas Brawijaya
setengah matang, dan matang positif
mengandung vitamin C yang ditandai Hidayah, N., 2009, Sifat Optik Buah Jambu
dengan adanya perubahan warna setelah Biji (Psidium guajava) yang disimpan
penambahan larutan pereaksi tembaga dalam Toples Plastik Menggunakan
(II) sulfat 0,5 % (biru keunguan), besi Spektrofotometer Reflektans UV-Vis,
(II) sulfat 0,2 N (ungu), larutan NaOH Skripsi, Institut Teknologi Bogor.
0,1 N dan larutan Na-2,6 dichlorophenol
indophenol (DCIP) 0.5 mg/ml P.S., Rizky, 2011, Peranan Vitamin C dalam
(menghilangkan warna larutan). Perawatan Kulit. Bandung :
b. Pada analisis kuantitatif sampel Jambu Universitas Islam Bandung
biji merah mentah (Psidium guajava L.) Putra, Azhar, 2011, Penetapan Kadar
dengan metode titrasi dengan Na-2,6 Vitamin C dari Bawang Putih (Allium
dichlorophenol indophenol (DCIP) sativum L) Secara Titrasi 2,6-
diperoleh kadar vitamin C sebesar 0,429 Diklorofenol Indofenol,
mg/ gram atau 0,2145 mg/ g. skripsi,Universitas Sumatra Utara,
Medan
Saran
Disarankan kepada masyarakat S.P., Parimin, 2005, Jambu Biji; Budidaya
untuk lebih memilih mengonsumsi buah- dan Ragam Manfaatnya. Google Book
buahan segar dibandingkan buah-buahan halaman 11-12[Internet]. [diakses
yang telah diolah karena kandungan pada 11 Maret 2017]. Tersedia pada :
antioksidan yang terdapat dalam buah segar http://books.google.co.id/books?id=y
sangat mudah teroksidasi setelah mengalami Btep1lW3swC&pg=PA11&dq=morfo
pengolahan. logi+jambu+biji&hl=id&sa=X&redir
_esc=y.
DAFTAR PUSTAKA Setiawan, A., Sahudi, dan Mahrozah, W.,
Agustinus, 2009, Studi Hematologis Potensi 2009, Penentuan Kadar Vitamin C
Metabolik Jambu Biji Merah (Psidium Dalam Buah Jambu Biji Merah.
guajava L.) pada Penderita Demam Yogyakarta : Akademi Teknologi
Berdarah Dengue,Skripsi. Institut Kulit
Pertanian Bogor, Bogor. Suprianto, La Ode, 2010, Analisis Kadar
Anonim, 1979, Card System dan Reaksi Vitamin C pada Buah Jambu Biji
Warna. Institut Teknologi Bandung Merah (Psidium guajava L.)
Berdasarkan Suhu Penyimpanan,
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi Thesis, Universitas Muhammadiyah
ke IV. Departemen Kesehatan. Semarang, Semarang.
Republik Indonesia.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi
ke III. Departemen Kesehatan.
Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai