Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 16 Juni 2023

Biokimia Hewan Waktu : 08:00 – 11:00 WIB


PJP : Rini Kurniasih, SSi, Msi
Asisten :Rara Annisaur Rosyidah,S.Si

VITAMIN
Kelompok 4
Pradita Ahmad Setiawan 02.12.22.152
Wilda Ali Putri 02.12.22.161
Bayu Aji D. 02.12.22.135
Rahma Yana K. 02.12.22.153

PROGRAM STUDI KESEHATAN HEWAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Vitamin berasal dari “vitamine”, dibuat oleh ahli biokimia Polandia Kazimierz
Funk pada tahun 1912. Kata vitamin pada saat itu merujuk pada suatu
mikronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, kekurangan dari konsumsi
senyawa ini adalah menimbulkan penyakit beri-beri. Senyawa ini dikenal dengan
tiamin. Tiamin mengandung senyawa amin, namun pada saat ini tidak semua
vitamin mengandung senyawa amina.
Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran
penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh. Meski bukan sumber energi
untuk tubuh, vitamin sangat diperlukan untuk pertumbuhan.
Vitamin yang dikenal saat ini antara lain vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin
D, vitamin E, dan vitamin K. Vitamin A,D,E,K adalah vitamin yang larut dalam
lemak, vitamin ini dapat disimpan dalam lemak tubuh dan hati sampai tubuh
membutuhkannya. Vitamin B dan C adalah vitamin yang larut dalam air. Vitamin
ini memiliki jumlah yang sedikit di dalam tubuh sehingga harus terus dikonsumsi
setiap hari dalam jumlah yang cukup.
Fungsi utama vitamin bagi tubuh adalah sebagai pengatur kerja alat-alat tubuh
agar lancar serta mengatur pertumbuhan organ-organ tubuh agar selaras.
Vitamin C atau biasa disebut asam L-askorbat, juga kadang disebut askorbat
(asam amino askorbat), merupakan nutrisi yang penting bagi manusia. Askorbat
dan asam askorbat secara alami ada dalam tubuh ketika salah satunya masuk
kedalam sel, karena keduanya merupakan suatu bentuk interconvert.
Vitamin C adalah vitamin esensial karena manusia tidak dapat menghasilkan
sendiri vitamin C, sehingga diperlukan asupan dari makanan. Vitamin C berperan
penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran.
sebagai antioksidan vitamin C mampu menetralkan radikal bebas pada tubuh.
Pada saat mengalami infeksi, dibutuhkan vitamin C dalam jumlah yang besar
untuk membantu sel darah putih menghancurkan kuman penyakit. Melalui
pengaruh pencahar, vitamin C dapat meningkatkan pembuangan feses. Oleh
karena itu mengkonsumsi vitamin C dianjurkan 60 mg per hari, apabila terlalu
banyak mengkonsumsi vitamin C akan mengakibatkan diare.

Secara fisiologis vitamin C merupakan campuran asam L-askorbat. Asam


L-askorbat dapat mengalami oksidasi menjadi monodehidroaskorbat dan terjadi
radikalisasi menjadi dehidroaskorbat, kedua-duanya mempunyai vitamin aktivitas
sebab keduanya dapat tereduksi menjadi askorbat.
Vitamin C berperan dalam melindungi tubuh terhadap penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, flu ringan, pencegah radikal bebas, dehidrasi makula, pre-eklampsia.
Tujuan pada praktikum kali ini adalah untuk mengetahui prinsip titrasi dan
penentuan kadar vitamin C.
BAB II
METODE

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilakukan di laboratorium kampus Politeknik Pembangunan


Pertanian Bogor (Polbangtan Bogor) pada hari Jumat, 16 Juni 2023 pukul
08:00-11:00 WIB.

B. Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan yaitu, pipet hisap, bulb, pipet tetes, labu erlenmeyer,
buret. Bahan yang digunakan diantaranya tablet vitamin C, you C 1000,
aquades, H2SO4 2N, larutan iod 0,1N, larutan tiosulfat dan pati sebagai
indikator.

C. Prosedur percobaan
1. Penentuan vitamin C dalam tablet
Larutkan 50 mg contoh (tablet vitamin C) ke dalam 5 mL aquades dingin
yang telah dididihkan sebelumnya. Tambahkan 3 mL H2SO4 2 N dan
segera tambahkan pula 10 mL larutan iod 0.1 N.
Lakukan penitaran dengan larutan tiosulfat 0.1 N dan sebagai indikator
dipakai larutan pati. Lakukan juga titrasi blanko (tanpa contoh) dan
dikerjakan seperti untuk contoh. Hitung jumLah mL tiosulfat yang
digunakan, dan tentukan kadar vitamin C dalam tablet. 1 mL tiosulfat
setara dengan 8.8 mg vitamin C.
2. Penentuan vitamin C dalam larutan (you C 1000)
Masukkan air larutan you C 1000 ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya
kerjakan seperti percobaan 1. Untuk 5 mL larutan yang digunakan
tambahkan 10 mL larutan iod 0.1 N. Lakukan pula penitaran larutan
blanko.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Kadar Vitamin C

Kadar Tiosulfat
Kadar Vit C
Sampel
Volume Volume Volume Volume (mg/ml)
awal Akhir terpakai terkoreksi

Blanko 18 29 11 - -
Tablet ulangan 1 0 5 5 6 10,56
Tablet ulangan 2

Rata-rata

Blanko 5 13 8 - -
Larutan ulangan 1 13 18 5 3 5.28
Larutan ulangan 2

Rata-rata

sebelum dititrasi setelah dititrasi

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Vitamin C
bersifat sangat larut dalam air, mudah teroksidasi dan dipercepat oleh panas, sinar,
alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan
terhambat apabila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam, atau pada suhu
rendah. Tablet vitamin C umumnya dikonsumsi oleh masyarakat sebagai
suplemen antioksidan.
Prinsip penentuan kadar vitamin C dapat dianalisis dengan menggunakan titrasi
redoks berupa titrasi balik iodometri. Prinsip dari analisis ini adalah mereaksikan
asam askorbat dengan iodin yang tersisa dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat.
Titrasi iodometri merupakan jenis reaksi redoks yang mengukur jumlah iodin
yang tersisa dari hasil reaksi redoks antara vitamin C dengan reaktan. Indikator
yang digunakan adalah pati yang ditambahkan saat melakukan titrasi. Titrasi ini
menggunakan baku iodin digunakan untuk senyawa-senyawa yang bersifat
reduktor yang cukup kuat seperti vitamin C.
Larutan H2SO4 ditambahkan agar larutan Iod tidak mengalami oksidasi saat
dicampurkan dengan larutan vitamin C yang bersifat oksidator. Pereaksi Iod dan
pati ditambahkan sebagai indikator pada saat titrasi untuk menentukan kadar
vitamin C. Iod akan bereaksi dengan titran mengubah warna menjadi kuning
pucat. Penambahan iod mengubah warna menjadi biru tua karena amilum dan I2
membentuk suatu kompleks berwarna. Setelah dititrasi, larutan bereaksi terhadap
titran dengan berubah menjadi kuning pucat. Sehingga titik akhir titrasi tampak
jelas dengan terjadinya perubahan warna (titik ekivalen).
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar asam askorbat dari vitamin C
tablet dan larutan. Pada percobaaan titrasi ini kami menggunakan pati sebagai
indikator. Berdasarkan tabel didapatkan kadar vitamin C dari larutan sebesar 5,28
mg/mL, lebih kecil dibandingkan dengan tablet yang sebesar 10,56 mg/mL.
Hasil dari penentuan kadar pada larutan sedikit berbeda dari literatur yang
menyatakan kadar vitamin C dalam sari buah jeruk adalah 4.42 mg/100 ml.
Sedangkan kadar vitamin C dalam tablet berdasarkan perhitungan adalah 75 mg/5
mL atau sekitar 15 mg/mL. Perbedaan hasil percobaan dengan literatur mungkin
disebabkan sampel yang terlalu encer, pengaruh suhu, pengaruh cahaya matahari
saat distribusi atau penyimpanan yang atau pengaruh waktu penyimpanan yang
dapat menurunkan kadar vitamin C.
BAB IV
SIMPULAN

Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran


penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh. Meski bukan sumber energi
untuk tubuh, vitamin sangat diperlukan untuk pertumbuhan. Vitamin yang dikenal
saat ini antara lain vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan
vitamin K yang larut dalam lemak, dan Vitamin B dan C yang larut dalam air.
Salah satu metode penentuan kadar vitamin C adalah dengan metode iodometri
tak langsung karena iod terlebih dahulu dititar dengan natrium tiosulfat.
H2SO4 ditambahkan agar larutan Iod tidak mengalami oksidasi saat dicampurkan
dengan vitamin C. Pati digunakan sebagai indikator untuk mengindikasikan titik
ekivalen. Hasil penentuan kadar vitamin C dari sari buah jeruk dan tablet
menunjukkan kadar vitamin C pada tablet lebih besar daripada di dalam sari buah
jeruk. Rata-rata kadar vitamin C dari sari buah sebesar 5,28 mg/mL, sedangkan
tablet sebesar 10.56 mg/mL.
DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto. 2019. Vitamin bagi Tubuh. Semarang : Mutiara Aksara.


Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia. Jakarta (ID) : Bumi Aksara
Mursyidi, A .& Rohma, A. 2017. Pengantar Kimia Farmasi Analisis volumetri
dan Gravimetri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Sumbono, Aung. 2021. Vitamin Seri Biokimia Pangan Dasar. Sleman :
Deepublish.
Yuda PESK, Suena NMDS. 2016. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap kadar
tablet vitamin C yang diukur menggunakan metode spektrofotometri UV VIS.
Jurnal Medicamento. 2(1) : 23-27.

Anda mungkin juga menyukai