UJI VITAMIN C
26/03/2021
DISUSUN OLEH:
KLS/SMT : BIOLOGI-B/2
B. Vitamin C
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam air (aqueous
antioxidant). Vitamin C merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa
oksigen reakstif dalam plasma dan sel. Vitamin C berbentuk kristal putih dengan berat molekul
176,13 dan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C mudah teroksidasi secara reversibel membentuk
asam dehidro L-asam askorbat dan kehilangan 2 atom hidrogen. Vitamin C termasuk salah satu
vitamin esensial karena manusia tidak dapat menghasilkan vitamin C di dalam tubuh sendiri,
vitamin C harus diperoleh dari luar tubuh (Sibagariang, 2010).
Struktur Vitamin C Kecepatan degradasi vitamin C sangat tergantung kondisi
penyimpanannya. Degradasi vitamin pada sari buah jeruk sangat dipengaruhi oleh suhu
penyimpanan, pada suhu 7ᵒC kecepatan degradasi lebih kecil dibandingkan pada suhu 28ᵒC.
Sedangkan, penyimpanan buah jeruk selama 15 hari akan menurunkan kadar vitamin C dari
18,90 mg/110 g menjadi 17,18 mg/100 g. Namun, penyimpanan sari buah jeruk pada suhu
refrigerator dapat menekan perubahan citarasa maupun degradasi vitamin C serta komponen lain
dalam sari buah jeruk. Pada penyimpanan selama 72 jam pada suhu antara 4 -120C kehilangan
vitamin C sekitar 20% dan sedikit penurunan akseptabilitas. Selain itu, dalam penyimpanan yang
terlalu lama kadar vitamin C akan semakin berkurang (Wariyah, 2010).
Kebutuhan tubuh akan vitamin C kurang lebih 30 mg setiap hari. Vitamin C atau asam
askorbat bersifat sensitif terhadap pengaruh luar seperti suhu, oksigen, katalis dan lain-lain yang
menyebabkan kerusakan. Kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan atau
skorbut. Juga timbul sakit, pelunakan, dan pembengkakan kaki bagian paha. Pada anak yang
giginya telah keluar, gusi membengkak, empuk, dan terjadi perdarahan (winarno,2004).
Vitamin C dapat ditemukan pada bahan makanan nabati maupun hewani. Sumber utama
vitamin ini adalah buah-buahan dan sayur-sayuran seperti melon, jeruk, tomat, strowberi,
aspargus, brokoli, kubis, dan kembang kol. Sedangkan bahan makanan yang berasal dari hewan
seperti daging dan susu kandungan vitamin C nya lebih sedikit (Ausman, 1999).
C.Metode
Alat dan Bahan
● Gelas plastik
● Cobek
● Saringan
● Sendok
● Wadah plastik kecil
● Betadine
● Tomat
● Tablet Vit C
● Minuman(Minute mind)
D.Prosedur
Pertama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum kemudian setelah alat dan
bahan terkumpul kita mulai dari memotong tomat kemudian menghaluskannya menggunakan cobek agar
sari/air tomat dapat diperoleh kemudian setelah dihaluskan tomat di saring menggunakan saringan dan
tampung sari tomat dengan wadah plastik,setelah itu kita siapkan 3 buah gelas plastik yang telah kita beri
label masing-masing dengan label: tablet vit c,minuman sintesis vit c dan sari buah(tomat),lalu setelah itu
kita mulai teteskan sekitar 10 tetes betadine kedalam masing-masing gelas yang telah kita beri label
tadi,kemudian masukan 1 tablet vit c ,3 sendok minuman sintesis vit c dan 3 sendok sari buah(tomat)
kedalam masing-masing gelas yang telah diberi label kemudian amati perubahan yang terjadi pada larutan
betadine setelah diberi tablet vit c,minuman sintesis vit c dan sari buah tomat.
E.Data Pengamatan
NO Pereaksi : Iodium Betadine Hasil Pengamatan
Pengujian Vitamin C Ada/tidaknya Vit.C
1. Vitamin C Tablet Dengan 10 tetes ✔
betadine dan air
sebanyak 1 sendok
2. Ekstrak Buah (Buah bebas) Dengan 10 tetes -
betadine
3. Minuman sintesis vitamin C Dengan 10 tetes ✔
betadine
F.Hasil dan Pembahasan
Dalam pengujian ini menggunakan betadine sebagai indikator keberadaan vitamin C. Pada kemasan
betadine tertera bahwa betadine mengandung povidone iodine 10% yang setara dengan iodine 1%. Iodine
ini lah yang sebenarnya menjadi indikator, karena reaksi antara asam askorbat dalam vitamin C dan iodin
akan menghilangkan warna dari iodine.Setelah dilakukan pengujian, terlihat urutan vitamin C pada
sampel dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah Tablet vitamin C, Minuman sintesis Vit C
(Minute mind),Perasan air Tomat.Kandungan vitamin C dalam buah-buahan ataupun sayuran memang
tidak setinggi vitamin C dalam tablet. Namun jika dilihat dari kebutuhan vitamin C 100mg/hari, konsumsi
buah dan sayur sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan vitamin C. Ditambah lagi di dalam buah-
buahan banyak juga terdapat zat lain yang juga berguna bagi tubuh. Sehingga juga dapat memenuhi
kebutuhan zat lain selain vitamin C.
G.Pertanyaan
4. Indikator perubahan warna pada air perasan buah akan berubah warna menjadi lebih jernih.
Contohnya, air perasan tomat yang berwarna kekuningan, akan berubah menjadi jernih jika
ditetesi larutan iodine atau betadine. Warna yang berubah menjadi lebih jernih memberikan
tanda bahwa buah tersebut memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Semakin jernih
warnanya, maka semakin tinggi vitamin C di dalamnya.
5. Yaitu sebagai indikator, karena reaksi antara asam askorbat dalam vitaminC dan iodin akan
menghilangkan warna dari iodine.
6. Menurut saya Vit C alami lebih baik karena Pemberian Vitamin C (tablet) Dosis tinggi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh akan mengganggu fungsi Ginjal bahkan akan
mengakibatkan gagal Ginjal dalam jangka panjang. Namun, jika kita kelebihan Vitamin C alami
dari sumber buah dan sayur pada tubuh kita, maka tubuh tetap akan membuangnya dengan cara
Ginjal tetap tersenyum dan tidak jadi beban.Untuk itu, Bijaklah memberikan Vitamin C dari
Sumber Alami yaitu Buah dan Sayur.
H. Kesimpulan
Setelah dilakukan uji kualitatif terhadap kandungan vitamin C pada berbagai sampel makanan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kandungan vitamin C paling tinggi berturut turut adalah
pada Tablet Vit C(L-500),Minuman Sintesis Vit C(Minute Mind Pulpy Orange),Air Perasan
Tomat.
Daftar Pustaka
Ausman, L.M. 1999. Criteria and Recommendation for Vitamin C Intake (Brief Critical
Review). Nutr. Rev. 57, 222-224.
Paramita, I. 2014. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar
Pinggang pada Perempuan Usia Dewasa Muda. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wariyah, C., 2010. Vitamin C Retention and Acceptability of Orange (Citrus nobilis var.
microcarpa) Juice During Storage in Refrigerator. Jurnal AgriSains Vol.1 No.1.
Aryulina, Diah dkk.2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : ESIS.
Perretta, L. 2006. Makanan Untuk Otak. Jakarta: Erlangga Perricone, N. 2007. The Perricone
Prescription. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Watson,D.2010. Analisis Farmasi: Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia
Farmasi, Edisi 2. Jakarta: EGC Yuliarti, N. 2009. A To Z Food Supplement. Yogyakarta: Andi
LAMPIRAN