Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Hari,Tanggal : Selasa, 15 November 2022

Biokimia Waktu : 11.00 – 13.50 WIB


PJP : Dr.rer.nat. Rahardian Pratama S.si., M.si.
Asisten : 1. Fatmawati., Ssi
2. Fernanda Chairunisa, S.si.

VITAMIN C

Kelompok 3

Puan Syahrani Utami J0312211129


Gustia Wilam Sari J0312211017
Nabhan Palar Pastha J0312211114
Daninta Putri Novira J0312211183
Dinda Yasmin Prabowo J0312211203

PROGRAM STUDI ANALISIS KIMIA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
PENDAHULUAN

Vitamin adalah senyawa organik yang memiliki bobot molekul kecil,


berperaan penting terhadap metabolisme tubuh makhluk hidup dan tidak bisa
disintesis oleh tubuh manusia. Selain itu, vitamin adalah mikro zat gizi organik
esensial yang dibutuhkan tubuh. vitamin bekerja sebagai katalisator yang
memungkinkan terjadinya metabolisme pada makronutrien Oleh sebab itu,
defisiensi vitamin dapat menyebabkan penyakit mulai dari ringan sampai berat.
Misalnya kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan, kekurangan vitamin
B bisa menyebabkan beri-berim vitamin D dapat mencegah penyakit Rachitis
(pelapukan tulang) (Atma 2018).
Vitamin dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu vitamin larut dalam
air, dan vitamin larut lemak. Vitamin yang larut dalam air antara lain tiamin (B1),
riboflavin (B2), niasin (B3), piridoksin (B6), asam pantotenat, biotin, asam folat,
vitamin B12, dan vitamin C (asam askorbat). Vitamin yang larut dalam lemak
antara lain vitamin A,D,E, dan K. vitamin larut dalam air berperan sebagai koenzim
dalam metabolit karbohidrat, lipid, dan protein. Tiamin adalah vitamin yang
berperan dalam aktivitas enzim dalam mengubah asam piruvat menjadi asetil
konzim A. vitamin riboflavin dan niasin berperan untuk produksi FAD dan NAD
yang berfungsi sebagai koenzim yang mentransfer hydrogen selama respirasi sel.
Vitamin piridoksin adalah kofaktor untuk enzim yang terlibat dalam metabolisme
asam amino. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan penangkal radikal bebas
yang dapat merusak jaringan. Vitamin larut lemak berperan penting dalam tubuh.
Vitamin A adalah sejumlah molekul yang mencakup retinol, retinal. dan asam
retinoal yang berperan penting dalam penglihatan. Sebagian besar molekul ini
berasal dari β-karoten makanan seperti wortel, sayuran berdaun, dan kuning telur.
Vitamin D diproduksi oleh kulit untuk mengatur keseimbangan kalsium. Vitamin
yang larut dalam air tidak disimpan di dalam tubuh. Kelebihan vitamin akan
dikeluarkan bersama urin. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan lemak, hati, dan otot tubuh (Purnamasari, et al 2022).
Pengukuran kadar vitamin D di dalam darah dapat dilakukan dengan
menggunakan metode ELIZA (Enzimed-link immunasorbent Assay). Secara umum
ada dua pengukuran kadar vitamin D, yaitu dilakukan dengan mengukur kadar
1,25(OH)2D3 atau mengukur kandungan 25(OH)D3 di dalam darah (Hermawan
2021). Kadar vitamin C pada suatu bahan pangan dapat diukur dengan metode
titrasi dan metode spektrofotometri. Ada tiga cara dalam menentukan kadar vitamin
C dengan metode titrasi yaitu, metode titrasi iodometri, metode 2,6
Dichloroindophenol), dan titrasi asam basa. metode titrasi iodometri yaitu metode
ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak memerlukan
peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium sebagai oksidator
yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai indikatornya. metode
2,6 Dichloroindophenol) Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil
yang lebih spesifik dari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel
ditambahkan asam oksalat atau asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis
lain mengoksidasi vitamin C. Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga
dari larutan 2,6 D dan asam metafosfat sangat mahal. Titrasi Asam Basa merupakan
contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara atau metode, yang menggunakan larutan
yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila
larutan yang diuji bersifat basa maka titran harus bersifat asam dan sebaliknya.
Untuk menghitungnya kadar vitamin C dari metode ini adalah dengan mol NaOH
= mol asam Askorbat. metode spektrofotometri, pada metode ini, larutan sampel
(vitamin C) diletakkan pada sebuah kuvet yang disinari oleh cahaya UV dengan
panjang gelombang yang sama dengan molekul pada vitamin C yaitu 269 nm.
Analisis menggunakan metode ini memiliki hasil yang akurat. Karena alasan biaya,
metode ini jarang digunakan (Ika 2009).
Kandungan nutrisi buah jeruk keprok kaya akan vitamin C yang dapat
berfungsi sebagai antioksidan. Nilai ORAC jeruk manis cukup tinggi yaitu berkisar
750. Ada lebih dari 170 macam fitronutrisi dan 60 macam flavonoid pada jeruk
keprok. Flavonoid yang paling banyak ditemukan ialah hesperitin, narigin,
antosianin, asam hidroksi sinamat, dan berbagai macam polifenol. Secara umum,
kandungan zat aktif yang terdapat di dalam jeruk keprok ialah alkaloid, polifenol,
flavonoida, pektin, coumarin, saponin, minyak atsiri, vitamin C, vitamin A, B1, B2,
asam folat, mineral besi, fosfor, kalium, kalsium, gula sederhana, dan nobiletin
(Hamidah 2018). Berdasarkan pernyataan di atas, didapatkan tujuan dari percobaan
ini ialah untuk mengetahui kadar vitamin C pada minuman dan tablet menggunakan
teknik analisis kuantitatif titrasi iodometri tidak langsung.

METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 15 Oktober 2022 pukul 11.00-


13.50 WIB bertempat di Laboratorium GG KIM 01, Sekolah Vokasi, Institut
Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini ialah buret 50,00 mL, pipet Mohr
10,0 mL, pipet tetes, erlenmeyer 100 mL, gelas piala 250 mL, bulb merah, bulb
hitam, kaki tiga, kasa asbes, spirtus, mortan, pastle, sudip, kaca pengaduk, cawan
petri, neraca analitik, dan korek api.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah tablet vitamin C (vitamin
C IPI), minuman vitamin C ( You C1000 Vitamin Orange), akuades, larutan H2SO4,
larutan I2 0,1 N, amilum 1%, dan larutan Na2S2O3 0,N.
Prosedur Percobaan

Uji Blanko, Blanko dititrasi dengan dipepet akuades sebanyak 5 mL.


Sebanyak 3 mL H2SO4 ditambahkan ke dalam larutan dan dihomogenkan.
Sebanyak 10 mL Iodin 0.1 N ditambahkan ke dalam erlenmeyer saat titrasi ingin
dilakukan. Titrasi dilakukan dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga larutan berubah
warna dari hitam menjadi hitam kecoklatan. Setelah itu, ke dalam erlenmeyer
dipipet 2 tetes amilum dan titrasi dilanjutkan sampai larutan berubah warna dari
biru menjadi larutan tidak berwarna.

Kadar tablet vitamin C, tablet yang sudah di gerus ditimbang sebanyak 50


mg. Lalu, akuades panas dipipet ke dalam erlenmeyer berisi tablet sebanyak 50 mL.
Sebanyak 3 mL H2SO4 ditambahkan ke dalam larutan dan dihomogenkan.
Sebanyak 10 mL Iodin 0.1 N ditambahkan ke dalam erlenmeyer saat titrasi ingin
dilakukan. Titrasi dilakukan dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga larutan berubah
warna dari hitam menjadi hitam kecoklatan. Setelah itu, ke dalam erlenmeyer
dipipet 2 tetes amilum dan titrasi dilanjutkan sampai larutan berubah warna dari
biru menjadi kuning seulas.
Kadar minuman vitamin C, sebanyak 5 mL larutan vitamin C dipipet ke
dalam Erlenmeyer. Lalu, akuades dipipet ke dalam erlenmeyer berisi sampel
minuman sebanyak 5 mL. Sebanyak 3 mL H2SO4 ditambahkan ke dalam larutan
dan dihomogenkan. Sebanyak 10 mL Iodin 0.1 N ditambahkan ke dalam
erlenmeyer saat titrasi ingin dilakukan. Titrasi dilakukan dengan larutan Na2S2O3
0,1 N hingga larutan berubah warna dari hitam menjadi hitam kecoklatan. Setelah
itu, ke dalam erlenmeyer dipipet 2 tetes amilum dan titrasi dilanjutkan sampai
larutan berubah warna dari biru menjadi kuning seulas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Titrasi adalah analisis kuantitatif dengan cara mengukur volume, sejumlah


sampel yang akan dianalisis direaksikan dengan larutan standar yang
konsentrasinya sudah diketahui dengan teliti. Titrasi merupakan metode analisis
kimia yang cepat, akuran dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu
unsur atau senyawa dalah larutan. Berdasarkan hasil reaksi yang terjadi antara zat
yang akan ditentukan dengan larutan standar, maka titrasi dikelompokan menjadi
empat macam titrasi yaitu, titrasi netralisasi merupakan proses titrasi yang tidak
mengakibatkan terjadinya perubahan valensi/terbentuknya endapan/terjadinya
kompleks dari zat-zat yang saling bereaksi. Titrasi netralisasi berdasarkan pada
reaksi netralisasi antara ion hydrogen dari asam dan ion hidroksida dari basa.
Contoh dari titrasi netralisasi ialah titrasi asidimitri, yaitu titrasi terhadap larutan
basa dengan larutan standar asam. Kedua, titrasi alkalimetri, yaitu titrasi terhadap
larutan asam dengan larutan standar basa. Macam titrasi lainnya yaitu titrasi
pengendapan, yaitu proses titrasi yang mengakibatkan terbentuknya suatu endapan
antara zat yang akan ditentukan dengan larutan standar. Titrasi kompleksometri
ialah proses titrasi yang mengakibatkan terbentuknya suatu senyawa kompleks
antara zat yang akan ditentukan dengan larutan standarnya. Titrasi oksidasi reduksi,
ialah proses titrasi yang mengakibatkan terjadinya perubahan valensi/ perbandingan
elektron (Indayatmi 2020).
Berdasarlam cara titrasinya, titrimetri dikelompokan menjadi titrasi
langsung dan titrasi tidak langsung. Titrasi langsung ialah titrasi yang dilakukan
dengan melakukan titrasi langsung terhadap zat yang akan ditetapkan. Titrasi tidak
langsung merupakan titrasi yang dilakukan dengan cata penambahan titran dalam
larutan berlebih, kemudian kelebihan titran dititrasi dengan titran lain, volume
titrasi yang didapat menunjukan jumlah ekuivalen dari kelebihan titran, sehingga
diperlukan titrasi blanko. Larutan blanko adalah larutan yang berisi semua pereaksi
yang digunakan tanpa sampel (Indayatmi 2020).
Penetapan kadar vitamin dalam minuman kemasan dan dalam tablet
dilakukan menggunakan metode iodometri, titrasi iodometri adalah suatu proses tak
langsung yang melibatkan iod, ion iodida berlebih ditambahkan kedalam suatu agen
pengoksidasi, yang membebaskan iod dan kemudian dititrasi dengan Na2S2O3
(Natrium Tiosulfat). Titrasi iodometri merupakantitrasi redoks. Banyaknya volume
Natrium Tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang
dihasilkan sebagai titrat dan setara dengan banyaknya sampel. Larutan Natrium
Tiosulfat merupakan larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses
iodometri. Larutan ini biasanya dibuat dari garam pentahidratnya (Na2S2O3.5H2O).
Pada proses titrasi iodometri dilakukan untuk penentuan titik akhir
umumnya digunakan suatu indikator. Indikator yang digunakan pada titrasi
iodometri untuk penentuan kadar KI adalah indikator amilum. Pemberian indikator
amilum ini bertujuan untuk memperjelas titik akhir dari titrasi. Pemakaian indikator
amilum dapat memberikan warna biru gelap dari komplek iodin-amilum sehingga
indikator ini bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodin.
Penambahan indikator amilum harus menunggu hingga titrasi mendeteksi
sempurna (perubahan warna dari hitam menjadi hitam kecoklatan), hal ini
disebabkan bila pemberian indikator terlalu awal maka ikatan antara ion dan
amilum sangat kuat, amilum akan membungkus iod sehingga iod sukar lepas,
akibatnya warna biru sukar hilang dan titik akhir titrasi tidak kelihatan tajam lagi.
Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dari larutan yang
dititrasi. Iodin sebenarnya dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri
(Silviana, et al 2019). Reaksi yang terjadi antara penambahan I2 dan Na2S2O3 :

KI + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Gambar 1 Hasil reaksi titrasi iodometri dengan natrium tiosulfat (Saputra, et al


2014)

Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan sifat I2 yang
mudah menguap. Selain itu juga, fungsi H2SO4 yang bersifat asam sebelum
penambahan KI dikarena untuk mencegah KI untuk teroksidasi. Reaksi yang terjadi
antara larutan KI dengan H2SO4 :

2I- + 2H+ → I2 + H2O

Gambar 2 Hasil reaksi antara KI dengan H2SO4 (Saputra, et al 2014)

Penentuan kadar vitamin C dalam tablet dilakukan menggunakan metode


iodimetri tidak langsung. Metode iodimetri tidak langsung ini dilakukan karena
analit tidak dapat bereaksi langsung dengan titran. Titran yang digunakan pada
penentuan kali ini adalah natrium tiosulfat. Natrium tiosulfat bersifat reduktor,
asam askorbat yang memiliki gugus fungsi ester ini bersifat reduktor juga. Jika
asam askorbat langsung dititrasi dengan natrium tiosulfat makan tidak akan terjadi
reaksi apapun, karena kedua memiliki sifat yang sama, yaitu sama-sama bersifat
reduktor sehingga asam askorbat perlu direaksikan terlebih dahulu dengan iodin
yang bersifat oksidator lemah.

Gambar 3 Hasil reaksi asam askorbat (vitamin C)dengan I2 (Tembusai, et al 2021)


Oleh karena itu, pada penetuan vitamin C sampel ditambahkan larutan iodin yang
berlebih dan terukur. Sebagian iodin akan bereaksi dengan analat dan kelebihan
iodin akan bereaksi dengan titran. Iodin yang ditambahkan harus terukur yaitu
penambahan iodin harus dengan menggunakan alat gelas seperti, pipet volumetri
yang memiliki ketelitian yang tinggi. Hal ini dilakukan agar sisa iodin yang tidak
bereaksi dengan analat dapat dihitung secara stokiometri atau persamaan reaksi
kimia. (Tembusai, et al 2021). Hasil kadar vitamin C didapatkan dengan factor kali
1 mL natrium tiosulfat sama dengan 8,08 mg vitamin C.

Tabel 1 Hasil pengukuran kadar Vitamin C


Volume (mL) Kadar
Sampel Ulangan vitamin
Awal Akhir Terpakai Terkoreksi
(mg)
Blanko 0,3 17,8 17,50 17,50 -
Minuman 1 18,00 30,10 12,10 5,40 43,63
vitamin C 2 30,20 42,10 11,90 5,60 45,25
Rata-rata 12,00 5,50 44,44
Tablet 1 0,80 17,50 16,70 0,80 6,46
vitamin C 2 17,60 34,10 16,50 1,0 8,08
Rata-rata 16,60 0,90 7,27
Contoh perhitungan :

Kadar vitamin C pada minuman


Volume terkoreksi = Volume blanko – volume terpakai
= 17,50 mL – 12,00 mL
= 5,50 mL
Kadar vitamin C = volume terkoreksi x 8,08 mg/mL
= 5,50 mL x 8,08 mg/mL
= 44,44 mg

Kadar vitamin C pada tablet


Volume terkoreksi = Volume blanko – volume terpakai
= 17,50 mL – 16,60 mL
= 0,90 mL
Kadar vitamin C = volume terkoreksi x 8,08 mg/mL
= 0,90 mL x 8,08 mg/mL
= 7,27 mg

Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan kandungan vitamin C pada


minuman yaitu 44,44 mg dalam 5 mL larutan sampel atau 0,89% vitamin C dan
sehingga didapatkan kadar vitamin C dalam 140 mL ialah 1244,32 mg. Sedangkan
kadar yang didapatkan pada kemasan minuman, didapatkan kadar vitamin C
sebesar 1000 mg per 140 mL. sedangkan pada sampel obat kandungan vitamin C
didapatkan sekitar 6,47 mg dalam 50 mg sampel atau 2,64% dan kadar vitamin C
dalam kemasan yang berisi 45 gram sampel ialah 1,42 gram. Berdasarkan hasil
yang diperoleh, didapatkan minuman dan tablet tidak 100% mengandung vitamin
C melainkan ada kandungan senyawa lain di dalamnya. Hasil tersebut berbeda jauh
penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan kurniawati (2017) 238,2908 mg hal
ini bisa terjadi karena sampel yang digunakan kemungkinan berbeda, selain itu juga
karena sampel minuman yang dapat mengalami reaksi oksidasi dengan udara
menyebabkan nilai analisisnya berbeda.
Berdasarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang acuan
label gizi produk pangan tahun 2017 nilai acuan label gizi vitamin C umumnya
dapat dikomsumsi sebanyak 90 mg/hari. Secara spesifik untuk bayi dengan umur
0-6 bulan dapat mengomsumsi vitamin C sebanyak 40 mg/hari, anak umur 7-23
bulan sebanyak 40 mg/hari, anak umur 2-5 tahun dapat mengomsumsi sebanyak 45
mg/hari, ibu hamil dapat mengomsumsi vitamin C sebanyak 90 mg/hari, dan ibu
menyusui sebesar 100 mg/hari.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, rerata kadar vitamin C pada


sampel minuman YOU 1000C adalah 44,44 mg dalam 5 mL sampel. sedangkan
pada tablet vitamin C IPI didapatkan rerata kadar vitamin C sebesar 7,27 mg dalam
50 mg sampel.
DAFTAR PUSTAKA

At,a Y. 2018. Prinsip Analisis Komponen Pangan Makro dan Mikro Nutrien.
Yogyakarta (ID): Deepublish.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan.2017. Nilai Acuan Gizi.
Damayanti ET, Kurniawati P. 2017. Perbandingan metode penentuan Vitami C
pada minuman kemasan menggunakan metode Spektrofotometer UV-
Vis dan Iodometri. In dalam Seminar Nasoinal Kimia dan
Pembelajarannya, Malang (Vol, 41).
Hermawan D. 2021. Manfaat Vitamin D pada Era Pandemi Covid-19. Yogyakarta
(ID): Andi.
Ika D. 2009. Alat otomasi pengukuran kadar vitamin C dengan metode titrasi asam
basa. Jurnal Neutino. 1(2): 163-178.
Indayatmi. 2020. Analisis Titrimetri dan Gravimetri. Yogyakarta (ID): AG
Publisher.
Hamidah. 2018. Budidaya Jeruk Koprok Borneo Prima : Teori dan Praktik Menuju
Agropreneur. Sulawesi Selatan (ID): CV. Kaaffah Learning Center.
Purnamasari A, Laeto A, Khalid NF, Muzafri A. 2022. Fisiologi Manusia dan Zat
Gizi. Makkasar (ID): Cendekia Publisher.
Samputra PKB, Oka IM, Sudarma N. 2014. Pengaruh pemanasan karbon aktif
dalam penurunan kadar klor pada air. Chemistry Laboratory. 1(2): 116-
121.
Silviana E, Fauziah, Adriani. 2019. Perbandingan konsentrasi potassium iodidat
pada jangka garang matang glumpang dua hasil masakan dan proses
pengeringan alami dengan metode iodometri. Lantanida Journal. 7(2):
101-193.
Tembusai TH, Banoeri AT, Siahaan RM. 2021. Utilization of betadine as an
indicator of the presence of vitamin C (Ascorbic Acid) in fruits and
vegetable. Indonesian Journal of Chemical Science and Technology
(IJCST-UNIMED). 4(2): 54-57.

Anda mungkin juga menyukai