Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS ZAT GIZI


SEMESTER GANJIL T.A 2022/2023

ANALISA KADAR VITAMIN C

NAMA : Aulia Diva Azzahra


NIM : 205070301111023
KELAS/KELOMPOK : 5A2/6
TANGGAL, HARI : Rabu, 31 Agustus 2022

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
ANALISIS VITAMIN C
A. Tujuan
Tujuan praktikum analisa vitamin C ini adalah untuk mengenalkan metode penetapan kadar vitamin
C dan mengetahui pengaruh pengolahan terhadap kadar vitamin C pada bahan makanan.

B. Tinjauan Pustaka
Pencapaian status gizi normal pada manusia, tidak cukup dengan mmberikan komponen
makronutrien saja (Karbohidrat, protein dan lemak) namun juga komponen mikronutrien (vitamin dan
mineral). Manusia tidak dapat memproduksi vitaminnya sendiri sehingga harus didapatkan dari
makanannya, terutama vitamin C.
Vitamin C atau asam askorbat merupakan senyawa organik derivat heksosa yang mempunyai
berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6, titik cairnya 190-192 0C, bersifat larut dalam air, sedikit
larut dalam asetone dan alkohol yang mempunyai berat molekul rendah, dengan logam akan membentuk
garam, mudah teroksidasi dalam keadaan larutan terutama pada kondisi basa, katalisator Fe dan Cu,
enzim askorbat oksidase, sinar serta suhu tinggi, peka terhadap panas, stabil dalam kondisi asam (pH
rendah) dan kondisi kristal kering terbentuk kristal warna putih, reduktor kuat, rasanya masam, mudah
teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat tetapi mudah tereduksi menjadi asam askorbat kembali dan
tidak berbau (Thamrin, 2012).
Vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C
mempunyai hubungan dengan metabolime koleserol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan
sintesis kolesterol. Peran vitamin C dalam metabolisme kolesterol adalah melalui cara vitamin C
meningkatkan laju kolesterol dibuan, dalam benuk empedu, vitamin C meningkatkan kadar HDL tingginya
kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis (Khomsan, 2010)

C. Bahan dan Metode

a. Bahan dan Alat

Bahan : Alat:
1. Amilum 1% 1. Timbangan analitik
2. Yodium standart 0,01 N 2. Blender
3. Sentrifuge tube 50 ml 3. Beaker glass 250 ml
4. Kertas saring whatman 1 4. Sentrifuge besar 2000 rpm
5. Aquadest 5. Corong kaca
6. Kertas label 6. Erlenmeyer 250 ml
7. Labu ukur 100 ml 7. Pipet ukur 10 ml
8. Erlenmeyer 100 ml
9. Buret gelap 50 ml
10. Statif
11. Gelas arloji

Sampel:
1. Minuman komersil yang mengandung vitamin C (You C 1000 Lemon, You C 1000 Jeruk, Buavita rasa
mangga, Buavita rasa jeruk, dan Oronamin C)
Prosedur (diagram alir)
D. Form Hasil Praktikum

Kelompok Nama Sampel Jenis atau Merk Total Asam Askorbat


(mg/5 ml bahan)
1 You C 1000 Lemon Cair/YOU C 1000 9,328 mg/5 ml

2 You C 1000 Jeruk Cair/ YOU C 1000 12,32 mg/5 ml

3 Buavita rasa mangga Cair/Buavita 2,992 mg/5 ml

4 Buavita rasa jeruk Cair/Buavita 0,88 mg/5 ml

5 Buavitas rasa manga Cair/Buavita 0,528 mg/5 ml

6 Oronamin C Cair/Oronamin C 3,344 mg/5 ml

7 Oronamin C Cair/Oronamin C 1,32 mg/5 ml

E. Pembahasan
(Jelaskan hasil perhitungan yang Anda dapatkan, kenapa sama/berbeda dengan kadar vitamin C produk/SNI
yang seharusnya/referensi yang anda dapatkan)
Titrasi Iodometri paling banyak digunakan karena prosedurnya yang sederhana, murah, dan
tidak memerlukan peralatan laboraturium yang canggih. Titrasi ini menggunakan iodium sebagai
oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan menggunakan amilum sebagai indikatornya. Proses titrasi
untuk menentukan kadar vitamin C diawali dengan larutan vitamin C yang berperan sebagai reduktor
akan dioksidasi oleh iodium, sesudah vitamin C dalam sampel habis teroksidasi, kelebihan iodium akan
segera terdeteksi oleh kelebihan amilum yang dalam suasana basa berwarna biru (Techinamuti dan
Pratiwi, 2018).
Berdasarkan hasil praktikum, kandungan total asam askorbat pada sampel minuman komersil
yang mengandung vitamin C didapatkan dari perhitungan volume 0,01 N Yodium yang terpakai saat
dilakukannya proses titrasi. Perhitungan kandungan vitamin C dengan rumus dalam 1 mL 0,01 N Yodium
setara dengan 0,88 mg asam askorbat. Sehingga setelah dilakukan perhitungan akan diketahui kadar
asam askorbat sampel dalam 5 mL sampel. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil kadar asam
askorbat sampel You C 1000 Lemon kelompok 1 yaitu 9,328 mg/5 mL; You C 1000 Jeruk kelompok 2
sebanyak 12,32 mg/mL; Buavita rasa mangga kelompok 3 sebanyak 2,992 mg/5 mL; Buavita rasa jeruk
kelompok 4 sebanyak 0,88 mg/5 mL; Buavita rasa mangga kelompok 5 sebanyak 3,344 mg/5 mL;
Oronamin C kelompok 6 sebanyak 3,344 mg/5 mL; dan Oronamin C kelompok 7 sebanyak 1,32 mg/5 mL.
Kandungan vitamin C pada produk You C 1000 lemon sebanyak 1000 mg/140 mL sesuai dengan
nutrition facts nya. Ternyata jika kandungan vitamin C pada You C 1000 lemon kelompok 1 dikonversikan
hingga takaran saji kemasannya didapatkan hasil 261,184 mg/140 mL. Untuk kandungan vitamin C pada
You C 1000 jeruk kelompok 2 jika dikonversikan sesuai dengan takaran saji kemasannya didapatkan hasil
344,96 mg/140 mL. Kandungan vitamin C pada produk Buavita rasa mangga sebanyak 90 mg/250 mL
sesuai dengan nutrition facts nya. Ternyata jika kandungan vitamin C pada Buavita rasa mangga
kelompok 3 dikonversikan hingga takaran saji kemasannya didapatkan hasil 149,6 mg/250 mL. Untuk
kandungan vitamin C pada Buavita rasa mangga kelompok 5 jika dikonversikan hingga takaran saji
kemasannya didapatkan hasil 26,4 mg/250 mL. Kandungan vitamin C pada produk Buavita rasa jeruk
sebanyak 75 mg/250 mL sesuai dengan nutrition facts nya. Ternyata jika kandungan vitamin C pada
Buavita rasa jeruk kelompok 4 dikonversikan hingga takaran saji kemasannya didapatkan hasil 44
mg/250 mL. Selanjutnya, kandungan vitamin C pada produk Oronamin C sebanyak 145 mg/120 mL.
Kandaungan vitamin C pada Oronamin C kelompok 6 jika dikonversikan sesuai dengan takaran saji
kemasannya didapatkan hasil 80,256 mg/120 mL. Untuk kandungan vitamin C pada Oronamin C
kelompok 7 didapatkan hasil 31,68 mg/120 mL.
Setelah dilakukan perbandingan kadar vitamin C pada kemasan dengan hasil perhitungan
berdasarkan proses titrasi pada sampel, ternyata didapatkan hasil bahwa perhitungan kadar vitamin C
melalui metode titrasi iodometri terjadi perbedaan yang relatif jauh dengan kadar vitamin C pada
kemasan sampel. Hal ini dapat terjadi dikarenakan motedo titrasi iodometri memiliki kekurangan yaitu
ketidakakuratan nilai yang diperoleh karena vitamin C dapat dipengaruhi oleh zat lain (Hanum, 2019).
Selain itu, vitamin C juga merupakan salah satu vitamin yang paling tidak stabil serta mudah rusak selama
pemrosesan dan penyimpanan. Laju kerusakan dapat meningkat karena kerja logam khususnya tembaga
dan besi serta dipengaruhi oleh kerja enzim. Ezim yang mengandung tembaga atau besi dalam gugus
prostetiknya merupakan katalis yang efisien untuk menguraikan asam askorbat (Maajid dkk, 2018).

Pertanyaan:
1. Apakah fungsi dari vitamin C?
Jawab :
Vitamin C atau asam askorbat merupakan bahan yang memiliki kemampuan reduksi yang kuat dan
perannya sebagai antioksidan dalam reaksi hidroksilasi. Adapun turunan vitamin C seperti asam
eritrobik dan askorbik palmitat digunakan sebagai antioksidan dalam industri pangan untuk mencegah
proses ketengikan, browning pada buah-buahan, dan untuk mengawetkan daging. Vitamin C dalam
tubuh manusia berfungsi sebagai sistesis kolagen, sistesis karnitin, noradrenalin, serotonin, adsorbs
dan metabolisme besi, absorbs kalsium, mencegah infeksi, serta mencegah kanker dan penyakit
jantung.

2. Jelaskan prinsip analisis kadar vitamin C dengan menggunakan metode iodimetri!


Jawab :
Prinsip analisis kadar vitamin C menggunakan metode iodiometri yaitu zat pereduksi (vitamin C)
langsung dioksidasi oleh larutan baku iodium (I2). Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang
mempunyai potensial reduksi lebih kecil daripada iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang
lebih kecil daripada iodium. Titik akhir titrasi dapar ditentukan dengan bantuan indikator amilum. Pada
proses titrasi sampel menggunakan larutan I2, kelebihan iodin akan dideteksi oleh amilum yang ditandai
dengan adanya perubahan warna pada larutan sampel.

3. Jelaskan cara menyiapkan amilum 1%!


Pembuatan amilum 1% yaitu dengan cara menambahkan 1 gram bubuk/serbuk amilum ke dalam 100
ml aquades, kemudian di panaskan hingga mendidih sambil diaduk. Kemudian didinginkan sebelum
digunakan.

4. Berapakah factor pengenceran yang digunakan pada praktikum ini?


Jawab :
Faktor pengenceran = 100 ml : 25 ml
= 4 kali

5. Apa perubahan yang terjadi ketika sampel dititrasi dengan menggunakan 0,01 N Yodium?
Jawab :
Perubahan pada sampel yang telah dititrasi dengan 0,01N yodium adalah dengan berubahnya warna
larutan sampel menjadi biru keunguan.

F. Kesimpulan
(Tuliskan apa kesimpulan yang dapat anda ambil dari hasil praktikum, kesimpulan harus menjawab tujuan)

Penentuan kadar vitamin C dapat dilakukan menggunakan metode titrasi iodometri. Titrasi
iodometri terjadi karena adanya reaksi redoks yang menggunakan iodium sebagai oksidator yang
mengoksidasi vitamin C. Indikator yang digunakan yaitu menggunakan amilum dengan titik akhir titrasi
berupa terjadinya perubahan warna pada sampel menjadi biru keabu-abuan. Volume iodin yang
dibutuhkan untuk titrasi sebanding dengan kadar vitamin C. semakin besar volume iodin yang diperlukan
untuk titrasi maka semakin besar pula kadar vitamin C dalam sampel. Sifat vitamin C yang tidak stabil
tentunya dapat mempengaruhi kadar vitamin C pada proses titrasi. Selain itu, vitamin C juga dapat hilang
karena proses pengolahan seperti pemanasan, pencucian, adanya alkali, suasana basa selama
pengolahan, dan mudah teroksidasi jika terkena udara.

G. Daftar Pustaka

• Hanum, G.R., 2019. Buku Ajar Kimia Amami (Analisa Makanan Minuman). Umsida Press, pp.1-134.
• Ika, D., 2009. Alat otomatisasi pengukur kadar vitamin c dengan metode titrasi asam basa. Jurnal
Neutrino: Jurnal Fisika dan Aplikasinya.
• Khomsan, Ali.2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
• Maajid, L.A., Sunarmi, S. and Kirwanto, A., 2018. PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR
VITAMIN C BUAH APEL (Malus sylvestris Mill.). Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 3(2).
• Sari, L.D.A., Kurniawati, E., Ningrum, R.S. and Ramadani, A.H., 2021. Kadar vitamin C buah tomat
(Lycopersicum esculentum Mill) tiap fase kematangan berdasar hari setelah tanam. Jurnal Farmasi Dan
Ilmu Kefarmasian Indonesia, 8(1), pp.74-82.
• Techinamuti, N. and Pratiwi, R., 2018. Metode Analisis Kadar Vitamin C. J Farmaka Suplemen, 16.
• Thamrin, Husni, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Pangan. Poltekkes kemenkes Padang:
Jurusan Gizi
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Anda mungkin juga menyukai