Anda di halaman 1dari 5

Nama : Samratul Fuadha Yuliandari

NIM : 205070300111043
Kelas : 1A2
No. Absen : 14

Kuis 1. Larutan dan Konsentrasi


1. Sebanyak 30 g urea (Mr = 60 g/mol) dilarutkan ke dalam 100 ml air. Hitunglah
molaritas larutan!
Diketahui : Mr urea = 60 g/mol
Massa urea = 30 g
Vol air = 100 ml
Ditanya : M = ?
Jawab : M = m/Mr×1000/V
= 30/60×1000/100
= 1/2×10/1
= 5 mol/l
2. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan dalam 500 ml air untuk menghasilkan
larutan 0.15 M. (Mr NaCl = 58,5 g/mol) ?
Diketahui : Vol air = 500 ml
M = 0,15 M
Mr NaCl = 58,5 g/mol
Ditanya : Massa NaCl = ?
Jawab : M = m/Mr×1000/V
0,15 = m/58,5×1000/500
m = 58,5×0,15/2
= 4,388 gr

Kuis 2. Larutan dan Konsentrasi


1. Bagaimana cara membuat 500 mL larutan KHCO3 (kalium hidrogen karbonat) 0,1 M.
(Mr KHCO3 = 100,12 g/mol)
Diketahui : Vol air = 500 ml = 0,5 L
Konsentrasi KHCO3 = 0,1 M
Mr KHCO3 = 100,12 g/mol
Ditanya : Cara membuat = ?
Jawab : M = n/V
n = V×M
= 0,5×0,1
= 0,5 mol
m = n×Mr
= 0,05×100,12
= 5,006 gr
Cara membuat = Melarutkan 5,006 gram KHCO3 ke dalam 500 ml air
Resume Kimia Koloid
A. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893) seorang ahli fisika
Inggris. Oleh karena itu sifat ini disebut efek tyndall. Efek tyndall dapat
digunakan untuk membedakan koloid dari larutan sejati, sebab atom, molekul atau
ion yang membentuk larutan tidak dapat menghamburkan cahaya akibat
ukurannya terlalu kecil. Efek tyndall (hamburan cahaya) oleh suatu campuran
menunjukan bahwa campuran tersebut adalah suatu koloid, dimana ukuran
partikelpartikelnya lebih besar dari ukuran partikel dalam larutan, sehingga dapat
menghamburkan cahaya.
2. Gerak Brown
Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium disebut gerak Brown.
Sesuai dengan nama seorang pakar botani Inggris, Robert Brown yang pertama
kali melihat gejala ini pada tahun 1827. Robert Brown tidak dapat menjelaskan
mengapa partikel koloid dapat bergerak acak dan berliku. Akhirnya, pada 1905,
gerakan seperti itu dijelaskan secara matematika oleh Albert Einstein. Einstein
menunjukkan bahwa partikel yang bergerak dalam suatu medium akan
menunjukkan suatu gerakan acak seperti gerak Brown akibat tumbukan
antarpartikel yang tidak merata.
3. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan pergerakan partikel/zat yang bermuatan listrik pada
kondisi pH tertentu ke arah kutub listrik yang berlawanan
4. Adsorbsi
Proses adsorpsi ini merupakan peristiwa dimana partikel koloid menyerap
partikel bermuatan dari fase pendispersinya sehingga partikel koloid menjadi
bermuatan. Jenis muatannya tergantung pada jenis partikel bermuatan yang
diserap apakah anion atau kation. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua
partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam sol
padat tersebut. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi
partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation
atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.
5. Koagulasi
Koagulasi adalah proses kimia yang digunakan untuk menghilangkan bahan
cemaran yang tersuspensi atau dalam bentuk koloid. Proses koagulasi berfungsi
untuk mengendapkan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan
sendirinya melalui penambahan bahan kimia (koagulan) sehingga membentuk flok
melalui proses pengadukan cepat.
6. Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang mampu melindungi koloid lain agar
tidak mengalami koagulasi.
7. Dialisis
Dialisis merupakan suatu teknik pemurnian berdasarkan pada perbedaan
ukuran partikelnya. Dialisis dilakukan dengan cara menempatkan dispersi koloid
dalam kantung yang terbuat dari membran seperti selofan, perkamen dan
membran yang sejenis. Selanjutnya merendam kantung tersebut dalam air yang
mengalir atau air yang dialirkan.
8. Koloid Liofol dan Liofob
Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi terhadap medium
pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat dibedakan menjadi dua jenis.
Sistem koloid di mana partikel terdispersnya mempunyai daya adsorpsi yang
relatif besar disebut koloid liofil dan sistem koloid dimana partikel terdispersinya
mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob. Kolid liofil
bersifat lebih stabil, sedangkan koloid liofob bersifat kurang stabil. Koloid liofil
berfungsi sebagai koloid pelindung.
B. Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensi
Cara kondensasi adalah cara pembuatan partikel koloid dari partikel larutan
sejati, dengan kata lain pembentukan agregat berukuran koloid dari partikel kecil
seukuran molekul atau ion. Cara ini umumnya dilakukan melalui reaksi kimia.
Ada tiga jenis reaksi yang dapat menghasilkan koloid yaitu reaksi hidrolisis,
reaksi redoks, dan reaksi metatesis.
2. Cara Dispersi
Cara dispersi adalah cara pembuatan partikel koloid dari partikel yang lebih
besar. Beberapa metode yang biasa digunakan dengan cara dispersi adalah cara
mekanik, cara peptisasi, cara homogenisasi, dan cara busur listrik Bredig.

Tinjauan Pustaka

Husan (2018), Pengaruh Waktu Pengadukan Pelan Pada Koalugasi Air Rawa berisi tentang
penelitian bahwa kualitas air rawa yang telah ditambahkan dengan koagulan PAC mengalami
perubahan dari kondisi awalnya. Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa lama
pnegadukan juga mempengaruhi nilai TDS dan EC pada air rawa. Nilai terbaik yang
diperoleh pada percobaan adalah pada saat sampel dikoagulasi dengan konsentrasi PAC 40
ppm dan lamanya pengadukan 10 menit.

Mose (2017), Sistem Koloid berisi tentang pengertian koloid, jenis-jenis koloid, sifat-sifat
koloid, dan cara pembuatan koloid. Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Jenis-jenis koloid dibagi menjadi sol padat sol cair,
sol gas, emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas, buih padat, dan buih cair. Sifat-sifat koloid yaitu efek
tyndall, gerak brown, elektroforesis, adsorbs, dialisis, serta koloid liofol dan liofob. Cara pembuatan
koloid yaitu dengan cara kondensasi dan dengan cara disperse.
Viandari (2019), Kelas 11 Bergegaslah, Materi Koloid Menantimu di Sini! Berisi tentang
pengertian koloid, jenis-jenis koloid, sifat-sifat koloid, cara pembuatan koloid, dan manfaat
koloid dalam kehidupan. Sistem koloid merupakan campuran antara dua zat yang memiliki
perbedaan fase dengan partikel terdispersinya (terlarut) tersebar merata di dalam fase
pendispersi (pelarut). Jenis-jenis koloid terdiri dari aerosol, sol, emulsi, buih, dan gel. Sifat-
sifat koloid yaitu efek tyndall, gerak brown, adsorbsi, muatan koloid, kagulasi koloid, koloid
pelindung, dialysis, elektroforesis, serta koloid liofol dan liofob. Cara pembuatan koloid yaitu
dengan cara kondensasi dan dengan cara dispersi. Manfaat koloid bagi kehidupan yaitu yang
pertama, koloid biasa digunakan dalam industri kosmetik untuk membuat foundation, sampo,
pembersih wajah, dan pelembab bada, Yang kedua, dalam industri tekstil koloid biasa
dimanfaatkan dalam bentuk sol untuk membuat warna pakaian. Yang ketiga, dalam industri
farmasi koloid biasa dimanfaatkan dalam bentuk sol untuk membuat obat-obatan. Yang
keempat, dalam industri sabun, koloid dihasilkan dalam bentuk emulsi. Yang kelima, dalam
industri makanan, koloid bisa ditemukan dalam kecap,saus, susu, mayones, dan mentega.
Dan yang keenam, elektroforesis bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA.

Daftar Pustaka

Husan, H., 2018. PENGARUH WAKTU PENGADUKAN PELAN PADA KOGULASI


AIR RAWA. Jurnal Redoks, 1(1).
Mose, Y., 2017. Sistem Koloid. Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-
Explain (POE) Pada Materi Koloid Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa. 5-14.
Viandari, E., 2019. Kelas 11 Bergegaslah, Materi Koloid Menantimu di Sini! Available
[online] Quipper. Available at : https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-
koloid-kimia-kelas-11/ [Accessed at 9 Oktober 2020]

Anda mungkin juga menyukai