Disusun oleh:
Nim : 2020C1B021
FAKULTAS PERTANIAN
2021
SOAL:
Mineral
1. Definisi
2. Sifat atau karakteristik kimia
3. Fungsi metabolisme
4. Pengelompokan makro dan mikro
5. Devisiensi
Kelebihan:
Kekurangan:
Jawaban
1 definisi mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan
komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral merupakan salah satu komponen yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup dan dikenalsebagai zat anorganik. Berdasarkan kegunaannya
dalam aktivitas kehidupan, mineral terbagimenjadi dua golongan, yaitu mineral esensial dan non
esensial (Suzuki et al. 1992). Salah satu contoh mineral esensial adalah kalsium.
Mineral esensial adalah mineral yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk proses
fisiologis, dan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yang terdiri atas kalsium, klorin, magnesium,
kalium, fosforus, natrium, dan sulfur. Mineral mikro diperlukan tubuh dalam jumlah kecil,
seperti kobalt, tembaga, iodin, besi, mangan, selenium, dan seng. Keperluan optimum akan
berbagai mineral tersebut belum banyak diketahui dengan pasti, sedangkan mineral mikro dapat
ditemukan pada berbagai bagian tubuh walaupun dalam jumlah sedikit. Kekurangan (defisiensi)
mineral, baik pada manusia maupun hewan, dapat menyebabkan penyakit. Sebaliknya pemberian
mineral esensial yang berlebihan dapat menimbulkan gejala keracunan. Analisis kandungan
mineral dalam jaringan biologik dengan metode spektrofotometri serapan atom dapat
mendiagnosis kasus defisiensi atau keracunan mineral.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk
hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik
atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak;
sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air,
dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk
abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antarindividu
atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).
Sifat-sifat mineral atau kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga
kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun
kristal/mineral.
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah bersifat
listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan kimia dari
mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien
ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat.
Kimia mineral merupakan suatu ilmu yang dimunculkan pada awal abad ke-19, setelah
dikemukakannya "hukum komposisi tetap" oleh Proust pada tahun 1799, teori atom Dalton pada
tahun 1805, dan pengembangan metode analisis kimia kuantitatif yang akurat. Karena ilmu kimia
mineral didasarkan pada pengetahuan tentang komposisi mineral, kemungkinan dan keterbatasan
analisis kimia mineral harus diketaui dengan baik.
Mineral tersusun atas molekul-molekul dan molekul terdiri atas atom-atom. Molekul
paling melimpah di muka bumi adalah Oksigen. Hingga kini telah dikenal lebih dari 2.000an
jenis mineral yang ada di bumi. Mineral-mineral dapat dikenal dengan jalan meneliti unsur-unsur
yang ada di dalamnya misalnya air. Air merupakan mineral yang tidak berhablur, terdiri dari
atom hidrogen dan atom oksigen. Bijih besi dalam bahasa kimia dikenal dengan hematit.
Menurut susunan kimianya, maka akan dijumpai mineral murni, sulfida, oksida, halida, karbonat,
sulfat, fosfat dan silikat.
1. Unsur murni
Mineral sebagai unsur murni dapat dijumpai pada logam, bukan logam dan setengah
logam. Jenis mineral logam adalah emas, perak dan besi. Sementara yang bukan logam
adalah belerang, intan dan grafit. Salah satu contoh mineral setengah logam adalah
bismut.
2. Sulfida
Mineral yang terdapat dalam sulfida adalah senyawa antara logam dan setengah logam
dengan belerang. Contohnya besi dan belerang dan seng dengan belerang.
3. Oksida
Mineral oksida adalah senyawaan dengan oksigen misalnya antara silikon dengan
oksigen dan antara besi dengan oksigen. Kuarsa adalah contoh pertama sementara adalah
bijih besi.
4. Halida
Mineral yang terdapat sebagai halida adalah senyawaan dengan garam-garaman. Gram
dapur atau halit adalah contoh halida penting di kehidupan kita.
5. Karbonat
Mineral yang merupakan karbonat adalah senyawaan antara karbon, oksigen dan satu
atau lebih unsur lain. Misalnya kalsit yang terdapat di dalam gua batugamping berwujud
stalaktit dan stalagmit.
6. Sulfat
Mineral kategori sulfat adalah senyawaan antara belerang, oksigen dan satu atau lebih
unsur lain misalnya gipsum.
7. fosfat
Mineral fosfat merupakan senyawaan antara fosfor, oksigen dan unsur lain. Contohnya
adalah pupuk fosfat yang terjadi dari reaksi batugamping pada kotoran kelelawar di
dalam gua batu gamping
8. Silikat
Mineral yang terdapat sebagai silikat adalah penggabungan antara silikon, oksigen dan
unsur-unsur lain. Silikat adalah bagian terpenting dari kulit bumi. Hampir 1/3 dari semua
mineral diketahui sebagai silikat. Contohnya adalah uarsa, mika, kaolin dan talk..
Mineral esensial adalah mineral yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk proses
fisiologis, dan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yang terdiri atas kalsium, klorin, magnesium,
kalium, fosforus, natrium, dan sulfur. Mineral mikro diperlukan tubuh dalam jumlah kecil,
seperti kobalt, tembaga, iodin, besi, mangan, selenium, dan seng. Keperluan optimum akan
berbagai mineral tersebut belum banyak diketahui dengan pasti, sedangkan mineral mikro dapat
ditemukan pada berbagai bagian tubuh walaupun dalam jumlah sedikit. Kekurangan (defisiensi)
mineral, baik pada manusia maupun hewan, dapat menyebabkan penyakit. Sebaliknya pemberian
mineral esensial yang berlebihan dapat menimbulkan gejala keracunan. Analisis kandungan
mineral dalam jaringan biologik dengan metode spektrofotometri serapan atom dapat
mendiagnosis kasus defisiensi atau keracunan mineral.
5. Devisiasi (Kelebihan dan Kekurangan)
Davis, G.K. and W. Mertz. 1987. Copper. p. 301−364. In W. Mertz (Ed.) Trace Elements in
Suzuki T, Clydesdale FM, Pandolf T. 1992. Solubility of iron, in model containing organic acids