Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANALISIS ZAT GIZI MAKANAN

MINERAL

OLEH:
KELOMPOK 6 GENAP
IDA NYOMAN PEBRIADI
ADE LIA PUTRI PRAMESTI
AIPA ARDIANA PUTRI

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM DIPLOMA TIGA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya sehingga saya dan rekan saya dapatmenyelesaikan tugas
makalah mata kuliah anatomi fisiologi ini dalam materi MINERAL ini dengan
tepat waktu. Makalah ini saya susun dengan tujuan agar dapat melengkapi
pengetahuan dan pemahaman mengenai materi yang akan kita pelajari.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demiperbaikan dan
kesempurnaan makalah selanjutnya Akhirnya penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
JUDUL………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...…….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….…4
1.3 Tujuan Pembahasan………………………………………………….…………………..4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian mineral………………………………………………………………………………..
2.2 Struktur kimia mineral……………………………………………………………………………
2.3 Metode analisis mineral………………………………………………………………………….
2.4 Prinsip analisis mineral…………………………………………………………………………..
2.5 Prosedur kerja mineral……………………………………………………………………………
2.6 Kesalahan dalam analisis mineral………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP


Kesimpulan…………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mineral merupakan salah satu komponen anorganik essensial yang sangat diperlukan bagi
makhluk hidup dalam jumlah yang sedikit, namun memiliki fungsi yang sangat penting. Dalam
tubuh ternak terdapat unsur – unsur mineral lebih kurang 3–5 % dari tubuhnya dan ternak tidak
dapat membuat mineral sendiri, sehingga mineral harus disediakan dalam ransum. Mineral
dikelompokkan menjadi 2 yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral memiliki fungsi
sebagai komponen struktur kerangka, mengatur keseimbangan asam-basa, sebagai aktivator
enzim, memelihara sistem koloid tubuh. Pakan sumber mineral merupakan semua bahan pakan
yang mengandung cukup banyak mineral dan fosfor pada pakan. Contoh dari pakan sumber
mineral adalah tepung tulang, tepung batu, tepung cangkang kerang, kalsium karbonat (CaCO ₃).
Pakan sumber mineral diperlukan oleh ternak dalam jumlah yang sedikit. Mineral merupakan
salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup.
http://scholar.unand.ac.id/93973/2/pendahuluan.pdf

1.2 RUMUSAN MASALAH


1 Jelaskan pengertian mineral
2 Apa saja struktur kimia dari mineral
3 Apa saja metode metode analisis dari mineral
4 Bagaimana prinsip dari analisis mineral
5 Bagaimanakah prosedur kerja dari mineral
6 Apa saja kesalahan kesalahan dalam analisis mineral

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami materi tentang mineral
2. Untuk menguasai materi analisis zat gizi makanan
3. Untuk memenuhi nilai dan tanggung jawab sebagai mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MINERAL
Selain vitamin pada makanan, manusia dan hewan memerlukan sejumlah unsur kimiawi dalam
bentuk anorganik untuk pertumbuhan dan fungsi biologi yang normal. Salah satunya adalah
mineral, mineral menempati 4% bagian dari penyusun tubuh manusia. Mineral adalah nutrien (zat
gizi) esensial yang dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah kecil, supaya tubuh dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh
manusia. yang dimaksud dengan mineral adalah unsur unsur yang berada dalam bentuk
sederhana. Dalam ilmu gizi mineral biasa disebut unsur-unsur mineral atau nutrien/zat gisi
anorganik. Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna, sukar untuk
mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah
satu frase yang terdapat dalam alam. Pandangan Nutrisi menyebutkan bahwa mineral adalah
bahan anorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen
bebas.

mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam,
biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimiatertentu dan mempunyai sifat-
sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul
dari berbagai unsur kimia. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral
mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik.
Sebagian besar mineral terdapat dalm keadaan padat,akan tetapi dapat juga berada dalam
keadaan setengah padat, gas, atau pun cair. Mineral mineral padat itu biasanya terdapat dalam
bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang
bidang datar. Bidang bidang geometrik ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya
pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk
cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat
juga dilihat dalambentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan
bangunankristalsendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral mineral dapat didasarkan
atasbebagai sifat dari mineral mineral tersebut

2.2 KLASIFIKASI MINERAL


Mineral digolongkan kedalam mineral makro dan mineral mikro. 
1. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg
sehari. Contohnya : kalsium, fosfor, magnesium, natrium,klorida, kalium.
2. Mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mienaralmikro kurang dari 15 mg.
Contohnya : besi, seng,iodium, selenium, tembaga, mangan, kromium, molibden, fluor, dan kobalt.

2.3 STRUKTUR KIMIA MINERAL


Berdasarkan unsur pembentuknya, Mineral dibedakan atas
1. Elemen native atau Unsur murni
Elemen native atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya
memiliki satu unsur kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain
selain unsur pembentuk utamanya. pada umumnya sifat dalam mineralnya adalah jika
ditempa dengan palu akan menjadi pipih, dan jika ditarik akan dapat memanjang dan
dapat kembali seperti semula jika dilepaskan.
2. Sulfida
Kelas mineral sulfida ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur
(belerang). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal). Yang biasanya
terbentuk di daerah sekitar wilayah gunung apu yang mempunyai kandungan sulfur
yang tinggi. ini juga termasuk mineral.mineral pembentuk bijih (ores) dan karena
itulah sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi khususnya dikarenakan
unsur utamanya adalah logam. Dan karena logam ia memiliki kilap logam, berat jenis
yang tinggi, dan memiliki tingkat kekerasan yang rendah.
3. Oksida
Mineral oksida terbentuk dikarenakan persenyawaan langsung antara senyawa
oksigen dengan unsur tertentu. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi,
chroom, mangan, timah dan aluminium.
4. Hidroksida
Mineral hidroksida terbentuk akibat penggabungan unsur unsur tertentu dengan
hidroksida (OH). Dimana unsur pembentuknya terkait dengan pengikatan dengan air.
Unsur utamanya adalah unsur unsur logam.
5. Karbonat
Mineral karbonat merupakan penggabungan senyawa dengan ion (CO3)²–. Karbonat
terbentuk di lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Dalam kelas karbonat
ini juga termasuk nitrat dan borat. Dimana, karbonat, nitrat dan borat memiliki
kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari
senyawa tersebut.
6. Sulfat
Mineral sulfat terdiri dari anion sulfat. Mineral sulfat merupakan Kombinasi antara
logam dengan anion sulfat tersebut. Biasanya terjadi di daerah evaporitik (penguapan)
yang airnya tinggi yang perlahan lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida
berinteraksi.
7. Folfat
Mineral fosfat adalah mineral yang tersusun dari unsur (PO4)²– dengan unsur unsur
lainnya. Mineral ini terbagi menjadi, fosfat primer yang terbentuk dari pembekuan
magma, fosfat sedimenter yang terendapkan di laut dalam di lingkungan alkali dan
suasana tenang, dan fosfat guano yang merupakan hasil dari akumulasi sekresi burung
pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena
pengaruh air hujan dan air tanah.
8. Silikat
Mineral silikat merupakan bagian terbesar dari mineral pembentuk batuan. Mineral ini
merupakan kombinasi unsur unsur utama yang ada di bumi yaitu, O, Si, AI, Fe, Ca,
Na, K, Mg. Hampir semua mineral pembentuk batuan dari kelompok ini yang
merupakan oenggabungan antara silikon dan oksigen dan beberapa unsur metal.
Karena jumlahnya besar dan hampir 90% dari kerak bumi terdiri dari mineral silikat
dan hampir 100% dari mantel bumi silikat merupakan Bagian utama yang membentuk
batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan.
2.4 METODE ANALISIS MINERAL
Analisis mineral dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan berbagai metode,
diantaranya Metode titrimetric, Metode spektofotometer, dan Metode Atomic Absorption
Spektrophotometer (AAS).

1. Metode titrimetri
Metode volumetri atau titrimetri secara umum masih digunakan secara luas karena metode ini
merupakan metode yang handal dari segi teknis dan prinsip, murah dan mampu memberikan
ketepatan yang tinggi. Keterbatasan dari metode titrimetri adalah metodenya yang kurang
spesifik. Metode titrimetri menggunakan pengukuran volume, yaitu dengan cara sejumlah zat
yang dianalisis direaksikan dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui kadar atau
konsentrasinya secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. .
Dalam melakukan suatu metode titrimetri banyak hal yang harus diperhatikan Kesetimbangan
kimia, konsep stoikiometri dan termodinamika kimia menjadi tiga hal yang sangat penting
untuk dipahami sebelum melakukan teknik analisis titrasi. Ketiga hal tersebut adalah dasar
yang harus mutlak dipahami oleh seorang analis karena dalam suatu titrasi, segala sesuatu
yang berkaitan dengan titik ekivalen dan titik akhir titrasi, pengamatan, perhitungan dan
pengolahan data volume serta kurva titrasi menjadi sangat penting untuk diperhatikaN.

2. Metode Spektofotometer
spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spekrrofotometri merupakan metode analisis yang disasarkan pada absorbs electromagnet.
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan electron dari tingkat energy yang
rendah ketingkat energy yang lebih tinggi. Teknik ini biasanya meliputi dua metode yaitu
metode absorbansi tinggi dan metode absorbansi renda. Yang pertama digunakan untuk
analisis larutan yang sangat pekat, sedangkan absorbansi rendah digunakan untuk larutan
yang sangat encer.

3. Metode Anatomic Absorption Spektrop katometer (AAS)


Atomic Absorption Spektrop (AAS) Merupakan suatu alat yang biasanya digunakan pada
metode analisis untuk menentukan unsur unsur logam dan metalloid yang pengukurannya
berdasarkan pada penyerapan bahaya dengan Panjang gelombang tertentu oleh atom logam
dengan dalam keadaan bebas.
Metode AAS berprinsip pada absorpsi bahaya oleh atom. Atom atom menyerap bahaya
tersebut pada Panjang gelombang tertentu, tergantung unsurnya.

2.5 PRINSIP ANALISIS MINERAL


1. Metode Titrimetri
Metode titrimetri menggunakan pengukuran volume, yaitu dengan cara
sejumlah zat yang dianalisis direaksikan dengan larutan baku (standar) yang
telah diketahui kadar atau konsentrasinya secara teliti dan reaksinya
berlangsung secara kuantitatif. Reaksi yang terjadi tidak untuk dikhususkan
bagi bahan tertentu saja, akan tetapi dapat mencakup semua bahan dengan
sifat yang sama atau hampir mirip secara umum.

2. Metode Spektofotometer
Prinsip kerja Spektrofotometri adalah bila cahaya (monokrommatik maupun campuran) jatuh
pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan sebagian diserap
dalam medium itu dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel

3. Metode Anatomi Absorption Spektrop Katometer (AAS)


Metode AAS berprinsip pada absorpsi bahaya oleh atom. Atom atom menyerap bahaya
tersebut pada Panjang gelombang tertentu, tergantung unsurnya.

2.6 PROSEDUR KERJA MINERAL


Analisis mineral dapat dilakukan dengan melakukan penentuan mineral total(dengan
menggunakan kadar abu) dan dengan melakukan penentuan masing-masingkomponen mineral (jika
di kehendaki) dengan spektofotometri serapan atom (SSA)
A. Analisis Kandungan Mineral Total (kadar abu)
Untuk analisis kandungan mineral total (kadar abu) dapat dilakukan dengan 2 macam cara
1. Cara kering
Metode ini digunakan untuk penetapan kadar abu (mineral total) di dalam makanan secara
gravimetri sampai diperoleh selisih lebih kecil dari 0,5 (mg/g sampel.
prinsip: Abu yang terdapat di dalam bahan pangan ditetapkan dengan penimbangan sisa sisa
mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550°C.
Prosedur kerja
1. Timbang 2-3 gram sampel (cawan porselen/platina) yang telah diketahui bobot cawannya.
2. Untuk sampel cairan dilakukan penguapan terlebih dahulu diatas penangan air sampai
kering
3. Dibakar dalam tanur listrik pada suhu max 500°C
4. Dinginkan dalam desikator timbang sampai bobot tetap.

2. Cara Basah
prinsip: Bahan organik dimusnahkan dan dioksidasi dengan bantuan pencampuran asam
pengoksidasi kuat yang di didihkan bersama di dalam labu kjeldahl. Pereaksi yang digunakan
adalah asam nitrat pekat, asal sulfat, asam perklorat, atau hydrogen peroksida.

B. Analisa mineral dengan Spektroskopi Serasan Atom (SSA)


digunakan untuk analisis kuantitatif unsur unsur logam dalam jumlah kelumit (trace) dan

SSA
ultra kelumit (ulta trace).

2.7

KESALAHAN DALAM ANALISIS MINERAL


Menurut legowo dan nurwantara kesalahan analisis dalam pangan atau dalam mineral

terdiri atas;
a. Kesalahan acak (Random Sampling)
Kesalahan ini menghasilkan data dengan ketepatan yang rendah.
Mengulang analisis beberapa kali merupakan usaha untuk
mengurangi kesalahan ini.
b. Kesalahan tetap (Constant Determinan Error)
Disebabkan oleh alat ukur dan kemurnian bahan.
c. Kesalahan Sistematis (Systematic Error)
Termasuk dalam kesalahan jenis ini adalah kesalahan dalam
prosedurnya, kesalahan dalam pengambilan dan persiapan sampel, kesalahan dalam
menerapkan metoda analisis, dan kesalahan pengerjaan.

Dari macam-macam kesalahan analisis yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalisir kesalahan dalam analisis yaitu cara
pengambilan dan persiapan sampel, ketepatan analisis, pemilihan dan kalibrasi peralatan
analisis, pemilihan metode yang tepat, penanganan dan pembersihan peralatan,
penggunaan blanko, dan pengulangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/93973/2/pendahuluan.pdf
https://www.researchgate.net/publication/363326026_ANALISIS_PANGAN
https://www.academia.edu/11400077/Atomic_Absorption_Spectrofotometer
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/61183/Spektrofotometri.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://repository.umku.ac.id/bitstream/handle/123456789/25/Buku%20ISBN%20Analisis
%20Volumetri%20potong.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
2915a7049d77cae872569e0a8c1d08a9.pdf
https://www.academia.edu/28463744/Makalah_MINERAL_LENGKAP_docx
(DOC) MAKALAH KIMIA ANALISA MINERAL MIKRO Oleh : Kelompok VII Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia | silva thesia - Academia.edu
https://repository.unesa.ac.id/sysop/files/2021-08-13_Buku%20monograf%2036_rudiana.pdf
https://id.scribd.com/doc/90098940/Makalah-Mineral
http://scholar.unand.ac.id/93973/2/pendahuluan.pdf

Anda mungkin juga menyukai