“MINERAL”
Dosen Pengampuh:
Oleh Kelompok 5 :
Nur Khilal Wesra (210107501012)
Anisawati (210107501027)
Pendidikan Biologi C
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga Penulis bisa menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “ MINERAL ” ini yang diberikan oleh Pak Dr. Drs. A.
Mushawwir Taiyeb, M. Kes., sebagai Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Gizi dan
Kesehatan.
Dalam makalah ini dijabarkan beberapa unsur-unsur mineral, klasifikasi
mineral, sifat-sifat fisik mineral serta peran mineral bagi manusia.
Kami menyadari dan menginginkan banyak kritikan dan saran yang
membangun dari teman-teman sekalian sehingga kami bisa memperbaiki ataupun
mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam penyusunan tugas makalah
ini dan menjadi pelajaran tersendiri bagi kami dalam penyusunan tugas makalah
selanjutnya.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat !!
i
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………………..
Kata Pengatar…………………………………………………………………………..i
Daftar Isi………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………2-3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...4
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….27-29
3.2 Saran…………………………………………………………………...27-29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
masing seperti kalsium yang berperan dalam pembentukan struktur tulang & gigi,
natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga kalsium yang
berfungsi untuk memperlancar peredaran darah.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1) Apa itu mineral ?
2) Bagaimana klasifikasi mineral?
3) Apa saja sifat-sifat fisik suatu mineral?
4) Apa itu mineral makro dan mineral mikro ?
5) Apa saja peran dari beberapa mineral makro dan mineral mikro dalam tubuh
manusia ?
6) Penyakit apa yang ditimbulkan jika kelebihan dan kekurangan mineral dalam
tubuh ?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
1) Untuk mengetahui apa itu mineral serta klasifikasinya
2) Untuk mengetahui sifat-sifat fisik suatu mineral?
3) Untuk mengetahui apa itu mineral makro dan mineral mikro
4) Untuk mengetahui peran dari beberapa mineral makro dan mineral mikro dalam
tubuh manusia
5) Untuk mengetahui penyakit apa saja yang ditimbulkan jika kelebihan dan
kekurangan mineral
1.3 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini yaitu :
1) Dapat mengetahui pengertian tentang mineral dan klasifikasinya
2) Dapat mengetahui sifat-sifat fisik suatu mineral
3) Dapat mengetahui penjabaran mengenai mineral makro dan mineral mikro
4) Dapat mengetahui peran mineral makro dan mikro dalam tubuh manusia
3
5) Dapat mengetahui penyakit yang muncul jika kelebihan dan kekurangan mineral
dalam tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam
dan bukan hasil suatu kehidupan.
Sebagian mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat
juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral-mineral padat
itu biasanya terdapat dalam bentuk-bentuk Kristal, yang agak setangkup, dan yang
pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang geometri ini
memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak
bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral
dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf,
artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal tersendiri. Pengenalan atau
determinasi mineral-mineral dapat didasarkan atas berbagai sifat dari mineral-mineral
tersebut.
Contoh : Emas Au
b. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S 2-). Pada umumnya
unsur utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
7
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh
sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah
kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai
alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air
panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan
unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam.
Rumus umum mineral ini adalah AmXp. Contoh :
a. AX = PbS (Galena)
b. A2X = Ag2S (Argentit)
c. AX2 = FeS2 (Pirit)
d. AX3 = (Co,Ni)As3 (Skuterudit)
e. A3X2 = Cu5FeS4 (Bornit).
1. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida
adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida
yang paling umum adalah, korondum (Al 2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2).
Jenis X2O = Kuprit (Cu2O)
Jenis AX = Zincite (ZnO)
Jenis XO2 = Rutil (TiO2), Pirolusit (MnO2)
Jenis X2O3 = Hematit (Fe2O3), Korundum (AL2O3)
Jenis XY2O4 = Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4)
2. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat
pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida
(OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan
air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada
umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida
adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Oksida O2-
Contoh : Magnetite Fe3O4
Hidroksida OH-
Contoh : Brucite Mg(OH)2
d. Halida
9
e. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO 3
dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan
bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas karbonat ini
juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah
dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh
mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
10
Karbonat (CO3)2-
Contoh : Dolomite CaMg(CO3)2
f. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap
sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga
mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-
mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya
masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium
sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum
(hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate,
selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
g. Fosfat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate(PO 4)3-.
Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah
berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama,
tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-
kelompok dari oksidasi sulfides. Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi
umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik,
kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
11
h. Silikat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari
Si – O tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan mineral yang
paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silikat adalah
unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
Mineral-mineral silikat cenderung bersifat : keras, berwarna transparant
(jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat
Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada
diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) silikat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
1. Nesosilicate
Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra
silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine
[(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2. Sorosilicate
Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang
merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7.
12
b. Warna
Mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna
lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran
padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman
atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna
khas, seperti:
· Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
· Kuning : Belerang (S)
· Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
· Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
· Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
· Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
· Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
· Abu-abu : Galena (PbS)
· Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (cC), Augit
c. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan
yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai
bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala
kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala
Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak
sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
16
d. Cerat
adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat
sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral
tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
17
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
e. Belahan
Merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih
arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu
membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi
terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai
sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau
tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak
seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu
bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral
akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat
dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga
arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.
f. Pecahan
Adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak
teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat
dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah
akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang
pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
18
g. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai
bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
Bangun kubus : galena, pirit.
Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
Bangun doecahedon : garnet
Mineral amorf misalnya : chert, flint.
Pada wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan dengan mengetahui sudut-sudut
bidangnya. Dalam ilmu Kristalografi, geometri dipakai enam jenis sistem sumbu,
yaitu :
a. Sistem sumbu isometrik
Ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu dengan yang lain, mempunyai
panjang yang sama. Contohnya : mineral yang mempunyai sistem, kordinat
demikian adalah pirit, magnetik, garam dapur.
19
h. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam
keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di
dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama
dengan volume butir mineral tersebut.
Sifat Dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan,
memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini
adalah
· Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
· Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti
emas, tembaga.
· Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh
gypsum.
21
· Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan
sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk,
selenit.
· Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi
patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya,
contoh: muskovit.
i. Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik ole hgaya magnet seperti
magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat
apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas
tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik.
Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang
tersebut dengan garis vertical.
j. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar
arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-
batas tertentu.
yang beredar di daerah Jepara, termasuk salah satu zat gizi mikro yang sangat
diperlukan tubuh. Dinamakan mineral mikro, karena tubuh hanya memerlukan dalam
jumlah kurang dari 100 mg saja. Jumlah yang sangat kecil memang, tapi sudah
mencukupi bagi tubuh
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:
1. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian
dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan
protein tubuh.
2. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12;
Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor
(Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan sitokrom).
3. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium, natrium).
4. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium).
5. Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium).
6. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh
lainnya (kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium)
2.6 Penyakit Jika Kelebihan dan Kekurangan Mineral
Kekurangan mineral dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan
mental, fungsi kekebalan tubuh, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Misalnya,
kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, kelelahan, dan gangguan fungsi
kognitif, sedangkan kekurangan seng dapat mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan, disfungsi kekebalan tubuh, dan gangguan penyembuhan luka.
Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis dan peningkatan risiko
patah tulang, sedangkan kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit
gondok dan gangguan kognitif. Kekurangan mineral lainnya, seperti selenium,
magnesium, dan tembaga, juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan,
termasuk peningkatan risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit
kardiovaskular.
25
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau pesenyawaan
kimia yang di bentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai
sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom
secara beeraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal,
2. Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi
Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada
kemiripan komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal
dengan sinar X berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya
hubungan anatara komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi
mineral menjadi 8 kelompok yaitu native elements (unsure murni), sulfida,
oksida dan hidroksida, halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat.
3. Sifat-sifat fisik suatu mineral dapat dijadikan sebagai suatu patokan pembeda
antara mineral yang satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat fisik tersebut yakni,
kilap (luster), warna, kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis,
kemagnitan, kelistrikan, dan daya lebur mineral.
4. Mineral makro merupakan mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari
berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100
mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat
<0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.
Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor,
dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng,
selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon,
vanadium, nikel, arsen dan fluor.
27
28
5. Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut: (1) Berperan dalam
tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan
pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein
tubuh, (2) Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam
vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/
sebagai kofaktor (Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan sitokrom), (3)
Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium, natrium), (4)
Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium),
(5) Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium), (6)
Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh
lainnya (kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium).
6. Kekurangan mineral adalah masalah kesehatan masyarakat yang signifikan yang
dapat berdampak besar pada kesehatan fisik dan mental, fungsi kekebalan tubuh,
dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dengan memahami risiko dan konsekuensi
dari kekurangan mineral, individu dapat mengambil langkah proaktif untuk
mencegah dan mengatasi kondisi ini, termasuk mengonsumsi makanan yang
seimbang dan bervariasi dan, jika perlu, menggunakan suplemen mineral di
bawah bimbingan profesional kesehatan. Dengan mengatasi kekurangan mineral,
kita dapat mengoptimalkan hasil kesehatan dan mengurangi risiko penyakit
kronis dan masalah kesehatan lainnya. Dan juga penting untuk menjaga
keseimbangan mineral dalam tubuh dengan mengonsumsi nutrisi seimbang dan
berkonsultasi dengan dokter atau para ahli gizi.
3.2 Saran
Menyadari bahwa kami penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan lebih relevan yang tentunya dapat di
pertanggungjawabkan.
29
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah dengan tema yang
sama kedepannya.
30
DAFTAR PUSTAKA