NIM : P1337420615042
Kelompok :4
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN KEPERAWATAN
SEMARANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Fathika Fitrania
NIM 240 2011 31 20027
ACARA 1
A. Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi karbohidrat baik secara umum maupun
untuk karbohidrat yang memiliki gugus pereduksi dengan reaksi warna.
B. Dasar Teori
1. Karbohidrat
1.1 Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila di Hidrolisa.
1.2 Klasifikasi Karbohidrat
1. Monosakarida
Monosakarida umumnya tidak berwarna, merupakan kristal padat
yang bebas larut didalam air, tetapi tidak larut didalam pelarut non polar.
Kebanyakan mempunyai rasa manis. Monosakarida terbagi menjadi 2
kelompok, yaitu Aldosa dan Ketosa, tergantung pada sifat gugus
fungsional: Aldehida atau keton, Aldosa merupakan gula pereduksi,
yang berarti bahwa fungsi Aldehida bebas dari bentuk rantai terbuka
mampu untuk dioksidasi menjadi gugus asam karboksilat. Oksidasi
Secara kimia dari aldosa pada umumnya menghasilkan asam
aldonat.Ketosa tidak mudah teroksidasikan pada persyaratan lunak yang
kalau aldosa teroksidasi.
2. Oligosakarida
Yang paling umum adalah disakarida, tersusun dari 2
mmonosakarida (identik atau berbeda) yang digabungkan oleh ikatan
glikosida yang dapat dihidrolisasikan.Disakarida paling sedarhana
adalah Maltosa, yang pada hidrolisa menghasilkan larutan D-glukosa
murni.Selobiosa merupakan disakarida yang dapat dianggap suatu
pengulangan dasar dalam selulosa. Sukrosa(gula tebu) dapat dihidrolisis
secara enzimatik menghasilkan glukosa dan fruktosa. Laktosa (gula
susu) merupakan disakarida yang hanya terdapat dalam susu. Hidrolisis
laktosa menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa.
3. Polisakarida
d. Uji Osazon
Pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid
atau keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan
membentuk hidrazon atau osazon. Osazon yang terbentuk
mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan
terbentuk kembali bila didinginkan, namun sukrosa tidak
membentuk osazon karena gugus aldehida dan keton yang
terikat pada monomernya sudah tidak bebas, sebaliknya
osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
e. Uji Selliwanof
Uji Selliwanof dilakukan untuk membedakan adanya
ketosa pada monosakarida atau disakarida dilihat dari
perubahan warna larutan. Prinsipnya berdasarkan reduksi
Cu2+. Sampel monosakarida mempunyai waktu yang lebih
cepat membentuk warna merah bata pada uji barfoed.
C. Metode :
1. Alat
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
c) Rak tabung
d) Alat pemanas
e) Penjepit
2. Bahan
a) Sukrosa
b) Reagen molisch
c) Asam sulfat pekat
d) Glukosa
e) Reagen benedict
f) Maltose
g) Laktosa
h) Reagen fehling A dan B
i) Larutan gula (glukosa, fruktosa)
j) Asam asetat glasial
k) Fenilhidrazin
l) Na asetat padat
m) Larutan fruktosa 20 %
n) Reagen selliwanof (0,5 % resorsinol dalam 5 N HCl)
3. Cara kerja
I. Uji Molisch
a. Alat :
- Tabung rekasi
- Pipet tetes
- Rak tabung
b. Bahan:
- Sukrosa 1 cc
- Reagen Molisch (α-naphtol) 2 tetes
- Asam sulfat pekat (H2SO4) 1 cc
c. Cara Kerja :
1. Disediakan dua tabung reaksi.
2. Tabung reaksi pertama diisi dengan 1 cc sukrosa (16 tetes
dengan pipet).
3. Ditambahkan 2 tetes 15% α-naphtol dalam 95% etil alkohol
(reagen molisch).
4. Tabung reaksi kedua disiapkan yang diisi 1 cc asam sulfat
pekat.
5. Tabung dimiringkan pada sudut 45 derajat.
6. Larutan dimasukkan pada tabung pertama ke dalam tabung
kedua secara perlahan-lahan dituangkan melalui dinding
tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau
hanya membentuk lapisan (sampai larutan gula tabung pertama
berada di atas asam tanpa pencampuran).
7. Dilakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.
1 cc Sukrosa
dicampur
2 tetes Molisch
dicampur
Tabung 2 (1 cc H2SO4)
Pengamatan
I. Uji Benedict
a. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung
b. Bahan :
- Glukosa
- Reagen Benedict
c. Cara kerja :
0,5 cc glukosa
1 cc benedict
Pemanasan 1 menit
Pengamatan
II. Uji Fehling
a. Alat :
- Tabung reaksi
- Alat pemanas
- Penjepit
b. Bahan :
- Glukosa
- Maltosa
- Laktosa
- Reagen Fehling A dan B
c. Cara kerja :
1 cc fehling A
1 cc fehling B
Dipanaskan
Pengamatan
1 cc larutan gula
2 tetes fenilhidrazin
c. Cara kerja :
5 cc reagen Selliwanof ditambahkan 1 cc larutan sampel,
dipanaskan diatas pemanas (perpanjangan pemanasan larutan harus
dihindari). Didihkan dalam 30 detik.Reaksi positif terbentuk
dengan warna merah.
Tabung
1 cc reagen Selliwanof
1 cc larutan sampel
Dipanaskan
Dididihkan 30 detik
Pengamatan
D. Hasil dan Pembahasan
1. Uji a. Sebelum +
Molisch dicampurkan
Tabung I (Sukrosa +
Reagen Molisch)
berwarna putih
keruh.
Tabung II (H2SO4)
berwarna coklat.
b. Setelah dicampurkan
Terbentuk cincin
warna ungu yang
memisahkan antara
Sukrosa+ Reagen
Molisch dengan
H2SO4.
2. Uji Larutan ekstrak glukosa +
Benedict yang telah diberi benedict
terdapat perubahan warna
dari biru berubah menjadi
merah bata dan tidak ada
endapan.