Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

ANALISA KARBOHIDRAT

Oleh :

I GEDE ARKA LINGGA BUMI

(1908511002)

KELAS A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
ANALISA KARBOHIDRAT

I. Tujuan
1. Mengetahui hasil dari uji positif gula pereduksi pada identifikasi uji Benedict
2. Mengetahui hasil uji positif karbohidrat pada identifikasi uji Molisch
3. Mengetahui hasil uji positif dari pati pada identifikasi uji iodine
4. Mengetahui fungsi penambahan H2SO4 pada identifikasi uji Molisch
5. Mengetahui hasil uji positif glukosa pada identifikasi uji glukosa di dalam urine
II. Dasar Teori

Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan


dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan
cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan
oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan
biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan sendiri
dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak dan sebagian besar didapatkan dari
makanan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).

Karbohidrat sendiri memegang peranan penting dalam alam karena merupakan


sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah.
Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Disamping itu
dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara (Almatsier, 2010).

Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal


dari karbohidrat. Menurut neraca bahan makanan 1990 yang dikeluarkan oleh Biro
Pusat Statistik, di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah
energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-negara maju seperti
Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai
energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2010)

Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat
pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus -
gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang
ada pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan
polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis (Tim
Dosen, 2010).

Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yakni
karbohidrat sederhana dan kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri
atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana dan karbohidrat kompleks memiliki
lebih dari 2 dua unit gula sederhana dalam satu molekul (Almatsier, 2010). Tiga macam
pembagian karbohidrat berdasarkan susunan kimia yaitu monosakarida yang berarti
senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi dalam
kondisi lunak menjadi karbohidrat lain (glukosa, fruktosa, galaktosa), oligosakarida
adalah gabungan senyawa monosakarida jumlahnya antara 2-8 molekul monosakarida
(sukrosa, laktosa, maltosa) dan polisakarida yakni karbohidrat dalam bentuk polimer
dari satuan monosakarida (pati, glikogen) (Fiah, 2013).

Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton. Pada


umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida merupakan satu molekul sakarida atau gula yang
mempunyai lima atau enam atom C. Olisakarida terdiri dari 2 – 10 unit monosakarida.
Golongan karbohidrat yang banyak dijumpai di alam adalah monosakarida seperti
glukosa dan fruktosa. Olisakarida terdiri dari 2 unit monosakarida seperti laktosa dan
sukrosa, serta polisakarida seperti pati, dekstrin, dan berbagai erat pangan (Legowo,
2007).

Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini


disebabkan adnya gugus aldehida dan gugus keton bebas, sehingga dapat mereduksi
ion-ion logam. Gugus aldehida pada aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam
karboksilat dalam pH netral oleh zat pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi
kuat, gugus aldehida dan gugus alkohol primer akan teroksidasi membentuk asam
dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus aldehida atau gugus monosakarida dapat
direduksi secara kimia menjadi gula alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-
glukosa (Yenrina, 2015).

Glukosa dalam urin, glukosa merupakan kelompok senyawa karbohidrat


sederhana atau monosakarida. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam
jumlah dan konsentrasi yang tetap yaitu antara 70-100 mg tiap 100 mL darah. Adanya
glukosa dalam urin dapat diperiksa dengan teknik yang berdasarkan atas sifat dari
glukosa yang dapat mereduksi ion logam tertentu dalam larutan alkalis, misalnya : Cu,
Bi, Hg, dan Fe. Metode yang berdasarkan reduksi ion Cu (uji gula reduksi) antara lain
uji fehling dan uji benedict. Dari kedua cara tersebut, uji Benedict lebih baik untuk
pemeriksaan urin karena tidak banyak zat yang mengganggu (Tim Laboratorium
Biokimia, 2021).
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
1. Tabung reaksi 6. Pipet ukur
2. Pipet tetes 7. Filler
3. Gelas beker 8. Penjepit
4. Rak tabung reaksi 9. Plat tetes
5. Penangas air 10. Tissue
3.2 Bahan
1. Larutan Glukosa 1%
2. Larutan Glukosa pengenceran 2x, 10x, 50x, dan 100x
3. Larutan Fruktosa 1%
4. Larutan Sukrosa 1%
5. Larutan Laktosa 1%
6. Larutan Maltosa 1%
7. Larutan Pati
8. H2SO4 pekat
9. Larutan reagen Benedict
10. Pereaksi Molisch
11. Urin
12. Larutan Iodine
13. Aquades
IV. Cara Kerja
4.1 Uji Molisch
4.2 Uji Benedict

4.3 Uji Glukosa dalam urin

4.4 Uji Iodine


V. Data Percobaan
5.1 Tabel Data Pengamatan Uji Molisch

No Perlakuan Hasil

1 Larutan Glukosa 1% + Pereaksi -Peningkatan suhu


Molisch+ H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan
2 Larutan Fruktosa 1% + Pereaksi -Peningkatan suhu
Molisch+ H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan
3 Larutan Maltosa 1% + Pereaksi -Peningkatan suhu
Molisch+ H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan
4 Larutan Sukrosa 1% + Pereaksi -Peningkatan suhu
Molisch+ H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan
5 Larutan Laktosa 1% + Pereaksi -Peningkatan suhu
Molisch+ H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan
6 Larutan Pati + Pereaksi Molisch+ -Peningkatan suhu
H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan

5.2 Data Pengamatan Uji Benedict


5.2.1 Tabel Uji Benedict Konsentrasi Larutan 0,1 M

No Perlakuan Hasil
1 Larutan Glukosa 0,1 M + Larutan berwarna kuning
Benedict + dipanaskan
2 Larutan Fruktosa 0,1 M + Larutan berwarna jingga
Benedict + dipanaskan
3 Larutan Maltosa 0,1 M + Larutan berwarna merah bata
Benedict + dipanaskan
4 Larutan Sukrosa 0,1 M + Larutan berwarna jingga
Benedict + dipanaskan
5 Larutan Laktosa 0,1 M + Larutan berwarna orange
Benedict + dipanaskan
6 Larutan Pati 1% + Benedict + Larutan berwarna kuning muda
dipanaskan

5.2.2 Tabel Uji Benedict Pengenceran Glukosa 0,1 M

No Perlakuan Hasil
1 Larutan Glukosa 0,1 M -Larutan berwarna merah bata
pengenceran 2 kali+Benedict + -Terdapat sedikit endapan
dipanaskan + Benedict +
dipanaskan
2 Larutan Glukosa 0,1 M -Larutan berwarna biru muda sedikit
pengenceran 10 kali + Benedict + merah bata
dipanaskan
3 Larutan Glukosa 0,1 M Larutan berwarna biru muda, sedikit
pengenceran 50 kali + Benedict + kemerahan
dipanaskan
4 Larutan Glukosa 0,1 M Larutan berwarna biru muda
pengenceran 100 kali + Benedict
+ dipanaskan

5.3 Tabel Data Pengamatan Uji Iodine

No Perlakuan Hasil
1 Pati 1% + iodine Larutan berwarna biru pekat
2 Larutan pati pengenceran 5 kali + Larutan berwarna biru tua
iodine
3 Larutan pati pengenceran 10 kali + Larutan berwarna biru semakin pudar
iodine
4 Larutan pati pengenceran 30 kali + Larutan berwarna biru semakin pudar
iodine
5 Larutan pati pengenceran 50 kali + Larutan berwarna biru semakin pudar
iodine
6 Larutan pati pengenceran 70 kali + Larutan berwarna biru semakin pudar
iodine
5.4 Tabel Data Pengamatan Uji Glukosa dalam urine

No Perlakuan Hasil
1 Urine patologis + Benedict + Larutan berwarna biru muda
dipanaskan

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini adalah tentang analisa karbohidrat, yang dimana percobaan
ini merupakan uji kualitatif untuk melakukan identifikasi macam-macam karbohidrat.
Dilakukan percobaan dengan beberapa reagen, yakni Molisch, Benedict dan Iodine.
Sampel yang dipakai pada percobaan ini adalah glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa,
laktosa, dan pati. Pada uji benedict dan iodine konsentrasi sampel dibuat bervariasi.
Adapun tujuan dibuatnya sampel yang bervariasi adalah untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi terhadap uji Benedict dan Iodine.

Di percobaan uji Molisch, bertujuan untuk mengidentifikasi karbohidrat secara


umum yaitu mengidentifikasi dimana ada atau tidaknya karbohidrat dalam sampel yang
akan diuji. Prinsip uji Molisch berdasarkan reaksi karbohidrat dengan asam pekat
sehingga terbentuk senyawa hidroksilmetil furfural. Senyawa tersebut akan bereaksi
dengan ɑ-naftol membentuk senyawa komplek berupa cincin ungu. Cincin berwarna
ungu ini akan terbentuk pada semua jenis karbohidrat. Pada monosakarida akan
memberikan reaksi yang cepat, sedangkan disakarida dan polisakarida lebih lambat.
Hal tersebut disebabkan disakarida dan polisakarida lebih kompleks daripada
monosakarida, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengdehidrasinya.
Percobaan dilakukan dengan larutan glukosa 1% kemudian ditambahkan dengan
pereaksi Molisch serta H2SO4 pekat yang menghasilkan adanya cincin yang berwarna
ungu. Selanjutnya untuk larutan fruktosa 1%, maltosa 1%, laktosa 1%, sukrosa 1%, dan
pati 1% sama seperti glukosa 1% dimana ketika ditambahkan pereaksi Molisch dan
H2SO4 pekat akan menghasilkan cincin berwarna ungu. Sesuai dengan literatur,
dimana larutan positif mengandung karbohidrat di tandai dengan terbentuknya cincin
berwarna ungu pada batas antara pereaksi dengan larutan uji. Fungsi dari H2SO4 yaitu
adalah untuk mengdehidrasi ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural yang
nantinya akan bereaksi dengan α – naftol dan membentuk cicin ungu. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua sampel memiliki kandungan karbohidrat.

Kemudian percobaan kedua adalah uji Benedict, yang dimana bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya gula pereduksi. Prinsip uji Benedict yaitu berdasarkan
adanya karbonil bebas yang mereduksi Cu2+ dalam kondisi basa menjadi Cu2O. Uji
Benedict dapat berlangsung sangat lambat, oleh karenanya perlu dilakukan pemanasan
untuk dapat mempercepat proses pengujiannya dan apabila suatu sampel mengandung
gula pereduksi atau menunjukkan hasil positif maka uji Benedict akan menimbulka n
warna hijau, kuning, oranye dan merah bata. Sedangkan sampel yang tidak memiliki
gula pereduksi atau hasilnya negatif maka tidak akan merubah warna dari Benedict dan
akan tetap berwarna biru. Pada percobaan ini jug terdapat kesalahan, dimana sukrosa
dan pati menunjukan hasil positif pada uji benedict. Sukrosa dan pati tidak memiliki
gugus pereduksi, karena gugus hidroksil (-OH) bebasnya saling berikatan membentuk
ikatan glikosida. Kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh tidak fokusnya praktikan
dalam pengambilan sampel yang menyebabkan tercampurnya sampel satu dengan yang
lainnya serta adanya alat yang tidak steril yakni pipet tetes sehingga menyebabkan telah
tercampurnya beberapa larutan.

Kemudian dilakukan uji Benedict dengan cara membuat konsentrasi sampel


bervariasi, cara ini dilakukan untuk membuktikan bahwa uji Benedict juga dapat
digunakan sebagai uji semi kuantitatif. Setelah sampel sudah direaksikan kemudian
dipanaskan maka akan dihasilkan warna secara berurutan sebagai berikut warna merah
bata ; warna biru muda sedikit merah bata ; warna biru muda sedikit kemerahan ; dan
warna biru yang menunjukan bahwa semakin kecil konsentrasi larutan glukosa, maka
semakin kecil pula perubahan warna yang dihasilkan. Perbedaan perubahan warna
menunjukan semakin sedikit kadar gula pereduksi yang terkandung dalam sampel,
maka perubahan warna semakin samar saat pengenceran secara bertahap pada larutan
glukosa.
Selanjutnya yaitu uji iodine, dimana uji iodine ini bertujuan untuk membuktikan
adanya polisakarida, yaitu pati. Konsentrasi pati dibuat bervariasi serta dilakukan uji
dengan larutan iodine. Uji iodine didasarkan oleh terbentuknya senyawa kompleks
antara amilum ( pati ) dengan Iodine. Berdasarkan data pengamatan, didapat bahwa
pati dengan konsentrasi 1% menghasilkan warna biru gelap yang bertahan hingga lebih
dari 20 menit. Pada konsentrasi lain pengenceran 5 kali dan 10 kali, warna biru sedikit
memudar dari warna biru awal. Pada konsentrasi pengenceran 30 kali, 50 kali dan 70
kali warna campuran bening dengan sedikit noda biru muda. Hal tersebut dikarenakan
pati dapat terhidrolisis menghasilkan monomer glukosa. Semakin encer larutan pati,
maka uji Iodine tidak akan memberikan warna biru.

Percobaan yang terakhir yakni dilakukan uji Glukosa di dalam urin dengan reagen
Benedict. Berdasarkan hasil pengamatan, Benedict pada urin patologis menghasilkan
warna biru muda. Hal ini berarti kadar urin kurang dari 0,5 % sehingga dapat dikatakan
sampel urin yang dipakai mengandung glukosa namun masih dalam batas wajar.

VII. Kesimpulan
1. Hasil uji Benedict menunjukkan hasil positif apabila terdapat endapan Cu2O
berwarana merah bata. Semua sampel yang diuji menunjukkan hasil positif kecuali
sukrosa dan pati.
2. Hasil uji Molisch menunjukkan positif apabila terbentuknya cincin berwarna ungu
diantara permukaan dua larutan yang diuji. Semua sampel yang diuji menunjukkan
hasil positif
3. Hasil uji iodine yang menunjukkan positif pati ditandai dengan adanya pati yang
telah membentuk kompleks iodium berwarna biru tua dengan glikogen yang
intensitas birunya rendah. Semakin rendah kadar glukosa yang diuji semakin mudra
biru yang dihasilkan
4. Fungsi penambahan H2SO4 pada uji Molisch adalah untuk menghidrasi ikatan
pada karbohidrat menjadi senyawa furfural.
5. Hasil uji Glukosa dalam Urine yang positif ditunjukkan dengan terbentuk endapan
berwarna berwarna merah bata. Namun pada sampel yang diuji menghasilkan
warna biru.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Legowo, A. M., Nuwantoro, N., & Sutaryo, S. 2007. Analisis Pangan. Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Sumatri, dan Abdul Rahman. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar : UPT MKU
Tim Laboratorium Biokimia. 2021. Penuntun Praktikum Biokimia I. Bukit Jimbaran:

FMIPA Universitas Udayana.


LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PERCOBAAN

TOPIK : Analisa Karbohidrat NAMA : I Gede Arka Lingga


B
Tanggal : 2 Maret 2021 NIM : 1908511002
Asisten : Kelompok :A

Percobaan Pengamatan
a). Uji Molisch
Larutan Glukosa 1% + Pereaksi Molisch+ -Peningkatan suhu
H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan

Larutan Fruktosa 1% + Pereaksi Molisch+ -Peningkatan suhu


H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan

Larutan Maltosa 1% + Pereaksi Molisch+ -Peningkatan suhu


H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan

Larutan Sukrosa 1% + Pereaksi Molisch+ -Peningkatan suhu


H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan

Larutan Laktosa 1% + Pereaksi Molisch+ -Peningkatan suhu


H2SO4 pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan
Larutan Pati + Pereaksi Molisch+ H 2SO4 -Peningkatan suhu
pekat -Terbentuk cincin berwarna ungu
kecoklatan

Percobaan Pengamatan
b). Uji Benedict Konsentrasi Larutan 0,1 M
Larutan Glukosa 0,1 M + Benedict + Larutan berwarna kuning
dipanaskan
Larutan Fruktosa 0,1 M + Benedict + Larutan berwarna jingga
dipanaskan
Larutan Maltosa 0,1 M + Benedict + Larutan berwarna merah bata
dipanaskan
Larutan Sukrosa 0,1 M + Benedict + Larutan berwarna jingga
dipanaskan
Larutan Laktosa 0,1 M + Benedict + Larutan berwarna orange
dipanaskan
Larutan Pati 1% + Benedict + dipanaskan Larutan berwarna kuning muda

Percobaan Pengamatan
c). Uji Benedict Pengenceran Glukosa 0,1 M
Larutan Glukosa 0,1 M pengenceran 2 -Larutan berwarna merah bata
kali+Benedict + dipanaskan + Benedict + -Terdapat sedikit endapan
dipanaskan
Larutan Glukosa 0,1 M pengenceran 10 kali + -Larutan berwarna biru muda sedikit
Benedict + dipanaskan merah bata

Larutan Glukosa 0,1 M pengenceran 50 kali + Larutan berwarna biru muda, sedikit
Benedict + dipanaskan kemerahan
Larutan Glukosa 0,1 M pengenceran 100 kali Larutan berwarna biru muda
+ Benedict + dipanaskan
PERTANYAAN DAN JAWABAN
a. Uji Molisch
1. Warna apa yang terlihat diantara permukaan dua larutan tersebut?
Jawab : Warna yang terlihat adalah cincin ungu kecoklatan.

2. Mengapa banyak protein juga memberikan uji molisch yang positif?

Jawab : Karena protein juga mempunyai gugus aldehid atau keton bebas pada
strukturnya.

b. Uji Benedict

1. Berapa kadar karbohidrat yang terendah yang masih dapat diamati dengan uji
benedict?
Jawab : Kadar karbohidrat yang masih dapat diamati dengan uji Benedict adalah
1%.

2. Senyawa apalagi selain tembaga yang dapat direduksi? Apa fungsi berbagai bahan
dalam reagen benedict?
Jawab : Ag+, Fe2+, Ag2+. Fungsi natrium sitrat adalah mencegah pengendapan
CuO2 dan fungsi natrium karbonat yaitu membuat keberadaaa basa CuSO4 sebagai
oksidator.

Anda mungkin juga menyukai