Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

PENENTUAN AKTIVITAS ENZIM LIPASE

OLEH :

I GEDE ARKA LINGGA BUMI

1908511002

KELAS A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
PENENTUAN AKTIVITAS ENZIM LIPASE

I. Tujuan
1. Menentukan aktivitas enzim lipase
2. Mengetahui pengaruh penambahan emulsi minyak terhadap aktivitas enzim lipase
3. Memahami pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim lipase
4. Mengetahui hubungan antara aktivitas enzim lipase terhadap waktu inkubasi
5. Mengetahui fungsi dari pemanasan dan pengaruhnya terhadap enzim lipase

II. Dasar Teori


Ilmu yang mempelajari enzim meliputi struktur, fungsi, sifat, serta kinetika reaksi
disebut enzimologi. Enzim adalah biokatalisator atau katalis protein yang terbentuk
pada sel tubuh makhluk hidup. Berperan sebagai biokatalisator, enzim mempercepat
reaksi kimia tanpa terjadi perubahan permanen dengan cepat efisien, dan spesifik.
Sebagai biokatalis, enzim sangat efisen dalam mempercepat reaksi, bekerja kondisi
lingkungan sedang, dapat terurai secara biologis, aman, ramah lingkungan, serta dapat
digunakan berulang-ulang (Sutrisno, 2017)
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi
molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada
suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim
agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang
ditentukan oleh hormon sebagai promoter (Gaman dan Sherrington, 1992).
Dalam arti lain enzim adalah golongan protein yang disintesis oleh sel hidup dan
mempunyai fungsi penting sebagai katalisator dalam setiap reaksi metabolisme yang
terjadi pada organisasi hidup. Enzim juga merupakan biokatalisator yang menunjang
berbagai proses industri. Hal ini disebabkan enzim mempunyai efisiensi dan
efektifitas yang tinggi, reaksinya tidak menimbulkan produk samping, serta dapat
digunakan berulangkali dengan teknik amobilisasi (Lehninger, 1995)
Untuk memproduksi enzim dalam jumlah besar dan mempunyai aktivitas yang
tinggi, perlu diperhatikan faktor-faktor penting seperti kondisi pertumbuhan, cara
isolasi, serta jenis substrat yang digunakan. Kondisi pertumbuhan yang menunjang
produksi enzim secara maksimal adalah pH, suhu inkubasi, waktu inkubasi, dan
komposisi media pertumbuhan harus mengandung sumber energi, sumber karbon,
sumber nitrogen dan mineral (Wang, 1979).
Enzim lipase bekerja secara spesifik bagi Enzim lipase bekerja secara spesifik bagi
substrat yang memiliki gugus ester. Enzim ini mengkatalisis hidrolisis dan sintesis
bentuk ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Pada penyiapan sampel
dilakukan penambahan asam oleat. Asam ini berfungsi sebagai emulgator dari substrat
karena asam oleat sendiri memiliki gugus hidrofil dan hidrofob didua muka yang
berlainan. Gugus hidrofob ini akan berikatan dengan asam lemak, sementara gugus
hidrofilnya akan berikatan akan berikatan dengan enzim. Hal ini sesuai dengan sifat
enzim lipase yang memang larut dalam air. Enzim ini juga berperan dalam transfer
lipid antar membran. Hal ini dikarenakan lipase memecah triasilgliserida (molekul
yang besar) untuk bisa melewati membran untuk bisa melewati membran dalam
mitokondria agar bisa dioksidasi lebih lanjut. Sayangnya enzim ini sedikit sulit untuk
diekstraksi dan tidak bekerja pada pH untuk diekstraksi dan tidak bekerja pada pH
rendah (Dosanjh dan Kaur, 2002).
Salah satu jenis enzim yang mempunyai peran penting dan tidak ada bandingan
dalam pertumbuhan bioteknologi adalah enzim lipase. Enzim ini memiliki sifat khusus
dapat memecahkan ikatan ester pada lemak dan gliserol. Selain itu, lipase mempunyai
kemampuan mengkatalis reaksi organik baik didalam media berair maupun dalam
media non air (Sumarsih, 2004).
Lipase yang berasal dari bakteri pada umumnya adalah protein yang memiliki sifat
asam. Dan mempunyai berat molekul dari 20.000 sampai 60.000 memiliki aktivitas
spesifik protein murni yang berubah-ubah dari 500 sampai 10.000 unit lipase per mg
protein (Nishio, 1987).
Enzim lipase atau lengkapnya triasilgliserol lipase adalah enzim yang
menghidrolisis ester karboksilat. Enzim ini mempunyai substrat alami berupa
trigliserida dari asam lemak yang mana reaksinya memerlukan air, dan lipase
ekstraseluler berhasil diisolasi dari pseudomonas aeruginosa pada tahun 1986. Enzim
lipase memiliki sub unit berupa glikoprotein dan lipoprotein. Sub unit tersebut dapat
sebagai monomer, dimer, oligomer atau polimer. Enzim lipase stabil pada suhu
optimumnya yaitu 40˚C, walaupun masih aktif pada 51 ˚C (Nishio, 1987).
Aktivitas enzim ini dapat diukur dengan dua metoda, pada metoda perubahan pH
tidak memberikan akurasi yang baik, hal ini bisa dilihat dari nilai regresi dan juga nilai
pH yang tidak mengalami penurunan secara bertahap. Metode ini mengukur langsung
jumlah asam lemak yang dihasilkan kedalam larutan lewat perubahan pH. Jika lipase
masih memproduksi asam lemak maka larutan akan segera bertambah asam. Ketika
pH larutan menunjukan nilai konstan pada pH yang makin asam maka aktifitas lipase
dalam memprosuksi asam lemak telah berhenti. Perubahan pH yang tidak signifikan
inilah yang membuat galat pengukuran menjadi besar. Pada metoda titrimetri,
banyaknya asam lemak yang dilepaskan akan dititrasi oleh NaOH sehingga volume
NaOH sama dengan volume asam lemak yang dihasilkan oleh aktivitas enzim lipase.
Proses pemanasan pada enzim akan membuat enzim menjadi rusak dan mengurangi
aktivitasnya. Kondisi ini digunakan sebagai kondisi control pada penentuan aktivitas
enzim dan juga penentuan secara perubahan pH. Pada proses titrasi larutan diamati
perubahan warna dari putih menjadi pink kemudian menjadi putih kembali. Jika
larutan tidak mengalami perubahan warna kembali maka asam lemak yang dihasilkan
dari enzim telah habis dititrasi. Bisa dikatakan bahwa enzim lipase tidak melakukan
aktifitas untuk memproduksi asam lemak kembali (Mitsuda, 1989).
III. Alat dan Bahan
3.1.Alat :
- Buret dan Statif
- Erlenmeyer 250 Ml
- Tabung Reaksi
- Inkubator 37oC
- Penangas Air
3.2.Bahan :
- Emulsi Minyak
- Alkohol 95%
- Aquades
- Indikator Fenol
- Na2CO3 0,1 M
- Tablet pancreas
- NaOH 0,05 M
IV. Prosedur Kerja

Hasil pengamatan dicatat dalam tabel berikut ini :


No Warna mula-mula Perubahan warna Volume Larutan Jumlah
Tabung setelah inkubasi setelah ditambah standar NaOh mMol
alkohol dan Pp yang diperlukan NaOH
(Ml)
T1 = 0’ Merah muda keruh Putih keruh 6,1 0,305
T2 = 15’ Merah muda keruh Putih keruh 7,25 0,3625
T3 = 30’ Merah muda keruh Putih keruh 3,45 0,1725
T4 = 45’ Merah muda keruh Putih keruh 9,2 0,46

Aktivitas lipase yaitu jumlah mMol NaOH yang diperlukan untuk menetralkan hasil
reaksi pada tabung no. 2 s/d 4 dihitung dan grafik aktivitas lipase terhadap waktu
inkubasi dibuat
V. Data Pengamatan
5.1 Tabel Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil
1. Tabung 1 yang sudah terisi Enzim Non aktif
suspensi ekstrak pancreas
dipanaskan pada suhu 100°C
selama 1 menit
2. Keempat tabung sebelumnya Larutan suspensi berubah warna
ditambahkan 5mL emulsi dari putih susu menjadi merah muda
minyak dan 1 mL air keruh
3. Campuran diinkubasi pada -Tabung 1
suhu kamar (37°C) 0 menit : Terjadi perubahan warna
merah muda
-Tabung 2
15 menit : merah muda keruh
-Tabung 3
30 menit : merah muda keruh
-Tabung 4
45 menit : merah muda keruh
4. Ditambahkan etanol PA 20 Tabung 1,2,3,4 menjadi putih keruh
mL dan PP 10 tetes
5. Dititrasi dengan NaOH NaOH yang dihabiskan sebanyak
Tabung 1 (0 menit) : 6,1 mL
Tabung 2 (15 menit) : 7,25 mL
Tabung 3 (30 menit) : 3,45 mL
Tabung 4 (45 menit) : 9,2 mL

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai penentuan dari enzim
lipase, yang dimana pada praktikum ini digunakan metode titrimetrik. Prinsipnya
adalah pengaruh faktor eksternal pada aktivitas enzim. Untuk mengetahui pengaruh
pemanasan dan inhibitor terhadap aktivitas enzim dengan melakukan uji aktivitas
enzim lipase pankreastik. Adapun tujuan dari dilakukannya uji aktivitas enzim lipase
pankreastik adalah untuk mengetahui aktivitas enzim dalam memecah lipid menjadi
asam lemak dan gliserol dengan berbagai variasi kondisi larutan sampel (minyak).
Prinsipnya yakni pemecahan lipid oleh enzim lipase pankreastik dengan metode yang
digunakan yakni pemanasan, penginkubasian dan titrasi asam basa.

Pertama adalah dibuat suspensi ekstrak sebagai bahan pengamatan, kemudian


disiapkan emulsi minyak yang dibuat dari campuran minyak yang ditambah air. Akibat
adanya perbedaan kepolaran antara minyak dan air menyebabkan keduanya tidak larut,
oleh karena itu terdapat emulsi setelah penambahan air. Selanjutnya ditambahkan
indicator fenolftalein dimana indicator fenolftalein merupakan asam diprotik dan
berfungsi unuk menentukan titik ekuivalen, dan dititrasi dengan larutan standar NaOH
0,5 M hingga berwarna merah muda.

Ekstrak pankreas yang telah dibuat yang bersumber dari enzim lipase yang
dimasukkan ke 2 tabung berbeda untuk menguji aktivitas enzim lipase pada kondisi
yang berbeda-beda tiap tabung reaksi. Tabung 1 dipanaskan yang bertujuan untuk
mematikan enzim sehingga memperbanyak varian kondisi untuk dibandingkan.
Selanjutnya dilakukan pemanasan selama 1 meit pada suhu 100˚C saat air mendidih
sehingga dihasilkan larutan putih keruh dan terdapat gelembung. Gelembung ini
merupakan proses pemanasan yang mendidih dan penguapan akibat pemanasan yang
terjadi dilakukan secara terbuka. Lalu dilanjutkan dengan proses inkubasi dimana
tabung 1 selama 0 menit, tabung 2 selama 15 menit, tabung 3 selama 30 menit, dan
tabung 4 selama 45 menit. Sebelum proses inkubasi dilakukan terdapat penambahan
emulsi minyak yang berfungsi sebagai substrat lipid yang nantinya akan dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. Proses inkubasi pada
suhu 37 ˚C agar mengetahui aktivitas enzim pada suhu optimumnya yaitu 37.

Selanjutnya proses titrasi asam basa dengan NaOH sebagai titran dan penambahan
alkohol 95% yang berfungsi untuk menghidrolisis protein enzim lipase sehingga reaksi
enzimatis akan terhenti karena rusaknya enzim. Lalu ditambah indicator fenolftalein
yang menandai titik akhir titrasi menjadi merah muda yang fungsinya sebagai titik
ekuivalen. Pada titrasi NaOH digunakakan untuk mengetahui jumlah mol NaOH yang
digunakan sebagai aktivasi enzim lipase. Volume NaOH yang digunakan secara
berturut-turut yakni 6,1 mL, 7,25 mL, 3,45 mL, 9,2 Ml
Sehingga aktivitas enzim lipase yang disimbolkan dengan jumlah mol dari NaOH
yang dibutuhkan sebesar 0,305 mMol ; 0,3625 mMol ; 0,1725 mMol ; 0,46 mMol.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dari enzim lipase ini, seperti
temperature, proses inkubasi, Ph, dan penambahan indikator eksternal lainnya.

VII. Kesimpulan
1. Uji aktivitas enzim lipase ditentukan dengan metode titrasi titrimetri, dengan
emulsi minyak dan proses inkubasi
2. Penambahan emulsi minyak yakni sebagai substrat lipid yang akan dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase
3. Pengaruh waktu inkubasi terhadap uji aktivitas enzim adalah dan semakin lama
proses inkubasi mempunyai nilai aktivitas enzim lipase yang besar
4. Hubungan antara aktivitas enzim dengan waktu inkubasi adalah berbanding
lurus.
5. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim lipase yakni temperatur, proses
penginkubasi, pH, dan penambahan indikator eksternal lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Abigor, R.D, P.O.Uadia., T.A. Foglia, M.J, Hass, K. Scott dan B.J. Savary. 2002. Partial and
Properties of Lipase from Germaning Seeds of Jatropha Curcas, L. J. Am Oil.Chem.Soc,
79: hal.1123-1126

Dosanjh, N.S., dan Kaur, J. 2002. Immobilization, Stability and esterification Studies of A Lipase
From Bacillus sp. Journal Biotechnology and Applied Biochemistry. Vol. 36. Hlm 7-12.
Punjab University Chandigarh.

Gaman, P.M. and K.B Sherington. 1992.. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Edisi kedua. Diterjemahkan oleh Ir. Murdijati Gardjito, dkk. UGM Press.
Yogyakarta

Nishio, T., T. Chikano, and M. Kamimura. 1987. Triacylgliserol dalam Enzyme Handbook.
Springer -Verlag, Berlin.

S. Mitsuda, S. Nabeshima, H. Hirhora. 1989.Appl. Microbiol. Biotechnol. 31, 334 ± 337.


Sumarsih, S. 2002. Uji Aktivitas Lipolitik Beberapa Bakteri Hasil Isolasi dari Pelabuhan
Tanjung Perak dan Produksi Lipase dari Strain Terpilih. JIPTUNAIR. Surabaya.

Staf Laboratorium Biokimia. 2021. Penuntun Praktikum Biokimia II Jurusan Kimia.


Laboratorium Kimia Universitas Udayana. Badung.

Wang, I.C. 1979. Fermentation and Enzymes Technology. John Wiley and Sons. New York

Yunita, Putri. 2012. Skrining dan Uji Aktivitas Enzim Protease Bakteri dari Limbah Rumah
Pemotongan Hewan. Program Studi Kimia Universitas Airlangga. Surabaya.
LAMPIRAN
1. Data Pengamatan
2. Perhitungan
Menghitung jumlah mMol NaOH dalam titrasi dengan aktivitas enzim lipase
Diketahui :
T = 0’  V NaOH = 6,10 mL
T = 15’  V NaOH = 7,25 mL
T = 30’  V NaOH = 3,45 mL
T = 45’  V NaOH = 9,20 mL
Ditanya : mol NaOH ?
Jawab :
a. T = 0 menit
Mol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,05 mMol/mL X 6,10 mL
= 0,305 mMol
= 30,5 mol

b. T = 15 menit
Mol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,05 mMol/mL X 7,25 mL
= 0,3625 mMol
= 36,25 mol

c. T = 30 menit
Mol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,05 mMol/mL X 3,45 mL
= 0,1725 mMol
= 17,25 mol

d. T = 45 menit
Mol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,05 mMol/mL X 9,20 mL
= 0,46 mMol
= 46 mol
3. Grafik

Grafik
50

40
Waktu

30

20

17,25 30,5 36,25 46


Aktivitas Enzim Lipase

Anda mungkin juga menyukai