Anda di halaman 1dari 11

Laboratorium Farmasi Klinik

Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM BIOKIMIA


UJI IDENTIFIKASI JENIS KARBOHIDRAT

OLEH :

WAODE AINUN SYAWALIA (N011201067)


KELOMPOK 5
GOLONGAN SELASA SIANG (C)

NAMA ASISTEN
MUTIARA ALVIONITA TUMANAN

MAKASSAR
2021
Peralatan
1. Tabung reaksi dan Rak Tabung 4. Gelas Ukur
2. Pipet tetes 5. Beaker
3. Tangas air 6. Gegep

Bahan
1. Sampel 5. Pereaksi Barfoed
2. Pereaksi Molisch 6. Pereaksi Benedict
3. Larutan Iodium 7. Pereaksi Seliwanoff
4. H 2 SO 4 Pekat 8. Pereaksi Tollens

Cara Kerja

A. Uji Molisch
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch
3. Tambahkan 2 ml H 2SO4 pekat secara hati-hati melalui dinding tabung
(jangan dikocok atau diguncang)
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk cincin ungu

B. Uji Iodium
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes larutan iodium secara hati-hati
3. Amati hasil yang terbentuk. Biru hitam : Amilum, Merah anggur : Dekstrin,
Coklat : Glikogen.

C. Uji Barfoed
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi barfoed
3. Campur dan panaskan diatas tangas air mendidih selama 5-10 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk endapan
merah bata (± 5 menit untuk gula reduksi monosakarida, ± 10 menit untuk
gula reduksi disakarida)
D. Uji Benedict
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes pereaksi benedict
3. Campur dan panaskan diatas tangas air mendidih selama ± 2 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk endapan
merah bata

E. Uji Seliwanoff
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Seliwanoff
3. Campur dan panaskan diatas tangas air mendidih selama ± 2 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk warna merah
ceri

F. Uji Tollens
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 2 tetes pereaksi Tollens
3. Panaskan 2-3 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk cermin
perak.

Hasil Pengamatan :
Hasil pengujian
Uji Uji Uji
Sampel Uji Uji Uji
Tollens Benedict Seliwa
Molisch Iodium Barfoed
noff
Tepung _ _ _ _
+ +
beras
Buah + _ + +
+ _
pepaya Menit ke 5
Susu + _ + + + _
bubuk Menit ke
10

Keterangan : (+): Mengandung senyawa yang diuji ; TD: Tidak dilakukan


(-): Tidak mengandung senyawa yang diuji

Reaksi
(Poedjiadi,A.,&Supriyanti,F.M.T. 1994.)

Pembahasan
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
yang berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat secara
garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida
dan oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan polisakarida
non pati (serat). (Siregar, 2014).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kilojoule) energy pangan per gram. Karbohidrat juga
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain- lain. Sedangkan dalam tubuh, karohidrat
berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh protein yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak
dan protein. Karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida,
yang memiliki senyawa berbeda-beda (Fitri & Fitriana, 2020) Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dilakukan analisis terhadap karbohidrat yang meliputi perubahan
warna, senyawa positif, dan pengelompokannya. Karbohidrat (dalam hal ini pati,
gula, atau glikogen) merupakan zat gizi sumber energy paling pentng bagi makhluk
hidup karena molekulnya mnyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel.
Secara kimia, karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan aldehid atau keton
dari alcohol polihidrik (karena mengandung gugus hidroksi lebih dari satu), atau
sebagai senyawa yang menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis
(Poedjiadi, 2006).
Sifat-sifat kimia karbohdrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat
dalam molekul yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid, dan gugus keton. Beberapa sifat
kimia karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan
senyawa karbohidrat yang satu dengan yang lainnya (Fitri & Fitriana, 2020).
Sehingga percobaan kali ini dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif,
yaitu dilakukan menggunakan reagen dan indikator positif dengan uji molisch, uji
iodium, uji barfoud, uji benedict, uji seliwanoff, dan uji tollens.
1. Uji molisch
Uji Molisch bertujuan untuk membuktikan adanya karbohidrat secara
kualitatif. Pada uji molisch untuk mendeteksi adanya kandungan karbohidrat
pada ketiga sampel yaitu buah pepaya, susu bubuk, dan tepung beras. Prinsip
percobaan Uji Molish adalah berdasarkan pada reaksi karbohidrat dengan
H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi metil furfural dengan α-naftol
akan membentuk cincin senyawa kompleks berwarna ungu. Sehingga pada
pengujian yang di lakukan dari ketiga sampel, di dapatkan hasil positif
yaitu terbentuknya cincin ungu. Uji Molisch bertujuan untuk membuktikan
adanya karbohidrat secara kualitatif.. Monosakarida, disakarida, dan
polisakarida akan memberikan hasil positif karena prinsip reaksi ini adalah
dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa
menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa
menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-
naftol dalam pereaksi molish (Dasyanti, 2013).
2. Uji iodium
Uji iodine ini bertujuan untuk membuktikan adanya
polisakarida (Amilum,glikogen dan dekstrin). Pada uji iodium untuk
mendeteksi adanya kandungan karbohidrat pada ketiga sampel yaitu buah
pepaya, susu bubuk, dan tepung beras di tambahkan pereaksi iod. Karbohidrat
dengan golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan
Iodium dan memberikan warna biru kehitaman yang menunjukkan adanya
amilum (pati) pada sampel. Hasil percobaan menunjukkan hanya amilum
yang menunjukkan reaksi positif karena dalam larutan pati terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan amilum
menyebabkan warna biru kehitaman. bentuk rantai heliks ini menyebabkan
pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin yang dapat masuk ke
dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks
tersebut (Fitri & Fitriana, 2020).
Uji pati-iodium berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu
polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna
spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstran
menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang
terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat.
Sehingga pada pengujian yang dilakukan pada ketiga sampel itu yang positif
terdapat pada tepung beras. jika sampel tidak terdapat perubahan makadapat
disimpulkan bahwa sampel terkandung monosakarida atau disakarida. Jika
terjadiperubahan warna menjadi biru yakni adanya pati, warna coklat artinya
mengandungglikogen, serta merah yang berarti mengadung dekstin.
Dimana perubahan warna tersebut dapat disimpulkan sampel
merupakan polisakarida (Fitri & Fitriana, 2020).
3. Uji Barfoud
Pada uji Barfoed ini bertujuan untuk mendeteksi karbohidrat
yang tergolong monosakarida. Pada pengujuian ini dengan memasukan 3
tetes pereaksi barfoed pada masuing-masing sampel dan di panaskan
diatas tangas air mendidih selama 5-10 menit. Endapan berwarna merah
orange menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel. Hal ini
disebabkan karena Ion Cu2+ dari pereaksi barfoed dalam suasana asam
akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada
disakarida dan menghasilkan Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata.
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan
merah bata karena terbentuk hasil Cu2O (Kusbandari, 2015: 35-42).
Sehingga pada pengujian yang di lakukan dari ketiga sampel yaitu pada
tepung beras memiliki hasil negatif, dan pada susu dan pepaya sama-sama
posotif dengan waktu yang berbeda yaitu pada susu perubahan warna nya
terjadi pada menit ke 10 sedangkan pada pepaya terjadi pada menit ke 5.
4. Uji Benedict
Uji Benedict’s ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan
adanya gula perduksi. Prinsip dari uji Benedict’s adalah gugus aldehid
atau keton bebas pada gula reduksi (monosakarida) yang
terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam
suasana alkalismenjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana
alkalis diperoleh dari Na2CO3dan Na sitrat yang terdapat pada reagen
Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan
adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yangterbentuk dapat berwarna
hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya.
semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak.
Reaksi positif dari uji benedict’s ini muncul ketika sampel berubah warna
menjadi warna hijau, jingga, kuning atau merah. Sehingga berdasarkan hasil
pengamatan sampel dari buah pepaya, tepung beras dan susu hasil positif
terdapat pada susu dapepaya dan hasil negati pada tepung beras
(Kusbandari, 2015: 35-42).
5. uji seliwanoff
Uji Seliwanoff ini bertujuan untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa).
Pada sampel buah pepaya, tepung beras dan susu di ujikan dengan
menggunakan reagen Seliwanoff kemudian di panaskan diatas tangas air
mendidih selama ± 2 menit. Hasil dari uji ini terdapat perubahan warna pada
satu sampel yaitu pepaya dan kedua sampel yaitu susu dan juga tepung
beras tidak mengalami perubahan. Prinsip dari uji Seliwanoff ini adalah
dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
kompleks berwarna merah oranye.Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika
dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Fruktosa dan
sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa
menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri darifruktosa
dan glukosa. (Richana, N. dan Sunarti, T.c,. 2004.) Sehingga yang terjadi
pada sampel buah pepaya terbentuknya perunahan berwarna merah chery
sehingga di katakan positif mengandung adanya fruktosa. Kesimpulan ini
didasarkarkan pada literature yang menyatakan jika sampel berwarnamerah
ceri maka sampel merupakan fruktosa.
6. Uji tollens.
Uji tollens dilakukan untuk mengidentifikasi adanya gugus aldehid pada
sampel, pada sampel tepung beras hasil yang didapatkan yaitu negatif , pada
sampel susu hasil yang didapatkan yaitu positif, dan pada sampel papaya
didapatkan hasil negatif. Reagen tollen mengoksidasi aldehida tapi tidak
dengan keton. Ion perak nitrat pada tollens akan direduksi menjadi perak
metalik yang kemudian akan membentuk cermin perak pada permukaan
bagian dalam tabung reaksi (Elzagheid, M.I. 2018).
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan mengidentifikasi kandungan karbohidrat
secarakualitatif pada uji Molisch yang dilakukan pengujian pada buah pepaya,
tepung beras, dan susu, ketiganya mengandung karbohidrat. Untuk uji Iodin pada
pengujian yang di lakukan didapatkan bahwa sampel dari tepung beras
mengandung amilum. Pada uji barfoud menunjukan hasil positif pada sampel susu
dan pepaya namun menunjukan hasil negatif pada tepung beras. Pada uji benedich
hasil yang di dapatkan pada sampel tepung beras negatif dan pada sampel susu
dan pepaya positif mengandung gula pereduksi. Pada uji saliwanoff, hasil positif
hanya di dapatkan pada sampel pepaya sedangkan untuk sampel tepung beras dan
susu medapatkan hasil negatif. Kemudian pada uji tollens, sampel yang
menghasilkan uji positif itu pada susu sedangkan pada tepung beras dan buah
pepaya di dapatkan hasil begati.

Daftar Pustaka

Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(02), 38-44.


Fitri, A. S., & Fitriana, Y. A. N. (2020). Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
Sainteks, 17(1), 45-52.
Poedjiadi. (2006). Dasar-Dasar Biokimia. UI Press.
Dasyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
Karbohidrat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan
Denpasar: Denpasar, 22.
Kusbandari, Aprilia. 2015. Analisis Kualitatif kandungan Sakarida dalam Tepung dan
Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.) Vol.5 No.1 Hal 35-42
Poedjiadi,A., & Supriyanti,F.M.T. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.
Richana, N. dan Sunarti, T.c,. 2004. Karakteristik Sifat Fisikokimia Serbuk
UmbiGanyong dan Serbuk Pati dari Umbi Ganyong, Suweg, Ubi Kelapa dan
GembiliVol.1 No.1 Hal: 29-37.
Elzagheid, M. I. 2018. Laboratory activities to introduce carbohydrates qualitative
analysis to college students. World Journal of Chemical Education, 6(2), 82-
86.

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok
( Mutiara Alvionita Tumanan)

LABORATORIUM FARMASI KLINIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ASPEK I. KEAKTIFAN
Format penilaian praktikum daring untuk keaktifan/diskusi interaktif :
No. Kriteria Pembobotan Nilai
Kemampuan untuk menjelaskan kembali dan
1. 15
menanggapi video demo praktikum
Kemampuan menginterpretasikan data
2. 20
Praktikum
3. Kemampuan mengemukakan pendapat 10
Memfokuskan perhatian pada kegiatan
4. 10
Praktikum
Mampu menyebutkan atau mengutip literature
5 15
yang menunjang materi praktikum
Kemampuan untuk mengerjakan dan memahami
6 kasus 30

Total Nilai Pelaksanaan/Keaktifan


*Untuk praktikum luring file penilaian keaktifan menggunakan Lembar
Keaktifan Biokimia 2021 (file terpisah)

ASPEK II. LAPORAN


No. Kriteria Pembobotan Nilai
Menyajikan data hasil pengamatan yang lengkap
1. 30
dan sistematis
Mampu memahami dan menuliskan reaksi-reaksi
2. 20
yang tejadi pada pengujian sampel
Mampu menjelaskan fungsi dari penambahan tiap
3. 15
reagen dalam pengujian sampel
Membahas data hasil pengamatan dan
4. 25
membandingkannya dengan literature
5. Mampu membuat kesimpulan 10
Total Nilai Laporan

ASPEK III. DISKUSI


No. Kriteria Pembobotan Nilai
Mampu meriview secara singkat isi laporan yang
1. dikerjakan 20

2. Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan 25


3. Menyiapkan bahan rederensi untuk diskusi 20
Mampu mengambil kesimpulan sesuai hasil
4. praktikum saat itu serta kritik saran 20

Mampu memahami kasus yang diberikan


5 15
berdasarkan literatur yang diperoleh

Total Nilai Diskusi

Anda mungkin juga menyukai