Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen
selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya.
Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim
dan sifat-sifat protein.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bahkan selalu mendengar maupun
menyebut yang namanya karbohidrat. Secara biokimia karbohidrat adalah
polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Dimana karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain
protein dan lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris (CH2O)n ini juga
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuh yang
berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak
dan protein.
Pada umunya karbohidrat dikelompokkan menjadi 3 bagian, monosakarida,
disakarida dan polisakarida. Monosakarida, molekulnya terdiri dari 5 atau 6 atom
C. Disakarida, merupakan polimer dari 2 –10 monosakarida. Polisakarida,
merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida Di alam,
karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. Sebagian besar
bahan-bahan nabati yang merupakan sumber karbohidrat diperoleh dari serelia,
umbi-umbian, dan batang tanaman misalnya sagu. Sumber karbohidrat yang
merupakan bahan makanan pokok di berbagai daerah di Indonesia adalah biji-
bijian, khususnya beras dan jagung, Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula
atau sukrosa dan glukosa juga merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang
penting dalam kehidupan manusia. Penjelasan tersebut dianggap penting untuk

1
dilakukannya praktikum mengenai penetapan karbohidrat dengan metode uji
iodin dan beneditch.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menentukan sifat fisik Hidrolisis Pati ?
2. Bagaimana cara menentukan sifat fisik Hidrolisis?
3. Bagaimana cara menentukan Sifat fisik dari Hidrolisis Glukosa+Sukrosa?

1.3 Tujuan Praktikum


1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui mengenai Hidrolisis pada karbohidrat.
1.3.2 Tujuan Khusus
 Mahasiswa mengetahui mengenai Sifat fisik dari Hidrolisis Pati
(Amilum/Starch)
 Mahasiswa mengetahui mengenai Sifat fisik dari Hidrolisis Sukrosa
 Mahasiswa mengetahui mengenai Sifat fisik dari Hidrolisis
Glukosa+Sukrosa

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat
2.1.1 Definisi Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan meliputi
kondensat polimer – polimernya terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada
senyawa – senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa
CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu yaitu karbo yang mengalami hidratasi,
namun demikian nama ini sebenarnya kurang tepat karena hidrat (H2O) yang
melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai hidrat sebernanya, misalnya tak
dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang terlepas dari gugusnya.
(Kartasapuetra. 2004).
Karbohidrat merupakan jenis biomolekul yang paling banyak ditemukan di
alam. Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polilihidroksi-
keton dan temuannya. Glukosa terdapat terutama dalam bentuk hemiasetal dan
dikenal dua struktur yang umumnya didapat dalam bentuk campuran dan β-
piranos dan dalam jumlah sedikit bentuk dan β-foranosa. Di dalam larutan glukosa
terdapat dalam bentuk campuran α dan β-glukopiranosa sedang bentuk α dan β-
glukofuranosa hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit. Demikian pula
bentuk aldehid bebasnya (Purwo.A. 1993. Hal: 37 – 39).

2.1.2 Jenis karbohidrat


A. Monosakarida
Monosakarida yang mengandung yang mengandung satu gugus aldehida
disebut aldosa, sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton. Monosakarida
dengan enam atom C disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa atau gula
anggur), Fruktosa (levulosa atau gula buah), dan galaktosa. Sedangkan
mempunyai lima atom C disebut pentosa, misalnya xilosa, arabinosa dan
ribosa. Monosakarida adalah senyawa karbohidrat sederhana yang mengandung
gugus fungsi karbonil. Secara umum senyawa ini dibagi menjadi dua kelompok
besar yaitu aldosa jika mengandung gugus aldehid dan ketosa jika mengandung

3
gugus keton. Monosakarida juga sering dinamai sesuai jumlah atom karbon
penyusunnya seperti triosa, pentosa, heksosa dll.
Glukosa merupakan contoh monosakarida aldosa yang mengandung enam
atom karbon dan satu gugus aldehid. Monosakarida dengan jumlah atom tertentu
akan membentuk cincin/anomer dan karbon anomerik (memiliki sifat pereduksi
yang kuat). Ikatan glikosidik terbentuk ketika atom karbon anomerik (C1)
bereaksi dengan gugus hidroksil. Glukosa disebut juga dengan dekstrosa, gula
anggur, gula tepung maupun gula jagung merupaka gula yang dioksidasi menjadi
karbodioksida dalam proses yang menghasilkan energi dan panas., tetapi
pemecahan itu tidaklah terjadi secara langsung melainkan melalui terjadinya
ikatan – ikatan antara fruktosa dan glukosa. Darah selalu mengandung glukosa,
yang bervariasi antara 0,8% - 0, 15%. Pada kasus diabetes, kandungan gula darah
diatas normal yaitu lebih dari 12. Kasus DM ini terjadi karena tingginya kadar
glyukosa darah yang berada dalam tubuh manusia dan hormone insulin sulit untuk
memecah glukosa menjadi molekul yang lebih sederhana yang diperlukan oleh
tubuh manusia. Glukosa terdapat pada buah dan sayuran. Kelarutan glukosa
meningkat dan cepat sesuai dengan meningkatnya suhu. Larutan jenuh
mengandung 27% glukosa pad suhu 200 C dan 80% pada suhu 800 C. Glukosa
bersifat sedikit dalam alcohol 95 % dan ether, Glukosa terdapat di dalam jaringan
– jaringan tubuh dalam bentuk kombinasi dengan protein (Winarno. 1992.).

B. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai moleku 2-10
monosakarida, yaitu trisakarida yang terdiri dari 3 molekul monoskarida dan
tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Salah satu
trisakarida penting adalah rafinosa tang terdiri atas tiga molekul monoakarida
yamg berikatan yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Ikatan tersebut terbentuk antara
atom karbon nomor 1 pada galaktosa dengan atom karbon 6 pada glukosa.
Selanjutnya atom karbon nomor 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2
ada fruktosa Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses
hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami
terdapat di alam yaitu Trisakarida, Tetrasakarida, Rafinosa, stakiosa, dan
verbaskosa adalah oligosakarid, Fruktan.

4
C. Disakarida(C12H22O11)
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang terikat satu sama lain dengan
ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik biasanya terjadi antara atom C no. 1 dengan
atom C no. 4 dengan melepaskan 1 mol air. Ikatan glikosidik terdapat pada gugus
fungsi dalam karbohidrat, yaitu gugus aldehid pada glukosa dan gugus keton pada
fruktosa. Disakarida dapat terbentuk dari hasil antara proses hidrolisis
oligosakarida dan poli sakarida. Disakarida biasanya larut dalam air (hidrofilik).
Beberapa contoh disakarida yakni Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri
dari dua gugus gula.Sama seperti monosakarrida, Disakarida juga memiliki rasa
manis, dan sifatnyapun mudah larut dalam air. Contoh dari Disakarida adalah:
Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam
pengolahan bahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, siwalan dan kelapa
kopyor. Untuk industri-industri makanan biasa digunakan sukrosa dala bentuk
kristral halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam
bentuk cairan sukrosa (sirup). Sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan
fruktosa, yang disebut gula invert.

D. Polisakarida
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari unit terkecil monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida akan menjadi monosakarida bila
dihidrolisis secara lengkap. Pati merupakan polimer dari 1,4-α-D-glukosa yang
terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa akan berubah menjadi warna biru
bila diwarnai dengan reagen iodin.
Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh monosakarida yang
bertautan dengan ikatan glikosidik. Fungsi utama senyawa ini sebagai komponen
struktural atau bentuk penyimpanan energi. Beberapa contoh polisakarida adalah
pati, dekstrin glikogen dan selulosa. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi
sebagai penguat tekstur ( selulosa, hemiselulosa, pektin,lignin) dan sebagai
sumber energi ( pati, dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini
tidak dpat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat yang dapat
menstimulasi enzim-enzim pencernaan.
Pati / amilum merupakan bentuk simpanan karbohidrat dalam tumbuh-
tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia diseluruh

5
dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, umbi-umbian,serealia dan biji-
bijian. Jagung, beras dan gandum kandungan amilumnya lebih dari 70%
pati, pada kacang-kacangan sekitar 40% sedangkan pada ubi, talas, kentang, dan
singkong 20-30%. Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air
panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut
“gelatinisasi” atau mengembang.
Struktur pati terdiri dari α- amilosa dan amilopektin. Amilosamerupakan
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi
kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan
dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakin mudah untuk dicerna. Teori yang mendasari hidrolisis pati menurut
Fessenden adalah, pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat
pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa (+- 20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium
memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin (+- 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium
fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila
dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak
berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji
Benedict.(Fessenden,1982).

2.1.3 Fungsi Karbohidrat


Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi yakni :
1. Sumber bahan bakar.
2. Sumber energi utama dan dapat diganti dengan sumber energy yang lain pada
beberapa organ tubuh manusia, yaitu otak, lensa mata dan sel saraf.
3. Bahan sintesis senyawa organic lainnya.
4. Pati dan glikogen berperan sebagai cadangan makanan.
5. Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
6. Membantu proses penyerapan kalsium.

6
7. Sebagai materi pembangun.
8. Berperan penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom
C lima buah merupakan komponen asam nukleat (DNA dan RNA).
9. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan
penyangga dalam dinding sel bakteri dan tanaman.
10. Sebagai pelumas sendi kerangka.

2.2 Uji Iodine


Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang
digunakan adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam potassium
iodide. Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.
Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat
berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida
dan monosakaraida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat
berikatan dengan iodin. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru ,
amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu sedangkan dengan
glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat (Anonim, 2010).

2.3 Uji Benedict


Pengertian Uji benedict ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama
Stanley Rossiter Benedict. Uji benedict adalah sebuah metode yang digunakan
untuk mengetahui kandungan karbohidrat pada suatu larutan. Metode ini
memanfaatkan reaksi kimia antara gula pereduksi dengan ion tembaga yang
menghasilkan endapan berwarna merah bata. Warna tersebut berasal dari senyawa
tembaga (I) oksida yang terbentuk dari hasil reaksi. Uji benedict ini hanya bisa
digunakan untuk mengetahui karbohidrat yang mengandung gula pereduksi
seperti semua jenis monosakarida dan disakarida pereduksi (maltosa dan laktosa).
Disakarida non-pereduksi seperti sukrosa dan polisakarida tidak bereaksi positif
dengan uji ini. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen
benedict karena keduanya mengandung aldehida sedangkan sukrosa dan
polisakarida tidak memiliki gugus aldehid

7
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air ( H2O) menjadi
kation Hidrogen H+ dan Anion Hidroksida OH- melalui suatu proses kimia, proses
ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu. Hidrolisis merupakan
proses pemecahan polisakarida menjadi monosakarida sehingga dapat langsung
difermentasi oleh yeast (Gozan 2014). Hidrolisis dapat dilakukan secara kimia,
menggunakan asam atau basa atau dapat juga dilakukan secara biologi,
menggunakan enzim (Santana et al. 2016).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hidrolisis (Fachry et al. 2013) :
 Kandungan selulosa pada bahan baku
Kandungan selulosa pada bahan baku sangat berpengaruh terhadap hasil
hidrolisis. Apabila bahan baku mengandung sedikit selulosa maka glukosa
yang dihasilkan juga sedikit.
 pH hidrolisis
pH sangat berpengaruh terhadap konsentrasi asam dan hidrolisis. Apabila
konsentrasi asam tinggi, maka pH yang dihasilkan rendah.
 Waktu hidrolisis
Semakin lama waktu hidrolisis maka akan semakin besar pula konsentrasi
glukosa yang dihasilkan.
 Suhu
Semakin besar suhu maka semakin besar pula konstanta kecepatan reaksi.
 Tekanan
Tekanan sangat berpengaruh terhadap proses hidrolisis. Tekanan yang
digunakan saat proses
 Konsentrasi Asam
Semakin besar konsentrasi asam maka semakin banyak kadar glukosa yang
dihasilkan sampai dengan konsentrasi optimum.

8
BAB III
METODA PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum Percobaan Karbohidrat dilaksanakan di Laboraturium Kimia
Fakultas Pertanian Universitas Islam Nusantara Bandung. Praktikum dilaksanakan
pada hari Kamis, 28 Maret 2019 pukul 14.30-18.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Alat Praktikum
 Tabung Reaksi Besar
 Waterbath
 Plat Tetes
 Gelas ukur
 Spatula
 Timbangan elektrik atau Ohauss
 Kertas ukur
 Pipet tetes

Bahan Praktikum
 Iod (I2) = 20 ml
 Larutan Benedict
 Larutan pati (amilum/starch) = 0,1 ml
 Larutan Sukrosa 1 % = 5 ml (x1)
 Larutan Sukrosa 1 % = 2 ml (y1)
 Larutan Glukosa 1 % = 3 ml (y2)
 Aquadest / Aquabidest.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Hidrolisis Pati atau Amilum
1. Masukkan 0,1 ml larutan pati ke dalam tabung reaksi besar;
2. Panaskan dalam air mendidih ( dalam Beacker glass );

9
3. Tes dengan air Iod dalam pelat tetes selang waktu (2 – 3) menit;
4. Teteskan ke dalam pelat tetes (1 – 2) tetes
5. Catat warna air Iod (I2); dan
6. Warna air Iod harus sampai tetap

3.3.2 Hidrolisis Sukrosa


1. Masukkan 5 ml larutan sukrosa ke dalam tabung reaksi besar
2. Panaskan dalam air mendidih (dalam Waterbath)
3. Tes dengan Benedict (Warna Biru); dan
4. Amati dan catat perubahan warnanya dan endapannya.

3.3.3 Hidrolisis Glukosa (3ml) + Sukrosa (2 ml)


1. Masukkan larutan glukosa + sukrosa (3 + 2) ml ke dalam tabung reaksi
besar
2. Panaskan dalam air mendidih (dalam Waterbath)
3. Tes dengan Benedict (Warna Biru) dan
4. Amati dan catat perubahan warnanya dan endapannya.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PRAKTIKUM


A. Hidrolisis Pati

Gambar 1. Hidrolisis Pati

Tabel 1. Hidrolisis Pati


Larutan Larutan Iod ( I2) Reaksi
Diteteskan dengan iod
Larutan Pati 10 ml / 0,1 Menghasilkan
sebanyak 2 tetes
gram + Aquades perubahan warna biru
( Iod berwarna kuning
gelap pekat.
kemerahan )

B. Hidrolisis Sukrosa
Tabel 2. Hidrolisis Sukrosa
Larutan Larutan Benedict Reaksi
Larutan Sukrosa 5 ml /
Diteteskan dengan Benedict Menghasilkan
0,05 gram + Aquades
sebanyak 1 tetes perubahan warna
( Benedict berwarna biru ) bening kebiru - biruan

11
C. Tes Larutan Glukosa ( 2ml ) + sukrosa ( 3ml)

Gambar 2. Tes Larutan Glukosa & Sukrosa

Tabel 3. Tes Larutan Glukosa & Sukrosa


Tes Larutan Larutan Benedict Reaksi
Diteteskan dengan Benedict Menghasilkan
Larutan Sukrosa 2 ml
sebanyak 1 tetes perubahan warna
+ glukosa 3 ml
( Benedict berwarna biru ) bening kebiru - biruan

4.2 PEMBAHASAN
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan meliputi
kondensat polimer – polimernya terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada
senyawa – senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa
CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu yaitu karbo yang mengalami hidratasi,
namun demikian nama ini sebenarnya kurang tepat karena hidrat (H2O) yang
melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai hidrat sebernanya, misalnya tak
dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang terlepas dari gugusnya.
(Kartasapuetra. 2004).
A. Hidrolisis Pati ( Amilum / Starch )
Pada pengujian hidrolisis pati, pertama yaitu dengan menimbang kertas
menggunakan ohauss lalu menimbang pati sebanyak 10 ml/0.1 gram dan
dilarutkan dengan aquades sebanyak 10 ml pada tabung reaksi, setelah itu
dipanaskan mengguakan waterbath selama 5 menit kemudian diangkat, didiamkan
selama 2 menit lalu ambil larutan tersebut sebanyak 2 tetes pada plat tetes dan
ditetesi larutan air iod sebanyak 2 tetes setelah diamati menghasilkan warna biru
gelap pekat.

12
B. Hidrolisis Sukrosa
Pada pengujian hidrolisis sukrosa, pertama yaitu dengan menimbang kertas
menggunakan ohauss lalu menimbang sukrosa sebanyak 5 ml/0.05 gram dan
dilarutkan dengan aquades sebanyak 10 ml pada tabung reaksi, setelah itu
dipanaskan mengguakan waterbath selama 5 menit kemudian diangkat,
didiamkan selama 2 menit lalu ambil larutan tersebut sebanyak 2 tetes pada plat
tetes dan ditetesi larutan Benedict sebanyak 2 tetes setelah diamati menghasilkan
warna bening kebiru biruan.

C. Tes Larutan Glukosa + Sukrosa


Pada pengujian tes larutan serbuk yang telah ditimbang dan ditambahkan
aquades kemudian dicampurkan glukosa sebanyak 3 ml + sukrosa 2 ml lalu
ditambahkan larutan benedict sebanyak 1 tetes, setelah diamati menghasilkan
warna bening kebiru biruan.

13
BAB V
KESIMPULAN

 Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah molekul air ( H2O)


menjadi kation Hidrogen H+ dan Anion Hidroksida OH- melalui suatu proses
kimia, proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu.
 Pada Hidrolisis Pati dengan larutan Iod terjadi perubahan warna yaitu
menghasilkan perubahan warna menjadi biru gelap pekat.
 Pada Hidrolisis Sukrosa dengan larutan Benedict terjadi perubahan warna
yaitu menghasilka warna bening kebiru biruan
 Pada tes larutan glukosa dan sukrosa yang ditambahlan larutan benedict
terjadi perubahan warna yaitu menghasilkan warna bening kebiru biruan
 Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber biokalori dalam bahan
makanan, disamping itu juga sebagai bahan pengental atau GMC pada
teknologi makanan sebagai bahan penstabil, bahan pemanis (sukrosa,
glukosa, fruktosa) dan bahan bakar, misalnya pada glukosa dan pati dan
sebagai penyusun struktur sel, misalnya selulosa dan khitin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia.UI Press: Jakarta.

Strayer, Lubert. 1996. Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Hart Harold et al .2003.Kimia Organik .Penerjemah: Suminar Setiati


Achmadi.Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry

Lehninger, Albert L..1984.Dasar-dasar Biokimia Jilid 1.Penerjemah:


Maggy Thenawijaya.Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of
Biochemistry

Rahayu Anny et al . 2005. “Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada


Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) terfermentasi
Asepergillus oryzae”. Bioteknologi. 2 (1): 14-20
Andi, Fharadyba. Haris. 2013. Uji Karbohidrat Metode
Iodin. http://organiksmakma3a05.blogspot.com/2013/03/uji-karbohidrat-karbo
hidrat-adalah.html.Diakses pada tanggal 01 April 2019

Amrida, 2011. Penetapan Karbohidrat metode


iodin. http://inspirasiqamrida.blogspot.com/2011/05/penetapan-karbohidrat-
metode-iodin.html. Diakses pada tanggal 01 April 2019

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan yang digunakan saat praktikum

Gambar Keterangan

Serbuk Pati, Sukrosa, dan glukosa.

Reagent Benedict & Iod

Reagent Aquades

Tabung reaksi dalam rak yang


digunakan untuk mencampurkan
larutan

16
Gelas ukur yang digunakan dalam
mengukur bahan pelarut.

Pipet yang digunakan untuk


memindahkan bahan pelarut ke gelas
ukur

Timbangan yang digunakan untuk


menimbang serbuk glukosa, pati dan
sukrosa

Waterbath yang digunakan untuk


memanaskan larutan

Plat Tetes yang digunakan untuk


mereaksikan larutan

17
18

Anda mungkin juga menyukai