PENDAHULUAN
1
dilakukannya praktikum mengenai penetapan karbohidrat dengan metode uji
iodin dan beneditch.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
2.1.1 Definisi Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan meliputi
kondensat polimer – polimernya terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada
senyawa – senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa
CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu yaitu karbo yang mengalami hidratasi,
namun demikian nama ini sebenarnya kurang tepat karena hidrat (H2O) yang
melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai hidrat sebernanya, misalnya tak
dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang terlepas dari gugusnya.
(Kartasapuetra. 2004).
Karbohidrat merupakan jenis biomolekul yang paling banyak ditemukan di
alam. Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polilihidroksi-
keton dan temuannya. Glukosa terdapat terutama dalam bentuk hemiasetal dan
dikenal dua struktur yang umumnya didapat dalam bentuk campuran dan β-
piranos dan dalam jumlah sedikit bentuk dan β-foranosa. Di dalam larutan glukosa
terdapat dalam bentuk campuran α dan β-glukopiranosa sedang bentuk α dan β-
glukofuranosa hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit. Demikian pula
bentuk aldehid bebasnya (Purwo.A. 1993. Hal: 37 – 39).
3
gugus keton. Monosakarida juga sering dinamai sesuai jumlah atom karbon
penyusunnya seperti triosa, pentosa, heksosa dll.
Glukosa merupakan contoh monosakarida aldosa yang mengandung enam
atom karbon dan satu gugus aldehid. Monosakarida dengan jumlah atom tertentu
akan membentuk cincin/anomer dan karbon anomerik (memiliki sifat pereduksi
yang kuat). Ikatan glikosidik terbentuk ketika atom karbon anomerik (C1)
bereaksi dengan gugus hidroksil. Glukosa disebut juga dengan dekstrosa, gula
anggur, gula tepung maupun gula jagung merupaka gula yang dioksidasi menjadi
karbodioksida dalam proses yang menghasilkan energi dan panas., tetapi
pemecahan itu tidaklah terjadi secara langsung melainkan melalui terjadinya
ikatan – ikatan antara fruktosa dan glukosa. Darah selalu mengandung glukosa,
yang bervariasi antara 0,8% - 0, 15%. Pada kasus diabetes, kandungan gula darah
diatas normal yaitu lebih dari 12. Kasus DM ini terjadi karena tingginya kadar
glyukosa darah yang berada dalam tubuh manusia dan hormone insulin sulit untuk
memecah glukosa menjadi molekul yang lebih sederhana yang diperlukan oleh
tubuh manusia. Glukosa terdapat pada buah dan sayuran. Kelarutan glukosa
meningkat dan cepat sesuai dengan meningkatnya suhu. Larutan jenuh
mengandung 27% glukosa pad suhu 200 C dan 80% pada suhu 800 C. Glukosa
bersifat sedikit dalam alcohol 95 % dan ether, Glukosa terdapat di dalam jaringan
– jaringan tubuh dalam bentuk kombinasi dengan protein (Winarno. 1992.).
B. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai moleku 2-10
monosakarida, yaitu trisakarida yang terdiri dari 3 molekul monoskarida dan
tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Salah satu
trisakarida penting adalah rafinosa tang terdiri atas tiga molekul monoakarida
yamg berikatan yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Ikatan tersebut terbentuk antara
atom karbon nomor 1 pada galaktosa dengan atom karbon 6 pada glukosa.
Selanjutnya atom karbon nomor 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2
ada fruktosa Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses
hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami
terdapat di alam yaitu Trisakarida, Tetrasakarida, Rafinosa, stakiosa, dan
verbaskosa adalah oligosakarid, Fruktan.
4
C. Disakarida(C12H22O11)
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang terikat satu sama lain dengan
ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik biasanya terjadi antara atom C no. 1 dengan
atom C no. 4 dengan melepaskan 1 mol air. Ikatan glikosidik terdapat pada gugus
fungsi dalam karbohidrat, yaitu gugus aldehid pada glukosa dan gugus keton pada
fruktosa. Disakarida dapat terbentuk dari hasil antara proses hidrolisis
oligosakarida dan poli sakarida. Disakarida biasanya larut dalam air (hidrofilik).
Beberapa contoh disakarida yakni Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri
dari dua gugus gula.Sama seperti monosakarrida, Disakarida juga memiliki rasa
manis, dan sifatnyapun mudah larut dalam air. Contoh dari Disakarida adalah:
Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam
pengolahan bahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, siwalan dan kelapa
kopyor. Untuk industri-industri makanan biasa digunakan sukrosa dala bentuk
kristral halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam
bentuk cairan sukrosa (sirup). Sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan
fruktosa, yang disebut gula invert.
D. Polisakarida
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari unit terkecil monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida akan menjadi monosakarida bila
dihidrolisis secara lengkap. Pati merupakan polimer dari 1,4-α-D-glukosa yang
terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa akan berubah menjadi warna biru
bila diwarnai dengan reagen iodin.
Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh monosakarida yang
bertautan dengan ikatan glikosidik. Fungsi utama senyawa ini sebagai komponen
struktural atau bentuk penyimpanan energi. Beberapa contoh polisakarida adalah
pati, dekstrin glikogen dan selulosa. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi
sebagai penguat tekstur ( selulosa, hemiselulosa, pektin,lignin) dan sebagai
sumber energi ( pati, dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini
tidak dpat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat yang dapat
menstimulasi enzim-enzim pencernaan.
Pati / amilum merupakan bentuk simpanan karbohidrat dalam tumbuh-
tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia diseluruh
5
dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, umbi-umbian,serealia dan biji-
bijian. Jagung, beras dan gandum kandungan amilumnya lebih dari 70%
pati, pada kacang-kacangan sekitar 40% sedangkan pada ubi, talas, kentang, dan
singkong 20-30%. Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air
panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut
“gelatinisasi” atau mengembang.
Struktur pati terdiri dari α- amilosa dan amilopektin. Amilosamerupakan
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi
kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan
dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakin mudah untuk dicerna. Teori yang mendasari hidrolisis pati menurut
Fessenden adalah, pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat
pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa (+- 20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium
memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin (+- 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium
fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila
dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak
berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji
Benedict.(Fessenden,1982).
6
7. Sebagai materi pembangun.
8. Berperan penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom
C lima buah merupakan komponen asam nukleat (DNA dan RNA).
9. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan
penyangga dalam dinding sel bakteri dan tanaman.
10. Sebagai pelumas sendi kerangka.
7
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air ( H2O) menjadi
kation Hidrogen H+ dan Anion Hidroksida OH- melalui suatu proses kimia, proses
ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu. Hidrolisis merupakan
proses pemecahan polisakarida menjadi monosakarida sehingga dapat langsung
difermentasi oleh yeast (Gozan 2014). Hidrolisis dapat dilakukan secara kimia,
menggunakan asam atau basa atau dapat juga dilakukan secara biologi,
menggunakan enzim (Santana et al. 2016).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hidrolisis (Fachry et al. 2013) :
Kandungan selulosa pada bahan baku
Kandungan selulosa pada bahan baku sangat berpengaruh terhadap hasil
hidrolisis. Apabila bahan baku mengandung sedikit selulosa maka glukosa
yang dihasilkan juga sedikit.
pH hidrolisis
pH sangat berpengaruh terhadap konsentrasi asam dan hidrolisis. Apabila
konsentrasi asam tinggi, maka pH yang dihasilkan rendah.
Waktu hidrolisis
Semakin lama waktu hidrolisis maka akan semakin besar pula konsentrasi
glukosa yang dihasilkan.
Suhu
Semakin besar suhu maka semakin besar pula konstanta kecepatan reaksi.
Tekanan
Tekanan sangat berpengaruh terhadap proses hidrolisis. Tekanan yang
digunakan saat proses
Konsentrasi Asam
Semakin besar konsentrasi asam maka semakin banyak kadar glukosa yang
dihasilkan sampai dengan konsentrasi optimum.
8
BAB III
METODA PRAKTIKUM
Bahan Praktikum
Iod (I2) = 20 ml
Larutan Benedict
Larutan pati (amilum/starch) = 0,1 ml
Larutan Sukrosa 1 % = 5 ml (x1)
Larutan Sukrosa 1 % = 2 ml (y1)
Larutan Glukosa 1 % = 3 ml (y2)
Aquadest / Aquabidest.
9
3. Tes dengan air Iod dalam pelat tetes selang waktu (2 – 3) menit;
4. Teteskan ke dalam pelat tetes (1 – 2) tetes
5. Catat warna air Iod (I2); dan
6. Warna air Iod harus sampai tetap
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hidrolisis Sukrosa
Tabel 2. Hidrolisis Sukrosa
Larutan Larutan Benedict Reaksi
Larutan Sukrosa 5 ml /
Diteteskan dengan Benedict Menghasilkan
0,05 gram + Aquades
sebanyak 1 tetes perubahan warna
( Benedict berwarna biru ) bening kebiru - biruan
11
C. Tes Larutan Glukosa ( 2ml ) + sukrosa ( 3ml)
4.2 PEMBAHASAN
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan meliputi
kondensat polimer – polimernya terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada
senyawa – senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa
CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu yaitu karbo yang mengalami hidratasi,
namun demikian nama ini sebenarnya kurang tepat karena hidrat (H2O) yang
melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai hidrat sebernanya, misalnya tak
dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang terlepas dari gugusnya.
(Kartasapuetra. 2004).
A. Hidrolisis Pati ( Amilum / Starch )
Pada pengujian hidrolisis pati, pertama yaitu dengan menimbang kertas
menggunakan ohauss lalu menimbang pati sebanyak 10 ml/0.1 gram dan
dilarutkan dengan aquades sebanyak 10 ml pada tabung reaksi, setelah itu
dipanaskan mengguakan waterbath selama 5 menit kemudian diangkat, didiamkan
selama 2 menit lalu ambil larutan tersebut sebanyak 2 tetes pada plat tetes dan
ditetesi larutan air iod sebanyak 2 tetes setelah diamati menghasilkan warna biru
gelap pekat.
12
B. Hidrolisis Sukrosa
Pada pengujian hidrolisis sukrosa, pertama yaitu dengan menimbang kertas
menggunakan ohauss lalu menimbang sukrosa sebanyak 5 ml/0.05 gram dan
dilarutkan dengan aquades sebanyak 10 ml pada tabung reaksi, setelah itu
dipanaskan mengguakan waterbath selama 5 menit kemudian diangkat,
didiamkan selama 2 menit lalu ambil larutan tersebut sebanyak 2 tetes pada plat
tetes dan ditetesi larutan Benedict sebanyak 2 tetes setelah diamati menghasilkan
warna bening kebiru biruan.
13
BAB V
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
Gambar Keterangan
Reagent Aquades
16
Gelas ukur yang digunakan dalam
mengukur bahan pelarut.
17
18