Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIKA SOEGIJAPRANATA


SEMARANG

PENGUKURAN KADAR AIR

Kelompok: D1

Abstrak

Ikan teri (Stolephorus sp) dikelompokkan dalam ikan pelagis yang yang merupakan
kelompok ikan yang hidup dekat perairan atau dibawah permukaan air. Air merupakan
senyawa organik yang penting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat digantikan
oleh bahan apapun. Aktivitas air atau water activity (aw) adalah jumlah air bebas yang
dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk tumbuh. Kadar air merupakan persentase
dari kandungan air pada suatu bahan yang dapat dinyatakan dengan berat kering (dry
basis) atau berat basah (wet basis). Kadar air dry basis adalah perbandingan antara berat
air di dalam bahan pangan tersebut dengan berat bahan keringnya. Kadar air wet basis
adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan bahan mentah.
Prinsip kerja analisa kadar air dengan metode termogravimetri adalah air yang ada pada
bahan pangan akan di uapkan pada suhu dan waktu tertentu hingga sampel mengalami
penurunan massa dengan berat yang konstan. Prinsip kerja analisa kadar air dengan
moisture balance adalah menguapkan air yang ada pada sampel dengan menggunakan
inframerah atau halogen sebagai sumber panas, dimana hasil kadar air diperoleh melalui
penguapan hasil pemanasan intensif dengan metode pengeringan adsorbansi. Penentuan
kadar air dengan metode moisture balance lebih akurat dan tepat dibandingkan dengan
metode thermogravimetri. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prinsip
analisa kadar air, menentukan kadar air pada beberapa jenis sampel makanan dengan
cara thermogravimetri, membandingkan kandungan air antar merk produk, serta
kandungan air dalam bahan pangan dengan SNI dan label pada kemasan. Perbedaan
presentase kadar air yang diperoleh pada sampel yang berbeda dapat disebabkan oleh
adanya perbedaan perlakuan saat pengolahan bahan. Presentase kadar air pada sampel
teri kering merk “Sari Laut” lebih tinggi dibandingkan pada teri kering merk
“Matrima”. Kandungan air maksimal pada SNI 8273:2016 tentang teri kering adalah
40%. Baik teri kering “Sari Laut” maupun teri kering “Mitrama”, keduanya sama-sama
memiliki presentase keseluruhan kadar air yang sesuai.

Kata kunci : Teri kering, Kadar air, Moisture Balance, Thermogravimetri, SNI

1. PENDAHULUAN
1.2. PRINSIP KERJA
1.1. TUJUAN PRAKTIKUM
1.2.1. THERMOGRAVIMETRI
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui prinsip analisa kadar air, Prinsip kerja analisa kadar air dengan
menentukan kadar air pada beberapa metode thermogravimetri adalah air
jenis sampel makanan dengan cara yang ada pada bahan pangan akan di
thermogravimetri, membandingkan uapkan pada suhu dan waktu tertentu
kandungan air antar merk produk, serta hingga sampel mengalami penurunan
kandungan air dalam bahan pangan massa dengan berat yang konstan
dengan SNI dan label pada kemasan. (Suyitno, 2009). Menurut Andarwulan

1
(2011), metode thermogravimetri 14,05%. Total padatan yang diperoleh
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pada kelompok D4 merupakan total
kondisi oven (suhu), gradien suhu, padatan terbanyak yaitu 87,74%.
kecepatan aliran dan kelembapan udara. Sedangkan total padatan terendah
diperoleh kelompok D6 yaitu 72,62%.
1.2.2. MOISTURE BALANCE Hasil moisture balance terendah
diperoleh kelompok D3 yaitu 12,67%.
Prinsip kerja analisa kadar air dengan Sedangkan hasil moisture balance
moisture balance adalah menguapkan tertinggi diperoleh kelompok D1 yaitu
air yang ada pada sampel dengan 14,77%
menggunakan inframerah atau halogen,
dimana hasil kadar air diperoleh melalui 3. PEMBAHASAN
penguapan hasil pemanasan intensif
dengan metode pengeringan adsorbansi Ikan teri (Stolephorus sp)
(Kenkel, 2003). dikelompokkan dalam ikan pelagis yang
yang merupakan kelompok ikan yang
2. HASIL PENGAMATAN hidup dekat perairan atau dibawah
permukaan air (Fahrizal et al., 2010).
2.1. Analisa Kadar Air Ikan teri mengandung protein, mineral,
vitamin, dan zat gizi lainnya yang
Hasil pengamatan analisa kadar air pada sangat bermanfaat untuk kesehatan dan
Tabel 1. (Dilampirkan) kecerdasan manusia (Kristina et al.,
2017). Secara umum pembuatan teri
Pada Tabel 1,. dapat dilihat bahwa asin kering melibatkan beberapa proses
analisa kadar air kloter D menggunakan yaitu pencucian, penggaraman dan
sampel teri kering dengan merk “Sari pengeringan. Pengawetan ikan teri
Laut” pada kelompok 1 sampai 3 dan dengan cara penggaraman terdiri dari
merk “Mitrama” pada kelompok 4 dua proses, yaitu proses penggaraman
sampai 6. Masing-masing kelompok dan proses pengeringan. Tujuan utama
menggunakan 5 gram bahan sebagai dari penggaraman, yaitu untuk
sampel awal. Berat sampel setelah memperpanjang daya tahan dan daya
dikeringkan (W2) paling banyak simpan ikan menjadi awet, karena
diperoleh pada kelompok D4 yaitu garam dapat menghambat atau
4,387 gram, dan paling sedikit pada membunuh mikroba penyebab
kelompok D6 yaitu 3,631 gram. Selisih pembusukan ikan. Proses pengeringan
berat sampel kering dan sampel awal ikan teri asin akan semakin menambah
(W3) paling banyak diperoleh pada penurunan kadar air dalam tubuh ikan,
kelompok D6 yaitu 1,369 gram, dan sekaligus menjadi faktor penghambat
paling sedikit pada kelompok D4 yaitu pertumbuhan mikroba (Daeng et al.,
0,613 gram. Kadar air wet basis paling 2016).
tinggi diperoleh pada kelompok D6
yaitu 27,38%. Sedangkan kadar air wet Air merupakan senyawa organik yang
basis paling rendah diperoleh pada penting dalam kehidupan manusia dan
kelompok D4 yaitu 12,32%. Kadar air tidak dapat digantikan oleh bahan
dry basis paling tinggi diperoleh pada apapun. Pada suhu 0-100℃ dan tekanan
kelompok D6 yaitu 37,70%. Sedangkan 1 atm, air berada pada fase yang
kadar air dry basis paling rendah berbentuk cair dan akan mengalami
diperoleh pada kelompok D4 yaitu perubahan fisik saat terjadi perubahan

2
suhu. Perubahan fisik pada air dari cair pangan tersebut (Harris dan Karmas,
menjadi gas dijadikan sebagai prinsip 1989). Kadar air yang rendah akan
pengeluaran air dari suatu bahan pangan menunjukkan tekstur bahan pangan
terutama dalam penentuan kadar air yang kering dan keras karena dalam
pangan dengan metode pengeringan bahan tersebut total padatannya lebih
(Andarwulan, 2011). Semakin tinggi banyak. Sedangkan kadar air yang
suhu, maka molekul air akan bergerak tinggi dalam bahan pangan
semakin cepat dan ketika tekanan uap menunjukkan tekstur bahan pangan
air melebihi tekanan atmosfer maka yang agak basah dan lebih lunak karena
molekul akan terlepas dari permukaan total padatan yang terkandung di
dan akan terbentuk gas. Menurut dalamnya lebih sedikit (Day &
Sudarmadji (2010), air dalam suatu Underwood, 1986).
bahan makanan digolongkan ke dalam 3
bentuk, yaitu air bebas yang terdapat Kadar air pada permukaan bahan
dalam ruang-ruang antar sel pori-pori makanan sangat dipengaruhi oleh
yang dalam bahan; air yang terikat kelembapan nisbi (RH) udara sekitar.
secara lemah, merupakan air yang Apabila kelembapan nisbi udara sekitar
terserap atau teradsorpsi pada tinggi namun kadar air pada bahan
permukaan kolloid makromolekular; pangan rendah, maka akan terjadi
dan air yang dalam keadaan terikat kuat, penyerapan uap air dan udara dari udara
merupakan air yang membentuk hidrat. sekitar ke dalam bahan sehingga kadar
air bahan pangan menjadi lebih tinggi
Aktivitas air atau water activity (aw) (Winarno, 1995). Faktor lain yang
adalah jumlah air bebas yang dapat mempengaruhi kandungan kadar air
digunakan oleh mikroorganisme untuk pada bahan adalah sifat fisik bahan,
tumbuh. Banyaknya aktivitas air dalam daya simpan, kadar air secara basah dan
makanan akan sangat berpengaruh kering, kandungan air terikat dan bebas,
terhadap daya tahan atau umur simpan aktivitas air, serta kelembapan relatif
makanan (Sudarmadji & Haryono, dan mutlak bahan (Rika, 2017).
1989). Sedangkan kadar air merupakan
persentase dari kandungan air pada Penentuan kadar air pada bahan pangan
suatu bahan yang dapat dinyatakan dapat dilakukan dengan beberapa
dengan berat kering (dry basis) atau metode, diantaranya metode
berat basah (wet basis). Kadar air dry pengeringan (thermogavimetri), metode
basis adalah perbandingan antara berat destilasi (thermovolumetri), metode
air di dalam bahan pangan tersebut khemis, metode fisis, dan metode
dengan berat bahan keringnya. Berat khusus (kromatografi, nuclear magnetic
bahan kering adalah berat bahan asal resonance). Pemilihan penggunaan
setelah dikurangi dengan berat airnya. metode-metode tersebut tergantung
Kadar air wet basis adalah pada bahan pangan yang akan diukur
perbandingan antara berat air di dalam kadar airnya, namun metode yang
bahan tersebut dengan bahan mentah sering dilakukan adalah metode
(Winarno, 1997). Kadar air juga thermogravimetri. Menurut AOAC
merupakan karakteristik yang sangat (1984), Thermogravimetri merupakan
penting pada bahan pangan, karena air metode pemanasan langsung dalam
dapat mempengaruhi penampakan, penetapan kadar air suatu bahan pangan,
tekstur, citarasa pada bahan pangan, dimana bahan dipanaskan pada suhu
kesagaran, dan daya tahan bahan tertentu sehingga semua air menguap,

3
yang ditunjukkan oleh berat konstan suhu optimal untuk penguapan air.
bahan. Sementara menurut Slawomir Cawan porselin digunakan karena
(2013), metode moisture balance beratnya relatif konstan setelah
merupakan metode pengukuran kadar pemanasan berulang-ulang, selain itu
air menggunakan alat moisture analyzer cawan porselin juga tahan terhadap
pada suhu 100–105℃ . suhu tinggi dan asam (Winarno, 1997).
Cawan porselin harus dikeringkan agar
Pada praktikum kali ini pengukuran air dan bahan-bahan lain yang tertinggal
kadar air yang digunakan adalah pada cawan dapat dihilangkan. Cawan
pengukuran dengan metode tersebut kemudian ditimbang sebagai
Thermogravimetri dan dengan metode berat cawan kosong. Sampel yang telah
moisture balance. Prinsip kerja analisa dihaluskan dengan blender ditimbang
kadar air dengan metode sebanyak ± 5 gram dan dimasukkan
thermogravimetri adalah air yang ada dalam cawan. Menurut Winarno et al.
pada bahan pangan akan di uapkan pada (1980), sampel yang akan dikeringkan
suhu dan waktu tertentu hingga sampel harus dihancurkan terlebih dahulu agar
mengalami penurunan massa dengan proses pengeringan dapat berjalan
berat yang konstan (Suyitno, 2009). dengan lebih mudah karena bahan yang
Menurut Andarwulan (2011), metode halus akan membuat luas permukaan
thermogravimetri dipengaruhi oleh bahan yang lebih besar. Cawan berisi
beberapa faktor seperti suhu oven, sampel kemudian ditimbang sebagai
gradien suhu, kecepatan aliran dan berat cawan + sampel. Cawan berisi
kelembapan udara. Sedangkan itu, sampel lalu dikeringkan dalam oven
prinsip kerja analisa kadar air dengan bersuhu 100-105℃ selama 1 malam.
moisture balance adalah menguapkan Menurut Winarno (1997), proses
air yang ada pada sampel dengan pengeringan sampel bertujuan untuk
menggunakan inframerah atau halogen menghilangkan atau menguapkan kadar
sebagai sumber panas, dimana hasil air pada sampel sehingga produk akhir
kadar air diperoleh melalui penguapan yang didapat benar-benar sampel yang
hasil pemanasan intensif dengan metode kering. Cawan berisi sampel yang telah
pengeringan adsorbansi (Kenkel, 2003). dikeringkan harus dimasukkan dalam
Pada moisture analyzer, terdapat wadah desikator selama 15 menit. Sampel
alumunium yang digunakan sebagai alas harus selalu dimasukkan dalam
yang dapat diisi dengan sampel. Bagian desikator setelah pengeringan karena
atas alat terdapat kumparan koil menurut Sudarmadji (2010), bahan yang
pemanas listrik yang akan memanas telah mengalami pengeringan akan lebih
ketika pengukuran air dimulai dan bersifat hidroskopis daripada bahan
secara otomatis presentase kadar air asalnya, sehingga bahan harus
pada sampel akan ditampilkan pada ditempatkan dalam ruang tertutup yang
monitor. telah diberi zat penyerap air. Pernyataan
ini juga didukung oleh Sudarmadji et al.
Pada metode Thermogravimetri, (1989) yag menyatakan fungsi desikator
pertama-tama cawan porselin kosong adalah untuk mendinginkan suhu
dikeringkan dalam oven bersuhu 100- sampel sampai suhu ruang, serta
105℃ selama ± 18 jam dan kemudian berfungsi untuk menjaga supaya tidak
dimasukkan dalam desikator selama 15 terjadi penyerapan air dari lingkungan.
menit. Menurut Sudarmadji et al Pada alat desikator biasanya diberi
(1989), suhu 100-105℃ merupakan penyerap udara seperti silika gel, kapur

4
aktif, barium oksida, kalium hidroksida. udara saat sampel dikeluarkan dari oven
Silika gel yang digunakan biasanya sehingga akan hasil kurang akurat
diberi warna untuk memudahkan (Sudarmadji & Haryono, 1989).
penglihatan apakah silika gel sudah Disamping itu, keuntungan yang
jenuh dengan air atau belum. Bila sudah diperoleh dari metode thermogravimetri
jenuh akan berwarna merah muda dan adalah bahan menjadi lebih awet dan
bila dipanaskan menjadi kering dapat mengukur bahan yang berukuran
berwarna biru (Sudarmadji & Haryono, besar. Volume bahan menjadi lebih
1989). Kemudian ditimbang sebagai kecil sehingga memudahkan proses
berat cawan + sampel kering. Semua pengepakan dan pengangkutan. Berat
data yang telah didapat, digunakan bahan yang berkurang memudahkan
untuk menghitung wet basis, dry basis, transportasi dan menurunkan biaya
dan total padatan dengan rumus produksi (Winarno, 1993).
berikut :
Kadar air basah (wet basis) = Pada metode Moisture Balance,
pertama-tama 1 gram sampel
dimasukkan ke dalam plate aluminium
Kadar air berat kering (dry basis) kemudian cover alat moisture analyzer
ditutup. Plate alumunium yang
digunakan memiliki fungsi agar sampel
mudah untuk dipanaskan dengan
Total Padatan
menggunakan sinar infrared (Kothari
dan Kausik, 2010). Sampel dikeringkan
selama 20 menit pada suhu 105℃.
Menurut Sudarmadji et al (1989), Setelah pengeringan, persen kadar air
selama proses berlangsung cawan yang tertera pada display dicatat.
porselin tidak boleh bersentuhan dengan Menurut Slawomir (2013), moisture
tangan untuk mencegah terjadinya analyzer memiliki 2 bagian penting
perpindahan kelembapan (air, lemak) yaitu ruang pengering dan bagian
dari tangan ke cawan, karena dapat penimbang. Selama proses pengeringan
berpengaruh terhadap berat cawan. berlangsung, ruang pengering memiliki
temperatur yang stabil sehingga hasil
Kelemahan dari penentuan kadar air yang didapat tidak berubah akibat faktor
dengan metode Thermogravimetri yaitu suhu yang berubah. Penutupan cover
bahan lain seperti alkohol, asam asetat, moisture balance bertujuan untuk
dan minyak atsiri dapat ikut menguap mencegah kontak antara sampel dengan
dan hilang bersamaan, namun tetap udara luar sehingga tidak
tercatat sebagai kadar air yang mempengaruhi hasil (Winarno, 1997).
menguap. Kemudian, dapat timbul Kemudian akan muncul % kadar air
reaksi selama pemanasan yang pada layar dan hasil yang tertera pada
menghasilkan air atau zat yang mudah layar dicatat sebagai banyaknya %
menguap seperti oksidasi pada lemak. kadar air pada sampel tersebut.
Lalu, bahan yang memiliki air yang
terikat kuat akan sulit melepaskan Keuntungan dari penentuan kadar air
airnya meskipun sudah dipanaskan. dengan metode moisture balance yaitu
Selain itu, metode ini juga dapat menyesuaikan suhu dengan
membutuhkan waktu yang cukup lama mudah selama proses pengeringan
dan dalam proses pengeringan dapat sehingga bahan tidak terbakar. Waktu
menimbulkan kontak langsung dengan

5
yang diperlukan relatif cepat. Hasil maksimum teoritis sebesar 100%
percobaan yang diperoleh akan lebih (Legowo dan Nurwantoro, 2004). Selain
akurat dan lebih mudah dilakukan itu, baik kadar air wet basis maupun dry
dibandingkan dengan metode basis pada produk teri kering merk
thermogravimetri. Hal ini dikarenakan “Sari Laut” memiliki presentase yang
penentuan kadar air dengan metode lebih tinggi dibandingkan dengan teri
moisture balance dapat mengeringkan kering merk “Mitrama”. Dari data
sampel dan menentukan kadar airnya tersebut, dapat dilihat bahwa total
sekaligus dalam satu alat yaitu moisture padatan yang dihasilkan antar data
analyzer, tanpa menimbulkan kontak cenderung memiliki interval yang tidak
langsung antara sampel dengan udara. terlalu jauh. Total padatan adalah sisa
Namun, penentuan kadar air dengan padatan yang tersisa pada bahan pangan
metode moisture balance juga dapat setelah dilakukan proses pengeringan.
menyebabkan bahan lain seperti Teri kering merk “Mitrama” memiliki
alkohol, asam asetat, dan minyak atsiri rata-rata total padatan yang lebih rendah
ikut menguap dan hilang bersamaan dibandingkan dengan teri kering merk
dengan air sehingga tetap tercatat “Sari Laut”. Sedangkan itu, moisture
sebagai kadar air yang menguap. balance pada teri kering merk “Sari
Laut” memiliki presentase yang lebih
Dari data hasil pengamatan, dapat tinggi dibandingkan dengan teri kering
diketahui bahwa analisa kadar air kloter merk “Mitrama”. Perbedaan presentase
D menggunakan sampel teri kering kadar air yang diperoleh pada sampel
dengan merk “Sari Laut” pada yang berbeda dapat disebabkan oleh
kelompok 1 sampai 3 dan merk adanya perbedaan perlakuan saat
“Mitrama” pada kelompok 4 sampai 6. pengolahan bahan.
Kadar air wet basis pada kelompok D1-
D6 berturut-turut adalah 13,16%, Jika dibandingkan, hasil presentase dari
13,12%, 13,46%, 12,32%, 13,44%, dan metode moisture balance dengan
27,38%. Kadar air dry basis pada metode thermogravimetri memiliki
kelompok D1-D6 berturut-turut adalah perbedaan data dimana metode
15,15%, 15,10%, 15,55%, 14,05%, thermogravimetri memiliki presentase
15,52%, dan 37,70%. Total padatan yang lebih rendah dibandingkan dengan
pada kelompok D1-D6 berturut-turut metode moisture balance. Hal ini
adalah 86,84%, 86,88%, 86,54%, kurang sesuai dengan teori yang
87,74%, 86,56%, dan 72,62%. Moisture menyatakan bahwa presentase moisture
balance pada kelompok D1-D6 balance seharusnya lebih rendah
berturut-turut adalah 14,77%, 14,06%, dibandingkan dengan metode
14,64%, 12,67%, 12,71%, dan 12,82%. thermogravimetri karena pada metode
thermogravimetri setelah pengeringan
Berdasarkan data tersebut, maka secara di oven, bahan harus dikeluarkan dari
keseluruhan diperoleh nilai kadar air oven untuk ditimbang dengan
wet basis yang lebih rendah timbangan yang menyebabkan bahan
dibandingkan dengan nilai dry basisnya. mengalami kontak langsung dengan
Hal ini sesuai dengan teori yang udara sehingga kadar airnya meningkat.
menyatakan bahwa kadar air yang
dinyatakan dengan berat kering dapat Dari data yang diperoleh terdapat
lebih dari 100%, sedangkan pada kadar penyimpangan nilai yang terlihat pada
air berat basah memiliki batas kelompok D6 dimana hasil kadar air

6
yang diperoleh memiliki range yang tertera di kemasan, sehingga tidak dapat
cukup jauh dibandingkan dengan dibandingkan presentase kadar air yang
kelompok D4 maupun D5 walaupun tertera dengan hasil percobaan.
sampel yang digunakan sama. Hal ini
bisa terjadi karena adanya kesalahan 4. KESIMPULAN
saat pengeringan, ataupun perlakuan
yang diberikan saat sampel keluar  Prinsip kerja analisa kadar air
masuk oven. Bisa juga karena sesaat dengan metode termogravimetri
setelah keluar dari oven, sampel tidak adalah air yang ada pada bahan
langsung dimasukkan dalam desikator pangan akan di uapkan pada suhu
sehingga menyerap air di sekitarnya, dan waktu tertentu hingga sampel
atau sampel terpegang oleh tangan mengalami penurunan massa dengan
sehingga air yang ada di tangan berat yang konstan
menempel di cawan sehingga  Prinsip kerja analisa kadar air
mempengaruhi hasil penimbangan dengan moisture balance adalah
akhir. Menurut Winarno (1997), menguapkan air yang ada pada
pengeringan dapat berlangsung dengan sampel dengan menggunakan
baik bila pemanasan terjadi pada setiap inframerah atau halogen sebagai
tempat dari bahan tersebut, dan uap air sumber panas, dimana hasil kadar
yang diambil berasal dari semua air diperoleh melalui penguapan
permukaan bahan tersebut. Faktor- hasil pemanasan intensif dengan
faktor yang mempengaruhi pengeringan metode pengeringan adsorbansi
terutama adalah luas permukaan benda,  Penentuan kadar air dengan metode
suhu pengeringan, tekanan uap di udara, thermogravimetri dilakukan dengan
aliran udara, dan waktu pengeringan. cara mengeringkan bahan dalam
Keberadaan suatu lapisan luar keras oven dengan suhu tinggi, selisih
atau case hardening yang terjadi pada berat sampel sebelum dan sesudah
bahan juga dapat menghalangi pengeringan merupakan berat air
menguapnya kandungan air bahan dari yang teruapkan pada bahan.
bagian dalam.  Perbedaan presentase kadar air yang
diperoleh pada sampel yang berbeda
Indonesia memiliki standar nasional dapat disebabkan oleh adanya
yang digunakan untuk mengatur perbedaan perlakuan saat
berbagai macam bahan produk, pengolahan bahan.
termasuk bahan makanan. Standar  Presentase kadar air pada sampel
Nasional Indonesia yang digunakan teri kering merk “Sari Laut” lebih
pada bahan kali ini adalah SNI tinggi dibandingkan pada teri kering
8273:2016 yang membahas tentang merk “Matrima”.
standar pada ikan asin kering. Menurut  Penentuan kadar air dengan metode
SNI (8273:2016) kadar air yang moisture balance lebih akurat dan
terdapat dalam ikan asin kering tepat dibandingkan dengan metode
maksimal sebesar 40%. Dengan thermogravimetri.
menggunakan standar ini, maka baik
 Kandungan air maksimal pada SNI
teri kering “Sari Laut” maupun teri
8273:2016 tentang teri kering adalah
kering “Mitrama”, keduanya sama-sama
40%.
memiliki presentase keseluruhan kadar
 Baik teri kering “Sari Laut” maupun
air yang sesuai. Kedua sampel sama-
teri kering “Mitrama”, keduanya
sama tidak memiliki nutrition fact yang

7
sama-sama memiliki presentase Kenkel J. (2003). Analytical Chemistry
keseluruhan kadar air yang sesuai. for Technicians. CRC Press,
LLC.
Semarang, 11 November 2019
Praktikan, Kothari, V.K. and Kausik Bal. (2010).
Kelompok D1 An Infra-Red Heating Based Fast
Method of Moisture Content
Measurement and Its Application
Helena Eurika 18.I1.0013 to Measure Blend Proportion of
Marcella Valentina 18.I1.0015 Polyester-Viscose Woven
Alfina Mutiara 18.I1.0016 Fabrics. The Journal of
Tasya Aldisa 18.I2.0001 Engineered Fibers and Fabrics
Gloria Sherina 18.I2.0007 Volume 5, Issue 2 – 2010; p 8-21.

5. DAFTAR PUSTAKA Kristina, M., Elisabeth C. O., dan


Cawalinya L. H. (2017).
Andarwulan, Nuri. (2011). Analisis Peningkatan Kualitas Ikan Teri
Pangan. Dian Rakyat. Jakarta. Kering di Desa Sathean,
Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten
AOAC. (1984). Official Methods of Maluku Tenggara. Maluku
Analysis of The Association of Tenggara: Jurnal Ilmiah
Official Analytical Chemistry. Pengabdian kepada Masyarakat
14th Ed. Virginia : AOC, Inc. Vol 3 (2): 150156.
Daeng, Ruslan A., Hens Onibala, dan Legowo, Dr. Ir. A.M., dan Ir.
Agnes T. Agustin. (2016). Nurwantoro, MS. (2004). Diktat
Penggunaan alat pengering ikan Kuliah Analisis Pangan.
untuk meningkatkan mutu ikan Universitas Diponegoro, Fakultas
teri (Stolephorus heterolobus) Peternakan : Semarang.
asin kering selama penyimpanan.
Manado: Aquatic Science & Slawomir, J. (2013). Moisture
Management, Vol. 4, No. 2, 41- Analyzers in Humidity
46. Determination Process.
RADWAG. Poland.
Day, R.A. & A.L. Underwood. ( 1992).
Analisa Kimia Kuantitatif. Sudarmadji, S & B. Haryono. (1989).
Erlangga. Jakarta. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty bekerja sama
Fahrizal, Yusriana dan Rahmat Fadhil. dengan PAU Pangan dan Gizi
(2010). Peningkatan Mutu Ikan UGM. Yogyakarta.
Teri Asin Kering di Aceh Besar,
Nanggroe Aceh Darussalam. Sudarmadji, S & B. Haryono. (1989).
Aceh Development International Analisa Bahan Makanan dan
Conference 2010, Hal. 554-561. Pertanian. Liberty bekerja sama
dengan PAU Pangan dan Gizi
Harris, R.S. dan E. Karmas. (1989). UGM. Yogyakarta.
Evaluasi Gizi Pada Pengolahan
Bahan Pangan. Institut Teknologi Sudarmadji, Slamet. (2010). Analisa
Bandung Press. Bandung. Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

8
Sudarmadji, Slamet. (2010). Analisa
Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.
Winarno, F. G. (1993). Pangan Gizi,
Teknologi, dan Konsumen. PT
Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Winarno, F.G. (1995). Kimia Pangan
dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan
dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Winarno, F.G; S. Fardiaz & F. Dedi.
(1980). Pengantar Teknologi
Pertanian. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

9
6. LAMPIRAN

6.1. Tabel Pengamatan


Tabel 1. Analisa Kadar Air

6.2. Laporan Sementara

6.3. Perhitungan

6.4. Foto Kemasan

6.5. Jurnal

6.6. SNI

6.7. Hasil Scan Plagiasi

10

Anda mungkin juga menyukai