PRAKTIKUM BIOKIMIA
ACARA I
ANALISIS KADAR AIR DAN KADAR ABU
DISUSUN OLEH:
ZAHARA LINDRA RAHMADIA
26020113120011
ILMU KELAUTAN A
KELOMPOK I (SHIFT I)
ASISTEN:
SETIA DEVI KURNIASIH
26020110110038
INTAN CHANDRA DEWI
26020111120002
2014
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mahkluk hidup terdiri dari sebagian besar air dan merupakan penyusun utama
dalam tubuh, yaitu sekitar 96% air dan bahan organik. Bahan pangan termasuk
bahan yang menganduk banyak air dan berguna sebagai sumber nutrisi, namun air
yang terdapat dalam bahan tesebut juga sangat berpengaruh pada lama
penyimpanan bahan. Contohnya rumput laut yang dimana memiliki kandungan
mineral yang tinggi yang nantinya dapat diolah menjadi bahan bahan pangan dan
sebagainnya (Alang, 2012)
Sering kali kita mengalami kesulitan untuk menentukan kandungan mineral
suatu bahan secara langsung dari bahan aslinya seperti apa yang ada di dalam
bahan pangan tersebut. Kandungan mineral tersebut dapat diukur melalui analisis
kadar abu yang terdapat pada rumput laut tersebut ( Puspitasari, 1991).
Selain itu agar dalam proses pengolahan rumput laut tersebut kandungan
mineralnya tidak terbuang / tidak rusak maka kita harus menegetahui kadar air
yang terkandung dalam rumput laut tersebut agar dapat menentukan metode
pengolahan yang tepat untuk pengolahan rumput laut tersebut (Alang, 2012)
1.2 Tujuan Praktikum
a. Menentukan kadar air pada rumput laut (Sargassum polycystum)
b. Menentukan kadar abu pada rumput laut (Sargassum polycystum)
1.3 Manfaat Praktikum
a. Mengetahui kadar air pada rumpu laut Sargassum polycystum
b. Mengetahui kadar air pada rumpu laut Sargassum polycystum
: Phaeophyta
Kelas
: Phaeophyceae
Bangsa
: Fucales
Suku
: Sargassaceae
Marga
: Sargassum
Jenis
: Sargassum polycystum
II.2Kadar Air
Kadar air merupakan perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemanasan. Setiap bahan jika diletakkan dalam udara terbuka kadar
airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya.
Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang (Zulidar , 2011).
II.2.1
Pengertian Air
Menurut Sutrisno tahun 1996 Air merupakan suatu sarana
utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air
merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit.
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk
bumi (zat padat, air dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70%
dan
lain.
Dapat
terjadi
reaksi
selama
pemanasan
yang
mengalami oksidasi.
Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit
melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari
2. Metode Destilasi
Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah
menguapkan air dengan pembawa cairan kimia yang
mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air dan tidak dapat
bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah
dari pada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain :
toluen, xylen, benzen, tetrakhlorethilen dan xylol. Cara
penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak
75-100 ml pada sampel yang diberikan mengandung air
sebanyak 2-5 ml kemudian dipanaskan sampai mendidih. Uap
air dan zat kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam
tabung penampung. Karena berat jenis air lebih besar daripada
zat kimia tersebut maka air akan berada dibagian bawah pada
tabung penampung. bila pada tabung penampung dilengkapi
skala maka banyaknya dapat diketahui. Cara destilasi ini baik
untuk menentukan kadar air dalam zat yang kandungan airnya
kecil yang sulit ditentukan dengan cara gravimetri. Penetuan
kadar
air
ini
hanya
memerlukan
waktu
jam
(Sudarmadji,2003).
3. Metode Kimiawi
a. Titrasi Karl Fischer
b. Calcium Carbid
c. Asetil Chlorida
4. Metode Fisis
Ada beberapa cara penentuan kadar air cara secara fisis ini
antara lain :
a. Berdasarkan tetapan dieletrikum
b. Berdasarkan konduktivitas listrik (daya hantar listrik)
atau resistensi
c. Berdasarkan resonansi nuklir magnetic (NMR =
II.2.3
Karakteristik
Kemurnian (% Bobot Kering)
Kadar As
Kadar Pb
Kadar abu 18 27 %
Kadar Hg
Kadar Air
Natrium Alginat
90.8 100%
< 3 ppm
< 10 ppm
18- 27 %
< 0,004 %
< 15 %
II.3Kadar Abu
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organic dan air. Sisanya terdiri dari unsur- unsur mineral. Unsur mineral juga
di kenal sebagai zat organic atau kadar abu. Dalam proses pembakaran,
bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah
disebut abu. Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas
diketahui fungsinya pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis
dilakuakan pada manusia. Karena itu peranan berbagai unsur mineral bagi
manusia masih belum sepenuhnya diketahui (Winarno,1997).
II.3.1
Pengertian Abu
Abu merupakan residu anorganik yang didapat dengan cara
mengabukan komponen-komponen organik dalam bahan pangan.
Jumlah dan komposisi abu dalam mineral tergantung pada jenis bahan
pangan serta metode analisis yang digunakan. Abu dan mineral dalam
bahan pangan umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri
(indigenous). Tetapi ada beberapa mineral yang ditambahkan ke dalam
bahan pangan, secara disengaja maupun tidak disengaja. Abu dalam
bahan pangan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak
larut. (Puspitasari, et.al, 1991)
II.3.2
dilakukan
pada
memungkinkan
bagian
air
atas
masuk,
muffle berlubang
kemudian
cawan
sehingga
menyebabkan
percepatan
oksidasi.
proses
pengabuan.
Mekanisme
abu
yang
1
hari.
terbentuk
Sebelum
dibiarkan
dilakukan
menjadi
dingin.
Penguapan
yang
terjadi
selama
Natrium Alginat
90.8 100%
< 3 ppm
< 10 ppm
18- 27 %
< 0,004 %
< 15 %
Nama
1.
Aluminium
Sebagai wadah
Foil
sample
Oven
Sebagai
2.
Gambar
ALAT
Fungsi
pemanas /
pengering
sample
3.
Desikator
Sebagai
penyerap air
yang tersisa.
4.
Penjepit
Membantu
mengeluarkan
alumuniumfoil
dari oven
5.
Neraca
Menimbang
sample
BAHAN
1.
Sargassum
Sebagai bahan
polycystum
III.2.2
Kadar Abu
NO.
Nama
1.
Cawan Porselen
Gambar
ALAT
Fungsi
Sebagai wadah
sample
2.
Oven
Sebagai
pemanas /
pengering
wadah sample
3.
Desikator
Sebagai
menyerap air
4.
Penjepit
Membantu
mengeluarkan
cawan dari
5.
Furnace
oven
Sebagai
pemanas /alat
pengabuan.
6.
Neraca
Menimbang
sample
BAHAN
1.
Sargassum
Sebagai bahan
polycystum
uji (sample)
kadar air
III.3
III.3.1
Metode
Penentuan Kadar Air
a. Alumunium foil dikeringkan di dalam oven selama 15 menit.
b. Kemudian dipindahkan ke desikator selama 15 menit untuk di
netralkan suhunya dengan bantuan penjepit.
c. Sample rumput laut Sargassum polycystum ditimbang sebanyak 5
gr kemudian di masukan kedalam alumunium foil yang telah
dikeluarkan dari desikator.
d. Alumunium foil yg berisi sample kemudian dimasukan kedalam
oven selama 30 menit dengansuhu maksimal 170 oC (suhu saat
dimasukan 165oC)
e. Setelah 30 menit, alumunium foil yang berisi Sargassum
polycystum dikeluarkan dari oven dengan bantuan penjepit dan
langsung dipindahkan kedalam desikator selama 15 menit untuk
dinetralkan suhunya.
f. Kemudian alumunium yg berisi sample dapat di timbang dan
dihitung kadar airnya.
III.3.2
Perhitungan
Kadar Air
Kadar Air dalam basis kering (BK) =
W 1W 2
x 100
W1
Keterangan:
W1 = Berat alumunium foil kosong + sampel sebelum di oven (gram)
W2 = Berat awal setelah di oven (gram)
III.4.2
Kadar Abu
Kadar Abu =
ca
x 100
Berat Sample
Keterangan:
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan setelah di muffle (gram)
IV.
IV.1
Hasil
NO.
Sampl
Berat awal
%Kadar Air
1.
2.
e
A
B
sample
5 gram
5 gram
Standar
t Kadar Air
14,976%
14,01%
< 15 %
< 15 %
% Kadar Standart
Abu
18,56 %
20,54 %
Kadar Abu
18 27%
18 27%
Pembahasan
Kadar Air
Berdasarkan praktikum analisis kadar air yang telah di lakukan oleh
praktikan dengan menggunakan metode pengeringan dengan oven
karena metode pengringan oven lebih mudah digunakan dan tidak
membutuhkan waktu yang lama.
Kadar Abu
Berdasarkan praktikum analisis kadar abu yang telah di
lakukan oleh praktikan dengan menggunakan metode pengabuan
kering yang biasa digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan
makanan dan bahan hasil pertanian. Kami menggunakan metode ini
karena metode pengabuan kering dapat digunakan untuk sample yang
relatif banyak, Tidak menggunakan regensia, sehingga biaya lebih
murah dan tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen
berbahaya.
Pada praktikum ini, kami (praktikan) melakukan pengeringan
alat dengan cara mengeringkannya di dalam oven selama 30 menit lalu
di keringkan lagi pada desikator agar tidak ada air yang terserap
kedalam Sargassum polycystum. Sehingga hasil kadar abu yang
diperoleh nantinya lebih akurat.
Hasil analisis kadar abu antara sample A dan sample B
berbeda, di karenakan ada perbedaan berat saat penimbangan cawan
V.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
a. Kadar air yang terdapat pada sample uji kelompok A pada praktikum kali
ini (Sargassum polycystum) adalah 14,976 %.
b. Kadar abu yang terdapat pada sample uji kelompok A pada praktikum kali
ini (Sargassum polycystum) adalah 18,56%.
V.2 Saran
a. Praktikan diharapkan untuk lebih teliti saat melakukan penimbangan serta
perhitungan terhadap sample.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Estiasih, T. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta. Bumi Aksara
Alang, Syamsul. 2012. Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu. Makassar. Universitas
Hasanuddin.
Apriyantono A, dkk. 1989. Analisa Pangan. Bogor : PAU IPB.
Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi
Pangan. Jakarta. Gramedia.
Harahap, Hamidah. 2007. Studi Pengendalian Kualitas Air PDAM Tirtanadi pada
Reservoar Tuasan dan Sambungan Pelanggan. Medan. Jurnal Teknologi Proses.
Vol. 6 No. 1 Januari 2007.
McHugh, D. J., 1987. Production, properties and uses of alginate. In : D.J.
McHUGH (Ed.) Production and Utilization of Products From Commercial
Seaweeds. Food and Agriculture Organization of the United nations. Rome: 58
115.
Puspitasari, et.al. 1991. Teknik Penelitian Mineral Pangan. Bogor: IPB-press.
Sudarmadji, dkk. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta. Penerbit
Liberty.
Sutrisno, C.T. 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta. UI Press.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Zailanie, Kartini, dkk. 2001. Ekstraksi Dan Pemurnian Alginat Dari Sargassum
Filipendula Kajian Dari Bagian Tanaman, Lama Ekstraksi Dan Konsentrasi
Isopropanol. Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 2, No. 1, April 2001 : 10-27.
Zulidar, Juliana. 2011. Penentuan Kadar Air Pada Mie Instan Di Pt Indofood Cbp
Sukses Mamur Tbk Medan. Medan. Universitas Sumatera Utara.
PERHITUNGAN
Sample A
Kadar Air
Diketahui:
a. Berat alumunium foil
: 1,41 gram
b. Berat sample Sargassum polycystum
: 5 gram
c. Berat alumunium foil + sample (setelah di oven) : 5,45 gram
W 1W 2
x 100
W1
6.415.45
x 100
6.41
= 14.976 %
Berat bersih Sargassum polycystum (W) = 5.45 1.41
= 4.04 gram
Kadar Abu
Diketahui:
a. Berat Cawan (a gram)
b. Berat sample Sargassum polycystum
c. Berat cawan + sample setelah di furnace (c gram)
Kadar Abu =
ca
x 100
Berat Sample
36.4435.6
x 100
4.04
= 18,56 %
: 35,6 gram
: 4,04 gram
: 36,44 gram