Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

“ OVEN, TIMBANGAN DAN DESIKATOR:BERAT BASAH DAN BERAT KERING ”

Disusun oleh :

Nama : TESA MANISA

NIM : F1071131025

Semester : II –A (REG A)

Kelompok : 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014
A. Pendahuluan

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup,
sehingga sangat essensial.

Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang.
Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian . Komoditi
pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras. Mutu beras terutama
ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras, mutunya semakin jelek.
Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-jamur penghasil mikotoksin
(racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga perlu diketahui untuk
biji-bijian yang lain. Di samping terdapat dalam bahan makanan secara alamiah, air terdapat
bebas di alam dalam berbagai bentuk. Air bebas ini sangat penting juga dalam pertanian,
pencucian dan sanitasi umum maupun probadi, teknologi pangan dan sebagai air minum. Air
yang digunakan untuk keperluan khusus mungkin harus mengalami perlakuan terlebih dahulu
misalnya sterilisasi, pengurangan kesadahan, penurunan BOD dan sebagainya.

Di dalam bahan makanan tentunya mengandung air dengan kadar tertentu. Dalam
melakukan suatu percobaan, tentunya memerlukan suatu objek yang akan diamati. Objek
yang akan diamati tersebut tentunya dapat berupa bahan yang mengandung air ataupun tidak.

Mahkluk hidup baik tumbuhan maupun hewan 65-90% berat tubuhnya terdiri dari air. Namun
dari air yang banyak itu pulalah yang menyebabkan mikroba dapat dengan mudahnya
berkembang. Oleh karena itu, dapat dilakukan beberapa cara untuk mengurangi kadar air pada
tubuh makhluk hidup tersebut, salah satunya dengan pengeringan.

Teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dan kadar air akan berkurang.
Semakin sedikit kadar air pada makanan, maka akan semakin sulit kecenderungan kerusakan
pada bahan makanan tersebut. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengukur berat
basah dari suatu bahan makanan dan setelah dialkukan pengeringan, berat kering diukur.

Di laboratorium, terdapat peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui berat basah
maupun berat kering suatu bahan, yaitu oven, timbangan dan desikator.
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat
kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air(Azis, 2013).

Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan
akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air(Astuti, 2010).

Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu


benda(Sanjaya, 2013).

Prinsip kerja neraca analitik, berat benda yang ditimbang menggeser batang akibat gaya
gravitasi. Massa benda yang ditimbang berubah menjadi berat akibat gaya gravitasi , akibat
berat benda maka batang menggeser potensiometer slide(Aminuddin, 2012)

Desikator adalah sebuah panci bersusun dua yang digunakan sebagai tempat
menyimpan bahan yang sudah dikeringkan. Desikator disebut juga Eksikator. Menyimpan
bahan yang sudah dikeringkan di desikator adalah untuk mempertahankan kelembaban bahan
yang peka terhadap pengaruh udara lembab. Jika benda yang dikeringkan terkena lembab
maka otomatis kadar air bahan meningkat lagi. Sehingga untuk mengukur kadar air nya harus
dikeringkan sekali lagi. Mangkuk desikator biasanya terdiri dari dua tingkat. Tingkat paling
bawah biasanya diisi dengan bahan yang bisa menyerap uap air seperti silika gel. Tingkat
atas biasanya di gunakan untuk menyimpan bahan yang sudah dikeringkan. Penutup desikator
juga terbuat dari bahan kaca yang berat dan tebal dan biasanya susah di lepas dalam keadaan
dingin, karena dilapisi oleh vaselin untuk mencegah masuknya uap air kedalam eksikator.
Secara umum, desikator terdiri dari 2 tipe, yaitu: Desikator biasa dan Desikator Vakum.
Desikator vakum adalah desikator yang dapat mempertahankan kelembapan rendah pada
tekanan tidak lebih dari 20 mmHg atau pada tekanan lain yang ditetapkan dalam
monografi.Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang
dihubungkan dengan selang ke pompa (Supriatna, 2011).

Desikator adalah kandang sealable mengandung desiccants digunakan untuk


melestarikan item kelembaban - sensitif seperti kobalt klorida kertas untuk penggunaan lain .
Yang umum digunakan untuk desikator adalah untuk melindungi bahan kimia yang
higroskopis atau yang bereaksi dengan air dari kelembaban . Isi desikator yang terkena
kelembaban atmosfer setiap kali desikator dibuka . Hal ini juga memerlukan beberapa waktu
untuk mencapai kelembaban rendah . Oleh karena itu mereka tidak sesuai untuk menyimpan
bahan kimia yang bereaksi dengan cepat atau keras dengan kelembaban atmosfer seperti
logam alkali ; aglovebox atau Schlenk - jenis peralatan mungkin lebih cocok untuk tujuan ini .
Desikator kadang-kadang digunakan untuk menghapus jejak air dari sampel hampir kering .
Apabila suatu desikator saja tidak memuaskan , sampel dapat dikeringkan pada suhu tinggi
menggunakan pengeringan pistol Abderhalden itu . Dalam rangka untuk menimbang suatu zat
, menonton kaca atau berat botol atau cawan yang digunakan . Tetapi untuk menjadi akurat ,
objek ditimbang harus dari suhu yang sama keseimbangan analitis . Jika panas ( atau dingin )
obyek ditempatkan pada panci keseimbangan ini memiliki efek pemanjangan ( atau
shortening ) lengan sesuai balok mengakibatkan pembacaan yang salah . Selain itu, benda
panas menghangatkan udara dalam kontak dengan itu dan membuatnya naik. Udara bergerak
mendorong keseimbangan pan yang sesuai ke atas dan oleh karena kesalahan meningkat lebih
lanjut. Sebaliknya, jika benda dingin ditimbang , arus udara mengalir ke bawah dan ini
menimbulkan kesalahan dari tanda yang berlawanan . Dengan demikian , objek harus
dibiarkan 20 menit untuk mencapai ruangan temperature.So untuk memastikan itu tidak
menyerap kelembaban yang cukup dari udara meningkatkan berat badan , itu didinginkan
dalam desikator(Wayne, 1994).

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan
larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik”
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan
minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air
ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik
(gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu
menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut
dan akan mengendap dalam air(Anonim, 2010).

Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya tahan
bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam
media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri. Menurut derajat keterikatan
air dalam bahan makanan atau bound water dibagi menjadi 4 tipe, antara lain :
1. Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melalui suatu
ikatan hydrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat dengan molekul-
molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti karbohidrat, protein atau garam.

2. Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul
air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni.

3. Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti
membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering disebut dengan air bebas.

4. Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni,
dengan sifat-sifat air biasa.

Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan
pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan
kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang
tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan
kelembaban relatif.

Aktivitas air dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Aw = ERH/100

Aw = aktivitas air

ERH = kelembaban relatif seimbang

Bila diketahui kurva hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif pada
hakikatnya dapat menggambarkan pula hubungan antara kadar air dan aktivitas air. Kurva ini
sering disebut kurva Isoterm Sorpsi Lembab (ISL). Setiap bahan mempunyai ISL yang
berbeda dengan bahan lainnya. Pada kurva tersebut dapat diketahui bahwa kadar air yang
sama belum tentu memberikan Aw yang sama tergantung macam bahannya. Pada kadar air
yang tinggi belum tentu memberikan Aw yang tinggi bila bahannya berbeda. Hal ini
dikarenakan mungkin bahan yang satu disusun oleh bahan yang dapat mebgikat air sehingga
air bebas relatif menjadi lebih kecil dan akibatnya bahan jenis ini mempunyai Aw yang
rendah.

Kadar air dalam makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara:

1. Metode Pengeringan (Thermogravimetri)


Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif
mudah dan murah. Kelemahannya antara lain:

- Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya
alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.

- Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain.
Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan
sebagainya.

- Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya
meskipun sudah dipanaskan.

2. Metode Destilasi (Thermovolumetri)

Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air demgan
“pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat
campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang
dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzen, tetrakhlorethilen dan xylol.

Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak 75-100 ml pada sampel
yang diperkirakan mengandung air sebanyak 2-5 ml, kemudain dipanaskan sampai mendidih.
Uap air dan zat kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung. Karena
berat jenis air lebih besar daripadazat kimia tersebut maka air akan berada dibagian bawah
pada tabung penampung. Bila pada tabung penampung dilengkapi skala maka banyaknya air
dapat diketahui langsung. Alat yang dipakai sebagai penampung ini antara lain tabung Strak-
Dean dan Sterling-Bidwell atau modifikasinya (Gambar 2).

1. Metode Khemis

1. Cara Titrasi Karl Ficher

2. Cara Kalsium Karbid

3. Cara Asetil Klorida

4. Metode Fisis

Ada beberapa cara penentuan kadar air cara fisis antara lain:
1. Berdasarkan tetapan dielektrikum

2. Berdasarkan konduktivitas listrik (daya hantar listrik) atau resistansi

3. Berdasarkan resonansi nuklir magnetic

4. Metode khusus misalnya dengan kromatografi, Nuclear Magnetic-Resonance (Slamet


Sudarmaji, 1989: 57-70).

Jambu biji merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Jambu biji merupakan tanaman yang mudah tumbuh di daerah tropis. Buah jambu biji sangat
popular karena selain mudah didapat, harganya juga relatif terjangkau. Jmbu biji semakin
dikenal oleh masyarakat Indonesia karena khasiatnya mampu menaikkan kadar trombosit
sehingga dapat menyambuhkan penyakit demam berdarah, serta berkhasiat untuk
menyembuhkan diabetes mellitus, dan diare. Tanaman tropis ini berasal dari Brazilia,
Amerika Tengah kemudian menyebar ke Tailand dan ke negara Asia lainnya. Jambu biji
mempunyai banyak jenis yaitu jambu sukun, jambu Bangkok, jambu merah, jambu pasar
minggu, jambu sari, jambu apel, jambu Palembang, dan jambu merah getas(Astawan, 1991).

Selain dikonsumsi langsung, jambu biji dapat dibuat sari buah, selai, sirup, dan dodol.
Sari buah merupakan larutan inti dari daging buah yang diencerkan, sehingga mempunyai cita
rasa yang sama dengan buah aslinya. Proses pembuatan sari buah dimulai dari penghancuran
daging buah masak yang masih segar yang kemudian dipres. Sari buah yang diperoleh
disaring, dikemas dalam botol dan disterilkan supaya tahan lama. Komponen yang terutama
terdapat dalam air buah yaitu gula sebagai sumber kalori dan vitamin C. Sari buah sebaiknya
dipilih buah-buahan yang rata-rata mengandung air lebihdari 60% dari beratnya. Sari buah
mempunyai pH 3,5-4, sehingga merupakan kategori produk pangan yang bersifat asam, oleh
karena itu pasteurisasi merupakan proses pengolahan yang tepat dan metode pengawetan yang
digunakan untuk produk botolan atau kaleng yang dipanaskan dengan panas maksimum
1000C. Proses ini bertujuan untuk mengurangi mikroorganisme dan meningkatkan umur
simpan produk. Pasteurisasi dapat mengawetkan bahan pangan dengan menginaktivasi enzim
dan mendestruksi mikroorganisme yang sensitive terhadap panas (misalnya bakteri yang tidak
menghasilkan spora dan jamur ) tetapi menghasilkan sedikit perubahan pada karakteristik
sensoris atau nilai bahan pangan. Terdapat berbagai waktu dan suhu yang direkomendasikan
dalam pasteurisasi, misalnya pada suhu 650C selama 30 menit, suhu 770C selama 1 menit,
dan suhu 880C selama 15 menit, serta 890C selama 1 detik, 900C selama 0,5 detik, 1000C
selam 0,01 detik(Makfoeld, 1982).
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui karakteristik fisiko-kimiawi
sari buah jambu biji merah (Psidium Guava L.) adalah viskositas, intensitas warna, TTS
(Total Soluble Solid), kadar antioksidan, kadar vitamin C, dan nilai pH. Komponen pada sari
buah yang sangat rentan terhadap pemanasan adalah vitamin C dan anti oksidan. Komponen
bahan pangan apabila dikondisikan pada suhu tinggi selama proses pemanasan menyebabkan
sebagian besar komponen tersebut akan berubah tidak hanya dari segi nutrisi tetapi juga dari
segi aktivitas antioksidan. Beberapa proses yang melibatkan suhu tinggi yang bertujuan
meningkatkan penerimaan konsumen justru seringkali menurunkan kualitas nutrisi, salah
satunya adalah menurunkan kadar antioksidan dan berkurangnya vitamin (Soedamadji, 1989).

Praktikum yang berjudul “Oven, Desikator dan Timbangan: Berat Basah dan Berat
Kering” ini bertujuan untuk dapat mengetahui fungsi, cara penggunaan serta prinsip kerja dari
oven, timbangan, dan desikator. Dapat membedakan pengertian berat basah dan berat kering.
Serta dapat mengetahui berat basah dan berat kering dari daun dan buah jambu biji (Psidium
guajava). Dengan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apa itu oven, desikator dan
timbangan?, Bagaimana cara penggunaan serta prinsip kerja dari ketiga alat tersebut?, Apa
fungsi dari ketiga alat tersebut?, Apa itu berat basah dan berat kering?, Berapa berat basah dan
berat kering dari daun dan buah jambu biji (Psidium guajava)?.

B. Metodologi

Pada praktikum Oven, Desikator dan Timbangan: Berat Basah dan Berat
Kering, dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Mei 2014 di laboratorium 1 pendidikan biologi
FKIP UNTAN pada praktikum kali ini alat yang kami gunakan adalah oven, neraca analitik,
desikator, pisau, cawan petri dan alluminium foil. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
jambu biji(Psidium guajava) dan daun jambu biji(Psidium guajava). Dan cara kerja dari
praktikum kami kali ini adalah pertama dipotong-potong daun jambu biji dengan ukuran 2x2
cm sebanyak 10 buah pada masing-masing 3 buah cawan petri. Berat basah dari potongan
daun ini ditimbang dan dicatat lalu dimasukkan dalam oven. Kedua, buah jambu biji dibuat
perlakuan seperti dibawah ini. Sebelumnya, bijinya dibuang terlebih dahulu.
1. diiris tipis
2. dibelah empat
3. dibelah dua
Masing-maing cawan petri dihitung berat basahnya lalu dimasukkan dalam oven. Berat daun
dan berat buah jambu biji dicek pada setiap cawan mulai dari hari kedua sampai kelima
setelah dikeringkan dalam oven. Dibuat tabel pengamatan dan dihitung berat kering dari daun
dan buah jambu biji. Dihitung juga standar deviasi dari berat kering daun dengan
menggunakan data kelompok.

C. Hasil dan Pembahasan


Daun jambu biji
Ulangan Cawan Berat Berat daun cawan petri pada hari ke-
(gr) basah 2 3 4 5
1 29,19 0,79 0,26 0,27 0,26 0,26
2 29,71 0,59 0,19 0,19 0,19 0,19
3 29,82 0,65 0,23 0,23 0,23 0,24
⅀ 88,72 2,03 0,68 0,69 0,68 0,69
Rata-rata 29,57 0,67 0,22 0,23 0,22 0,23

Buah jambu biji

Perlakuan Kelompo Cawan(gr) Berat Berat basah pada hari ke-


k basah 2 3 4 5
Diiris tipis 3-4 29,38 29,09 25,54 23,15 14,4 4,1
Dibelah 2 3-4 28,92 38,80 35,98 34,74 25,72 10,51
Dibelah 4 3-4 29,29 41,14 37,72 36,13 23,66 5,2

Grafik daun pengulangan ke-1


0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Berat

0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5
Hari ke-
Grafik daun pengulangan ke-2
0.7

0.6

0.5

0.4
Berat

0.3

0.2

0.1

0
1 2 3 4 5
hari ke-

Grafik daun pengulangan ke-3


0.7

0.6

0.5

0.4
Berat

0.3

0.2

0.1

0
1 2 3 4 5
Hari ke-
Grafik jambu biji diiris tipis
35

30

25

20
Berat

15

10

0
1 2 3 4 5
Hari ke-

Grafik jambu biji dibelah 2


45
40
35
30
25
Berat

20
15
10
5
0
1 2 3 4 5
Hari ke-
Grafik jambu biji dibelah 4
45
40
35
30
25
Berat

20
15
10
5
0
1 2 3 4 5
Hari ke-

Tabel perhitungan
1. Perhitungan standar deviasi pada daun jambu biji

Pengulangan Pertama

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 67,08 66,76 0,32 0,1024
3 65,8 66,76 -0,96 0,9216
4 67,08 66,76 0,32 0,1024
5 67,08 66,76 0,32 0,1024
∑x 267,04 ∑ ( x−x́)²
=1,2288

Pengulangan Kedua

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 67.79 67,79 0 0
3 67,79 67,79 0 0
4 67,79 67,79 0 0
5 67,79 67,79 0 0
∑x 271,16 ∑ ( x−x́)² =0

Pengulangan Ketiga

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 65,62 64,98 0,64 0,409
3 65,62 64,98 0,64 0,409
4 65,62 64,98 0,64 0,409
5 63,07 64.98 -1,91 3,64
∑x 259,93 ∑ ( x−x́)²
=4,049

2.Perhitungan standar deviasi pada buah jambu biji

Diiris tipis

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 12.20 42,25 -30,05 903,00
3 20,41 42,25 -21,84 469,12
4 50,49 42,25 8,24 67,89

5 85.90 42,25 43,65 1905,3


∑x 169 ∑ ( x−x́)²
=3345,31

Dibelah dua

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 7,268 31.13 -23.86 569,29
3 10,64 31.13 -20.49 419,84
4 33,71 31.13 2,58 6,65
5 72.91 31.13 41,78 1745,56
∑x 124.528 ∑ ( x−x́)²
=2741,34

Dibelah empat

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 8,3 37,57 -29,37 862,59
3 12,17 37,57 -25,4 645,16
4 42,48 37,57 4,91 24,10
5 87,36 37,57 49,79 2479,04
∑x 150,31 ∑ ( x−x́)² =
4010,89
Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk dapat mengetahui fungsi, cara
penggunaan serta prinsip kerja dari oven, timbangan, dan desikator. Dapat membedakan
pengertian berat basah dan berat kering. Serta dapat mengetahui berat basah dan berat kering
dari daun dan buah jambu biji (Psidium guajava).

Berat kering tanaman adalah berat suatu tanaman setelah melewati beberapa tahapan proses
pengeringan. Sedangkan berat basah adalah berat saat sebuah tanaman masih mengandung
kadar air di dalamnya.

Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun


mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat
kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air.

Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan
akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.

Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu benda.

Prinsip kerja neraca analitik, berat benda yang ditimbang menggeser batang akibat gaya
gravitasi. Massa benda yang ditimbang berubah menjadi berat akibat gaya gravitasi , akibat
berat benda maka batang menggeser potensiometer slide.

Desikator adalah kandang sealable mengandung desiccants digunakan untuk


melestarikan item kelembaban - sensitif seperti kobalt klorida kertas untuk penggunaan lain .

Sebelumnya, daun jambu dipotong berbentuk kotak dengan ukuran 2x2 cm sebanyak
10 buah pada masing-masing cwan petri. Dalam meletakkan 10 lembar daun jambu biji ini,
digunakan tiga buah cawan petri. Setelah diletakkan dalam cawan petri, daun yang berada
dalam cawan tersebut ditimbang.

Setelah ditimbang, daun jambu biji dimasukkan ke dalam oven. Percobaan dilakukan
selama lima hari dimana setiap harinya daun dalam oven tersebut dikeluarkan dan ditimbang
beratnya. Dalam lima hari tersebut, tampak adanya perubahan berat pada daun dimana
beratnya semakin berkurang pada hari kedua kemudian berat keringnya konstan dan keadaan
daun semakin mengering. Hal yang menyebabkan pengurangan berat pada daun tersebut
adalah oven. Oven bersifat panas saat dinyalakan. Oven menguapkan kandungan air yang ada
pada daun tersebut sehingga daun menjadi kering dan berkurang beratnya. Dan yang membuat
berat kering daun pada hari ketiga hingga kelima konstan disebabkan oleh kadar air yang
terdapat didalam daun jambu telah habis.

Rumus yang digunakan untuk mengukur kadar air pada jambu biji tersebut adalah :

X= BB-BK/BB*100%

Dimana, BB= Berat basah

BK= Berat kering

Satuan untuk hasil pengukuran ini adalah % karena kadar air dinyatakan dalam %. Berat
kering yang tersisa pada daun jambu biji disebut berat konstan karena apabila daun menjadi
kering tanpa adanya kandungan air sedikitpun, berat dari daun tersebut akan sama dan tidak
berubah-ubah lagi.

Pada buah jambu biji (Psidium guajava) juga diberi perlakuan yang berbeda. Hanya
saja, perlakuan yang diberikan ada tiga jenis, yaitu :

1. diiris tipis
2. dibelah empat
3. dibelah dua

Buah yang lebih cepat kering adalah buah yang diiris tipis-tipis karena luas permukaannya
yang lebih kecil dengan lainnya kemudian dibelah 4 dan yang terakhir yang paling lama
kering adalah buah yang dibelah karena luas permukaannya yang besar dan tebal yang
membuat proses penguapan berjalan lama daripada yang diiris tipis. Hasil yang didapat
menunjukkan berat dari buah jambu biji terus berkurang setiap harinya. Perhitungan berat
daun dan berat jambu biji dapat dinilai akurat karena standar deviasinya yang kecil pada tiap
perhitungan, sehingga percobaan dapat dikatakan berhasil.

Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui berat basah dan berat kering dari bahan
pengamatan yaitu buah jambu biji (Psidium guajava). Tidak hanya menggunakan buahnya,
namun praktikan juga memanfaatkan daun dari tanaman ini. Sebelumnya, daun jambu
dipotong berbentuk kotak dengan ukuran 2x2 cm sebanyak 10 buah pada masing-masing
cwan petri. Dalam meletakkan 10 lembar daun jambu biji ini, digunakan tiga buah cawan
petri. Setelah diletakkan dalam cawan petri, daun yang berada dalam cawan tersebut
ditimbang.
Setelah ditimbang, daun jambu biji dimasukkan ke dalam oven. Percobaan dilakukan
selama lima hari dimana setiap harinya daun dalam oven tersebut dikeluarkan dan ditimbang
beratnya. Dalam lima hari tersebut, tampak adanya perubahan berat pada daun dimana
beratnya semakin berkurang dan keadaan daun semakin mengering. Hal yang menyebabkan
pengurangan berat pada daun tersebut adalah oven. Oven bersifat panas saat dinyalakan. Oven
menguapkan kandungan air yang ada pada daun tersebut sehingga daun menjadi kering dan
berkurang beratnya.

Rumus yang digunakan untuk mengukur kadar air pada jambu biji tersebut adalah :

X= BB-BK/BB*100%

Dimana, BB= Berat basah

BK= Berat kering

Satuan untuk hasil pengukuran ini adalah % karena kadar air dinyatakan dalam %. Berat
kering yang tersisa pada daun jambu biji disebut berat konstan karena apabila daun menjadi
kering tanpa adanya kandungan air sedikitpun, berat dari daun tersebut akan sama dan tidak
berubah-ubah lagi.

Pada buah jambu biji (Psidium guajava) juga diberi perlakuan yang berbeda. Hanya
saja, perlakuan yang diberikan ada tiga jenis, yaitu :

1. diiris tipis
2. dibelah empat
3. dibelah dua

Buah yang lebih cepat kering adalah buah yang diiris tipis-tipis karena luas
permukaannya yang lebih kecil dengan lainnya kemudian dibelah 4 dan yang terakhir yang
paling lama kering adalah buah yang dibelah karena luas permukaannya yang besar dan tebal
yang membuat proses penguapan berjalan lama daripada yang diiris tipis. Hasil yang didapat
menunjukkan berat dari buah jambu biji terus berkurang setiap harinya. Perhitungan berat
daun dan berat jambu biji dapat dinilai akurat karena standar deviasinya yang kecil pada tiap
perhitungan, sehingga percobaan dapat dikatakan berhasil.

D. Penutup
Percobaan dilakukan bertujuan untuk dapat mengetahui fungsi, cara
penggunaan serta prinsip kerja dari oven, timbangan, dan desikator. Dapat membedakan
pengertian berat basah dan berat kering. Serta dapat mengetahui berat basah dan berat kering
dari daun dan buah jambu biji (Psidium guajava). Daun dan buah jambu yang akan
dimasukkan ke dalam oven ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat awalnya yaitu
berat basahnya. Berat daun dan buah yang dimasukkan ke dalam oven dan ditimbang setiap
harinya mengalami pengurangan berat dan menyebabkan daun kehilangan kering. Oven
menguapkan air pada buah dan jambu biji sehingga kadar airnya berkurang dan daun menjadi
kering. Semakin kecil luas permukaan bahan, pengeringan akan terjadi lebih cepat.
Prinsipnya, oven menguapkan air yang terkandung pada bahan. Buah memiliki kadar air lebih
banyak karena buah merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan. Rumus yang
digunakan untuk mengukur kadar air pada jambu biji tersebut adalah :

X= BB-BK/BB*100%

Kekompakan sesama asisten ada baiknya lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, M. 2012. Prinsip Kerja Neraca. (Online).


(http://www.scribd.com/doc/86263809/Prinsip-kerja-Neraca. Diakses tanggal 1 Juni
2014).
Anonim. 2010. Air. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Air. Diakses tanggal 1 Juni 2014).
Astawan, M. & M.W.Astawan.1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat
Guna. Akademika Pressindo, Bogor.
Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi
FMIPA UNY
Azis, Abdul . 2013. Pengertian Oven dan Cara Penggunaan. (Online).
(http://azisjunior.blogspot.com/2013/08/pengertian-oven-dan-cara-penggunaan.html.
Diakses tanggal 1 Juni 2014).
Makfoeld, D.1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech. Yogyakarta.
Sanjaya, Anugerah. 2013. Pengertian Timbangan. (Online).
(http://anugerahsanjayascale.wordpress.com/articles/pengertian-timbangan/. Diakses
tanggal 1 Juni 2014).
Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Liberti Yogyakarta
Soedamadji, S; B. Haryono & Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian.Yogyakarta:Liberti Yogyakarta
Supriatna, Mamat. 2011. Studi Penelusuran Pengelolaan Laboratorium Sains Sebagai
Analisis Kebutuhan Untuk Program Diklat Pengelola laboratorium Bandung:
Widyaiswara P4TK IPA.
Wayne, PA. 1994. Journal Inventory control system for laboratory supplies. London :
Clinical and Laboratory Standards Institute.

LAMPIRAN

1. Perhitungan standar deviasi pada daun jambu biji

Pengulangan Pertama

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 67,08 66,76 0,32 0,1024
3 65,8 66,76 -0,96 0,9216
4 67,08 66,76 0,32 0,1024
5 67,08 66,76 0,32 0,1024
∑x 267,04 ∑ (x−x́)²
=1,2288

∑ ( x−x́ ¿)² ¿
SD=
√ n−1

1,2288
¿
√ 4−1

¿ 0,64

Hari Ke-2
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,79 – 0,26
X= × 100 %
0,79
X =67,08 %
Hari Ke-3
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,79 – 0,27
X= × 100 %
0,79
X =65,8 %

Hari Ke-4
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,79 – 0,26
X= × 100 %
0,79
X =67,08 %

Hari Ke-5
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,79 – 0,26
X= × 100 %
0,79
X =67,08 %

Pengulangan Kedua

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 67.79 67,79 0 0
3 67,79 67,79 0 0
4 67,79 67,79 0 0
5 67,79 67,79 0 0
∑x 271,16 ∑ (x−x́)² =0

∑ ( x−x́ ¿)² ¿
SD=
√ n−1

0
¿
√ 4−1

¿0
Hari Ke-2
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,59 – 0,19
X= ×100 %
0,59
X =67.79 %

Hari Ke-3
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,59 – 0,19
X= ×100 %
0,59
X =67,79%
Hari Ke-4
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,59 – 0,19
X= ×100 %
0,59
X = 67,79%
Hari Ke-5
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,59 – 0,19
X= ×100 %
0,59
X =67.79 %

Pengulangan Ketiga
Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 65,62 64,98 0,64 0,409
3 65,62 64,98 0,64 0,409
4 65,62 64,98 0,64 0,409
5 63,07 64.98 -1,91 3,64
∑x 259,93 ∑ (x−x́)²
=4,049

∑ ( x−x́ ¿)² ¿
SD=
√ n−1

4,049
¿
√ 4−1

¿ 1,16

Hari Ke-2
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,65 – 0,23
X= × 100 %
0,64
X =65,62 %

Hari Ke-3
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,65 – 0,23
X= × 100 %
0,64
X =65,62 %

Hari Ke-4
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,65 – 0,23
X= × 100 %
0,64
X =65,62 %
Hari Ke-5
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
0,65 – 0,24
X= ×100 %
0,65
X =63,07 %

2. Perhitungan standar deviasi pada buah jambu biji

Diiris tipis

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 12.20 42,25 -30,05 903,00
3 20,41 42,25 -21,84 469,12
4 50,49 42,25 8,24 67,89

5 85.90 42,25 43,65 1905,3


∑x 169 ∑ ( x−x́)²
=3345,31

∑ ( x−x́ ¿)² ¿
SD=
√ n−1

3345,31
¿
√ 4−1

¿ 33,39

Hari Ke-2
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
29,09 – 25,54
X= × 100 %
29,09
X =12.20 %

Hari Ke-3
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
29,09 – 23,15
X= ×100 %
29,09
X =20.41 %

Hari Ke-4
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
29,09 – 14,4
X= × 100 %
29,09
X =50,49 %

Hari Ke-5
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
29,09 – 4,1
X= × 100 %
29,09
X =85.90 %

Dibelah 2

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 7,268 31.13 -23.86 569,29
3 10,64 31.13 -20.49 419,84
4 33,71 31.13 2,58 6,65
5 72.91 31.13 41,78 1745,56
∑x 124.528 ∑ ( x−x́)²
=2741,34

∑ ( x−x́ ¿)² ¿
SD=
√ n−1

2741,34
¿
√ 4−1

¿ √ 30,22

Hari Ke-2
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
38,80 – 35,98
X= ×100 %
38,80
X =7,268 %

Hari Ke-3
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
38,80 – 34,74
X= × 100 %
38,80
X =10,64 %

Hari Ke-4
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
38,80 – 25.72
X= ×100 %
38,80
X =33,71 %

Hari Ke-5
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
38,80 – 10,51
X= ×100 %
38,80
X =72.91 %

Dibelah empat

Harike x x́ x−x́ ( x− x́ )²
-
2 8,3 37,57 -29,37 862,59
3 12,17 37,57 -25,4 645,16
4 42,48 37,57 4,91 24,10
5 87,36 37,57 49,79 2479,04
∑x 150,31 ∑ ( x−x́)² =
4010,89
∑ ( x−x́ ¿)² ¿
SD=
√ n−1

4010,89
¿
√ 4−1

¿ 36,56

Hari Ke-2
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
41,14 – 37,72
X= × 100 %
41,14
X =8,3 %

Hari Ke-3
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
41,14 – 36,13
X= ×100 %
41,14
X =12,17 %

Hari Ke-4
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
41,14 – 23,66
X= ×100 %
41,14
X =42,48 %

Hari Ke-5
BeratBasah−BeratKering
X= ×100 %
BeratBasah
41,14 – 5,2
X= × 100 %
41,14
X =87,36 %
JAWABAN PERTANYAAN

1. Berat kering daun tidak berubah lagi karena kadar air di dalam daun sudah tidak ada
lagi
2. Penggunaan desikator untuk menghilangkan kadar air dengan cepat
3. Sebuah termometer diletakkan di dalam oven bertujuan untuk mengetahui suhu
didalam oven
4. Fungsi dari oven adalah untuk proses pengeringan.
5. Yang lebih cepat kering adalah yang diiris tipis karena luas permukaannya yang luas
dan tipis sehingga air didalam buah cepat menguap.
6. Ada.
7. Yang lebih banyak mengandung air adalah buah jambu biji.

Anda mungkin juga menyukai