Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH : LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN


“PENGUKURAN PARAMETER KUALITAS AIR BERSIH: KEKERUHAN”

Dosen Pengampu :
Tri Marthy Mulyasari, SST, M.KL

Oleh :
Ulfah Faoziah
P1337433220074
Alih Jenjang D-IV Sanitasi Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN PROGRAM DIPLOMA IV
TAHUN 2021
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Pertemuan : 7
ke-
Materi : Pengukuran Parameter Kualitas Fisika Air (Kekeruhan)
Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan praktik pengukuran parameter kualitas
fisika air bersih yaitu kekeruhan

A. Dasar Teori
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2O. Satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100kPa
(1 bar) dan temperatur 273,15K (0°C). Air tersusun atas molekul-molekul triatomik
sederhana, tetapi tingkah laku air sangat kompleks dan beberapa hal unik. Sifat unik air
muncul terutama dari struktur molekular dan resultan gaya-gaya intermolekularnya.
Atom oksigen dalam molekul air dilukiskan membentuk orbital hibrida terluar sp 3,
dengan dua pasang elektron non-ikatan. Sifat elektronegatif yang sangat tinggi bagi atom
oksigen lebih lanjut mengakibatkan terbentuknya ikatan hidrogen antar molekul air yang
sangat kuat pula.
Semua organisme baik ikan maupun makluk hidup lainnya yang hidup dalam air
sangat terpangaruh terhadap kualitas air. Tanpa didukung dengan kualitas air / mutu air
yang baik semua organisme yang hidup di perairan akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air diantaranya suhu, pH,
DO, CO2, kekeruhan (turbiditas), dan lain sebagainya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas air adalah kekeruhan (turbiditas). Kekeruhan (turbiditas)
merupakan kandungan bahan organik maupun anorganik yang terdapat di perairan
sehingga mempengaruhi proses kehidupan organisme yang ada di perairan tersebut.
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air.
Kekeruhan disebabkan oleh bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut
(misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa
plankton dan mikroorganisme lain (APHA,1976;Davis dan Cornwell,1991).
Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai
padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi, tingginya padatan
terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Misalnya, air laut memiliki nilai
padatan terlarut tinggi, tetapi tidak berarti memiliki kekeruhan yang tinggi.
Lumpur atau sedimen merupakan padatan yang langsung dapat terendapkan jika air
didiamkan atau tidak terganggu selama beberapa waktu padatan yang mengendap
tersebut terdiri dari partikel-partikel padatan yang memiliki ukuran relatif besar dan berat
sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Padatan tersupensi adalah perpadatan
yang dapat menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengedar secara
langsung padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang berukuran maupun
beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu sel-
sel mikroorganisme dan lain-lain. Apabila di dalam air terjadi kekeruhan yang tinggi
maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari
yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan/ fitoplankton tidak
dapat melakukan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen.
Kekeruhan pada perairan yang tergenang (lentik), misalnya danau, lebih banyak
disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus,
sedangkan kekeruhan pada sungai yang sedang banjir oleh banyak disebabkan oleh
bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan permukaaan
tanah yang terbawa oleh aliran air pasa saat hujan. Kekeruhan yang tinggi dapat
mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya pernafasan dan daya lihat
organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Tingginya
nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas
desinfeksi pada proses penjernihan air.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengkur tingkat kekeruhan (turbiditas)
adalah tabung pengukur “wagtech hollow”. Pembacaan hasil pengukuran dilakukan
menggunakan organoleptik dimana hasil pengukuran yang diperoleh ditentukan juga oleh
senstifitas mata/ penglihatan pengukur.
B. Alat dan Bahan
1. Alat : Tabung pengukur (wagtech hollow)
2. Bahan : Air sampel yang digunakan adalah air kolam

C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Isikan air sampel pada tabung pengukur hingga dengan batas garis.
3. Baca dan catat hasil pengukuran dengan cara melihat hingga sejauh mana
pengukur dapat melihat warna kuning yang terletak pada dasar tabung (pada air
sampel kolam tersebut warna kuning masih terlihat hingga air diisi pada batas
garis 5 NTU/ Nephelometrim Turbidity Unit sehingga, air tersebut dikategorikan
sebagai air yang jernih).

Anda mungkin juga menyukai