NIM
Kelas
Kelompok
: Endah Trinafianita
: 145100500111011
:G
: G7
BAB II
ANALISIS KADAR AIR
A. Pre-lab
1. Mengapa kadar air produk dan bahan pangan penting ditentukan?
Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperature maka aktivitas air
mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan
bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik
atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air
dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu
berlangsungnya proses tersebut (Kasmidjo, 2010).
Kandungan air dalam bahan makanan dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
serta cita rasa, acceptability, kesegaran dan keawetan suatu produk atau bahan pangan.
Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang
ditambahkan atau yang berasal dari bahan makanan itu sendiri. Adanya air
mempengaruhi kemerosotan mutu makanan secara kimia dan mikrobiologi. Pengeringan
ataupun pembekuan air penting pada beberapa pengawetan makanan (Kasmidjo, 2010).
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air
berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar
air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. Kandungan air dalam bahan
makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba yang
dinyatakan Aw yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan
daya simpan dari bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi mengakibatkan
mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu bahan
pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian
mendapat penanganan yang tepat (Kasmidjo, 2010).
2. Sebutkan jenis-jenis metode analisis kadar air!
Menurut Sudarmadji (2007), jenis-jenis metode analisis kadar air antara lain:
Metode Pengeringan/Oven (Thermogravimetri)
a. Metode Oven
b. Metode Oven-Vakum
Metode Distilasi (Thermovolumetri)
Metode Kimiawi (Karl Fischer)
Metode Fisis
3. Bagaimana prinsip masing-masing metode tersebut?
Metode Pengeringan/Oven (Thermogravimetri)
Metode pengeringan dengan oven didasarkan atas prinsip perhitungan selisih bobot
bahan (sampel) sebelum dan sesudah pengeringan. Selisih bobot tersebut
merupakan air yang teruapkan dan dihitung sebagai kadar air bahan.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Endah Trinafianita
: 145100500111011
:G
: G7
a. Metode Oven
Metode ini dapat digunakan untuk semua produk pangan, kecuali produk yang
mengandung komponen senyawa volatil (mudah menguap) atau produk yang
terdekomposisi/rusak pada pemanasan 100C. Prinsip metode ini adalah
mengeringkan sampel dalam oven 100-106C sampai bobot konstan dan selisih
bobot awal dengan bobot akhir dihitung sebagai kadar air. Kadar air dapat
dihitung baik berdasarkan bobot kering atau dry basis (DB) ataupun berdasarkan
bobt basah atau wet basis (WB) (Sudarmadji, 2007).
Kadar air (% DB) =
Kadar air (%WB) =
W3
W2
W3
W1
x 100
x 100
W2
W1
x 100
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Endah Trinafianita
: 145100500111011
:G
: G7
adanya air. Reaksi reduksi iodin akan berlangsung sampai air habis yang ditunjukka
munculnya warna coklat akibat kelebihan iodin. Penentuan titik akhir titrasi sulit
dilakukan karena kadang-kadang perubahan warna yang terjadi tidak terlalu jelas
(Sudarmadji, 2007).
Pereaksi karl fischer sangat sensitif terhadap air. Sehingga metode ini dapat
diaplikasikan untuk analisis kadar air bahan pangan yang mempunyai kandungan air
sangat rendah (seperti minyak/lemak, gula, madu, dan bahan kering). Metode Karl
Fischer juga dapat digunakan untuk mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm
(Sudarmadji, 2007).
Metode Fisis
Penentuan kadar air dengan metode fisis didasarkan atas beberapa cara, yaitu
(Guenther, 2007) :
1. Berdasarkan tetapan dielektrikum
2. Berdasarkan daya hantar dan resistansi listrik
3. Berdasarkan resonansi nuklir magnetic atau nuclear magnetic resonance (NMR)
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Endah Trinafianita
: 145100500111011
:G
: G7
B. Diagram Alir
1. Metode Oven
Sampel Padat
ditimbang sebanyak 10 gram
dihancurkan sampai halus dan homogen
diatur suhu oven 1050C
cawan/botol dan tutupnya ditimbang
dikeringkan dalam oven minimal 1 jam
didingankan dalam desikator selama 30 menit
ditimbang botol yang telah didinginkan
ditimbang sampel yang telah halus sebanyak 3 gram dalam botol
dikeringkan dalam oven selama 4 jam
didinginkan dalam desikator
ditimbang
dikeringkan lagi dalam oven selama 1 jam
didingkankan dalam desikator
diulangi sampai tercapai berat konstan
dihitung kadar air
Hasil
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Endah Trinafianita
: 145100500111011
:G
: G7
2. Metode Distilasi
Ditambahkan 60-100 ml
pereaksi
Hasil
C. Tinjauan Pustaka
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Endah Trinafianita
: 145100500111011
:G
: G7
Toluene
Toluena berfungsi sebagai pereaksi dalam uji kadar air menggunakan metode
distilasi. Pelarut toluene ini berfungsi untuk menguapkan air dari bahan. Toluena
adalah suatu senyawa tidak berwarna, cairan berbau aromatic yang khas dimana
tidak setajam benzena. Toluena ditemukan antara produk degradasi dengan cara
pemanasan resin tersebut. Toluena dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun
fenilmetana yaitu cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma
seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah
hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan
juga sebagai bahan pelarut bagi industri lainnya. Seperti pelarut-pelarut lainnya,
toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang
memabukkan. Toluena juga mudah sekali terbakar. Rumus molekulnya C7 H8 atau
C6 H5 CH3,masa molar 92,14 g,penampilan tak berwarna (bening),densitas
kepadatan 0,8669 g/mL,titik lebur -93C,titik didih 110,6C,kelaarutan dalam air 0,47
g/L ( 20-25 C ),dan viskositas 0,590 pada 20C (Soewoto, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Endah Trinafianita
: 145100500111011
:G
: G7
Guenther, Ernest. 2007. Minyak Atsiri Jilid I, Penerjemah : Ketaren S., Cetakan I, Penerbit.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Handoyono, Rosdaneli. 2011. Proses Pengeringan. Medan : Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik USU
Kasmidjo, R.B., 2010. Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta Pemanfaatannya.
Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM.
Soewoto, H. dkk. 2006. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta: Widya Medika.
Sudarmadji S, Bambang H, Suhardi. 2007. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty.