Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Biokimia II

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

Oleh:
Andriy Anta Kacaribu
1808103010002

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2020
Lembar Pengesahan

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

Oleh:
Andriy Anta Kacaribu
1808103010002

Mengetahui Asisten Darussalam, 17 Desember 2020

(Desy Ramadiani) (Andriy Anta Kacaribu)


ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Uji Kualitatif Karbohidrat”, yang


bertujuan untuk mempelajari sifat kimia karbohidrat. Prinsip yang digunakan pada
percobaan ini yaitu analisis kualitatif. Hasil yang didapatkan dari percobaan ini
adalah uji molisch menghasilkan warna bening pada semua sampel, Uji Iod
menhasilkan larutan kuning dan kuning pekat, Uji Benedict menghasilkan larutan
biru pada semua sampel, Uji Barfoed menghasilkan larutan biru pada semua sampel
dan pada uji seliwanoff menghasilkan larutan bening, bening kekuningan dan bening
kekuningan lebih pudar. Kesimpulan dari percobaan ini adalah, Identifikasi
karbohidrat pada uji yang dilakukan keseluruhan gagal diperoleh, karena reagen yang
digunakan sudah terkontaminasi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar
larut dalam pelarut organic, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa sakarida).
Sebagian besar karbohidrat dengan berat molekul yang rendah, manis rasanya.
Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong karbohidrat.
Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu monosakarida, oligosakarida
dan polisakarida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula.
Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari hanya 1 unit polisakarida aldehida atau
keton (Wibawa, 2017).
Salah satu rujukan penting dalam memilih bahan pangan pokok adalah
kandungan karbohidrat dari bahan pangan tersebut. Karbohidrat (‘hidrat dari karbon’
hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani Sakchron berarti gula) adalah
segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup terutama sebagai bahan bakar
misalnya glukosa, cadangan makanan misalnya Pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan, serta materi pengembangan pembangun misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur. Pada proses fotosintesis tumbuhan hijau
mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Sehingga penting bagi ilmuwan
kimia untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksi nya.
Hal ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam mencari bahan
pangan pokok alternatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat ekonomi
lemah (Sahlan, 2007).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon karbondioksida atau CO 2
berasal dari udara dan air atau H 2O dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah
adalah karbohidrat sederhana seperti glukosa (Winarno, 1986). Terdapat tiga
golongan karbohidrat yang utama yaitu: monosakarida, oligosakarida dan
polisakharida. Sifat-sifat karbohidrat ini dapat diidentifikasi dengan uji kaulitatif
dengan reagen yang sesuai. Oleh karena itu dilaksanakanlah praktikum ini guna
untuk mempelajari sifat kimia karbohidrat.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat kimia karbohidrat.

1.3 MANFAAT PERCOBAN


Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui sifat kimia karbohidrat.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Jumlah atom hydrogen dan


oksigen merupakan perbandingan 2:1 (Poedjiadi, 1994). Karbohidrat dapat
dibedakan menjadi: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida
ialah karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena
terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Menurut Sunita Almatsier, ada tiga jenis
heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga
macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6
atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak
pada cara penyusunan atom-atom hydrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon
(Almatsier, 2009).
Glukosa terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur,
buah, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Selain dari sumber
tersebut, glukosa dihasilkan pula sebagai hasil cernaan pati menjadi dekstrin,
dekstrin berubah menjadi maltose, dan akhirnya menjadi dua molekul gula glukosa
(Marsetyo, 1995). Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di
dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Dalam keadaan normal,
system syaraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energy.
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah adalah gula paling manis. Fruktosa
mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C 6H12O6 namun strukturnya
berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan lidah sehingga
menimbulkan rasa manis. Gula ini terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam
buah, nektar bunga, dan juga di dalam sayur (Almatsier, 2009).
Oligosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 3-10 unit monosakarida.
Contohnya ialah rafinosa trisakarida (Gal-Glc-Fuc) dan stasiosa tetrasakarida (Gal-
Gal-Glc-Fuc). Keduanya terdapat pada biji-bijian. Karena tidak dapat dicerna pada
usus halus, keduanya menyediakan substrat untuk fermentasi bakteri di usus besar
dan khususnya pembentukan gas (gas lambung) (Michael, 2013). Polisakarida ialah
karbohidrat yang lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus
atau bercabang. Kebanyakan dari gula tersebut mengandung beberapa ratus atau
bahkan ribuan gula sederhana. Polisakarida dirombak dalam saluran pencernaan
menjadi karbohidrat yang sederhana dengan kelengkapan tingkatan yang beragam
(Yazid, 2006). Polisakarida dibuat oleh tumbuhan dari karbondioksida dan air
(karbohidrat nabati) serta sedikit dari hewan (karbohidrat hewani). Di dalam
tumbuhan karbohidrat mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai simpanan energi
dan sebagai penguat struktur tumbuhan tersebut. Sumber energy tersebut terdapat
dalam bentuk zat tepung (amylum) dan zat gula (mono dan disakarida). Timbunan
zat tepung terdapat di dalam biji, akar, dan batang. Sedangkan gula terdapat di dalam
daging buah dan di dalam cairan tumbuhan, misalnya di dalam batang tebu.
Karbohidrat sebagai penguat struktur tumbuhan terdapat sebagai selulosa di dalam
dinding sel. Perbedaan khas antara sel tumbuhan dan sel hewan ialah pada sel
tumbuhan terdapat dinding sel yang mengandung selulosa, sedangkan sel hewan
tidak memiliki dinding sel (Sediaoetama, 2000).
Tiga polisakarida yang sangat penting dalam gizi manusia adalah pati,
glikogen dan selulosa. Dari ketiganya, hanya pati dan glikogen yang menyediakan
energi bagi tubuh. Sedangkan selulosa penting dalam gizi manusia karena
menyediakan serat yang diperlukan dalam makanan. Pati merupakan polisakarida
yang ditemukan dalam butiran padi-padian dan umbi umbian serta buah buahan
seperti pisang. Pada pisang misalnya yang menjadi manis setelah masak akibat zat
pati yang terkandung terurai menjadi gula sederhana seperti glukosa. Jika zat pati
dimasak, molekulnya akan pecah menjadi molekul yang lebih kecil semacam gula
yang dinamakan dekstrin. Kemudian dekstrin berurai lagi menjadi maltose dan
kemudian menjadi glukosa. Demikian pula dengan zat pati yang dimakan oleh
manusia, karena enzim akhirnya berubah menjadi glukosa. Kemudian masuk dalam
darah dan menjadi energi bagi sel-sel tubuh manusia. Jika persediaan glukosa dalam
darah meningkat, kelebihannya akan disimpan di dalam hati sebagai polisakarida
yang disebut glikogen. Jika seseorang lapar dan belum sempat makan, energi yang
diperlukan tubuh diperoleh dari pembakaran glikogen yang terdapat di dalam otot
dan hati. Jika tubuh kelebihan karbohidrat maka kelebihan itu akan disimpan sebagai
lemak (Harper, 1986).
Pati yang terdapat di berbagai tanaman terdiri dari partikel-partikel halus
disebut granula dengan bentuk dan ukuran sesuai masing-masing tumbuhan. Granula
pati sangat halus dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang namun jelas tampak
pada pengujian mikroskop. Pati yang belum dimasak tidak mudah dicerna karena
granulanya terkandung dalam dinding sel-sel tanaman dan tidak mudah bagi cairan
pencernaan untuk menembusnya. Memasak dapat melembutkan dinding sel dan
membuat air mampu memasuki granula dan memecahnya menjadi gelatin (Michael,
2013).
Polisakarida yang lain yaitu selulosa banyak terdapat dalam sayur berupa
serat kasar. Selulosa merupakan karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan tidak
menghasilkan energy sehingga tidak mengakibatkan kegemukan pada badan.
Meskipun demikian, jenis karbohidrat ini berguna bagi tubuh yaitu memberikan rasa
kenyang dan melancarkan pembuangan tinja (defekasi). Makanan yang mengandung
selulosa rendah akan memberikan kesulitan pembuangan tinja dan terjadi sembelit
(obstipasi) (Sediaoetama, 2000).
Adanya karbohidrat dalam makanan dapat diidentifikasi secara kualitatif
maupun kuantitatif. Uji kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada pembentukan
warna dapat dilakukan dengan cara: (a). Uji molish , Uji ini berlaku umum, baik
untuk aldosa maupun ketosa. Caranya, karbohidrat ditambah H2SO4 melalui dinding-
dinding tabung. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk furfural yang
selanjutnya dikopling dengan α-naphtol membentuk senyawa gabungan berwarna
ungu. Jika yang dideteksi pentose akan terbentuk furfural, sementara itu jika aldosa
yang dideteksi akan terbentuk hidroksimetilfurfural. (b). Uji selliwanof, Uji ini
positif terhadap ketosa, misal fruktosa. Akan tetapi negative terhadap aldosa.
Pereaksi dibuat dengan mencampurkan resorsinol dengan HCl pekat kemudian
diencerkan dengan akuades. Uji dilakukan dengan menambahkan larutan sampel ke
dalam pereaksi lalu dipanaskan dalam air mendidih. Adanya warna merah
menunjukkan adanya ketosa. (c). Uji benedict, Uji ini positif untuk gula pereduksi/
gula inversi seperti glukosa dan fruktosa. Caranya gula reduksi ditambahkan dengan
campuran CuSO4 (tembaga sulfat), natrium sitrat (NaSO3) dan natrium karbonat
(NaHCO3) lalu dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida (Cu 2O) yang
berwarna merah coklat. Uji ini terjadi dalam suasana basa/alkalis karena gula akan
mereduksi dalam suasana basa. Natrium sitrat berfungsi sebagai pengkelat Cu
dengan membentuk kompleks Cu- sitrat. Natrium karbonat berfungsi untuk
menciptakan suasana basa. (d). Uji Fehling, Uji ini hampir sama dengan uji benedict
yang bertumpu pada adanya gula pereduksi pada karbohidrat. Cara ujinya: gula
reduksi ditambah campuran larutan CuSO 4 dalam suasana alkalis (dengan ditambah
NaOH) dan ditambah dengan Chelating agent, lalu dipanaskan maka akan terbentuk
endapan kupro oksida. (e). Uji iodium Polisakarida dengan penambahan iodium akan
membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati yang
dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah
anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis akan membentuk
warna merah (Sumantri, 2007).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca analitik, Erlenmeyer,
penangas air mendidih, pipet tetes, test plate, dan tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah glukosa, fruktosa,
arabinose, sukrosa, HCl, NaOH, benzidin, asam asetat glasial, pereaksi Molish,
Benedict, Barfoed, seliwanoff, dan iod.

3.2 KONSTANTA FISIK DAN TINJAUAN KEAMANAN


Tabel 3.2.1 Konstanta fisik dan tinjauan keamanan
No Bahan Berat Titik Titik Tinjauan
. Molekul Didih Leleh Keamanan
(g/mol) (0C) (0C)
1. HCl 36,46 110 -27,32 Korosif
2. NaOH 40 1390 318 Korosif
3. Benzidin 184,24 400 122 Karsinogenik
4. CH3COOH 60,05 391 289 Korosif
5. Glukosa 180,156 - 146 Aman
6. Fruktosa 180,16 - 106 Aman
7. Sukrosa 342,29 - 186 Aman

3.2 SKEMA KERJA


3.3.1 Uji Molish
2 ml glukosa, sukrosa, pati
1%
ditambahkan dua tetes pereaksi Molish ke dalam setiap tabung

diaduk dengan baik

ditambahkan 5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung

Hasil
3.3.2 Uji Iod
2 tetes glukosa, pati 1%

dimasukan kedalam test plate

ditambahkan 2 tetes larutan iod

dilihat perubahan yang terjadi

Hasil

3.3.3 Uji Benedict


8 tetes glukosa, fruktosa, sukrosa 1%

ditambahkan 5 ml benedict

ditempatkan dalam penangas air selama 3 menit

diamati perubahan tang terjadi

Hasil

3.3.4 Uji Barfoed


1 ml glukosa, fruktosa, sukrosa 1%

ditambahkan reagen barfoed 3ml

ditempatkan dalam penangas air 1 menit sampai terlihat adanya


reaksi reduksi
Hasil

3.3.5 Uji Seliwanoff


3 tetes glukosa, fruktosa, sukrosa 1%

ditambahkan 3 ml reagen seliwanoff

diletakkan tabung dalam air mendidih sampai terlihat perubahan


warna
Hasil

3.3.6 Hidrolisis Sukrosa


2 ml sukrosa 1%

ditambahkan 1 ml HCl pekat

dipanaskan dalam penangas air 15 menit

didinginkan

ditambahkan 8 ml NaOH 10% untuk penetralan

diuji dengan pereaksi Molish, benedict, barfoed, seliwanoff,


Tauber
Hasil

3.3.7 Hidrolisis Pati


25 ml pati 1%

ditambahkan 1 ml HCl pekat

dipanaskan dalam penangas air 15 menit

didinginkan

ditambahkan 8 ml NaOH 10% untuk penetralan

diuji dengan pereaksi Molish, benedict, barfoed, seliwanoff,


Tauber
Hasil

3.3.8 Pengendapan Polisakarida


Tabung I Larutan pati 1% Tabung II dekstrin1% Tabung III gum arab 1%

ditambahkan alkohol 95% sampai berlebih pada setiap


tabung

dikocok

Hasil

Tabung I Larutan pati 1% Tabung II dekstrin1% Tabung III gum arab 1%

ditambahkan Al2(SO)4 sampai berlebih pada setiap tabung


dikocok
Hasil

BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. DATA HASIL PENGAMATAN


Tabel 4.1.1 Data hasil pengamatan Uji Molisch
Warna
No Sampel Pereaksi
larutan/endapan
.
1. Glukosa Agak berendapan
2. Sukrosa Molisch Sedikit lebih bening
3. Pati Bening

Tabel 4.1.2 Data hasil pengamatan Uji Iod


No Sampel Pereaksi Warna
. larutan/endapan
1. Glukosa Kuning
Iod
2. Pati Kuning pekat

Tabel 4.3 Data hasil pengamatan Uji Benedict


No. Sampel Pereaksi Warna
larutan/endapan
1. Glukosa Biru
2. Fruktosa Benedict Biru
3. Sukrosa Biru

Tabel 4.4 Data hasil pengamatan Uji Barfoed


No. Sampel Pereaksi Warna
larutan/endapan
1. Glukosa Biru
2. Fruktosa Barfoed Biru
3. Sukrosa Biru

Tabel 4.5 Data hasil pengamatan Uji Seliwanoff


No. Sampel Pereaksi Warna
larutan/endapan
1. Glukosa Bening
2. Fruktosa Bening kekuningan
Seliwanoff
3. Sukrosa Bening kekuningan
lebih pudar
Tabel 4.6 Data hasil pengamatan Hidrolisis Sukrosa
No. Sampel Pereaksi Warna
larutan/endapan
1. Molisch Keruh (-)
2. Benedict Biru muda (-)
Hasil hidrolisis
3. Barfoed Biru muda (-)
sukrosa
4. Seliwanoff Putih (-)
5. Tauber Keruh (-)

Tabel 4.7 Data hasil pengamatan Hidrolisis Pati


No. Sampel Pereaksi Warna
larutan/endapan
1. Molisch Bening (-)
2. Benedict Biru pudar (-)
Hasil hidrolisis
3. Barfoed Biru (-)
pati
4. Seliwanoff Bening (-)
5. Tauber Keruh (-)

Tabel 4.8 Data hasil pengamatan Pengendapan Polisakarida


No Sampel Pereaksi Perubahan yang
. terjadi
keruh + terbentuknya
1. Pati
endapan
Alkohol 95%
2. Bening + bukan
Dekstrin
polisakarida
Keruh + terbentuk
3. Pati
endapan
Al2(SO4)3 jenuh
Bening + bukan
4. Dekstrin
polisakarida

4.2. PEMBAHASAN
Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zatzat
yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut. Suatu
kharbohidrat tergolong aldehida (CHO), jika oksigen karbonil berikantan dengan
suatu atom karbon terminal dan suatu keton (C=) jika oksigen karbonil berikatan
dengan suatu karbon internal. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat
berwarna putih, yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air
(kecuali beberapa sakarida). Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang
rendah, manis rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang
tergolong karbohidrat (Wibawa, 2017).
Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu: monosakarida,
oligosakarida dan polisakharida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa Yunani yang
berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit
polisakharida aldehida atau keton. D-glukosa adalah monosakarida yang paling
banyak dijumpai di alam. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos yang artinya sedikit)
terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersamasama oleh
ikatan kovalen. Diantaranya yang paling dikenal adalah disakarida yang mempunyai
dua unit monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa (gula tebu) yang terdiri gula D-
glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Kebanyakan oligo
sakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara
bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida pada proteoglikan.
Polisakharida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida. Beberapa polisakharida seperti selulosa, mempunyai rantai lenier,
sedangkan yang lain seperti amilum (pati) dan glikogen mempunyai rantai yang
bercabang.Polisakharida yang paling banyak dijumpai pada dunia tanaman yaitu pati
dan selulosa. Nama semua monosakarida dan disakarida berakhiran –osa (Wibawa,
2017).
Percobaan pertama, uji Molisch, untuk membuktikan karbohidrat secara
umum atau uji karbohidrat yang paling sederhana seperti glukosa, sukrosa dan
fruktosa. Pertama, disiapkan 3 tabung reaksi, tabung I untuk larutan glukosa 1%,
tabung II untuk larutan sukrosa 1% dan tabung III untuk larutan pati 1%. Ke dalam
masing-masing telah berisi 2 mL larutan glukosa 1%, sukrosa 1% dan pati 1%
ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, lalu diaduk dengan baik dan tambahkan 5 mL
asam sulfat pekat melalui dinding tabung, dengan hati-hati dan perlahan-lahan. Asam
sulfat pekat berfungsi agen penghidrolisis, pada ikatan glikosidik menghasilkan
monosakarida sehingga pada glukosa atau gula sederhana lainnya akan terjadi
dehidrasi dan akan menghasilkan larutan berwarna ungu. Tabung I, II dan III
menghasilkan larutan bening, ini menandakan uji adanya karbohidrat hasilnya
negatif. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya asam sulfat atau pereaksi Molisch
yang digunakan sudah terkontaminasi atau bahkan sudah kadaluarsa. Posistif adanya
karbohidrat ditandai dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi ungu
atau ungu kecoklatan (membentuk senyawa kompleks).
Percobaan kedua yakni uji iod, yaitu pereaksi spesifik pada pati yang bertujua
untuk mengidentifikasi polisakarida. Pertama diambil 2 tetes larutan glukosa 1% dan
pati 1%. Lalu dimasukkan ke dalam test plate dan tambahkan 2 tetes larutan iod.
Larutan glukosa menghasilkan larutan berwarna kuning menandakan positif bukan
polisakarida. Larutan pati menghasilkan larutan berwarna kuning pekat dan
membuktikan bahwa uji ini negatif mengandung karbohidrat (polisakarida) karena
glukosa bubkanlah polisakarida. Seharusnya uji pada pati ini positif mengandung
karbohidrat (polisakarida), karena pati adalah suatu polisakarida dan hasil yang
seharusnya adalah larutan berwarna merah.
Percobaan berikutnya yaitu Uji Benedict, untuk menentukan jenis gula
pereduksi pada sampel glukosa, fruktosa dan sukrosa. Pertama diambil 8 tetes larutan
glukosa 1%, fruktosa 1% dan sukrosa 1% dan masing-masing dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5 mL pereaksi Benedict. Lalu ditempatkan
dalam penangas air mendidih selama 3 menit, pemanasan ini berfungsi untuk
mempercepa reaksi lalu dibiarkan dingin. Larutan glukosa dan fruktosa
menghasilkan larutan berwarna biru, seharusnya menghasilkan larutan dengan
endapan berwarna merah bata. Hal ini menandakan bahwa sampel glukosa dan
fruktosa yang digunakan negatif sebagai gula pereduksi dan hasil ini dikatakan gagal
atau salah karena glukosa dan fruktosa merupakan gula pereduksi. Kemudian larutan
sukrosa menghasilkan warna biru, menandakan positif bukan gula pereduksi karena
sukrosa memang bukan gula pereduksi.
Percobaan selanjutnya yaitu Uji Barfoed, untuk mengidentifikasi
monosakarida di dalam sampel glukosa, fruktosa dan sukrosa. Pertama diambil 1 mL
larutan glukosa 1%, fruktosa 1% dan sukrosa 1% dan masing-masing dimasukkan
kedalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 3 mL reagen Barfoed. Kemudian
ditempatkan dalam penangas air mendidih selama 1 menit sampai terlihat adanya
reaksi reduksi. Ketiga uji mengasilkan larutan berwarna biru. Hasil yang diperoleh
pada sampel Glukosa dan fruktosa seharusnya positif suatu monosakrida, karena
glukosa dan fruktosa adalah monosakarida. Namun pada percobaan ini negatif suatu
monosakarida karena menghasilkan larutan biru. Hal ini disebabkan karena pereaksi
yang digunakan sudah tercemar atau terkontaminasi. Seharusnya menghasilkan suatu
larutan yang memiliki endapan berwarna merah orange dari reaksi reduksi barfoed
oleh monosakarida. Untuk sampel sukrosa positif bukan monosakarida karena
sukrosa adalah suatu disakarida.
Percobaan selanjutnya yaitu Uji Seliwanoff, untuk identifikasi gugus aldose
dan gugus ketosa pada sampel glukosa, fruktosa dan sukrosa. Peratama, dimasukkan
kedalam masing-masing tabung reaksi 3 ml reagen Seliwanoff, lalu ditambahkan 3
tetes larutan glukosa 1%, fruktosa 1% dan sukrosa 1%. Letakkan semua tabung
dalam air mendidih sampai terlihat perubahan warna. Pemanasan berfungsi untuk
mempercepat reaksi. Pada glukosa menghasilkan larutan berwarna bening, fruktosa
berwarna bening kekuningan dan sukrosa berwarna bening kekuningan lebih pudar.
Seharusnya terjadi perubahan warna larutan menjadi merah (terhidrasi sempurna)
atau merah jambu (belum terhidrasi sempurna) pada percobaan. Fruktosa dan sukrosa
lebih cepat menghasilkan warna dibandingkan gukosa namun pada percobaan ini
tidak terhidrasi sempurna sehingga warnana lebih pudar dibandingkan glukosa.
Reagen Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat. Asam reagen ini
menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa yang
terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah
tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif ketosa.
Sedangkan glukosa merupakan gugus aldosa
Percobaan selanjutnya yaitu Hidrolisis Sukrosa. Pertama, diambil 25 mL
larutan sukrosa 1% dan ditambahkan 1 mL HCl pekat yang berfungsi untuk hidrolisis
dengan asam lalu dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 15 menit yang
bertujuan untuk mempercepat reaksi. Kemudian didinginkan dan dilakukan
penetralan dengan menambahkan 8 mL NaOH 10%. Kemudian dibagi larutan ini ke
5 tabung dengan volume masing-masing 2 mL. Lalu diuji larutan ini dengan pereaksi
Molisch, Benedict, Barfoed, Seliwanoff dan Tauber. Sukrosa adalah disakarida yang
ketika dihidrolisis menghasilkan monosakarida. Uji dengan perekasi molisch
menghasilkan larutan keruh (negatif), seharusnya berwarna kuning. Uji dengan
pereaksi Barfoed menghasilkan larutan biru muda (negatif), seharusnya terbentuk
endapan merah. Uji dengan Seliwanoff menghasilkan larutan putih (negatif)
terhidrolisis. Uji Benedict menghasilkan larutan biru pudar (negatif) terhidrolisis. Uji
Tauber menghasilkan larutan keruh (negatif) terhidrolisis, seharusnya menghasilkan
larutan merah ceri atau jingga.
Percobaan berikutnya Hidrolisis pati. Pertama dimbil 25 mL larutan pati 1%
dan ditambahkan 1 mL HCl pekat yang berfungsi untuk hidrolisis dengan asam lalu
dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 15 menit yang bertujuan untuk
mempercepat reaksi. Kemudian didinginkan dan dilakukan penetralan dengan
menambahkan 8 mL NaOH 10%. Kemudian dibagi larutan ini ke 5 tabung dengan
volume masing-masing 2 mL. Lalu diuji larutan ini dengan pereaksi Molisch,
Benedict, Barfoed, Seliwanoff dan Tauber. Hidrolisis pati menghasilkan
monosakarida. Uji dengan perekasi molisch menghasilkan larutan bening (negatif),
seharusnya berwarna ungu. Uji dengan pereaksi Barfoed menghasilkan larutan biru
(negatif), seharusnya terbentuk endapan merah. Uji dengan Seliwanoff menghasilkan
larutan bening (negatif) terhidrolisis. Uji Benedict menghasilkan larutan biru pudar
(negatif) terhidrolisis. Uji Tauber menghasilkan larutan keruh (negatif) terhidrolisis,
seharusnya menghasilkan larutan merah ceri atau jingga.
Percobaan terakhir yaitu pengendapan Polisakarida. Pertama disediakan 4
buah tabung reaksi, diberi label tabung I, II, III dan IV. Pada tabung I dan III diisi
dengan larutan pati 1% dan tabung II dan IV diisi dekstrin 1%. Pada tabung I dan III
ditambahkan alkohol 95% sampai berlebih dan dikocok. Pada tabung II dan IV
ditambahkan Al2(SO4)3 jenuh. Pada tabung 1 menghasilkan larutan keruh (positif)
mengandung endapan polisakarida, hanya saja endapan belum terbentuk karena bisa
disebabkan karena konsentrasi alkohol sudah tidak tepat 95% dan sudah
terkontaminasi. Pada tabung II menghasilkan larutan keruh (positifI mengadung
endapan polisakarida, hanya saja endapan belum terbentuk karena Al 2(SO4)3
terkontaminasi. Pada tabung III dan IV menghasilkan larutan bening (positifI bukan
polisakarida, karena dekstrin bukan polisakarida.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini, yaitu:
1. Uji Molisch menghasilkan larutan bening, ini menandakan uji adanya karbohidrat
hasilnya negatif. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya asam sulfat atau
pereaksi Molisch yang digunakan sudah terkontaminasi atau bahkan sudah
kadaluarsa. Posistif adanya karbohidrat ditandai dengan berubahnya warna larutan
dari bening menjadi ungu atau ungu kecoklatan (membentuk senyawa kompleks).
2. Uji Iod, Larutan glukosa menandakan positif bukan polisakarida karena glukosa
bukanlah polisakarida. Larutan pati pada uji ini negatif mengandung karbohidrat
(polisakarida). Seharusnya uji pada pati ini positif mengandung karbohidrat
(polisakarida), karena pati adalah suatu polisakarida dan hasil yang seharusnya
adalah larutan berwarna merah.
3. Uji Benedict, sampel glukosa dan fruktosa yang digunakan negatif sebagai gula
pereduksi dan hasil ini dikatakan gagal atau salah karena glukosa dan fruktosa
merupakan gula pereduksi. Kemudian larutan sukrosa menghasilkan warna biru,
menandakan positif bukan gula pereduksi karena sukrosa memang bukan gula
pereduksi.
4. Uji Barfoed, Hasil yang diperoleh pada sampel Glukosa dan fruktosa seharusnya
positif suatu monosakrida, karena glukosa dan fruktosa adalah monosakarida.
Namun pada percobaan ini negatif suatu monosakarida karena menghasilkan
larutan biru. Seharusnya menghasilkan suatu larutan yang memiliki endapan
berwarna merah orange dari reaksi reduksi barfoed oleh monosakarida. Untuk
sampel sukrosa positif bukan monosakarida karena sukrosa adalah suatu
disakarida.
5. Uji Seliwanoff, Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan
uji positif ketosa. Sedangkan glukosa merupakan gugus aldosa.
6. Hidrolisis Sukrosa pada percobaan ini semuanya gagal atau negatif terhidrolisis
menjadi monosakarida
7. Hidrolisis Pati pada percobaan ini semuanya gagag atau negative terhidrolisis.
8. Pengendapan Polisakarida pada tabung I dan II positif terbentuk endapan
polisakarida sedangkan tabung III dan IV negative terbentuk endapan
polisakarida.

5.2 SARAN
Tidak ada saran yang dapat diberikan
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta.


Harper, et.al. (1986). Pangan, Gizi dan Pertanian. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Marsetyo dan Kartasapoetra. (1995). Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan, dan
Produktivitas Kerja). Rineka Cipta. Jakarta.
Michael, E.J., Lean. (2013). Ilmu Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Terjemahan dari
Food Science, Nutrition and Health oleh Nilamsari dan Fajriyah. Pustaka
Belajar. Yogyakarta.
Poedjiadi, A. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia press. Jakarta.
Sahlan. (2007). Uji Kualitatif untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II. Laboratorium
Kimia Universitas Nasional. Jakarta.
Sediaoetama, A.D. (2000). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1. Dian
Rakyat. Jakarta.
Sumantri, A.R. (2007). Analisis Makanan. Universitas Gadjah Mada Press.
Yogyakarta.
Wibawa, A.A.P.P. (2017). Bahan Ajar Karbohidrat. Universitas Udayana Press.
Bali.
Winarno. (1992). Biofermentase dan Biosintesa Protein. PT Angkasa. Bandung.
Yazid, E. dan Lisda, N. (2006). Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa
Analis. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai